Anda di halaman 1dari 8

DAMPAK PEMERKOSAAN HERRY WIRAWAN

TERHADAP KONDISI PSIKOLOGIS 13 SANTRIWATI

MAKALAH

Oleh

KELOMPOK 4 XI SOSIAL 3

 Athanasius Wisnu
 Audy Ananda
 Bintang Putra
 Monica Andriana
 Vincentius Yanssen

SEKOLAH MENENGAH ATAS

SEDES SAPIENTIAE JAMBU


2022

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemerkosaan dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yang dinilai

sangat merugikan dan mengganggu ketentraman hidup, terutama

korbannya. Korban pemerkosaan akan mengalami penderitaan fisik dan

psikis paska pemerkosaan yang terjadi pada dirinya seperti penderitaan

fisik yang mengalami pada korban paska perkosaan seperti sakit secara

fisik, luka, cacat, rasa bersalah, takut, cemas, malu, marah, dan tidak

berdaya. Penderitaan psikis merupakan gejala tertentu yang dirasakan

korban sebagai suatu trauma yang menyebabkan korban memiliki rasa

trauma, konsep diri yang negatif, dan dapat menutup diri dari pergaulan.

Hukum pidana merupakan keseluruhan dari peraturan-peraturan

yang menentukan perbuatan apa yang dilarang dan termasuk ke dalam

tindak pidana, serta menentukan hukuman apa yang dapat dijatuhkan

terhadap yang melakukannya. Keberadaan hukum di suatu Negara sebagai

alat perubahan, dan perlindungan terhadap masyarakat demi terciptanya

rasa aman dan ketentraman.

Salah satu kasus pemerkosaan dapat kita lihat dari kasus yang

dilakukan oleh Herry Wirawan terhadap 13 santriwatinya di Bandung,

Jawa Barat. Herry Wirawan divonis hukuman mati oleh Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Bandung, namun dalam kasus ini tetap saja masih

menyisakan trauma tersendiri bagi para santriwati yang menjadi korban.

Melalui makalah dengan judul “Dampak Pemerkosaan Herry

Wirawan Terhadap Kesehatan Psikis 13 Santriwati” kami ingin

mengetahui dampak psikis kepada para santriwati di Kota Bandung, Jawa

Barat

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang akan kami bahas pada makalah ini yaitu :

1. Bagaimana kondisi kesehatan psikis yang dialami oleh santriwati di

sebuah pesantren Kota Bandung, Jawa Barat?

2. Bagaimana tindak lanjut dalam penanganan kasus pemerkosaan yang

dilakukan Herry Wirawan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini yakni :

1. Untuk mengetahui kondisi kesehatan psikis yang dialami oleh

santriwati di sebuah pesantren Kota Bandung, Jawa Barat.

2. Untuk mengetahui penindaklanjutan kasus pemerkosaan 13

santriwati di sebuah pesantren Kota Bandung, Jawa Barat.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dampak

Pengertian dampak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,

adalah pengaruh sesuatu yang menimbulkan akibat; benturan; benturan

yang cukup hebat sehingga menimbulkan perubahan (Kamus Lengkap

Bahasa Indonesia, 2003: 234). Secara etimologis dampak berarti

pelanggaran, tubrukan atau benturan (Soerjono Soekanto, 2005:429). Pada

mulanya istilah dampak digunakan sebagai padanan istilah dalam Bahasa

Inggris yakni kata impact. Makna impact dalam Bahasa Inggris ialah

tabrakan badan ; benturan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

dampak berarti benturan; pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik

negatif maupun positif).

B. Pemerkosaan

1. Pengertian

Perbuatan pemerkosaan merupakan perbuatan kriminal yang

berwatak seksual yang terjadi ketika seseorang manusia memaksa

manusia lain untuk melakukan hubungan seksual, secara paksa atau

dengan cara kekerasan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,


perkosaan berarti menggagahi atau melanggar dengan kekerasan.

Sedangkan pemerkosaan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan

perkosa atau melanggar dengan kekerasan. Kata perkosaan berasal

dari bahasa latin rapere yang berarti mencuri, memaksa, merampas,

atau membawa pergi.

2. Jenis – jenis pemerkosaan

a. Seductive Rape

Perkosaan yang terjadi karena pelaku merasa terangsang nafsu

birahi, dan bersifat subjektif. Biasanya perkosaan semacam ini

karena diantara kedunya sudah saling mengenal misalnya:

pemerkosaan oleh pacar, pemerkosaan oleh anggota keluarga, dan

pemerkosaan oleh teman.

b. Sadistic Rape

Permerkosaan yang dilakukan secara sadis. Dalam hal ini pelaku

mendapat kepuasan seksual bukan karena hubungan tubuhnya

melainkan perbuatan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku

terhadap korban.

c. Anger Rape

Perkosaan yang dilakukan sebagai ungkapan marah pelaku.

Perkosaan semacam ini biasanya disertai tindakan brutal

pelakunya secara fisik. Kepuasan seksual bukan merupakan

tujuanya melainkan melampiaskan rasa marahnya.

d. Domination Rape
Dalam hal ini pelaku ingin menunjukan dominasinya terhadap

korban. Kekerasan fisik tidak merupakan tujuan utama korban

karena tujuan utamanya adalah pelaku ingin menguasai korban

secara seksual dengan demikian pelaku dapat menunjukan bahwa

ia berkuasa atas orang tertuntu. Misalnya : Pemerkosaan pembantu

oleh majikan.

e. Exploitasion Rape

Pemerkosaan semacam ini dapt terjadi karena ketergantungan

korban terhadap pelaku, baik secara ekonomi atau social. Dalam

hal ini pelaku tanpa menggunakan kekerasan fisik namun pelaku

dapat memaksa keinginanya terhadap korban.

C. Kondisi Psikologis

1. Pengertian

Psikologis berasal bahasa Yunani terdiri dari kata Psyche atau psikis

yang artinya jiwa dan logos yang berarti ilmu, jadi secara harfiah,

psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang ilmu-

ilmu kejiwaan (Sarwono, 2014).

2. Aspek – Aspek Psikologis

 Kognitif: Dalam kehidupan manusia, proses kognitif sangat

berperan dalam pengambilan keputusan bagi setiap individu,

sejalan dengan proses kognitif menjadi dasar akan timbulnya

prasangka.
 Emosi Crow dan Crow dalam (Sobur, 2003) mengartikan emosi

sebagai suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang

berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam)

terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan

keselamatan individu.

 Emosi Crow dan Crow dalam (Sobur, 2003) mengartikan emosi

sebagai suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang

berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam)

terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan

keselamatan individu.

 Hubungan Interpersonal Hubungan interpersonal adalah hubungan

yang terdiri atas dua atau lebih orang yang memiliki pola interaksi

yang konsisten (Lestari, 2010). Sears dalam menyebutkan bahwa

hubungan interpersonal adalah bila dua orang individu menjalin

hubungan, kehidupan individu akan terjalin dengan orang lain, apa

yang dilakukan oleh yang satu akan mempengaruhi yang lain

(dalam Lestari, 2010)

Anda mungkin juga menyukai