Anda di halaman 1dari 12

KEWARISAN

JANIN
DALAM
KANDUNGAN
Hak Waris Janin Dalam Kandungan

Tidak ada perbedaan di antara ulama bahwa


anak yang berada dalam kandungan dalam
pernikahan yang sah berhak untuk
mendapatkan warisan dari kerabatnya yang
meninggal dunia dengan dua syarat, yaitu:
Pertama: Bayi tersebut sudah berada dalam
kandungan di hari meninggalnya pewaris,
walaupun baru berbentuk segumpal darah.
Kedua: Bayi ini terlahir ke dunia dengan
selamat.
• ‫إذا استهل المولود ورث‬
“Jika anak yang terlahir itu menangis maka dia
mendapat waris” (HR. Abu Daud)
• Kata istahalla pada hadits diatas diartikan dengan
menangis, bersin, tangan atau kakinya bergerak,
dan semisalnya, yang memungkinkan bagi kita
untuk mengatakan bahwa anak ini lahir dengan
selamat.
• Karena jika sudah ada tanda-tanda kehidupan,
maka seketika bayi ini mendapatkan hak warisnya.
Jika tidak ada tanda kehidupan atau bahkan anak
yang terlahir ini meninggal, maka sebaliknya hak
warisnya terhapus dengan sendirinya.

Dalil Kewarisan Janin Dalam Kandungan


Bagaimana Jika
Bayi Belum
Lahir, Tapi Harta
Sudah Mau
Dibagi?
Bolehkah harta Para ulama berbeda pendapat dalam perkara
ini, setidaknya terbagi dalam dua pendapat

warisan tersebut
berikut:

A. Tidak Boleh Dibagi


dibagi di saat bayi Ini adalah salah satu pendapat yang dari
belum terlahir ke Imam Syafi’i, juga pendapat Imam Malik.

dunia?
Alasannya, dalam kondisi tertentu mungkin ahli
waris yang sudah ada ini sangat memerlukan
sejumlah harta untuk kebutuhan hidup mereka,
Alasan sederhananya adalah karena kita tidak
apalagi misalnya ada diantara mereka yang
mengetahui kondisi anak yang berada dalam
yang sudah ditagih hutangnya, dan sudah
kandungan ini ke depannya.
diancam jika dalam waktu tertentu hutangnya
belum dilunasi, sehingga tidak ada jalur lain
kecuali dengan jalur warisan.

B. Boleh Dibagi

lni adalah pendapat ulama dari mazhab


Hambali, juga pendapat para ulama dari
mazhab Hanafi.
Bagi mereka yang berpendapat bahwa harta warisan tersebut boleh dibagi walaupun
bayi masih berada dalam kandungan, mereka akan membaginya dengan cara yang
unik sekali. Mula-mula mereka akan membagi harta tersebut dalam enam
kemungkinan:

1. Kemungkinan pertama adalah jika kondisi meninggal dunia

2. Kemungkinan kedua adalah jika yang lahir adalah laki-laki

Cara Pembagian 3. Kemungkinan ketiga adalah jika bayi yang lahir adalah perempuan

4. Kemungkinan keempat adalah jika bayi yang lahir dua laki-laki

5. Kemungkinan kelima adalah jika bayi yang lahir dua perempuan

6. Kemungkinan keenam adalah jika yang lahir kembar laki-laki dan perempuan.
Kaidah Pertama: Jika dari enam kemungkinan ini ada
ahli waris yang sesekali mendapatkan bagian yang
sedikit dan sekali waktu mendapatkan bagian yang
banyak, maka kita akan memberikan dia bagian yang
sedikit.
Pembagian
tersebut harus Kaidah Kedua: Jika dari enam kemungkinan ini ada ahli
waris yang mendapatkan bagian yang sama dari
memperhatikan keenam kemungkinan itu, maka kita akan berikan
bagiannya tersebut.

tiga kaidah ini:


Kaidah Ketiga: Jika dari enam kemungkinan ada ahli
waris yang sesekali mendapat warisan, dan sesekali
tidak mendapat warisan karena mungkin terhalang oleh
keberadaan bayi yang lahir, maka dalam hal ini kita tidak
akan memberikan bagian apa-apa kepada mereka.
Sisa dari harta yang belum dibagikan kita simpan dulu,
hingga nanti bayi yang ditunggu lahir.

Sisa ini bisa jadi bagian bayi, bisa jadi bagian ahli waris yang sudah ada, dan bisa jadi milik
keduanya.

Jadi metode pembagian ini adalah kita memberikan kemungkinan terkecil dari yang terjadi
setelah kita membaginya kedalam enam kemungkinan tadi. Dan memang dalam prakteknya
kita tidak akan menemukan kezholiman disini, karena yang kita berikan adalah kemungkinan
terkecil.
Contoh Kasus

Seseorang meninggal dunia dengan ahli waris istri yang sedang


hamil, ibu, dan paman. Jika pembagian harta warisannya
dilakukan sebelum bayi tersebut lahir bagaimana cara
pembagiannya dan berapakah bagian masing-masing?
Cara Penyelesaian

2. Kemungkinan kedua bayi yang lahir laki-


laki, maka bagian istri seperdelapan,
sedang ibu mendapat seperenam, dan 3. Kemungkinan ketiga bayi lahir adalah
1. Kemungkinan bayi yang lahir meninggal paman tidak mendapatkan apa-apa, perempuan, maka bagian istri tetap
dunia, maka dalam hal ini bagian istri karena terhalang oleh bayi laki-laki yang seperdelapan, sedang ibu juga tetap
adalah seperempat, ibu sepertiga, dan lahir. Posisi bayi yang lahir itu adalah anak seperenam, dan paman mendapat sisa,
paman mendapat sisa. dari al-marhum, dan paman akan terhalang sedang bayi perempuan tadi mendapat
bagiannya karena keberadaan anak laki- setengah.
laki. Maka bayi laki-laki tadi mendapat sisa
(ashobah).

6. Kemungkinan keenam bayi yang lahir


laki-laki dan perempuan, maka bagian istri
4. Kemungkinan keempat, bayi yang lahir 5. Kemungkinan kelima bayi yang lahir dua
masih seperdelapan, ibu juga masih
dua laki-laki, maka bagian istri perempuan, maka bagian istri tetap
seperenam, paman tidak mendapat apa-
seperdelapan, ibu seperenam, paman seperdelapan, ibu seperenam, paman
apa, dan dua bayi tadi mendapat sisa,
tidak mendapatkan apa-apa, dan dua bayi mendapat sisa, dan dua bayi perempuan
hanya saja dalam pembagian sisa ini bayi
laki-laki tadi mendapat sisa. tadi mendapat duapertiga.
laki-laki mendapat dua kali lipat dari bayi
perempuan.
Hasilnya setelah dihitung dengan
skema waris Islam...

• Istri: Di setiap kemungkinan tersebut istri akan mendapatkan angka yang sama
yaitu 3, maksudnya istri mendapat 3 bagian.

Ibu: Ibu juga seperti itu, dalam enam kemungkinan itu ibu akan mendapat
bagian yang sama juga, ibu akan mendapatkan 4 bagian.

Paman: Dari enam kemungkinan tersebut sesekali paman mendapatkan sisa,


dan sesekali paman tidak mendapatkan apa-apa karena terhalang dengan
kemungkinan bayi yang lahir adalah anak laki-laki, maka dalam hal bagian
paman belum kita bagikan, sampai nanti bayi yang berada dalam kandungan
terlahir.

Sisa harta yang belum dibagi akan kita simpan terlebih dahulu. Sisa harta itu bisa
jadi untuk bayi, atau juga juga tambahan ahli waris yang sudah mendapatkan
bagiannya sekarang, atau juga untuk paman yang pada kesempatan ini belum
mendapatkan apa-apa, hingga nanti perkara akan lebih jelas dengan kelahiran
bayi yang berada dalam kandungan.
Ribet ya?
Pembagian ini dilakukan jika memang sepertinya
tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah
kecuali dengan cara membaginya sekarang, namun
akan lebih baik jika semua ahli waris bersabar
menunggu hingga bayi yang berada dalam
kandungan terlahir ke bumi.

Sehingga dalam pembagiannya nanti akan jelas,


dan terang benderang, serta pembagiannya
dilakukan hanya satu kali saja, serta harta yang
dibagi bisa langsung habis, tidak ada yang
disimpan dulu.
Akan tetapi pilihan ada di ahli waris, jika masih
tetap ngotot mau dibagi sekarang, maka ambil
pendapat yang kedua, dan perhatikan juga cara
pembagiannya agar tidak terjadi kesalahan yang
fatal.

Anda mungkin juga menyukai