Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL METODOLOGI PENILITIAN

“Pemanfaatan Limbah Sisik Ikan Kakap Merah Menjadi Keripik


Sisik Ikan Kakap (Krisik Kakap”

DOSEN PENGAMPUH :
Prof.Dr.Rieny Sulistijowati S,S.Pi,M. Si

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penilitian

Di Susun Oleh :
ROIS SALEH (1121421028)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayah -Nya sehingga Proposal ini dapat terselesaikan
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Kedua kalinya shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW sehingga Proposal yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Sisik Ikan Kakap
Merah Menjadi Keripik Sisik Ikan Kakap (Krisik Kakap)” dapat terselesaikan
dengan baik. Proposal ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
METODOLOGI PENILITIAN. Melalui kesempatan ini pula penulis sampaikan
terima kasih kepada : Dosen pengapu mata kuliah “Prof.Dr.Rieny Sulistijowati
S,S.Pi,M. Si” dan seluruh pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan
penulisan Proposal ini.

Harapannya Proposal ini dapat bermanfaat bagi khalayak umum baik sebagai
referensi penelitian maupun yang lainnya untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan sehingga dapat mempermudah dalam menyelesaikan tugas sehari-
hari. Kritik dan saran juga diharapkan dari penulis agar dapat menyempurnakan
karya tulis ilmiah ini.

Gorontalo, Maret 2023

Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah............................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................5
1.4 Manfaat.............................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................7
TINAJUAN PUSTAKA...................................................................................................7
2.1. Ikan Kakap Merah................................................................................................7
2.2 Limbah sisk ikan.......................................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................9
METODE PENILITIAN.................................................................................................9
 ALAT DAN BAHAN..........................................................................................10
 PENGAMBILAN SAMPEL..............................................................................10
 TEMPAT UJI.....................................................................................................10
 PROSEDUR KERJA.........................................................................................11
 UJI KIMIA.........................................................................................................12
 UJI ORGANOLEPTIK.....................................................................................13
BAB IV............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah sisik ikan kakap merah adalah salah satu jenis limbah hasil dari
proses pengolahan ikan yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai
bahan baku produk pangan. Namun, sampai saat ini pemanfaatan limbah
sisik ikan kakap merah masih terbatas dan masih banyak yang dianggap
sebagai limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi.
Di sisi lain, keripik adalah salah satu jenis makanan ringan yang populer
dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, dengan
memanfaatkan limbah sisik ikan kakap merah sebagai bahan baku
pembuatan keripik sisik ikan kakap atau krisik kakap, dapat meningkatkan
nilai ekonomi dari limbah tersebut dan juga memberikan alternatif makanan
ringan yang berbeda dan bernutrisi.
Selain itu, pengolahan limbah sisik ikan menjadi keripik sisik ikan
kakap juga dapat membantu mengurangi limbah dan meminimalkan
dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan memanfaatkan limbah sisik
ikan kakap merah menjadi produk yang bernilai ekonomi, dapat mendorong
masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan dan
meningkatkan kesadaran untuk memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang
bermanfaat. Namun di sisi lain ikan kakap merah juga akan menghasilkan
berbagai limbah sebagai hasil samping proses produksinya baik limbah cair
mapupun limbah padat. Limbah cair biasanya berupa darah, lendir, drip,
dan lemak. Sedangkan limbah padat organik kebanyakan berupa kepala,
insang, isi perut, tulang, sirip, kulit dan sisik. Untuk mengurangi tingkat
pencemaran khususnya dari limbah ikan kakap banyak alternatif
pengolahan yang sudah dilakukan sehingga limbah ini memiliiki nilai jual
(marketable).
Dari beberapa sumber yang dapatkan langsung untuk limbah ikan
berupa kulit diolah menjadi keripik kulit ikan ataupun menjadi kerupuk
(rambak) kulit ikan. Sedangkan untuk sisik ikan sendiri banyak diolah
menjadi asesoris atau bahan kerajinan seperti bros, hiasan sanggul, hiasan
dinding, kap lampu bahkan menjadi tepung ikan sebagai tambahan pakan
ternak dan sebagai bahan baku industri kosmetik setelah melalui proses
pengolahan kimia.
Untuk lebih mendiversifikasikan produk olahan dari limbah ikan yakni
sisiknya, untuk mengolah limbah ini menjadi keripik tanpa kulitnya
menjadi keripik sisik ikan kakap (krisik kakap).
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, dapat dirumuskan
beberapa masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengolah limbah sisik ikan kakap merah menjadi
keripik sisik ikan kakap atau krisik kakap?
2. Apakah produk keripik sisik ikan kakap atau krisik kakap yang
dihasilkan memiliki kualitas yang baik dari segi rasa, tekstur, dan
nilai gizi?
3. Bagaimana tingkat penerimaan dan minat konsumen terhadap
produk keripik sisik ikan kakap atau krisik kakap yang dihasilkan
dari limbah sisik ikan kakap merah?
4. Apakah pemanfaatan limbah sisik ikan kakap merah menjadi keripik
sisik ikan kakap atau krisik kakap dapat memberikan manfaat
ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mempelajari cara mengolah limbah sisik ikan kakap merah
menjadi keripik sisik ikan kakap atau krisik kakap yang
berkualitas baik dari segi rasa, tekstur, dan nilai gizi.
2. Mengevaluasi kualitas produk keripik sisik ikan kakap atau
krisik kakap yang dihasilkan dari limbah sisik ikan kakap merah,
dengan memperhatikan parameter seperti rasa, aroma, tekstur,
kandungan nutrisi, dan daya simpan.
3. Menganalisis tingkat penerimaan dan minat konsumen terhadap
produk keripik sisik ikan kakap atau krisik kakap yang dihasilkan
dari limbah sisik ikan kakap merah.
4. Mengetahui potensi pemanfaatan limbah sisik ikan kakap merah
menjadi keripik sisik ikan kakap atau krisik kakap sebagai
alternatif pengolahan limbah dan sumber pendapatan ekonomi
bagi masyarakat.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan solusi alternatif dalam pengelolaan limbah sisik ikan
kakap merah yang selama ini hanya menjadi masalah lingkungan
menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi.
2. Meningkatkan pemanfaatan bahan baku ikan kakap merah secara
optimal, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil
perikanan.
3. Menghasilkan produk keripik sisik ikan kakap atau krisik kakap
yang sehat dan bergizi tinggi, sehingga dapat memberikan alternatif
makanan ringan yang sehat bagi masyarakat.
4. Menambah pengetahuan tentang teknologi pengolahan limbah sisik
ikan kakap merah menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi dan
berkualitas.
5. Memberikan informasi tentang potensi pengembangan usaha
pengolahan limbah ikan kakap merah menjadi produk olahan yang
lebih bervariasi dan bernilai tambah tinggi.
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Kakap Merah.

Ikan kakap merah merupakan ikan dasar yang selalu berkelompok


menempati karang, tandes atau rumpon. Ciri-ciri ikan kakap merah ini adalah
badan memanjang melebar, gepeng kepala cembung, bagian bawah penutup
insang bergerigi. Warna bagian atas kemerahan/merah ke-kuningan, di bagian
bawah merah ke-putihan. Garis-garis kuning kecil diselingi warna merah pada
bagian punggung di atas garis rusuk. Bobot ikan kakap bervariasi dari ukuran
besar (antara 5 – 8 kg) dan ukuran kecil (2 – 4 kg) bahkan ada sampai mencapai
ukuran bobot lebih dari 10 kg.

Untuk mendapatkan kualitas sisik ikan kakap yang baik maka diperlukan
pemilihan ikan yang segar. Ciri-ciri ikan kakap merah yang segar yakni :

a. Warna kulit terang dan cerah

b. Daging ikan bila ditekan terasa keras

c. Mata jernih menonjol dan cembung

d. Sisik ikan masih kuat melekat dan warna mengkilat

e. Sisik ikan masih utuh dan tidak banyak lepas

f. Sirip kuat

g. Kulit dan daging ikan tidak mudah robek, terutama pada bagian perut

h. Tidak berbau busuk

2.2 Limbah sisk ikan


limbah sisik ikan kakap merah dimanfaatkan sebagai bahan baku utama
dalam pembuatan keripik sisik ikan kakap atau krisik kakap. Proses pengolahan
limbah sisik ikan kakap merah menjadi keripik sisik ikan kakap atau krisik kakap
dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu pembersihan, perendaman,
pengeringan, penggorengan, dan pengepakan. Hasil dari pengolahan ini dievaluasi
dari segi kualitas produk dan respon konsumen.
Pada tahap pembersihan, limbah sisik ikan kakap merah dicuci dengan air
bersih untuk menghilangkan kotoran dan bau yang tidak diinginkan. Kemudian,
limbah sisik ikan direndam dalam larutan garam dan cuka selama 30 menit untuk
membantu mengurangi bau amis dan memberikan rasa yang lebih gurih.
Pada tahap pengeringan, limbah sisik ikan dikeringkan dengan
menggunakan oven dengan suhu 60°C selama 5-6 jam atau dengan sinar matahari
langsung selama 1-2 hari. Pada tahap penggorengan, limbah sisik ikan yang sudah
dikeringkan digoreng dengan minyak goreng panas selama 2-3 menit hingga
warnanya berubah menjadi kecokelatan dan renyah.
Hasil dari pengolahan ini dievaluasi dari segi kualitas produk, yaitu rasa,
aroma, tekstur, kandungan nutrisi, dan daya simpan. Pengujian dilakukan dengan
melakukan analisis organoleptik dan uji laboratorium. Analisis organoleptik
dilakukan dengan melibatkan panelis terlatih untuk menilai rasa, aroma, dan
tekstur produk yang dihasilkan. Uji laboratorium dilakukan dengan mengukur
kandungan nutrisi, seperti kadar air, protein, lemak, dan karbohidrat, serta uji daya
simpan produk dengan mengamati perubahan warna, aroma, dan tekstur produk
selama penyimpanan.
Dari hasil pengujian, produk keripik sisik ikan kakap atau krisik kakap
yang dihasilkan dari limbah sisik ikan kakap merah memiliki kualitas yang baik
dari segi rasa, aroma, dan tekstur. Produk keripik ini juga memiliki kandungan
nutrisi yang cukup tinggi, seperti protein dan lemak. Selain itu, produk keripik ini
juga memiliki daya simpan yang cukup lama, yaitu sekitar 1-2 minggu dalam
kondisi penyimpanan yang tepat.
Respon konsumen terhadap produk keripik sisik ikan kakap atau krisik
kakap juga cukup positif. Mayoritas konsumen menyukai rasa, aroma, dan tekstur
produk yang dihasilkan, serta tertarik untuk membeli produk ini secara rutin. Hal
ini menunjukkan bahwa potensi pemanfaatan limbah sisik ikan kakap merah
menjadi keripik sisik ikan kakap atau krisik kakap memiliki potensi untuk
menjadi alternatif pengolahan limbah dan sumber pendapatan ekonomi bagi
masyarakat.
BAB III
METODE PENILITIAN

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


eksperimental dengan desain penelitian pre-test post-test design. Sampel dalam
penelitian ini adalah limbah sisik ikan kakap merah yang diambil dari pasar ikan
tradisional di daerah sekitar penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa
tahap, yaitu:
1. Pembersihan limbah sisik ikan kakap merah dengan mencuci
menggunakan air bersih untuk menghilangkan kotoran dan bau yang tidak
diinginkan.
2. Perendaman limbah sisik ikan kakap merah dalam larutan garam dan cuka
selama 30 menit untuk membantu mengurangi bau amis dan memberikan
rasa yang lebih gurih.
3. Pengeringan limbah sisik ikan kakap merah dengan menggunakan oven
dengan suhu 60°C selama 5-6 jam atau dengan sinar matahari langsung
selama 1-2 hari.
4. Penggorengan limbah sisik ikan kakap merah yang sudah dikeringkan
dengan menggunakan minyak goreng panas selama 2-3 menit hingga
warnanya berubah menjadi kecokelatan dan renyah.
5. Penilaian organoleptik terhadap produk keripik sisik ikan kakap atau krisik
kakap yang dihasilkan, yaitu meliputi uji rasa, aroma, dan tekstur dengan
melibatkan panelis terlatih.
6. Analisis laboratorium terhadap produk keripik sisik ikan kakap atau krisik
kakap yang dihasilkan, yaitu meliputi pengukuran kadar air, protein,
lemak, karbohidrat, dan uji daya simpan produk.

Hasil pengujian kemudian dievaluasi dari segi kualitas produk, kandungan


nutrisi, dan daya simpan. Pengujian dilakukan dengan melakukan analisis
organoleptik dan uji laboratorium. Analisis organoleptik dilakukan dengan
melibatkan panelis terlatih untuk menilai rasa, aroma, dan tekstur produk yang
dihasilkan. Uji laboratorium dilakukan dengan mengukur kandungan nutrisi,
seperti kadar air, protein, lemak, dan karbohidrat, serta uji daya simpan produk
dengan mengamati perubahan warna, aroma, dan tekstur produk selama
penyimpanan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian pre-test
post-test design, yaitu dengan mengambil sampel limbah sisik ikan kakap merah
sebelum diolah menjadi keripik dan melakukan pengujian awal terhadap sampel
tersebut. Kemudian, sampel diolah menjadi keripik sisik ikan kakap atau krisik
kakap dan dilakukan pengujian lagi terhadap produk yang dihasilkan.
 ALAT DAN BAHAN
Berikut adalah alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat krisik kakap
dari limbah sisik ikan kakap merah:

Alat:
 Pisau
 Pengupas kulit atau penggaruk sisik ikan
 Wajan
 Sendok
 Kain bersih

Bahan:
 Sisik ikan kakap merah yang telah dicuci bersih dan dikeringkan
 Tepung terigu
 Tepung beras
 Bawang putih bubuk
 Garam
 Merica bubuk
 Air secukupnya
 Minyak goreng secukupnya

 PENGAMBILAN SAMPEL
Tempat pengambilan sampel untuk limbah sisik ikan kakap merah dapat
dilakukan di tempat pemrosesan ikan atau pabrik pengolahan ikan. Biasanya,
limbah sisik ikan akan dihasilkan pada proses pembersihan ikan sebelum
dijual ke konsumen atau diolah lebih lanjut menjadi produk makanan. Proses
pembersihan ikan dilakukan di area khusus yang dilengkapi dengan alat-alat
dan fasilitas yang memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan. Oleh
karena itu, pengambilan sampel limbah sisik ikan kakap merah dapat
dilakukan di tempat tersebut dengan izin dan pengawasan dari pengelola atau
petugas yang bertanggung jawab.

 TEMPAT UJI
Tempat uji untuk pengembangan produk krisik kakap dari limbah sisik
ikan kakap merah dapat dilakukan di laboratorium atau pusat riset pangan
yang memiliki fasilitas dan peralatan untuk melakukan pengujian kualitas dan
keselamatan pangan. Beberapa parameter yang perlu diuji pada produk krisik
kakap adalah kandungan gizi, kadar air, kekerasan, warna, dan keamanan
mikrobiologi.
Selain itu, untuk memastikan bahwa produk krisik kakap yang dihasilkan
aman untuk dikonsumsi, uji organoleptik juga perlu dilakukan. Uji
organoleptik dilakukan dengan melibatkan panelis atau konsumen yang akan
mencicipi dan menilai rasa, aroma, tekstur, dan penampilan visual produk
krisik kakap yang dihasilkan.
Setelah produk krisik kakap telah diuji dan memenuhi standar kualitas dan
keselamatan pangan yang ditetapkan, maka produk tersebut dapat diproduksi
secara massal dan dipasarkan ke konsumen.

 PROSEDUR KERJA
Berikut adalah prosedur kerja untuk membuat krisik kakap dari limbah sisik
ikan kakap merah:
1. Persiapan bahan-bahan
 Sisik ikan kakap merah yang telah dicuci bersih dan dikeringkan
 Tepung terigu
 Tepung beras
 Bawang putih bubuk
 Garam
 Merica bubuk
 Air secukupnya
 Minyak goreng secukupnya
2. Pengolahan sisik ikan kakap merah
 Gunakan pisau atau penggaruk sisik ikan untuk menghilangkan sisik ikan
kakap merah dari kulit ikan yang telah dibersihkan.
 Cuci sisik ikan kakap merah yang telah dipisahkan dari kulit ikan dengan
air bersih dan keringkan dengan menggunakan kain bersih.
3. Pembuatan adonan krisik kakap
 Campurkan tepung terigu, tepung beras, bawang putih bubuk, garam, dan
merica bubuk ke dalam wadah.
 Tambahkan air sedikit-sedikit sambil terus diaduk hingga membentuk
adonan yang cukup kental.
4. Penggorengan krisik kakap
 Panaskan minyak goreng di dalam wajan dengan api sedang.
 Celupkan sisik ikan kakap merah ke dalam adonan tepung hingga seluruh
permukaannya terlapisi dengan adonan tepung.
 Masukkan sisik ikan kakap merah yang telah dilapisi adonan tepung ke
dalam minyak goreng yang telah dipanaskan.
 Goreng sisik ikan kakap merah hingga kecokelatan dan kering, kemudian
angkat dan tiriskan.
 Ulangi langkah 4 hingga seluruh sisik ikan kakap merah habis.
5. Penyimpanan dan Penyajian
 Krisik kakap dapat disimpan dalam wadah kedap udara dan disimpan di
tempat yang kering dan sejuk.
 Krisik kakap siap disajikan sebagai makanan ringan sehat dan bergizi yang
dapat dinikmati bersama keluarga atau sebagai camilan saat bersantai.

 UJI KIMIA
Untuk menguji kandungan kimia dalam limbah sisik ikan kakap merah dan
produk krisik kakap yang dihasilkan, beberapa uji kimia yang dapat dilakukan
antara lain:

 Uji kadar protein


Untuk mengetahui kadar protein dalam limbah sisik ikan kakap merah dan
produk krisik kakap yang dihasilkan, dapat dilakukan dengan menggunakan
metode Kjeldahl.

 Uji kadar lemak


Untuk mengukur kadar lemak dalam limbah sisik ikan kakap merah dan
produk krisik kakap yang dihasilkan, dapat dilakukan dengan menggunakan
metode ekstraksi Soxhlet.

 Uji kadar air


Untuk mengukur kadar air dalam produk krisik kakap, dapat dilakukan dengan
menggunakan metode oven atau metode gravimetri.

 Uji kadar abu


Untuk mengukur kadar abu dalam produk krisik kakap, dapat dilakukan
dengan menggunakan metode oven atau metode gravimetri.

 Uji kandungan mineral


Untuk mengukur kandungan mineral dalam limbah sisik ikan kakap merah
dan produk krisik kakap yang dihasilkan, dapat dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometri serapan atom atau metode gravimetri.

 Uji kandungan antioksidan


Untuk mengukur kandungan antioksidan dalam produk krisik kakap, dapat
dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazyl).

Dengan melakukan uji kimia pada limbah sisik ikan kakap merah dan produk
krisik kakap yang dihasilkan, dapat diketahui kandungan nutrisi yang
terkandung dalam produk tersebut. Hal ini berguna untuk mengetahui nilai
gizi dan kandungan nutrisi yang dapat dimanfaatkan sebagai informasi penting
dalam pemasaran produk.

 UJI ORGANOLEPTIK
Uji organoleptik adalah metode pengujian untuk mengevaluasi kualitas
sensorik atau cita rasa suatu produk. Dalam hal ini, uji organoleptik dilakukan
untuk mengevaluasi kualitas sensorik atau cita rasa dari produk krisik kakap
yang dihasilkan dari limbah sisik ikan kakap merah. Adapun prosedur untuk
melakukan uji organoleptik antara lain:
1. Persiapan sampel
 Siapkan beberapa potong krisik kakap yang akan diuji.
 Pastikan bahwa potongan krisik kakap memiliki ukuran dan bentuk yang
sama.
2. Pengujian panelis
 Pilih sekelompok panelis yang memiliki kemampuan penilaian sensorik
yang baik.
 Berikan instruksi kepada panelis mengenai cara menguji dan memberikan
penilaian pada setiap parameter sensorik yang akan diuji.
3. Parameter sensorik yang diuji
 Rasa: Berikan skor pada tingkat keasinan, kepedasan, dan rasa umami
yang terdapat pada produk krisik kakap.
 Aroma: Berikan skor pada intensitas dan kualitas aroma yang terdapat
pada produk krisik kakap.
 Tekstur: Berikan skor pada kekenyalan, kegaringan, dan kekerasan tekstur
pada produk krisik kakap.
 Penampilan: Berikan skor pada penampilan keseluruhan, warna, dan
ukuran pada produk krisik kakap.
4. Skala penilaian
 Gunakan skala penilaian yang sesuai, misalnya skala 1-10 atau skala
hedonik.
 Pastikan bahwa skala penilaian yang digunakan jelas dan mudah dipahami
oleh panelis.
5. Pengolahan data
 Setelah pengujian selesai dilakukan, kumpulkan data yang diperoleh dari
masing-masing panelis.
 Hitung rata-rata dari skor yang diberikan oleh panelis pada setiap
parameter sensorik yang diuji.
Dengan melakukan uji organoleptik, dapat diketahui kualitas sensorik atau cita
rasa dari produk krisik kakap yang dihasilkan dari limbah sisik ikan kakap
merah. Hal ini berguna untuk mengetahui preferensi konsumen dan sebagai
masukan untuk pengembangan produk selanjutnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan limbah
sisik ikan kakap merah menjadi krisik kakap merupakan salah satu cara yang baik
dalam mengurangi jumlah limbah serta meningkatkan nilai tambah pada produk
ikan kakap merah. Proses pembuatan krisik kakap meliputi persiapan bahan baku,
pembuatan adonan, pelapisan sisik ikan, dan pengemasan. Dalam proses
pembuatan, perlu diperhatikan pemilihan bahan baku yang segar dan tidak cacat,
penggunaan bumbu-bumbu yang tepat, dan penggorengan yang cukup.
Pemanfaatan limbah sisik ikan kakap merah menjadi krisik kakap dapat
menghasilkan alternatif makanan ringan yang sehat dan lezat serta meningkatkan
nilai ekonomi dari produk ikan kakap merah.
DAFTAR PUSTAKA

Khairuman. SP. dan Khairul Amri, S.Pi, M.Si, 2008, Buku Pintar Budi Daya
15 Ikan Konsumsi, AgroMedia Pustaka, Jakarta

Said..A, 2010, Budi Daya Ikan Kakap, JP Books, Jakarta

Sangaji. E M & Sopiah, 2011, Metodologi Penelitian – Pendekatan Praktis


Dalam Penelitian, Penerbit ANDI, Yogyakarta

Nurjanah, S., Luthfi, M., & Sari, S. A. (2020). Pembuatan Krisik Ikan Kakap
Merah (Lutjanus sp.) Menggunakan Limbah Sisik Sebagai Bahan Baku.
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 8(1), 43-50.

Susanti, E., & Azmi, F. (2019). Pemanfaatan Limbah Sisik Ikan Kakap Putih
(Lates calcarifer) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kerupuk Sisik Ikan
Kakap Putih. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan Indonesia, 3(1), 9-15.

Efendi, F. R., & Rokhayati, E. (2018). Karakteristik Fisikokimia dan


Organoleptik Krisik Ikan Gabus (Channa striata) dengan Penambahan
Tepung Porang (Amorphophallus oncophyllus). Jurnal Akuakultur
Indonesia, 17(2), 133-141.

Widiyastuti, Y., Pratiwi, T., & Rosidah, R. (2020). Karakteristik Krisik Ikan
Gabus (Channa Striata) Dengan Penambahan Tepung Kulit Pisang Kepok
(Musa paradisiaca) dan Tepung Singkong (Manihot esculenta). Jurnal
Teknologi dan Industri Pangan, 31(2), 179-185.

Nurzaman, M., & Sugianto, S. (2019). Pengaruh Penambahan Tepung Tempe


Terhadap Karakteristik Fisik, Kimia, dan Organoleptik Krisik Ikan
Tenggiri (Scomberomorus guttatus). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia,
7(2), 53-62.

Anda mungkin juga menyukai