Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Persalinan


Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah cukup
berada dalam rahim ibu, dengan disusul oleh keluarnya plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu. (Fitriana dan Nurwiandani, 2018:7).
Pada setiap persalinan harus diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor inilah yang akan menjadi penentu dan
pendukung jalannya persalinan dan sebagai acuan melakukan tindakan pada
saat terjadinya proses persalinan. (Fitriana dan Nurwiandani, 2018:17).
Faktor tersebut yaitu bidang Hodge, Bidang Hodge adalah bidang yang
dipakai dalam obstetri untuk mengetahui seberapa jauh turunnya bagian
bawah anak kedalam panggul. Terdapat 4 Bidang Hodge yaitu :
1) Bidang Hodge I: jarak antara Promontorium dan pinggir atas Simfisis,
sejajar dengan PAP atau bidang yang terbentuk dari Promontorium, Linea
Inominata Kiri, Simfisis Pubis, Linea Inominata Kanan kembali ke
Promontorium.
2) Bidang Hodge II: bidang yang sejajar dengan Pintu Atas Panggul (PAP),
melewati pinggir (tepi) bawah Simfisis.
3) Bidang Hodge III: bidang yang sejajar dengan Pintu Atas Panggul (PAP)
melewati Spina Ischiadika.
4) Bidang Hodge IV: bidang yang sejajar dengan Pintu Atas Panggul (PAP)
melewati ujung tulang Coccygeus.
A. Alat Pengukur Panggul Dan Ukuran-Ukuran Panggul
1. Alat pengukur ukuran panggul :
a) Pita meter.
b) Jangka panggul : Martin, Oseander, Collin, Baudeloque.
c) Pelvimetri klinis dengan periksa dalam.

4
d) Pelvimetri rontenologis dibuat oleh ahli radiologi dan hasilnya
diinterpretasikan oleh ahli kebidanan.
2. Ukuran-ukuran panggul luar:
a) Distasia Spinarum (DS), yaitu jarak antara kedua Spina Iliaka
Anterior Superior (23-26 cm).
b) Distansia Cristarum (DC), yaitu jarak yang terlebar antara kedua
Crista Iliaka kanan dan kiri (26-29 cm).
c) Conjugata Eksterna (CE), yaitu jarak dari tepi atas Simmfisis dan
ujung Processus Spinosus tulang lumbal 5 (18-20 cm).
d) Lingkar Panggul (LP), yaitu jarak dari tepi atas Simfisis ke
pertengahan antara Spina Iliaka Anterior Superior dengan
Trochantor Mayor sebelah kanan, ke pertengahan anatara Spina
Iliaka Anterior Superior dan Trochantor Mayor sebelah kiri
kembali ke tepi atas Simfisis (80-90 cm).
3. Ukuran-ukuran panggul dalam ada 7 item yang harus dinilai :
a) Pintu Atas Panggul
Promontorium teraba atau tidak, normalnya tidak teraba. Linea
Inominata, normalnya teraba 1/3 bagian kanan dan kiri.
b) Pintu Tengah Panggul
1. Spina Ischiadika menonjol atau tidak, normalnya tidak
menonjol.
2. Sacrum, normalnya cukup cekung.
3. Pelvic Side Wall (dinding pelvis), normalnya sejajar.
c) Pintu Bawah Panggul
1. Arcus Pubis, normalnya > 900.
2. Mobilitas Os. Coccygeus, normalnya cukup.
B. Jenis-jenis panggul

Didasarkan pada ciri-ciri bentuk Pintu Atas Panggul (PAP),


bentuk dasar panggul adalah sebagai berikut:

1. Ginekoid : paling ideal, bulat 45%.


2. Android : panggul pria, segitiga 15%.
3. Antropoid : agak lonjong sepertit telur 35%.
4. Platipeloid : picak, menyempit arah muka belakang 5%.
C. Bagian Lunak
Bagian lunak terdiri atas otot, jaringan, dan ligament. Jalan lahir lunak
yang berperan dalam persalinan adalah Serviks Uteri dan Vagina. Di
samping itu otot-otot, jaringan ikat dan ligament yang menyokong alat-
alat urogenetal juga sangat berperan dalam persalinan. Bagian lunak
(otot-otot dasar panggul) ada 2 macam :
1) Musculus Levator Ani
a) Musculus Ilio Coccygeus
b) Musculus Pubo Coccygeus
c) Musculus Pubo Vaginalis
d) Musculus Pubo Rectalic
e) Musculus Pubo Coccygeus Propius
2) Musculus Ischio Coccygeus
(Fitriana dan Nurwiandani, 2018:17-21)
7

Tabel 2.1 Bidang Hodge

PERIKSA PERIKSA DALAM KETERANGAN


LUAR

= 5/5 Kepala diatas PAP,


mudah digerakkan

= 4/5 HI-HII Sulit digerakkan,


Bidang yang dibentuk pada bagian terbesar kepala
lingkaran PAP dengan bagian belum masuk panggul
atas symphisis

HII-HIII Bagian
= 3/5 Bidang ini sejajar terbesar kepala
dengan bidang Hodge belum masuk
I terletak setinggi panggul
bagian bawah
symphysis

HIII + Bagian
= 2/5 Bidang ini sejajar terbesar kepala
Hodge I dan Hodge II sudah masuk
terletak setinggi spina panggul
isciadika kanan dan
kiri

HIII-HIV Kepala di
=1/5 Bidang ini sejajar dasar panggul
dengan Hodge I,II,III
terletak setinggi Os
koksigeus

HIV Di perineum

=0/5
7
2.2 Pengertian Bayi Baru Lahir atau Neonatus
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0–28 hari), dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menuju
luar rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi
hingga umur kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki
risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa
muncul, sehingga tanpa penanganan yang tepat bisa berakibat fatal (Kemenkes
RI, 2020).
Kriteria bayi normal adalah lahir dengan umur kehamilan genap 37
minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500–4000 gram,
panjang badan: 48–52 cm, lingkaran dada: 30– 38 cm, nilai Apgar 7–10 dan
tanpa cacat bawaan (Ribek et al., 2018).

2.3 Penilaian APGAR SCORE


APGAR SCORE merupakan alat untuk menilai kondisi bayi sesaat setelah
lahir meliputi lima variabel yaitu frekuensi jantung (heart rate), usaha nafas
(respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour), dan reaksi
terhadap rangsangan (respon to stimuli), setiap penilaian diberi angka 0, 1 dan
2.

Apgar score dilakukan pada:

a) 1 menit kelahiran, yaitu untuk memberi kesempatan pada bayi untuk


memulai perubahan.
b) Menit ke-5.
c) Menit ke-10.

Prosedur penilaian Apgar score :

a) Pastikan Pencahayaan baik.


b) Catat waktu kelahiran, nilai Apgar pad 1 menit pertama dengan cepat
dan stimultan, jumlahkan hasilnya.
c) Lakukan tindakan dengan cepat dan tepat sesuai dengan hasilnya.
d) Ulangi pada menit ke-5.
e) Ulangi pada menit ke-10.
9

f) Dokumentasikan hasil dan lakukan tindakan yang sesuai.

Tabel 2.2 APGAR SCORE

TAMPILAN 0 1 2 NILAI

A Appearance

Warna kulit Pucat Badan Seluruh


merah tubuh
ekstremitas kemerahan
kebiruan

P Puke

Denyut Tidak ada < 100 >100


jantung

G Grimace

Reaksi Tidak ada Menyeri Bersin /


terhadap ngai batuk
rangsangan

A Activity

Kontraksi Tidak ada Ekstrem Gerakan


otot itas aktif
sedikit
fleksi

R Respiratio
m

Pernafasan Tidak ada Lemah / Menangis


tidak kuat
teratur

Jumlah Nilai
9

APGAR
10

Keterangan :

0 – 3 : Asfiksia berat

4 – 6 : Asfiksia sedang

7 – 10 : Asfiksia ringan / Normal

2.4 Klasifikasi Bayi Baru Lahir


Klasifikasi bayi baru lahir Neonatus dikelompokkan menjadi dua kelompok
(Juwita & Prisusanti, 2020), yaitu :
2.4.1 Neonatus Menurut Masa Gestasinya
Masa gestasi atau dapat disebut dengan umur kehamilan merupakan
waktu dari konsepsi yang dihitung dari ibu hari pertama haid terakhir
(HPHT) pada ibu sampai dengan bayi lahir (Novieastari et al., 2020).
1) Bayi kurang bulan: bayi yang lahir <259 hari (37 minggu)
2) Bayi cukup bulan: bayi yang lahir antara 259-293 (37 minggu-42
minggu)
3) Bayi lebih bulan: bayi yang lahir >294 hari (>42 minggu).
2.4.2 Neonatus Menurut Berat Badan Saat Lahir
Bayi lahir ditimbang berat badannya dalam satu jam pertama jika bayi
lahir di fasilitas kesehatan dan jika bayi lahir di rumah maka
penimbangannya dilakukan dalam waktu 24 jam pertama setelah
kelahiran (Novieastari et al., 2020).
1) Bayi berat badan lahir rendah: bayi yang lahir dengan berat badan
< 2,5 kg.
2) Bayi berat badan lahir cukup : bayi yang lahir dengan berat badan
antara 2,5 kg - 4 kg.
3) Bayi berat badan lahir lebih : bayi yang lahir dengan berat badan
> 4 kg.
11

2.5 Etiologi
1) Jaringan Lemak Subkutan Tipis
Pada bayi baru lahir jaringan lemak subkutannya masih sangat tipis
sehingga kemampuan untuk melindungi diri dari suhu udara yang dingin
sangatlah lemah. Hipodermis / jaringan lemak subkutan ini merupakan
lapisan kulit lemak / jaringan ikat yang bertanggung jawab untuk mengatur
suhu tubuh dan juga melindungi organ dalam dan tulang (Saifuddin AB,
2018).
2) Perbandingan Luas Permukaan Tubuh dengan Berat Badan Besar
Bayi baru lahir memiliki permukaan luas tubuh yang lebih besar jika
dibandingkan dengan berat tubuhnya. Jika suhu bayi menurun, akan lebih
banyak energi / kalori akan digunakan untuk memproduksi panas sebagai
upaya mempertahankan suhu tubuhnya dan akan terjadi
ketidakseimbangan antara jumlah energi yang ada dan kebutuhannya
(Saifuddin AB, 2018).
3) Cadangan Glikogen dan Browfat Sedikit
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya sehingga akan
mengalami stres dengan perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke
lingkungan luar yang lebih dingin. Pembetukan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan
kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan / pengolahan lemak coklat yang ada di dalam
tubuh bayi. Timbunan lemak coklat ini terdapat di seluruh tubuh bayi,
untuk membakar lemak coklat bayi harus menggunakan glukosa guna
mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak
coklat ini tidak dapat di produksi ulang oleh bayi baru lahir. Cadangan
lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya suhu
udara yang dingin di sekitar bayi (Saifuddin AB, 2018).
4) Bayi baru lahir tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi
kedinginan
11

Hal ini di sebabkan karena pusat pengaturan suhu yang ada di


hipotalamus belum sepenuhnya matur sehingga proses menggigil dan
12

berkeringat masih belum terbentuk dan berfungsi dengan baik.


Menggigil adalah respon perlindungan tubuh untuk menghasilkan panas
melalui aktifitas otot (Saifuddin AB,2018).
5) Gangguan Termoregulasi
Termoregulasi adalah kemampuan untuk menjaga keseimbangan
antara pembetukan panas dan kehilangan panas agar dapat
mempertahankan suhu tubuh didalam batas normal. Pada bayi baru lahir
belum memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang efisien dan masih
lemah sehingga mudah sekali terjadi gangguan termoregulasi. Suhu tubuh
dikendalikan di bagian otak (hipotalamus). Hipotalamus
bertanggungjawab untuk mengenali perubahan suhu tubuh dan
meresponnya dengan tepat. Tubuh menghasilkan panas dari proses
metabolisme di dalam sel yang mendukung fungsi vital tubuh (Raharjo
dan Marmi, 2018).

2.6 Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir


Juliana (2019) menyatakan fisiologi neonatus merupakan ilmu yang
mempelajari fungsi dan proses vital neonatus mulai dari sistem pernapasan
sampai keseimbangan asam dan basa sebagai berikut :
2.6.1 Sistem Pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi pada waktu 30 menit
pertama sesudah lahir. Usia bayi pertama kali untuk mempertahankan
tekanan alveoli terkait napas dan pengeluaran napas dengan merintih
sehingga udara bisa bertahan didalam. Neonatus bernapas dengan cara
pernapasan diafragmatik dan abdominal sedangkan untuk frekuensi 6 dan
kedalaman bernapas belum teratur. (Juliana,2019).
2.6.2 Peredaran Darah
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang dan mengakibatkan tekanan
artriol dalam paru menurun yang diikuti dengan menurunnya tekanan
pada jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan tekanan jantung kiri lebih
besar dibandingkan dengan tekanan jantung kanan dan hal tersebut dapat
12

membuat foremen ovale secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada
jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena itu, tekanan dalam aorta
13

desenden naik disebabkan karena biokimia (PaO yang naik) serta duktus
arteiosus yang berobliterasi (Juliana, 2019).

2.6.3 Suhu Tubuh


Ada tiga kemungkinan yang dapat menyebabkan bayi baru lahir
kehilangan panas tubuhnya, yang pertama yaitu konduksi panas
dihantarkan dari tubuh bayi dan benda sekitarnya yang kontak langsung
dengan tubuh bayi pemindah panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui
kontak langsung. Kedua konveksi yaitu panas yang hilang dari tubuh
bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang
hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara). Ketiga radiasi yaitu
panas dipancarkan dan BBL keluar dari tubuhnya ke lingkungan yang
lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu
berbeda). (Sembiring, 2019).
2.6.4 Metabolisme
Pada jam-jam pertama kehidupan bayi, energi didapatkan dari
perubahan karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran
lemak. Setelah mendapat susu sekitar di hari keenam energi diperoleh
dari lemak dan karbohidrat yang masing-masing sebesar 60 dan 40%.
(Juliana, 2019).
2.6.5 Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Tubuh BBL relatif mengandung banyak air. Kadar natrium juga relatif
lebih besar dibandingkan dengan kalium karena ruang ekstraseluler yang
luas. Fungsi ginjal masih belum sempurna karena, jumlah nefron yang
masih belum sebanyak orang dewasa.ketidak seimbangan luas
permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal. Renal blood flow
relartive kurang baik dibandingkan dengan orang dewasa. (Juliana,
2019).
2.6.6 Imunoglobulin
Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang juga
tidak memiliki lamina propia ilium dan apendiks. Plasenta merupakan
13

sawar, sehingga fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Akan
tetapi bila ada infeksi yang melalui plasenta (lues, toksoplasma, herpes
14

simplek, dan lain-lain) reaksi imonologis dapat terjadi dengan


pembentukan sel plasma serta antibody gama A,G dan M. (Sembiring,
2019).
2.6.7 Traktus Digestivus
Traktus digestivus lerative lebih berat dan lebih panjang dibandingkan
dengan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat
berwarna hitam kehijauan yang terdiri atas mikropolisakarida atau
disebut juga dengan meconium. Pengeluaran mekonium biasanya pada
jam 10 pertama kehidupan dan dalam 4 hari setelah kelahiran biasanya
feses sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus
digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus, kecuali enzim amylase
pancreas. (Julliana, 2019).
2.6.8 Hati
Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan
morfologis yang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar
lemak serta glikogen. Sel hematopoietik juga mulai berkurang, walaupun
dalam waktu yang agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu
bayi baru lahir, daya detoksifikasi pada neonatus juga belum sempurna.
(Juliana, 2019).

2.7 Patofisiologi
Pusat pengaturan panas di otak bayi memiliki kemampuan untuk
meningkatkan produksi panas sebagai respons terhadap stimulus yang
diterima dari reseptor suhu (termoreseptor). Akan tetapi, ini bergantung pada
peningkatan aktivitas metabolik yang menggangu kemampuan bayi untuk
mengontrol suhu tubuh, terutama dalam kondisi lingkungan yang buruk. Bayi
memiliki kemampuan terbatas untuk menggigil dan tidak mampu
meningkatkan aktifitas volunter otot untuk menghasilkan panas. Oleh sebab
itu, bayi harus bergantung pada kemampuannya sendiri untuk menghasilkan
panas melalui metabolisme (Fraser dan Cooper, 2018).
Hipotermia cenderung terjadi pada masa transisi pada bayi baru lahir.
Masa transisi bayi merupakan masa yang sangat kritis pada bayi dalam upaya
14

untuk dapat bertahan hidup. Bayi baru lahir harus beradaptasi dengan
kehidupan
15

diluar uterus yang suhunya jauh lebih dingin bila dibandingkan suhu didalam
uterus yang relatif lebih hangat. Kemampuan bayi baru lahir tidak stabil dalam
mengendalikan suhu secara adekuat, bahkan jika bayi lahir saat cukup bulan
dan sehat sehingga sangat rentan untuk kehilangan panas. Hipotermia adalah
keadaan dimana suhu tubuh berada dib awah normal tubuh ( ¿36.5° C)(Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Hipotermia terjadi karena perawatan bayi baru
lahir yang salah, hilangnya panas tubuh disebabkan oleh 4 hal yaitu radiasi,
konveksi, konduksi, dan evaporasi (Istiqomah & Mufida: Jurnal Eduhealth,
2018).

2.8 Manifestasi Klinis


Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan intrauterine
kehidupan ekstrauterin. Pertumbuhan dan perkembangan normal masa
neonatal adalah 28 hari (Sari, 2018).

2.9 Komplikasi
Menurut (Kemenkes,RI, 2018 : 129) Neonatal dengan komplikasi
adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainan yang dapat
menyebabkan kecacatan atau kematian, seperti :
1) Asfiksia
Asfiksia adalah kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan cukup
oksigen. Jika tidak ditangani sesegera mungkin, kondisi ini bisa
menyebabkan hilangnya kesadaran, cedera otak, atau kematian.
2) Ikterus atau Penyakit Kuning
Ikterus atau penyakit kuning adalah pigmentasi kekuningan atau
kehijauan pada kulit dan sklera (bagian putih pada mata) yang
disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin.
3) Hipotermia
Hipotermia adalah keadaan dimana suhu tubuh berada dibawah normal
tubuh (¿36.5° C).
4) Tetanus Neonatorum
16

Tetanus neonatorum adalah perawatan tali pusat yang kurang baik


pemotongan tali pusat yang tidak higienis, ibu yang tidak mendapatkan
imunisasi, sirkumsisi yang tidak higienis, tindik telinga yang tidak
higienis.
5) Infeksi/Sepsis
Infeksi/Sepsis adalah peradangan ekstrem akibat infeksi yang
berpotensi mengancam nyawa, sepsis terjadi ketika infeksi dalam
tubuh memicu infeksi lain di seluruh tubuh, ini terjadi saat sistem imun
bereaksi berlebihan dengan melepas zat kimia ke dalam pembuluh
darah untuk melawan infeksi mikroorganisme penyebab penyakit.
6) Trauma Lahir
Trauma lahirmerupakan trauma yang terjadi selama proses persalinan
insidensnya adalah 2-7 per 1000 kelahiran hidup. Bayi akan
mengalami salah satu keadaan gerakan abnormal atau posisi asimetris
dari lengan atau tungkai, bengkak pada daerah tulang yang terkena,
menangis apabila lengan kaki atau bahu digerakkan, dan
7) Kelainan Kongenital
Kelainan kongenital adalah kondisi tidak normal yang terjadi pada
masa perkembangan janin, kelainan ini dapat memengaruhi fisik atau
fungsi anggota tubuh anak sehingga menimbulkan cacat lahir, pada
banyak kasus, kelainan kongenital terjadi pada 3 bulan pertama
kehamilan yaitu saat organ pada tubuh bayi baru mulai terbentuk
maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada
pemeriksaan dengan manajemen terpadu bayi muda.

2.10 Penatalaksanaan
2.10.1 Kontak Kulit Dengan Kulit
Kontak kulit dengan kulit adalah cara yang sangat efektif untuk
mencegah hilangnya panas pada BBL, baik pada bayi-bayi aterm maupun
preterm. Dada atau perut ibu, merupakan tempat yang sangat ideal bagi
BBL untuk mendapatkan lingkungan suhu yang tepat. Apabila oleh
karena sesuatu hal melekatkan BBL ke dada atau ke perut ibunya tidak
17

dimungkinkan, maka bayi yang telah dibungkus dengan kain hangat


dapat diletakkan dalam dekapan lengan ibunya (SaifuddinAB, 2018:
368).

Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan
mencegah kehilangan panas dan dianjurkan ibu untuk menyusui bayinya
segera setelah lahir sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu
satu jam pertama kelahiran. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar
terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap
hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada di dalam satu pakaian
(merupakan teknologi tepat guna baru) disebut sebagai metoda kangguru.
Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan
(SaifuddinAB, 2018).
2.10.2 Perawatan Metode Kangguru (PMK)

Gambar 2.1 Perawatan Metode Kangguru


Sumber : https://rsiathb.com/category/tips/
PMK adalah kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus
menerus, dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannya
adalah agar bayi kecil tetap hangat. PMK dapat dimulai dengan segera
setelah lahir atau setelah bayi stabil. PMK dapat dilakukan dirumah sakit
atau di rumah setelah pulang. Bayi tetap dapat dirawat dengan PMK,
meskipun belum bisa menyusui, berikan ASI peras dengan menggunakan
salah satu alternatif pemberian minum (Rizema Putra, 2018).
17

Perawatan metode kanguru di definisikan sebagai kontak kulit


antara ibu dan bayi secara sering dan eksklusif. Kehangatan tubuh ibu
merupakan sumber panas yang efektif, hal ini terjadi bila ada kontak
18

langsung antara kulit ibu dan kulit bayi. Keuntungan yang didapat dari
metode kanguru bagi perawatan bayi antara lain meningkatkan hubungan
emosional antara ibu dan bayi, menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung,
dan pernafasan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan berat badan
bayi dengan lebih baik.
1) Pelaksanaan metode kanguru dapat dilakukan pada waktu:
a) Segera setelah lahir.
b) Sangat awal, setelah 10-15 menit.
c) Awal, setelah umur 24 jam.
d) Menengah, setelah 7 hari perawatan.
e) Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2.
f) Setelah keluar dari perawatan inkubator.
2) Kriteria bayi untuk metode kanguru:
a) Bayi dengan berat badan < 2000 gram.
b) Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.
c) Refleks dan kordinasi isap dan menelan yang baik.
d) Perkembangan selama di inkubator baik.
e) Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung
dalam keberhasilan.
3) SOP (Standar Operasional Prosedur) Perawatan Metode Kanguru
yaitu:
a) Perkenalkan kepada keluarga bayi tentang perawatan metode
kanguru (Termasuk jelaskan tujuan, manfaat dan cara
pelaksanaanya).
b) Siapkan ibu (Yaitu bersihkan daerah dada dan perut. Mandi
atau mencuci badan setiap hari sangat diperlukan untuk
kebersihan ibu. Usahakan dada dan perut selalu dalam
keadaan bersih).
c) Siapkan alat dan bahan yang digunakan (Baju kanguru,
support binder / ikatan / pembalut penahan, topi bayi, baju
bayi, popok bayi, kaos kaki bayi, lap atau handuk, sabun, air).
19

d) Cuci tangan dan bersihkan kuku (Cuci tangan di bawah air


mengalir dan hindarkan agar kuku tidak melukai bayi).
e) Siapkan bayi, pakaian popok, topi yang hangat, dan kaos kaki
(suhu ruangan 22˚-24˚C), pakaikan baju tanpa lengan, bagian
depan terbuka, popok, topi, dan kaos kaki.
f) Kenakan baju sesuai metode kanguru (mulai dengan
memasukkan tangan kiri dan selanjutnya tangan kanan).
g) Kancingkan baju (Kancingkan baju kanguru dan sebaiknya
sesuaikan dengan ukuran bayi).
h) Selanjutnya letakan bayi di dada ibu (Bayi diletakan di antara
payudara dengan posisi tegak. Dada bayi menempel ke dada
ibu. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri dengan
sedikit tengadah. Pangkal paha bayi dan tangan dalam posisi
“kodok” atau atur posisi senyaman mungkin).
i) Atur posisi bayi (Sebaiknya berada disekitar epigastrium ibu.
Dengan cara ini bayi dapat melakukan pernapasan perut.
Napas ibu akan merangsang bayi).
j) Pakai pembalut penahan atau kain untuk mengikat bagian
bawah. (Ikatkan kain dengan kuat. Pada beberapa jenis baju
kanguru, bagian bawahnya terdapat tali untuk mengikat agar
bayi tidak jatuh).
k) Periksa ulang kancing, ikatan tali pinggang serta kenyamanan
bayi. (Kancing dan ikat bagian bawah baju dengan
kain/selendang serta perhatikan posisi bayi sehingga mudah
untuk bernapas).
l) Setelah selesai tindakan, cuci tangan kembali. (Mencuci
tangan dengan menggunakan sabun untuk mencegah infeksi)
(Wahyuni, 2018).

2.10.3 IMD (Inisiasi Menyusu Dini)


Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera
setelah dilahirkan dengan air susu ibunya sendiri dalam satu jam pertama
20

kelahiran. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu upaya menyusu satu jam
pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi.
Upaya tersebut dilakukan oleh bayi segera setelah dipotong tali pusatnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dilaksanakannya
IMD dengan benar terhadap kejadian hipotermia (Apriastuti & Tinah:
Jurnal IMD terhadap kejadian hipotermia, 2018).
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh
serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin.
Prolaktin akan mempengaruhi kelenjar ASI ini untuk memproduksi ASI
di alveoli. Semakin sering bayi menghisap puting susu maka akan
semakin banyak prolaktin dan ASI yang diproduksi. Penerapan inisiasi
menyusui dini (IMD) akan memberikan dampak positif bagi bayi, antara
lain menjalin / memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi,
memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui kolostrum,
merangsang kontraksi uterus dan lain sebagainnya (Indrayani, 2018).
2.10.4 Inkubator
Suhu badan bayi dalam inkubator harus dijaga dalam rentang 36,5ºC –
37,5ºC. Temperatur bayi harus dipantau dengan ketat supaya tidak terjadi
hipotermia atau hipertermia, dengan sedikit mungkin membuka pintu
inkubator, kecuali ada tindakan. Inkubator dengan dinding ganda untuk
merawat bayi kurang bulan yang sangat kecil. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa inkubator dinding ganda mempunyai keuntungan
dalam menurunkan kehilangan panas, menurunkan produksi panas,
mengurangi kehilangan panas karena radiasi dan menurunkan kebutuhan
oksigen dibandingkan dengan inkubator dinding tunggal, tetapi tidak
berbeda terhadap luaran jangka panjang, kematian dan lama rawat inap.
Kekurangan dari penggunaan inkubator antara lain menurunkan bonding
antara bayi dengan keluarga, serta meningkatkan terjadinya infeksi
nosokomial. Pemakaian inkubator harus disertai pengawasan yang benar
agar tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan seperti hipertermia
atau kerusakan kulit. Inkubator hanya dipakai pada fasilitas layanan
kesehatan. Bayi kecil yang tidak mungkin dirawat di rumah sakit karena
21

keterbatasan ekonomi, dapat dilakukan perawatan bayi dengan metode


kangguru. (Dr.Sardjito, 2022).
2.11 Pathway

Bagan 2.1 Pathway Bayi Baru Lahir


Sumber : https://images.app.goo.gl/PWn2ForuqJt5F3G9A

2.12 Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir Normal (ASKEP)


2.12.1 Pengkajian
a. Biodata
Terdiri dari biodata ibu bayi dan ayah bayi didalamnya terdapat
nama, umur, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat dan
status perkawinan.
b. Riwayat Keperawatan
22

Menjelaskan tentang persepsi terhadap kehamilan, persalinan dan


nifas dan tentang riwayat obstetri.
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
Menjelaskan tentang keluhan selama kehamilan.
d. Riwayat Persalinan Sekarang
Menjelaskan tentang dimulai dari terjadinya kontraksi hingga
pengeluaran bayi dan plasenta.
e. Riwayat Post Partum Sekarang
Menjelaskan tentang fase setelah persalinan dan lama nya persalinan.
f. Riwayat Keluarga Berencana
Menjelaskan tentang menggunakan kontrasepsi seperti IUD, Pil,
Suntik, Implant, dan lain-lain.
g. Riwayat Kesehatan
Menjelaskan tentang riwayat kesehatan ibu dan keluarga.
h. Kebutuhan Dasar Khusus
Menjelaskan tentang pola nutrisi, pola eliminasi, pola personal
hygiene, pola istirahat dan tidur, pola aktivitas dan latihan, dan pola
kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan.
i. Pemeriksaan Fisik Bayi
Menjelaskan tentang pemeriksaan fisik bayi dari ujung kepala
hingga ujung kaki atau head to toe.
j. Tambahan Tindakan Untuk Ibu
Menjelaskan tentang tambahan tindakan untuk ibu, seperti infus dan
lain-lain.
2.12.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan menurut (SDKI, 2017) :
a. Risiko Hipotermia berhubungan dengan Bayi Baru Lahir ditandai
dengan Berat Badan Ekstrem
2.12.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang dapat ditegakkan menurut (SIKI, 2018)
(SLKI, 2019)
23

b. Risiko Hipotermia berhubungan dengan Bayi Baru Lahir ditandai


dengan Berat Badan Ekstrem
Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan Termoregulasi membaik, dengan kriteria hasil :
Akrosianosis menurun, Pucat menurun, Suhu tubuh membaik
Intervensi :
 Monitor suhu tubuh
 Identifikasi penyebab hipotermia
 Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
2.12.4 Implementasi Keperawatan
Menururt Mufidaturrohmah (2017) Implementasi merupakan
tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan
keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan
kolaborasi. Tindakan mandiri merupakan aktivitas perawat yang
didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan
merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Bentuk-
bentuk implementasi keperawatan antara lain:
1. Pengkajian untuk mengidentifikasi masalah baru atau
mempertahankan masalah yang ada
2. Pengajaran atau pendidikan kesehatan pada pasien untuk
membantu menambah pengetahuan tentang kesehatan
3. Konseling klien untuk memutuskan kesehatan klien
4. Bentuk penatalaksanaan secara spesifik atau tindakan untuk
memecahkan masalah kesehatan
5. Membantu klien dalam melakukan aktivitas sendiri

Anda mungkin juga menyukai