Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG Nama : Agung Rahadi Yuniarto

FAKULTAS HUKUM NIM : 20010000014

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER


Semester Ganjil TA. 2021 / 2022
Mata Kuliah : Hukum Agraria
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Oktober 2021
Semester – Kelas : III – SORE
Waktu : 18.00 - 19.00 wib
Penguji : Dhaniar Eka Budiastanti, S.H., M.H.
SOAL :

1. Terdapat 2 (dua) pembidangan hukum agraria, yaitu Hukum Agraria Administratif dan Hukum
Perdata Agraria.
Pertanyaan: Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hukum Agraria Administratif dan Hukum
Perdata Agraria tersebut !

2. Kebijakan yang di tetapkan oleh Gubernur Herman Willem Daendles adalah menjual tanah-tanah
rakyat Indonesia kepada orang-orang Cina, Arab, maupun bangsa Belanda Sendiri. Tanah-tanah
yang di jual itu dikenal dengan sebutan “Tanah Partikelir”.
Pertanyaan: Apa yang saudara ketahui mengenai tanah partikelir ? Jelaskan !

3. VOC (verenigde oost indische compagnie) didirikan sebagai badan perdagangan dengan maksud
untuk menghindari/mencegah persaingan antar pedagang belanda, mendapat monopoli di Asia
Selatan, membeli murah dan menjual mahal rempah-rempah sehingga memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya.
Pertanyaan: Sebut dan jelaskan kebijakan politik pertanian yang menindas rakyat Indonesia yang
di tetapkan oleh VOC !

4. Pasal 1 Agrarische Besluit memuat suatu pernyataan yang dikenal dengan “domein verklaring”.
Pertanyaan:
a. Apa yang saudara ketahui terkait dengan “Domein Verklaring” ?
b. Apakah fungsi dari asas Domain Verklaring tersebut ?

5. Jelaskan Makna Hak Menguasai Negara Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) UU Nomor 5 Tahun 1960
Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria !

« Selamat Mengerjakan »

1. Hukum Agraria Administratif : keseluruhan peraturan yang menjadi landasan negara


/penguasa/pemerintah dalam menentukan dan melakukan tindakan-tindakan khusus dlm bidang
keagrariaan. Juga disebut keseluruhan dari ketentuan hukum yang memberi wewenang kepada pejabat
dalam menjalankan praktek hukum Negara dan mengambil tindakan dari masalah-masalah agraria
yang timbul, Contoh: pendaftaran tanah, pengadaan tanah, pencabutan hak atas tanah.

Hukum Perdata Agraria : Keseluruhan peraturan yg mengatur kepentingan orang


perseorangan/badan hukum perdata dalam bidang tanah/agrarian. Juga disebut keseluruhan dari
ketentuan hukum yang bersumber pada hak perseorangan dan badan hukum yang memperbolehkan,
mewajibkan, melarang diperlakukan perbuatan hukum yang berhubungan dengan tanah (objeknya).
Contoh: jual beli, hak atas tanah sebagai jaminan hutang (Hak Tanggungan), pewarisan.

2. Tanah Partikelir adalah tanah eigendom, yang mempunyai sifat dan corak yang istimewa. Pada
awal mulanya (sebelum diadakan pengambilan tanah-tanah itu kepada Negara) luasnya sampai
sejumlah 1.150.000 ha, terutama terletak di Jawa Barat. Yang membedakan tanah partikelir dari tanah
eigendom lainnya, ialah adanya hak-hak pada pemiliknya, yang bersifat hak-hak kenegaraan, sebagain
misalnya hak untuk mengangkat/memberhentikan kepala-kepala kampung/desa/umum yang diberi
kekuasaan dan kewajiban kepolisian, hak menuntut kerja paksa (rodi) atau uang pengganti rodi dari
penduduk yang berdiam di tanah-tanah itu dan untuk mengadakan pemungutan-pemungutan, baik
berupa uang maupun hasil tanah, dari penduduk yang mempunyai "hak usaha". Hak-hak demikian itu
dahulu disebut "landheerlijke rechten" dan di dalam Undang-undang ini disebut "hak-hak pertuanan".
Di dalam ketatanegaraan yang modern hak-hak pertuanan itu tidak boleh tidak haruslah hanya ada
pada Pemerintah (Negara). Hak-hak pertuanan itu adal yang sudah diatur dengan peraturan Undang-
undang misalnya yang mengenai tanah-tanah partikelir disebelah Barat Cimanuk dengan Ordonansi
tanggal 3 Agustus 1912 (S. 1912 - 422).
Di tanah-tanah partikelir lainnya hak-hak itu didasarkan pada adat setempat. Lembaga tanah partikelir
yang memberikan hak-hak istimewa kepada para pemiliknya ("tuan-tuan tanah") sebagai yang
diuraikan di atas itu, seakan-akan menimbulkan negara-negara kecil di dalam Negara kita dan
benarbenar tidak sesuai lagi dengan sifat dan azas-azas Negara kita sebagai negara modern. Lagi pula
tanah-tanah partikelir itu ternyata selalu merupakan sumber kesulitan, kegaduhan dan sumber dari
pada keadaan-keadaan yang buruk, disebabkan terutama karena kurangnya perhatian tuan-tuan tanah
terhadap penduduk juga terhadap usaha-usaha pembangunan, yang tidak langsung membawa
keuntungan baginya. Keadaan penghidupan penduduk yang menyedihkan itu disebabkan pula, karena
di dalam segala hal tuan-tuan tanah itu selalu berada dalam kedudukan yang kuat.

3. kebijakan politik pertanian yang menindas rakyat Indonesia yang di tetapkan oleh VOC
a. Contingenten
pajak atas hasil tanah pertanian harus diserahkan kepada penguasa kolonial (kompeni). Petani harus
menyerahkan sebagian dari hasil pertaniannya kepada kompeni tanpa dibayar seperserpun
b. Verplicthe leverante
suatu bentuk ketentuan yang diputuskan kompeni dengan para raja tentang kewajiban menyerahkan
hasil panen dengan pembayaranya yang harganya juga sudah ditetapkan sepihak.
c. Roerendiensten
Kebijakan ini dikenal dengan kerja rodi yang dibebankan kepada rakyat Indonesia yang tidak
mempunyai pekerjaan.

4. a. domein verklaring adalah pernyataan yang menegaskan bahwa semua tanah yang orang lain
tidak dapat membuktikan bahwa tanah itu miliknya, maka tanah itu adalah milik (eigendom)
negara.
b. Domein verklaring berfungsi sebagai landasan hukum bagi pemerintah yang mewakili Negara
sebagai pemilik tanah. Menurut pandangan Negara dalam konteks domein verklaring tersebut,
pemberian tanah dengan hak eigendom dilakukan dengan cara pemindahan hak milik Negara
kepada penerima tanah karena Negara di sini bukan bertindak sebagai penguasa melainkan
sebagai pemilik perdata atas tanah. Pandangan ini mengacu pada KUUH Perdata pasal 519 dan 520
menyatakan bahwa setiap bidang tanah selalu ada pemiliknya. Bila tidak dimiliki oleh
perorangan atau badan hukum maka Negaralah pemiliknya. Demikian juga dengan ketentuan
permohonan hak eigendom, bila mengacu pada konsep di atas Negara tidak memberikan hak
eigendom kepada pemohon (individu/rakyat), tetapi hak eigendom Negara “dipindahkan”
kepada pihak yang memintanya dengan pembayaran harga kepada Negara.

5. Makna Hak Menguasai Negara Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria mendefinisikan hak menguasai negara atas tanah ini sebagai
kewenangan negara untuk:
a. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi,
air dan ruang angkasa tersebut;
b. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air
dan ruang angkasa,
c. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan
perbuatanperbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
Singkatnya, menurut UUPA, hak menguasai negara atas tanah berarti hak negara untuk mengatur
dan mengelola tanah, bukan hak untuk memiliki tanah. Konsep UUPA ini dipengaruhi oleh konsep
hukum adat yang tidak mengakui hak milik individual yang absolut/mutlak atas tanah, dan hanya
mengakui hak komunal atas tanah.

Anda mungkin juga menyukai