Anda di halaman 1dari 12

LAYANAN PRODUK DAN JASA PERBAIKAN SYARIAH

"Layanan Jasa Wakalah,Hawalah dan Khafalah"

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

AKSAR_210311015
SAEFUL ANWAR_210311016

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT Pencipta dan Pemelihara Alam
Semesta. yang telah menerangi (hambanya yang taqwa dengan cahaya yang medekatkan kepada-Nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada (mata kuliah “layanan prodak dan jasa
perbankan syariah ”.

Kami sadar bahwa keberhasilan kami dalam (menyusun makalah ini bukan hanya usaha kami
namun karena adanya kerja keras dan kerjasama yang baik dalam pelaksanaan penyusunan makalah ini.

Akhir dari penutup pengantar ini penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya pada diri kami (penulis) dan umumnya bagi para pembaca. Amin.. Aminyaarabbal ‘alamin.

14 NOVEMBER 2022

kelompok 7
Daftar isi
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Di dalam kehidupan seseorang tidak akan terlepas dari yang namanya komunikasi. Lebih lagi
komunikasi dalam organisasi yang mana di dalamnya ada atasan dan bawahan. Komunikasi yang
dilakukan oleh atasan dan bawahan dalam ruang lingkup organisasi akan memberikan berbagai
efektifitas komunikasi itu sendiri.

Komunikasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjalankan proses
administrasi dan interaksi antar elemen pada suatu organisasi atau lembaga, baik internal
maupun eksternal. Tanpa adanya jalinan komunikasi yang baik dan benar besar kemungkinan
semua proses di dalam organisasi/lembaga tersebut tidak akan dapat berjalan dengan maksimal
dan sesuai dengan yang telah direncanakan. Kemampuan komunikasi yang baik akan sangat
membantu semua proses yang ada dalam suatu organisasi/lembaga.

Komunikasi dalam organisasi sangat dibutuhkan agar dalam organisasi dapat mencapai
tujuan yang diinginkan oleh setiap anggota dalam organisasi.

A.Rumusan Masalah
1. Apa itu layanan jasa wakalah?
2. Apa itu layanan jasa Hiwalah?
3. Apa itu layanan jasa Khafalah?

B.TUJUAN
1. Mengetahui apa itu layanan jsa wakalah.
2. Mengetahui apa itu layanan jasa hiwalah.

3. Mengetahui apa itu layanan jasa Khafalah.

BAB 1

Layanan jasa wakalah


A.Pengertian Wakalah
Dari sekian banyak akad-akad yang dapat diterapkan dalam kehidupan manusia. Wakalah termasuk
salah satu akad yang menurut kaidah Fiqh Muamalah, akad Wakalah dapat diterima. Wakalah itu berarti
perlindungan (al-hifzh), pencukupan (alkifayah), tanggungan (al-dhamah), atau pendelegasian (al-
tafwidh), yang diartikan juga dengan memberikan kuasa atau mewakilkan. Adapula pengertian-
pengertian lain dari wakalah yaitu:

1. Wakalah atau wikalah yang berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat.

2. Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai pihak pertama kepada

orang lain sebagai pihak kedua dalam hal-hal yang diwakilkan (dalam hal ini pihak kedua)

hanya melaksanakan sesuatu sebatas kuasa atau wewenang yang diberikan oleh pihak

pertama, namun apabila kuasa itu telah dilaksanakan sesuai yang disyaratkan, maka

semua resiko dan tanggung jawab atas dilaksanakan perintah tersebut sepenuhnya

menjadi pihak pertama atau pemberi kuasa.

Wakalah menurut pandangan para ulama :

1. Menurut Hashbi Ash Shiddieqy, Wakalah adalah akad penyerahan kekuasaan, yang pada

akad itu seseorang menunjuk orang lain sebagai penggantinya dalam bertindak

(bertasharruf).

2. Menurut Sayyid Sabiq, Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada

orang lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.

3. Ulama Malikiyah, Wakalah adalah tindakan seseorang mewakilkan dirinya kepada orang

lain untuk melakukan tindakan-tindakan yang merupakan haknya yang tindakan itu tidak

dikaitkan dengan pemberian kuasa setelah mati, sebab jika dikaitkan dengan tindakan

setelah mati berarti sudah berbentuk wasiat.

4. Menurut Ulama Syafi’iah mengatakan bahwa Wakalah adalah suatu ungkapan yang

mengandung suatu pendelegasian sesuatu oleh seseorang kepada orang lain supaya orang

lain itu melaksanakan apa yang boleh dikuasakan atas nama pemberi kuasa

5. Ulama hanafiah mengtakan Wakalah adalah seseorang mempercayakan orang lain menjadi
ganti dirinya untuk bertasysrruf dalam bidang-bidang tertentu yang boleh diwakilkan.

Dengan pendapat para ulama tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian

wakalah terdiri dari :

1. Adanya perjanjian antara seseorang dengan orang lain.

2. Isi perjanjian berupa pendelegasian.

3. Tugas yang diberikan oleh pemberi kuasa terhadap penerima kuasa untuk melakukan suatu

tindakan tertentu.

4. Objek yang dikuasakan merupakan sesuatu yang boleh dikuasakan atau diwakilkan.

Macam-macam wakalah:

1. Wakalah muthlaq adalah perwakilah yang tidak terikat syarat yaitu perwakilan dari sebab nasab, yang
mempunyai hak yang utama dari yang lain yaitu ayah , untuk menguasakan akad dibawah
perwakilannya.

2. Wakalah muqayyadan adalah perwakilan yang terikat oleh syarat-syarat yang telah ditentukan dan
disepakati bersama, misalnya seseorang ditunjuk menjadi wali berdasarkan surat wasiat atau ditunjuk
berdasarkan keputusan pengadilan.

B· Akad dalam wakalah

1. Akad ayah yaitu ayah berhak menjual menyewakan harta anaknya untuk keuntungan

anaknya, tetapi jika perbuatan ayah dapat merugikan anaknya, maka ayah mengganti

kerugian anak.

2. Akad wasi adalah seseorang yang diangkat sebagai pemangku untuk mengurus diri dan harta

anak yang masih kecil. Penyerahan wasi berlaku dengan ketentuan :

a. Wasi berlaku jika anak yang diwali belum dewasa.

b. Orang yang diwali itu sudah dewasa, wasi’ seperti ini tidak berlaku jika ijab kabul tidak

ada semasa hidup orang yang mewasikan.


BAB 2

Layanan jasa Hiwalah

A. Definisi Hiwalah
Menurut bahasa, kata "al-hiwalah"--huruf ha’ dibaca kasrah atau kadang-kadang dibaca fathah--berasal
dari kata "at-tahawwul" yang berarti 'alintiqal' (pemindahan/pengalihan).1OrangArab biasa
mengatakan, "Hala ’anil ’ahdi" yaitu 'berlepas diri dari tanggung jawab'. Abdurrahman Al-Jaziri
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "al-hiwalah", menurut bahasa, adalah, “Pemindahan dari
suatu tempat ke tempat yang lain.”2 Sedangkan pengertian Hiwalah secara istilah, para Ulama’ berbeda-
beda dalam mendefinisikannya, antara lain sebagai berikut:

a. Menurut Hanafiyah, yang dimaksud "al-hiwalah" adalah, “Memindahkan beban utang dari tanggung
jawab muhil (orang yang berutang) kepada tanggung jawab muhal ‘alaih (orang lain yang punya
tanggung jawab membayar utang pula).”3

b. Menurut Maliki, Syafi’i, dan Hanbali, "al-hiwalah" adalah, “Pemindahan atau pengalihan hak untuk
menuntut pembayaran utang dari satu pihak kepada pihak yang lain.”4Hiwalah merupakan pengalihan
hutang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam hal ini terjadi
perpindahan tanggungan atau hak dari satu orang kepada orang lain. Dalam istilah ulama, hiwalah
adalah pemindahan beban hutang dari muhil (orang yang berhutang) menjadi tanggungan muhal ‘alaih
(orang yang berkewajiban membayar hutang).

Gambaran sederhananya adalah: Si A (muhal) memberi pinjaman kepada si B (muhil), sedangkan si B


masih mempunyai piutang pada si C (muhal ‘alaih). Begitu si B tidak mampu membayar utangnya pada si
A, ia mengalihkan beban utang tersebut kepada si C. Dengan demikian, si C yang harus membayar utang
si B kepada si A, sedangkan utang si C sebelumnya--yang ada pada si B--dianggap selesai.

B.Rukun dan Syarat Hiwalah


a. Rukun Hiwalah Menurut mazhab Hanafi, rukun hiwalah hanya ijab (pernyataan melakukan hiwalah)
dari pihak pertama, dan qabul (penyataan menerima hiwalah) dari pihak kedua dan pihak ketiga.
Menurut mazhab Maliki, Syafi’i dan Hambali rukun hiwalah ada enam yaitu: 1) Pihak pertama, muhil :
Yakni orang yang berhutang dan sekaligus berpiutang, 2) Pihak kedua, muhal atau muhtal : Yakni orang
berpiutangkepada muhil. 3) Pihak ketiga muhal ‘alaih (
Yakni orang yang berhutang kepada muhil dan wajib membayar hutang kepada muhtal. 4) Ada hutang
pihak pertama pada pihak kedua, muhal bih : Yakni hutang muhil kepada muhtal. 5) Ada hutang pihak
ketiga kepada pihak pertama, Utang muhal ‘alaih kepada muhil. 6) Ada sighoh (pernyataan
hiwalah).7Penjelasan, umpama A (muhil) berhutang dengan B (muhal) dan A berpiutang dengan C
(muhal alaih), jadi A adalah orang yang berhutang dan berpiutang , B hanya berpiutang dan C hanya
berhutang. Kemudian A dengan persetujuan B menyuruh C membayar hutangnya kepada B, setelah
terjadi aqad hiwalah, terlepaslah A dari hutangnya kepada B, dan C tidak berhutang dengan A, tetapi
hutangnya kepada A, telah berpindah kepada B bererti C harus membayar hutangnya itu kepada B tidak
lagi kepada A.

b. Syarat-Syarat Hiwalah Syarat hiwalah ini berkaitan dengan Muhil, Muhal, Muhal Alaih dan Muhal
Bih(hutang yang dipindahkan). 1) Syarat Muhil (Pemindah Hutang)Ia disyaratkan harus dengan dua
syarat :a) Berkemampuan untuk melakukan akad (kontrak). Hal ini hanya dapat dimiliki jika ia berakal
dan baligh. Hiwalah tidak sah dilakukan oleh orang gila dan kanak-kanak karena tidak mampu atau
belum dapat dipandang sebagai orang yang bertanggung secara hukum. b) Kerelaan Muhil. Ini
disebabkan karena hiwalah mengandungi pengertian pelupusan hak milik sehingga tidak sah jika ia
dipaksakan. Ibn Kamal berkata dalam al Idah bahawa syarat kerelaan pemindah hutang diperlukan
ketika berlaku tuntutan.8 Mayoritas ulama Hanafiah, Malikiah dan Syafi’iah berpendapat bahwa
kerelaan muhal (orang yang menerima pindahan) adalah hal yang wajib dalam hiwalah karena hutang
yang dipindahkan adalah haknya, maka tidak dapat dipindahkan dari tanggungan satu orang kepada
yang lainnya tanpa kerelaannya. Demikian ini karena penyelesaian tanggungan itu berbeda-beda, bisa
mudah, sulit, cepat dan tertunda-tunda. Hanabilah berpendapat bahwa jika muhal ‘alaih (orang yang
berhutang kepada muhil) itu mampu membayar tanpa menunda-nunda dan tidak membangkang, muhal
(orang yang menerima pindahan) wajib menerima pemindahan itu dan tidak diisyaratkan adanya
kerelaan darinya. Mereka mendasarkan hal ini kepada hadist yang telah diseutkan di atas Alasan
mayoritas ulama mengenai tidak adanya kewajibanmuhal (orang yang menerima pindahan) untuk
menerima hiwalah adalah karena muhal ‘alaih kondisinya berbeda-beda ada yang mudah membayar
dan ada yang menundanunda pembayaran. Dengan demikian, jika muhal ‘alaih mudah dan cepat
membayar hutangnya, dapat dikatakan bahwa muhal wajib menerima hiwalah. Namun jika muhal ‘alaih
termasuk orang yang sulit dan suka menunda-nunda memayar hutangnya, semua ulama berpendapat
muhal tidak wajib menerima hiwalah. Persyaratan yang berkaitan dengan Muhil, ia disyaratkan harus,
pertama, berkemampuan untuk melakukan akad (kontrak). Hal ini hanya dapat dimiliki jika ia berakal
dan baligh. Hawalah tidak sah dilakukan oleh orang gila dan anak kecil karena tidak bisa atau belum
dapat dipandang sebagai orang yang bertanggung secara hukum. Kedua, kerelaan Muhil. Ini disebabkan
karena hawalah mengandung pengertian kepemilikan sehingga tidak sah jika ia dipaksakan. Di samping
itu persyaratan ini diwajibkan para fukoha terutama untuk meredam rasa kekecewaan atau
ketersinggungan yang mungkin dirasakan oleh Muhil ketika diadakan akad hawalah.

C.Jenis-Jenis Hiwalah
a) Hiwalah Muthlaqoh Hiwalah Muthlaqoh terjadi jika orang yang berhutang (orang pertama) kepada
orang lain (orang kedua) mengalihkan hak penagihannya kepada pihak ketiga tanpa didasari pihak ketiga
ini berhutang kepada orang pertama. Jika A berhutang kepada B dan A mengalihkan hak penagihan B
kepada C, sementara C tidak punya hubungan hutang pituang kepada B, maka hiwalah ini disebut
Muthlaqoh. Ini hanya dalam madzhab Hanafi dan Syi’ah sedangkan jumhur ulama mengklasifikasikan
jenis hiwalah ini sebagai kafalah.
b) Hiwalah Muqoyyadah Hiwalah Muqoyyadah terjadi jika Muhil mengalihkan hak penagihan Muhal
kepada Muhal Alaih karena yang terakhir punya hutang kepada Muhal. Inilah hiwalah yang boleh (jaiz)
berdasarkan kesepakatan para ulama. Ketiga madzhab selain madzhab hanafi berpendapat bahwa
hanya membolehkan hiwalah muqayyadah dan mensyaratkan pada hiwalah muqayyadah agar utang
muhal kepada muhil dan utang muhal alaih kepada muhil harus sama, baik sifat maupun jumlahnya. Jika
sudah sama jenis dan jumlahny, maka sahlah hiwalahnya. Tetapi jika salah satunya berbeda, maka
hiwalah tidak sah.

BAB 3

Layanan jasa khafalah


A.Pengertian Kafalah

Seseorang dalam kehidupan sehari-hari ketika hendak melakukan kegiatan meminjam/utang kepada
orang lain biasanya diminta untuk memberikan jaminan bahwa ia di kemudian hari pasti membayar
utangnya tersebut. Untuk itu, ia bisa menjaminkan barangnya yang berupa barang bergerak dengan
system gadai atau fiducia, menjaminkan barang yang tidak bergerak denga hipotik atau hak tanggungan,
dan juga dapat meminta orang lain menjadi penjamin atas utangutangnya. Jaminan yang diberikan oleh
orang lain selaku pihak ketiga ini dikenal dengan istilah borgtocht atau personal guaranty. Dalam
praktiknya penanggung utang ini dapat dilaksanakan perorangan, ataupun oleh institusi perbankan
(bank guaranty).Dalam konteks Islam penanggungan utang ini dikenal dengan istilah kafalah, yaitu orang
yang diperbolehkan bertindak (berakal sehat) berjanji menunaikan hak yang wajib ditunaikan orang lain
atau berjanji menghadirkan hak tersebut di pengadilan.8Kafalah menurut bahasa berarti al-dhaman
(jaminan), hamalah (beban) dan az’amah (tanggungan). Sedangkan menurut istilah yang dimaksud
dengan kafalah atau al-dhaman sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama adalah sebagai berikut.

a. Menurut Mazhab Hanafi kafalah memiliki dua pengertian, yang pertama kafalah ialah
menggabungkan tanggungan kepada tanggungan lain dalam penagihan, dengan jiwa, utang atau zat
benda, yang kedua kafalah ialah menggabungkan tanggungan kepada tanggungan yang lain dalam pokok
(asal) utang.

b. Menurut Mazhab Maliki kafalah ialah orang yang mempunyai hak mengerjakan tanggungan pemberi
beban serta bebannya sendiri yang disatukan, baik menanggung pekerjaan yang sesuai (sama) maupun
pekerjaan yang berbeda.

c. Menurut Mazhab Hanbali kafalah ialah iltizam sesuatu yang diwajibkan kepada orang lain serta
kekekalan benda tersebut yang dibedakan atau iltizam orang yang mempunyai hak menghadirkan dua
harta (pemiliknya) kepada orang yang mempunyai hak.d. Menurut Mazhab Syafi’I kafalah ialah akad
yang menetapkan iltizam hak yang tetap pada tanggungan (beban) yang lain atau menghadirkan zat
benda yang dibebankan atau menghadirkan beban oleh orang yang berhak menghadirkannya. Menurut
M. Syafi’I Antonio kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah
juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung
jawab orang lain sebagai penjamin.

B.Jenis-jenis Kafalah

a. Kafalah bin-Nafs

Kafalah bin-Nafs merupakan akad memberikan jaminan atas diri (personal guarantee). Dalam praktik
perbankan untuk bentuk kafalah bin-Nafs seorang nasabah yang mendapat pembiayaan dengan jaminan
nama baik dan ketokohan seseorang atau pemuka masyarakat. Walaupun bank secara fisik tidak
memegang barang apa pun, tetapi bank berharap tokoh tersebut dapat mengusahakan pembayaran
ketika nasabah yang dibiayai mengalami kesulitan.

b. Kafalah bil-Maal

Kafalah bil-Maal merupakan jaminan pembayaran barang atau pelunasan

utang.

c. Kafalah bit-Taslim

Jenis kafalah ini biasa dilakukan untuk menjamin pengembalian atas barang yang disewa, pada waktu
masa sewa berakhir.Jenis pemberian jaminan ini dapat dilaksanakan oleh bank untuk kepentingan
nasabahnya dalam bentuk kerja sama dengan perusahaan penyewaan (leasing company). Jaminan
pembayaran bagi bank dapat berupa deposito/ tabungan dan bank dapat membebankan uang jasa (fee)
kepada nasabah itu.

d. Kafalah al-Munjazah

Kafalah al-Munjazah adalah jaminan mutlak yang tidak dibatasi oleh jangka waktu dan untuk
kepentingan atau tujuan tertentu.Salah satu bentuk kafalah al-Munjazah adalah pemberian jaminan
dalam bentuk performance bonds (jaminan prestasi), suatu hal yang lazim dikalangan perbankan dan hal
ini sesuai dengan bentuk akad ini.

e. Kafalah al-Muallaqah

Bentuk jaminan ini merupakan penyerdehanaan dari kafalah al-Munjazah, baik oleh industri perbankan
maupun asuransi
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/19623035/makalah_jasa

http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/economic/article/download/959/700/

https://scholar.google.co.id/scholar_url?url=http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/
economic/article/download/
959/700&hl=id&sa=X&ei=fgFIY5W4McamywSgjJiQDA&scisig=AAGBfm1c8qfCciEZuuYoq85gIoBbCj6OpA
&oi=scholarr

http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/al-infaq/article/download/67/68

https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/adzkiya/article/download/1051/904
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hawalah

https://muqtasid.iainsalatiga.ac.id/index.php/muqtasid/article/view/745 mi

https://ejournal.iaiskjmalang.ac.id/index.php/nisbah/article/download/218/176/

http://www.ejournal.an-nadwah.ac.id/index.php/Siyasah/article/view/122

https://wakalahmu.com/artikel/dunia-islam/kafalah-adalah-hukum-jaminan-dalam-islam-begini-contoh-
kafalah-dalam-kehidupan-sehari-hari

https://repository.unair.ac.id/13204/

http://e-campus.iainbukittinggi.ac.id/ecampus/AmbilLampiran?
ref=94782&jurusan=&jenis=Item&usingId=false&download=false&clazz=ais.database.model.file.Lampira
nLain#:~:text=Produk%20kafalah%20diberikan%20bank%20syariah,nasabah%20tersebut%20tidak
%20memenuhi%20kewajibannya.

Anda mungkin juga menyukai