Bab Ii, Iii, Iv
Bab Ii, Iii, Iv
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Eksistensi
2.1.1 Pengertian eksistensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 378) eksistensi adalah
keberadaan. Eksistensi dalam bentuk kata benda berarti hal berada. Berdasarkan
penjelasan tersebut, eksistensi memaksudkan suatu keberadaan atau keadaan..
Definisi makna sebenarnya yang terkandung memang sulit untuk dipahami. Hal
ini disebabkan kata-kata dan bahasa sesungguhnya tidak sempurna, sehingga
gagasannya tidak dapat dinyatakan secara persis. Terlebih lagi, kata eksistensi itu
mencakup hal yang luas. Namun, bukan berarti kata tersebut tidak dapat
dijabarkan (Bagoes, 2013).
Menurut Wikipedia Eksistensi berasal dari kata bahasa latin existere yang
artinya muncul, ada, timbul, memiliki keberadaan aktual. Existere disusun dari ex
yang artinya keluar dan sistere yang artinya tampil atau muncul. Terdapat
beberapa pengertian tentang eksistensi yang dijelaskan menjadi 4 pengertian.
Pertama, eksistensi adalah apa yang ada. Kedua, eksistensi adalah apa yang
memiliki aktualitas. Ketiga, eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan
menekankan bahwa sesuatu itu ada. Keempat, eksistensi adalah kesempurnaan.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Eksistensi adalah keberadaan,
kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan menurut Abidin Zaenal
(2007:16) eksistensi adalah: “Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu,
menjadi atau mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni
exsistere, yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi
tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami
perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam
mengaktualisasikan potensi-potensinya”.
Menurut Nadia Juli Indrani, eksistensi bisa kita kenal juga dengan satu kata
yaitu keberadaan. Dimana keberadaan yang dimaksud adalah adanya pengaruh
atas ada atau tidak adanya kita. Istilah “hukuman” merupakan istilah umum dan
4
konvensional yang mempunyai arti yang luas dan dapat berubah-ubah karena
istilah itu dapat berkonotasi dengan bidang yang cukup luas. Istilah tersebut tidak
hanya sering digunakan dalam bidang hukum, tetapi juga dalam istilah sehari-hari
seperti di bidang moral, agama dan lain sebagainya.
Jean Paul Sartre sebagai seorang filosof dan penulis Prancis mendefinisikan:
“Eksistensi kita mendahului esensi kita”, kita memiliki pilihan bagaimana kita
ingin menjalani hidup kita dan membentuk serta menentukan siapa diri kita.
Esensi manusia adalah kebebasan manusia, di mana hal yang ada pada tiap diri
manusia membedakan kita dari apapun yang ada di alam semesta ini. Kita sebagai
manusia masing-masing telah memiliki “modal” yang beraneka ragam, namun
tetap memiliki kesamaan tugas untuk membentuk diri kita sendiri.
Berbeda dengan Binswanger, lebih menekankan kepada sifat-sifat yang
melekat pada eksistensi manusia itu sendiri. Selain itu hal lain yang dibicarakan
oleh Boss adalah spasialitas eksistensi (keterbukaan dan kejelasan merupakan
spasialitas (tidak diartikan dalam jarak) yang sejati dalam dunia manusia),
temporalitas eksistensi (waktu bukan jam) yang digunakan atau dihabiskan, badan
(ruang lingkup badaniah dalam pemenuhan eksistensi manusia), eksistensi dalam
manusia milik bersama (manusia selalu berkoeksistensi atau tinggal bersama
orang lain dalam dunia yang sama), dan suasana hati atau penyesuaian (apa yang
diamati dan direspon seseorang tergantung pada suasana hati saat itu).
Menurut Sukamto Satoto sampai saat kini tidak ada satupun tulisan ilmiah
bidang hukum, baik berupa buku, disertasi maupun karya ilmiah lainnya yang
membahas secara khusus pengertian eksistensi. Pengertian eksistensi selalu
dihubungkan dengan kedudukan dan fungsi hukum atau fungsi suatu lembaga
hukum tertentu. Sjachran Basah mengemukakan penegrtian eksistensi
dihubungkan dengan kedudukan, fungsi, kekuasaan atau wewenang pengadilan
dalam lingkungan badaperadilan administrasi di Indonesia.
Eksistensi bukanlah suatu yang sudah selesai, tapi suatu proses terus menerus
melalui tiga tahap, yaitu: dari tahap eksistensi estetis kemudian ke tahap etis, dan
selanjutnya melakukan lompatan ke tahap eksistensi religius sebagai tujuan akhir.
(https://saputraatjeh.wordpress.com/)
2
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa eksistensi adalah keberadaan
atau keadaan suatu tempat dimana tempat tersebut berguna bagi orang disekitar
kita baik yang formal maupun informal.
2.2 Prestasi
2.2.1 Pengertian prestasi
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:895) adalah:
1) Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkanoleh mata
pembelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan guru.
2) Kemampuan yang sungguh-sungguh ada atau dapat diamati (actual ability)
dan yang dapat diukur langsung dengan tes tertentu.
Menurut Sumadi Suryabrata (2006:297), prestasi dapat pula didefinisikan
sebagai berikut:’’nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh
guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu’’. Jadi,
prestasi adalah hasil usaha siswaselama masa tertentu melakukan kegiatan.
(https://forumbatasa.wordpress.com)
Sedangkan menurut Para Ahli prestasi berasal dari bahasa Belanda, yang
berarti bisnis. Prestasi yang diperoleh dari upaya yang telas dilakukan. Memahami
pencapaian tersebut, rasa prestasi diri adalah hasil dari bisnis seseorang. Prestasi
dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan
spiritual, serta ketahanan dalam menghadapi semua aspek situasi kehidupan.
Menurut WS.Winkel prestasi belajar adalah hasil dari pembelajaran yang
ditampilkan oleh siswa berdasarkan kemampuan internal yang diperoleh sesuai
dengan tujuan instruksional. (http://www.gurupendidikan.co.id)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
usaha siswa yang dapat dicapai berupa pengusaan pengetahuan, kemampuan
kebiasaan dan keterampilan serta sikap setelah mengikuti proses pembelajaran
yang dapat dibuktikan dengan hasil tes. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang
dibutuhkan siswa untuk mengetahui kemampuan yang diperolehnya dari suatu
kegiatan yang disebut belajar.
3
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
Menurut Syaiful Buhri Djamarah (2006:68) faktor-faktor yng
mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa adalah:
1.) Faktor yang berasal dari siswa
1) faktor fisiologis terdiri dari:
a. kondisi fisiologis
b. kondisi panca indera
2) faktor psikologis
a. minat
b. kecerdasan
c. bakat
d. motivasi
e. kemampuan kognitif
2.) Faktor yang berasal dari luar diri siswa
1) faktor lingkungan terdiri dari:
a. lingkungan alami
b. lingkungan sosial budaya
2) faktor instrumental
a. kurikulum
b. program
c. sarana dan fasilitas
d. guru
4
2) Prestasi kerja
Hasil yang diproleh dari usaha kerja yang telah dilakukan. Misalnya
promosi kerja keras mereka selama bertahun tahun. Contoh
penghargaan untuk pencapain artistik.
3) Prestasi seni
Hasil yang diperoleh dari bisnis seni, misalnya pencapaian penyanyi
atau bentuk lain dari seniman upeti.
4) Prestasi olahraga
Hasil yang diperoleh untuk usaha dan kerja keras di bidang olahraga.
Sebagai contoh,seorang atlet mendapatkan medali emas di tempat
pertama diraih saat menghadiri Pekan Olahraga Nasional (PON).
5) Prestasi lingkungan hidup
Kinerja lingkungan adalah sebuah prestasi yang diproleh oleh upaya
untuk menyelamatkan lingkungan. Misalnya individu atau kelompok
mendapatkan penghargaan untuk upaya konservasi lingkungan seperti
penanaman pohon atau penghijauan.
(http://www.gurupendidikan.co.id)
Anak yatim ialah seorang anak yang masih kecil, lemah dan belum mampu
berdiri sendiri yang ditinggalkan oleh orang tua, mereka anak yang menderita,
lema, dan menjadi korban kehilangan kasih dan sayang orang tua baik di bidang
pendidikan ataupun di bidang yang lain, mereka yang menanggung biaya
penghidupannya sendiri, anak yang hidup penuh dengan penderitaan dan serba
kekurangan. Sedangkan yatim berasal dari bahasa arab artinya yang telah
ditinggal mati ayahnya dan belom baligh (dewasa), baik kaya atau miskin, laki-
laki maupun perempuan, dan apabila dia telah baligh maka status keyatimannya
hilang, sedangkan bagi anak perempuan, status yatim akan hilang apabila telah
5
baligh atau menikah, apabila belom baligh tetapi sudah menikah maka status
keyatimannya akan hilang. (https://konsultasisyariah.com/)
Anak yatim (fatherless Child) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
anak yang sudah tidak memiliki bapak lagi. Menurut Osmond (2010), istilah
Fatherless (tanpa ayah) biasa digunakan untuk menjelaskan kondisi individu tanpa
ayah dalam hidupnya, baik secara fisik maupun emosional. Variasi derajat
ketiadaan ayah atau figur ayah secara fisik maupun emosional dalam hidup
seorang individu disebut sebagai father absence (ketidakhadiran ayah). Deskripsi
pengalaman individu berada dalam situasi tanpa ayah disebut sebagai fatherless
experience (pengalaman tanpa ayah). Di sisi lain, krampe (2009) menggunakan
istilah father presence (keberadaan ayah) untuk menjelaskan mengenai hubungan
atau relasi anak dengan figur paternal atau figur ayah, yang mungkin dapat
berkontribusi pada tempat dan makna seorang ayah dalam kehidupan seorang
individu.( https://repository.usd.ac.id/)
6
BAB III
METODE PENELITIAN
Secara garis besar, jenis penelitian dapat digolongkan menjadi dua macam
yaitu, data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data
informasiyang berupa simbol angka atau bilangan. Berdasarkan simbol – simbol
angka tersebut perhitungan secara kuantitatif dapat dilakukan untuk menghasilkan
suatu kesimpulan yang berlaku umum di dalam suatu parameter. Data kualitatif
adalah data informasi yang berbentuk kalimat verbal bukan berupa simbol angka
atau bilangan. Data kualitatif didapat melalui suatu proses menggunakan teknik
analisi mendalam dan tidak bisa diperoleh secara langsung.
7
Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan
3.3.1 Populasi
8
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Jika populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal
seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu,
maka oleh sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari populasi.
Sampel yang akan diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representatif
atau dapat mewakili.
9
Alat ukur penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas yang
memadai instrumen penelitian dirancang untuk satu tujuan penelitian dan tidak
akan bisa digunakan pada penelitian lain, jadi instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi dan angket.
3.4.2 Angket
Menurut para ahli, quosioner atau angket adalah daftar pertanyaan atau
pernyataan yang dikirimkan kepada responden, baik dilakukan secara langsung
atau tidak langsung (melalui pos atau perantara). Angket juga memiliki dua jenis,
yaitu angket terbuka dan angket tertutup. (www.informasiahli.com)
Pengertian angket tertutupadalah angket yang mempunyai bentuk-bentuk
pertanyaan, seperti ya, tidak, pilihan ganda, skala penilaian dan daftar cek.
1) Pengertian Angket Terbuka adalah angket yang mempunyai bentuk
pertanyaan berupa jawaban singkat atau uraian singkat berbentuk isian.
Dari jenis quosioner di atas, peneliti menggunakan jenis quosioner tertutup.
Berikut pertanyaan yang akan diberikan kepada anak yatim di Desa Sumberanyar
Kecamatan Paiton :
10
1. Apakah pembelajaran di yayasan berkarya menyenangkan?
a. Ya b. Tidak
2. Sebelum ada kegiatan berkarya apakah anda mengikuti bimbel di tempat
lain?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah anda lebih senang belajar di yayasan berkaya dibanding di
sekolah?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah dengan belajar di yayasan berkarya mampu mendorong
kreatifitasmu?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah setelah belajar di yayasan berkarya nilai rata-rata anda diatas 80
dan atau minimal 80?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah materi di yayasan berkarya sesuai dengan materi yang ada
disekolah?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah nilai rata –rata rapot anda dibawah 80 sebelum belajar di yayasan
berkarya?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah anda selalu mengikuti kegiatan belajar di yayasan berkarya?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah anda akan mengikuti pembelajaran di yayasan berkarya sampai
lulus ?
a. Ya b. Tidak
10. Apakah anda bisa memahami dengan mudah materi yang diberikan oleh
guru di yayasan berkarya?
a. Ya b. Tidak
11
11. Berapa nilai rata-rata rapot anda sebelum mengikuti kegiatan di yayasan
berkarya ....
12. Berapa nilai rata-rata rapot anda setelah mengikuti kegiatan di yayasan
berkarya .....
Mengetik angket
12
Mengopi angket sebanyak sampel penelitian
13
3.6.3 Tahap Pengumpulan Data
Dari hasil persebaran angket yang diperoleh
Peneliti menganalisis
Contoh : 30
30
14
BAB IV
Tabel 4.1Rumus
Contoh : 30
30
15
4.2 Analisis Data dan Pembahasan
Pertanyaan Ya Tidak
Dari data responden di atas diketahui bahwa semua anak yatim di yayasan
berkarya (100%) mengatakan pembelajaran di yayasan berkarya menyenangkan.
Dapat disimpulkan bahwa anak yatim mengatakan pembelajaran di yayasan
berkarya menyenangkan.
Pertanyaan Ya Tidak
Dari data responden di atas diketahui bahwa 2 anak yatim (7%) mengikuti
bimbel di tempat lain sebelum ada kegiatan berkarya dan setelah adanya yayasan
berkarya. Dan 28 anak yatim (93%) tidak mengikuti bimbel di tempat lain. Dapat
diartikan bahwa 2 dari 30 anak yatim mengikuti bimbel di tempat lain sebelum
adanya kegiatan berkarya.
Pertanyaan Ya Tidak
16
Dari data responden di atas diketahui bahwa semua anak yatim (100%) di
yayasan berkarya lebih senang berlajar di yayasan berkarya dibanding sekolah.
Dapat disimpulkan bahwa anak yatim lebih senang belajar di yayasan dari pada di
sekolah.
Pertanyaan Ya Tidak
Dari data responden di atas diketahui bahwa 29 anak yatim (97%) merasa
bahwa belajar di yayasan berkarya mampu mendorong kreatifitas mereka.
Sedangkan 1 anak yatim (3%) tidak mempunyai motivasi untuk berkreatifitas.
Dapat di artikan bahwa 29 dari 30 anak yatim di yayasan berkarya merasa
bahawa belajar di yayasan berkarya mandorong kreatifitas mereka.
Pertanyaan Ya Tidak
Dari data responden di atas diketahui bahwa semua anak yatim (100%) nilai
rata –rata rapot mereka diatas 80 setelah belajar diyayasan berkarya.. Dapat
disimpulkan bahwa nilai rata – rata rapot mereka diatas 80 setelah belajar di
yayasan berkarya.
17
Pertanyaan Ya Tidak
Pertanyaan Ya Tidak
18
Pertanyaan Ya Tidak
Pertanyaan Ya Tidak
Pertanyaan Ya Tidak
19
Dari data responden di atas diketahui bahwa semua anak yatim (100%)
mengatakan bisa memahami dengan mudah materi yang diberikan oleh guru di
yayasan berkarya. Dapat disimpulkan bahwa materi yang diberikan guru
diyayasan berkarya bisa mereka pahami dengan mudah.
20
Dari pembandingan nilai rata – rata rapot di atas dapat diketahui bahwa
sebelum mengikuti kegiatan belajar di yayasan berkarya nilai rata – rata rapot 9
anak yatim masih di bawah 70, 15 anak yatim di atas 70, dan 6 anak yatim diatas
80. Sedangkan setelah mengikuti kegiatan belajar di yayasan berkarya nilai rata –
rata rapot anak yatim tidak ada yang di bawah 70, bahkan 4 anak yatim di atas 70,
10 anak yatim diatas 80, dan 16 anak yatim diatas 90. Maka dapat diketahui
bahwa yayasan berkarya dapat membantu dan memotivasi anak yatim dalam
mendorong semangat untuk berprestasi dan mendorong kreatifitas yang mereka
miliki.
21