Anda di halaman 1dari 28

Tugas Final Epidemiologi

LAPORAN SURVELANS KEK (KEKURANGAN ENERGI KRONIK) DI

PUSKESMAS ABUKI KECAMATAN ABUKI TAHUN 2022

OLEH :

ALFIRA AMSIR

ARYA PURNAMASARI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan atas berkah rahmat yang

di berikan Allah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan

laporan ini dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Laporan ini di

susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah “Epidemiologi”.

Terciptanya laporan ini, tidak hanya hasil dari kerja keras kami, melainkan

banyak pihak-pihak yang memberikan dorongan-dorongan motivasi untuk

itu kami.

Sebagai penulis, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

kesan sempurna. Untuk itu kami mohon kritik dan saran yang membangun

untuk memperbaiki laporan ini di waktu mendatang.

Kendari, Juli 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................3

1.3 Tujuan..............................................................................................3

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Lokasi Puskesmas Abuki...................................4

2.2 Gambaran Analisis Deskriptif..........................................................14

2.3 Analisis Epidemiologi.......................................................................14

2.4 Pembahasan....................................................................................14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .....................................................................................18

3.2 Rekomendasi...................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Status gizi dan kondisi psikologis ibu hamil serta pengalaman

ibu selama proses kehamilan akan menentukan kualitas hidup dan

perkembangan bayi yang dilahirkan. Apabila derajat kesehatan ibu

sebelum dan selama kehamilan dalam kondisi yang baik maka janin

yang dikandungnya akan berkembang dengan baik dan terjaminnya

keselamatan ibu selama proses persalinan. Salah satu

permasalahan masalah gizi dalam kehamilan yang dihadapi

masyarakat Indonesia adalah kurang energi kronis (KEK) pada ibu

hamil (Vermeersch,1991 dan Hoet 1997 dalam (Marlenywati, 2010).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan kekurangan nutrisi

dan energi yang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan

pertumbuhan perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika

Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (Muliarini, 2015).

Terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan status gizi

seorang ibu antara lain kehamilan pada usia muda (< 20 tahun),

kehamilan dengan jarak yang pendek dengan kehamilan

sebelumnya (< 2 tahun), kehamilan yang terlalu sering, serta

kehamilan pada usia terlalu tua (> 35 tahun) (Archadi, 2015).

4
Kehamilan dengan usia yang terlalu muda dan terlalu tua akan

memiliki pengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan yakni

pada usia ibu hamil yang terlalu muda akan membutuhkan gizi untuk

dirinya sendiri dan pertumbuhan janin yang sedang dikandungnya

(Arisman, 2015). Proses pertumbuhan janin dan perkembangan otak

memerlukan Gizi yang cukup sehingga pemenuhan kecukupan gizi

seseorang perlu diatur sejak dini yaitu dimulai saat masa kehamilan.

Adapun dampak dari kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi sejak awal

masa kehamilan akan mempengaruhi kualitas kehidupan selanjutnya

(Hamzah, 2017).

Berdasarkan data dari WHO (2015), angka prevalensi anemia

dan KEK pada kehamilan sebesar 35-75 % dimana kejadian KEK

lebih banyak pada ibu hamil trimester III dibandingkan trimester I dan

trimester II. KEK juga merupakan penyumbang kematian ibu di

negara berkembang yaitu 40 % kematian ibu diakibatkan status

gizinya berkurang (Rukiyah, 2015).

Ethiopian Demographic and Health Survey (EDHS) untuk

negara berkembang pada tahun 2014 dengan masalah kekurangan

gizi di Kerala (India) berkisar 19%, Bangladesh (Asia) sekitar 34%,

dan di daerah kumuh Dhaka sekitar 34%. Di Indonesia data dari

pada Tahun 2018 ibu hamil yang beresiko KEK adalah 82,83% dari

5.291.143 ibu hamil (Kemenkes RI, 2018).

5
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara

pada Tahun 2020 didapatkan ibu hamil yang beresiko KEK

berjumlah 10.031 orang (11,31%) dari 88.646 ibu hamil (Profil

Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, 2018). Hasil studi

pendahuluan di Puskesmas Abuki yang dilakukan oleh peneliti

didapatkan pada Tahun 2020, ibu hamil yang mengalami KEK

berjumlah 26 orang (16,77%) dari 155 jumlah sasaran ibu hamil.

Sedangkan pada tahun 2021 ibu hamil yang mengalami KEK

berjumlah 25 orang (15,75%) dari 165 jumlah sasaran ibu hamil.

Meskipun tampak terjadi penurunan angka ibu hamil dengan KEK

dari tahun 2020 ke 2021, namun untuk tiga bulan terakhir di tahun

2022 data yang diperoleh untuk jumlah ibu hamil dengan KEK

berjumlah 8 orang dari jumlah sasaran ibu hamil 144 orang (Profil

Puskesmas Abuki, 2021)

Hasil wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti kepada

tenaga kesehatan di Puskesmas Abuki juga diperoleh data bahwa

ibu hamil dengan usia 15 hingga 17 tahun dipastikan mengalami

KEK dimana Lingkar Lengan Atas (LILA) yang diperoleh 21 cm

sampai dengan 23 cm. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang Hubungan usia ibu dengan kejadian kekurangan

energi kronis (KEK) pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Abuki.

6
1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara usia ibu dengan kejadian

kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Abuki?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:

A. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan usia ibu dengan kejadian

kekurangan energi kronik (KEK) di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Abuki

B. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil dengan

kejadian kekurangan energi kronik (KEK) di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Abuki

2. Untuk mengetahui hubungan antara usia pada ibu hamil

dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK) di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Abuki.

1.4 Manfaat Penelitian

7
A. Manfaat Bagi Ibu Hamil

Untuk menambah wawasan ibu hamil tentang KEK dalam

kehamilan.

B. Manfaat Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan atau

informasi tentang perbaikan gizi terutama berkaitan dengan

penyuluhan pentingnya gizi dalam kehamilan untuk mencegah

kejadian KEK.

C. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan

perbandingan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya dan

sebagai masukan untuk menyusun program dalam rangka

pelayanan dan usaha pencegahan terjadinya KEK.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran umum Lokasi Puskesmas

UPTD Puskesmas Abuki terletak di Jalan Poros Unaaha-Abuki

Desa Punggaluku Kecamatan Abuki Kabupaten konawe, dengan Luas

wilayah kerja keseluruhan ±18.649 km2. Puskesmas Abuki

mempunyai wilayah kerja yang membawahi 11 Desa dan 1 Kelurahan

yang berbatasan dengan wilayah kerja sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Puskesmas Alosika,

- Sebelah Selatan berbatasan Puskesmas Uepai,

- Sebelah Timur berbatasan dengan Puskesmas Tongauna,

- Sebelah Barat berbatasan dengan Puskesmas Asinua.

Puskesmas Abuki secara geografis mencakup jazirah Barat

Kabupaten Konawe. Luas wilayah menurut Desa sangat berragam.

Desa Walay merupakan Desa yang terluas yaitu 3.867 km2, dan Desa

wilayah terkecil adalah Desa Arubia dan Desa Padangguni Utama

yaitu masing-masing : 131 km2 dan 200 km2.

Ibu kota Kecamatan Abuki terletak di Desa Punggaluku, Jarak

ibukota kecamatan terhadap Kabupaten adalah ±17 Km dan jarak

9
ibukota Kecamatan terhadap Provinsi adalah ±89 Km.

Untuk mengetahui lebih jelas Jumlah, nama desa dan luas

wilayah akan disajikan pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Jumlah Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah


Luas (Km2)

Abuki
Anggoro
Padangguni
Punggaluku
Abuki 1332
Anggoro 360 Sambeani
Asolu 3217
Padangguni 200 Kasuwura
Rubia 131
Punggaluku 2837 Epeea
Kumapo 835 Unaasi jaya
Walay
Kumapo
Walay 3867 Sambeani
Kasuwura 3026
332 Arubia
Unaasi 578
Asolu

Epeea 1934

Sumber : Data BPS Kab. Konawe

Gambar 2.Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Abuki

10
2.2 Keadaan Demografi
A. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Berdasarkan pendataan Program PIS-PK
UPTD Puskesmas Abuki pada Akhir tahun 2020 jumlah penduduk
wilayah Kecamatan Abuki 6.543 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk
laki-laki 3.488 jiwa dan perempuan 3.054 jiwa yang tersebar dalam
1.754 Kepala Keluarga (KK), sedangkan rasio jenis kelamin laki-laki
terhadap wanita sebesar 114,2.

Gambar. 3
Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Abuki
Kecamatan Abuki Tahun 2020

11
1200
1065
1000
857
790
800 733
640
600
446 447 444
400 303
256 277 284 292
222 194 207
200 141 116 109 144
94 88 81 66
0
i o a i ra a a y ia
uk or m ku an ee ay ala ap
o
ol
u
A b gg ta alu be wu Ep iJ m r ub As
U g u s W A
An i g
Sa
m
Ka
s aa Ku
g un P un Un
ng
ada
P

Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga

Sumber : Data UPTD Puskesmas Abuki

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa jumlah

penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Abuki sebanyak 6.543

Jiwa. Jumlah penduduk terbanyak yaitu Kelurahan Abuki 1.065 jiwa, di

susul Desa Asolu sebanyak 857 jiwa, Desa Walay 790 jiwa, Desa

Sambeani 733 jiwa, Desa Epeea 640 jiwa, Desa Punggaluku 447 jiwa,

Desa Anggoro 446 jiwa, Desa Kasuwura Indah 444 jiwa, Desa Unaasi

Jaya 303 jiwa, Desa Arubia 284 jiwa, Desa Kumapo 277 jiwa,

sedangkan Desa dengan jumlah penduduk terendah yaitu Desa

Padangguni Utama 256 Jiwa.

12
Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan adalah komponen kunci untuk menggerakkan
pembangunan kesehatan. SDM Kesehatan berperan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.

Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai tenaga kesehatan yang memiliki


kemampuan dalam melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma hidup sehat, yang
mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pengadaan tenaga kesehatan di laksanakan melalui upaya pendidikan dan pengembangan
tenaga kesehatan melalui pelatihan oleh pemerintah maupun masyarakat.

A. Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan


Tenaga Medis meliputi dokter spesialis, dokter umum, dan dokter gigi. Jumlah
tenaga medis di UPTD Puskesmas Abuki pada tahun 2020 adalah 2 orang, dengan
rincian 1 orang dokter umum dan 1 Orang dokter gigi.

B. Tenaga Keperawatan & Kebidanan


1. Tenaga Keperawatan
Tenaga Perawat meliputi S1 Keperawatan yang berjumlah 8 orang, dan D III
keperawatan berjumlah 13 orang, dengan Jumlah total tenaga perawat di UPTD
Puskesmas Abuki tahun 2020 adalah 21 orang perawat.

2. Tenaga Kebidanan
Tenaga Bidan meliputi D IV Kebidanan yang berjumlah 5 orang, dan D III
Kebidanan berjumlah 22, dengan jumlah total tenaga kebidanan di UPTD Puskesmas
Abuki pada tahun 2020 adalah 27 orang bidan.

C. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, dan


Gizi
1. Tenaga Kesehatan Masyarakat
Beberapa tenaga kesehatan masyarakat adalah tenaga administrasi dan
kebijakan kesehatan dan tenaga epidemiolog kesehatan. Pada tahun 2020 di UPTD
Puskesmas Abuki tenaga kesehatan masyarakat berjumlah 7 orang.
2. Tenaga Kesehatan Lingkungan
Sanitarian adalah Tenaga Kesehatan Lingkungan yang melakukan upaya
kesehatan lingkungan dan sanitasi lingkungan. Pada Tahun 2020 Tenaga Kesehatan

13
Lingkungan di UPTD Puskesmas Abuki tidak ada, tetapi untuk kegiatan pelayanan
Kesehatan Lingkungan tetap berjalan dipuskesmas yang dimana penanggung jawab
programnya adalah Perawat.

3. Tenaga Gizi
Nutrisionis adalah seseorang yang melakukan kegiatan teknis fungsional di
bidang pelayanan gizi, makanan, dan dietetik, baik di masyarakat maupun rumah
sakit, pada perangkat Kabupaten dan unit pelaksana kesehatan lainnya. Jumlah
tenaga gizi yang ada di UPTD Puskesmas Abuki pada tahun 2020 adalah 1 orang.
D. Jumlah Tenaga Teknik Biomedik, Keterapian Fisik, Dan Keteknisin Medik Di Fasilitas
Kesehatan
Pada tahun 2020 untuk Tenaga Biomedik, Keterapian Fisik dan Keteknisan Medik di
UPTD Puskesmas Abuki tidak ada.

E . Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan


Untuk tenaga Farmasi di UPTD Puskesmas Abuki tidak ada, tetapi untuk kegiatan
pelayanan kefarmasian tetap berjalan dipuskesmas yang dimana penanggung jawab
adalah seorang Perawat.
D . Jumlah Tenaga Penunjang

Untuk tenaga penunjang di UPTD Puskesmas Abuki pada tahun 2020 berjumlah 1
orang.Untuk Jumlah Tenaga Kesehatan di UPTD Puskesmas Abuki tahun 2020,
selengkapnya disajikan pada gambar berikut ini:

Gambar. 8

Jenis Profesi dan Jumlah Tenaga Kesehatan Tahun 2020

14
20 19
18

16

14 S2 Kespro
Dokter Umum
12 S1 Dokter Gigi
10 S1 Keperawatan
10 S1 Kesmas
8 S1 Administrasi
6 D4 Gizi
6 D4 Kebidanan
4 4 D3 Kebidanan
4 33 D3 Keperawatan
2
2 111 1
0 00 00
0
ASN TKS

Sumber : Data UPTD Puskesmas Abuki di Olah.

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa tenaga kesehatan yang ada di UPTD
Puskesmas Abuki berjumlah 59 orang. Tenaga Kesehatan yang terdiri dari PNS dan
Tenaga Sukarela (PHL), dengan klasifikasi : Dokter Umum PNS 1 orang , dokter gigi PNS
1 orang , tenaga S2 Kespro PNS 1 orang (Kepala Puskesmas) ,S1 Perawat PNS 4 orang ,
D III Perawat PNS sebanyak 3 orang, D IV Kebidanan PNS 3 orang (termasuk pelaksana
Tata Usaha), D III Kebidanan PNS 3 orang, D IV Gizi PNS 1 orang, dan S1 Administrasi
PNS 1 orang. Untuk tenaga sukarela S1 Kesmas sukarela 6 orang, S1 keperawatan
sukarela 4 orang, tenaga D III Keperawatan sukarela 10 orang, tenaga D IV Kebidanan
Sukarela 2 orang, tenaga D III Kebidanan sukarela sebanyak 19 orang .

2.3 Gambaran Analisis Deskriptif

Analisis penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui

keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada saat variabel atau lebih

(variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat

15
perbandingan variabel itu sendiri dan mencari hubungan dengan lain

(Sugiyono, 2012:206).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik

korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini

adalah seluruh ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Abuki Tahun 2022

sebanyak 164 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu

hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Balen Kabupaten Bojonegoro pada

bulan April sampai Juni sebanyak 37 orang, Teknik pengambilan sampel

dengan menggunakan purposive sampling. Variabel independent

penelitian ini adalah usia ibu dan variabel dependent penelitian ini adalah

kejadian KEK pada ibu hamil. Instrument dalam penelitian ini adalah

lembar observasi (KK atau KTP) untuk mendapatkan data usia ibu dan

buku KIA untuk mendapatkan data KEK. Analisis data menggunakan uji

Chi Square.

2.4 Analisis Epidemiologi

A. Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas Abuki

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Tidak tamat SD 0 0

Tamat SD 4 10,8

Tamat SMP 7 18,8

16
Tamat SMA 24 64,9

PT 2 5,40

Jumlah 37 100%

Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukan bahwa Ibu hamil

dengan tamat SD sebanyak 4 orang (10,8%), bu hamil dengan

tamat SMP sebanyak 7 orang (18,8%), bu hamil dengan tamat SM

sebanyak 24 orang (64,9%), sedangkan bu hamil dengan tamat PT

sebanyak 2 orang (5,4%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di wilayah kerja
Puskesmas Abuki

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

IRT 16 43,24

Petani 10 27,02

Wiraswasta 6 16,21

PNS 5 13,51

Jumlah 37 100%

Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukan bahwa Ibu hamil

dengan pekerjaan sebagai IRT sebanyak 16 orang (43,24%), Ibu

hamil dengan pekerjaan sebagai petani sebanyak 10 orang

(27,02%), Ibu hamil dengan pekerjaan sebagai Wiraswasta

17
sebanyak 6 orang (16,21%) dan Ibu hamil dengan pekerjaan

sebagai PNS sebanyak 5 orang (13,51%).

3. Karakteristik responden berdasarkan usia kehamilan

Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan di wilayah
kerja Puskesmas Abuki

Usia Kehamilan Frekuensi Persentase (%)

0-12 Minggu 23 62,16

13-27 Minggu 8 21,62

28-40 Minggu 4 10,81

Jumlah 37 100%

Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukan bahwa Ibu hamil

dengan usia kehamilan 0-12 minggu sebanyak 23 orang (62,16%),

Ibu hamil dengan usia kehamilan 13-27 minggu sebanyak 8 orang

(21,62%), dan bu hamil dengan usia kehamilan 28-40 minggu

sebanyak 4 orang (10,81%).

4. Karakteristik responden berdasarkan kejadian Usia Ibu

Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Usia ibu di wilayah kerja
Puskesmas Abuki

Usia Ibu Frekuensi Persentase (%)

<20 (berisiko) 25 92,5

20-35 (tidak berisiko) 12 8,10

Jumlah 37 100%

18
Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukan bahwa Ibu hamil

dengan usia <20-35 tahun sebanyak 25 orang (92,5%), sedangkan

ibu hamil dengan usia >35 sebanyak 12 orang (8,10%).

B. Analisis Bivariat

Hubungan Usia ibu hamil dengan kejadian KEK

Tabel 5
Analisis Hubungan Usia ibu dengan kejadian KEK di wilayah kerja
Puskesmas Abuki
Usia Ibu
20-35 (tidak Jumlah
Kejadian Kek <20 (berisiko)
Berisiko)
n % n % n %
Kasus 17 68 3 25 20 54,04
Kontrol 8 32 9 75 17 45,94
Total 25 100 12 100 37 100

Tabel 5 menunjukkan dari 20 responden (54,04%) pada

kelompok kasus, terdapat 17 responden (68%) yang termasuk

usia berisiko yaitu <20 tahun dan 3 responden (25%) termasuk

usia 20-35 tahun dan Sedangkan pada kelompok kontrol

terdapat 17 responden (45,94%) yaitu yang termasuk usia <20

tahun sebanyak 8 responden (32%) dan usia 20-35 tahun

terdapat 9 responden (75%).

a. Menghitung resiko relatif

CI terpapar
RR =
CI tidak terpapar

17
 CI terpapar = =0,68 68%
25

19
Interprestasi : 68 persen Usia ibu <20 tahun berisiko mengalami

KEK

3
 CI tidak terpapar = =0,25 25%
12

Interprestasi : 25 persen Usia ibu 20-35 tahun tidak berisiko

mengalami KEK

0,68
RR = =2,72 2%
0,25

Interprestasi : Ibu berusia <20 tahun dua kali lipat berisiko terkena

KEK disbanding Usia ibu 20-35 tahun.

b. Menghitung OR = odds Rasio

A x D 17 x 9
OR = = =6,375
Bx C 3x 8

Interprestasi : Kasus KEK memiliki kemungkinan menambah

sebanyak 6 kali lipat jika ibu berusia <20 tahun

c. Menghitung laju insiden

ID terpapar = A/C

ID tidak terpapar = B/D

IDR = A/C : B/D

17
ID terpapar = =2,125
8

3
ID tidak terpapar = =0,33
9

2,125
IDR ¿ =6 , 43
0,33

20
Interpretasi : ibu hamil dengan usia <20 tahun 6 kali tidak

mengalami KEK jika mengkonsumsi gizi seimbang dibanding

dengan ibu hamil < 20 tahun yang tidak mengkonsumsi gizi

seimbang

d. Beda resiko

CI terpapar – CI tidak terpapar

0,68– 0,25= 0,43

Interprestasi : Terdapat 430/1000 kasus KEK

e. Beda laju Insiden

ID terpapar – ID tidak terpapar

2,125 – 0,33= 1,795

Interprestasi : Terdapat 1.795/10.000 kasus KEK

1. Menentukan nilai frekuensi harapan setiap kolom

( a+c ) ( a+b) 25 x 20 500


a) Fha = = = =13,51
n 37 37

( b+d ) (a+b) 12 x 20 200


b) Fhb = = = =5,405
n 37 37

( c+ d )( a+c ) 17 x 25 425
c) Fhc = = = =11,48
n 37 37

( c+ d ) (b+ d) 18 x 1 2 180
d) Fhd = = = =4,86
n 37 37
2
(0 ij−Eij) 17−13,51 3,49 ❑2 12,1801
1) x 2 = ∑ε Eij
=
13,51
=
13,51
=
13,51
=0,90156

(0 ij−Eij) 2 3−5,405 −2,405❑2 5,784025


2) x 2=¿ ∑ ε = = = =1,070
Eij 5,405 5,405 5,405

21
2
(0 ij−Eij) 8−11,48 −3,48❑2 12,11
3) x = ∑ ε
2
= = = =1,054
Eij 11,48 11,48 11,48

( 0 ij−Eij ) 2 9−4,86 4,14❑2 17,13


4) x 2 = ∑ε Eij
=
4,86
=
4,86
=
4,86
=3,526

2
x = 0,90156+1,070+1,054 +3,526=6,5515

2. Uji keeratan hubungan

√ √ √
2
x 6,5515 6,5515
C= = = =√ 0,1504311 = 0,00000339
n+ x2
37+ 6,5515 43,5515

Berdasarkan keeratatan antara variabel usia ibu dengan kejadian

Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas

Abuki didapatkan ρ value = 0,000 dimana ρ value <0,05 maka H1

diterima yang artinya ada hubungan usia ibu dengan kejadian KEK

di Wilayah Kerja Puskesmas Abuki dengan kekuatan hubungan

kuat.

2.4 Pembahasan

Menurut peneliti usia ibu hamil berpengaruh terhadap

kejadian KEK. Usia yang terlalu muda ketika hamil membutuhkan

banyak tenaga untuk pertumbuhannya sendiri sehingga asupan

nutrisi untuk janin kurang dan sebaliknya pada usia yang terlalu tua

tenaga sudah mulai berkurang sehingga butuh energi yang banyak

untuk aktivitas sehari-hari. Namun, pada kenyataannya KEK bisa

juga muncul pada ibu hamil usia reproduktif 20-35 tahun. Hal ini

bisa terjadi karena KEK tidak hanya dipengaruhi oleh faktor usia

22
saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti:pendidikan,

pekerjaan, dan usia kehamilan.

Salah satu penyebab kematian maternal adalah maternal

age/usia ibu. Usia reproduksi sehat yang aman untuk hamil dan

bersalin adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil

dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2 sampai 5

kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia

20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali

sesudah usia 30 sampai 35 tahun (Sarwono, 2018).

Kehamilan pada usia < 20 tahun dapat membahayakan

kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan janin

karena alat reproduksi belum matang. Penyulit pada kehamilan

remaja (<20 tahun) lebih tinggi dibandingkan kurun waktu

reproduksi sehat antara 20-30 tahun. Keadaan tersebut akan makin

menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stress) psikologi,

sosial, ekonomi, sehingga memudahkan terjadinya keguguran

(Manuaba, 2015).

Ada beberapa faktor KEK pada ibu hamil antara lain:

pendidikan, usia yang terlalu muda atau masih remaja pada saat

hamil pertama dan pekerjaan yang biasanya memiliki status gizi

lebih rendah apabila tidak diimbangi dengan asupan makanan

dalam jumlah yang cukup (Ary dan Rusilanti, 2015). Pendidikan

berpengaruh terhadap pola makan ibu hamil, tingkat pendidikan

23
yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang

gizi yang dimiliki lebih baik, sehingga bisa memenuhi asupan

gizinya. Ibu yang sedang hamil harus mengurangi beban kerja yang

terlalu berat karena akan memberikan dampak kurang baik

terhadap kehamilannya. Pendapatan keluarga berpengaruh

terhadap kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan.

Pendapatan yang terbatas kemungkinan besar akan menyebabkan

gizi yang kurang. Kenaikan berat badan pada trimester I yang

normal antara 0,7-1,4 kg, namun pada trimester I ini umumnya ibu

mengalami nafsu makan ibu berkurang, sering timbul rasa mual

dan ingin muntah sehingga mempengaruhi asupan gizi ibu hamil

(Departemen Gizi dan Kesmas FKM UI, 2016).

Data pada tabel 5 dapat diketahui bahwa usia ibu 20-35

tahun dengan KEK (Kekurangan Energi Kronik) sebanyak 3

responden. Berdasarkan uji keeratan hubungan variabel usia ibu

dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Wilayah Kerja

Puskesmas Abuki didapatkan ρ value = 0,000 dimana ρ value

<0,05 maka H1 diterima yang artinya ada hubungan usia ibu

dengan kejadian KEK di Wilayah Kerja Puskesmas Abuki dengan

kekuatan hubungan kuat.

Hasil penelitian sesuai dengan teori bahwa usia

mempengaruhi kejadian KEK pada ibu hamil. Ibu hamil dengan

usia terlalu muda membutuhkan gizi yang lebih banyak karena

24
selain untuk masa pertumbuhan dirinya sendiri juga untuk tumbuh

kembang janin yang dikandung, sehingga jika gizi yang didapat

tidak memenuhi kebutuhannya maka dapat menimbulkan masalah

gizi salah satunya KEK. Sedangkan pada usia yang terlalu tua

membutuhkan tambahan energi yang cukup besar untuk

kehamilannya karena fungsi organ tubuhnya sudah mulai melemah

tapi dengan adanya janin didalam rahim ibu maka ibu juga dituntut

untuk bekerja maksimal selama kehamilan agar janin dapat tumbuh

dan berkembang secara normal, jika gizi yang diperlukan tidak

terpenuhi maka ibu hamil akan mengalami KEK.

Usia ibu hamil berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang

diperlukan. Usia yang terlalu muda membutuhkan banyak gizi untuk

pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri sehingga belum

bisa memberikan gizi yang optimal ke janin, emosi yang labil dan

mental belum siap menyebabkan ibu hamil mudah mengalami

keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap

pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya.

Sedangkan pada usia tua membutuhkan tambahan energi yang

cukup besar untuk kehamilannya karena fungsi organ tubuhnya

sudah melemah tapi dituntut untuk bekerja maksimal selama

kehamilan untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnnya

(Wibowo dan Basuki, 2015).

25
Daftar Pustaka

Archadi, E. L. 2015. Global Nutrition Report (Action and Accountability to


Accelerate the World’s Progress on Nutrition), Masalah Gizi di
Indonesia dan posisinya secara Global. Diseminasi Global Nutrition
Report dalam Rangka Peringatan Hari Gizi Nasional.
Arisman. 2015. Gizi Dasar Kehidupan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

26
Ariyani, Diny Eva. Achadi, Endang Laksmining dan Irawati, Anies. 2012.
Validitas LLA Mendeteksi Resiko Kekurangan Energi Kronik pada
Wanita Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 7 (2).
http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/view/67. (Diakses pada 31
Januari 2022 pukul 11.55).
Hamzah. 2017. Gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
Menentukan Masa Depan Suatu Bangsa. In Harian Analisa tanggal
29 September 2017. Medan.
Istiany, Ari dan Rusilanti. 2015. Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Manuaba, I.B.G. 2015. Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan dan KB.
Jakarta: EGC.
Marlenywati. 2010. Risiko Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Remaja (Usia 15-19 Tahun) Di Kota Pontianak Tahun 2010. Depok:
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia.
Muliarini, P. 2015. Pola Makan dan Gaya Hidup Sehat Selama Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Profil Puskesmas Abuki. 2021. Abuki.
Sarwono. 2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.
Sugiyono. 2015. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rukiyah. 2015. Asuhan Kebidanan I. Jakarta: TIM.

27

Anda mungkin juga menyukai