170610200009
Resume Perilaku Organisasi
Pertemuan 6
Bentuk Kelompok
● Kelompok Formal
Kelompok formal adalah kelompok yang terbentuk karena tindakan manajerial organisasi,
dirancang secara intensional untuk mengarahkan anggotanya ke arah tujuan organisasi. Terdapat
dua jenis kelompok formal
➢ kelompok komando
➢ kelompok tugas
● Kelompok Informal
Kelompok informal adalah kelompok yang berkembang secara alamiah antara individu, tanpa
pengarahan dari organisasi dimana mereka bekerja. Yang termasuk kelompok informal antara
lain :
➢ kelompok minat
➢ kelompok persahabatan
kelompok yang memenuhi semua kriteria kelompok efektif dan menunjukkan semua harapan
yang layak, yang diberikan oleh para anggotanya
bentuk kelompok
● Kelompok Primer, merupakan kelompok dengan interaksi atau hubungan langsung. Dalam
kelompok ini terdapat interaksi sosial secara tatap muka (face to face).
● Kelompok Sekunder, merupakan kelompok dengan interaksi tidak langsung. Hubungan dalam
kelompok ini didasarkan atas perhitungan rasional, untung dan rugi sehingga kurang bersifat
kekeluargaan.
struktur kelompok
Pola interaksi yang stabil antara anggota kelompok, yang berkaitan dengan bentuk
pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antar anggota, pembagian tugas dan
sebagainya.
peran
● Seperangkat perilaku yang diharapkan untuk dilakukan anggota kelompoknya sesuai dengan
posisi masing-masing anggota.
● Peran dapat memberi informasi kepada anggota kelompok terkait apa yang harus dilakukan serta
memberikan standar untuk mengevaluasi perilaku anggota.
● Hubungan antar peran merupakan cara anggota kelompok berinteraksi satu sama lainnya dalam
melakukan peran mereka.
● Sebagian besar peran seseorang dalam kelompok muncul dengan natural seiring anggota
kelompok saling berinteraksi]
Aturan
● Menentukan perilaku yang boleh dan perilaku yang dilarang untuk dilakukan bagi anggota
kelompoknya.
● Aturan-aturan ini membantu kelompok memastikan bahwa tugas mereka dilakukan dengan
cara yang paling efektif dan efisien.
● Seiring waktu, kelompok harus bereksperimen dengan aturan mereka dan mencoba
menemukan aturan yang lebih baik untuk menggantikan aturan yang berlaku.
Norma
● Aturan perilaku yang bersifat informal untuk mengatur perilaku yang dianggap penting bagi
sebagian besar anggota kelompok dan seringkali tidak dituangkan secara tertulis.
● Kelompok menegakkan norma dengan cara memberi penghargaan dan hukuman.
4
● Norma memandu tindakan anggota kelompok dan menentukan bagaimana mereka harus
berperilaku sehingga akan meningkatkan efisiensi interaksi antara anggota kelompok dan
mengurangi kesalahpahaman.
● Anggota kelompok menyesuaikan diri dengan norma kelompok karena tiga alasan utama, yaitu
kepatuhan, identifikasi, serta internalisasi.
Karakteristik Kelompok
● Group Size
Ukuran dari sebuah grup dilihat dari jumlah anggota grup yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan dari grup tersebut.
a.Grup berukuran kecil
● Informasi mudah tersebar
● mudah dalam mengidentifikasikan tujuan kelompok
● motivasi Dan komitmen anggota meningkat
● anggota cenderung lebih puas
b. grup berukuran besar
● SDM lebih banyak Mak
● Tugas diberikan sesuai dengan kemampuan anggota
● setiap anggota bisa lebih fokus dan terampil dalam mengerjakan tugas
● tingkat interaksi rendah
● Group Function
Grup yang dibagi berdasarkan pekerjaan yang dilakukan anggota kelompok sebagai kontribusinya
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Kelompok jenis ini dengan jelas memberitahu kontribusi
kerja anggotanya terhadap pencapaian organisasi karena satu fungsi akan mempengaruhi fungsi
yang lain. hal ini bisa menjadikan dasar motivasi untuk bekerja lebih baik
● Group Status
Status dalam kelompok memperlihatkan Siapa yang lebih penting dibanding kelompok lainnya
dalam sebuah organisasi. semakin penting tugas yang dilakukan oleh kelompok kerja, semakin
tinggi pula status kelompok tersebut dalam organisasi titik orang berstatus tinggi akan lebih
termotivasi untuk melakukan pekerjaannya lebih baik karena mereka berpikir pekerjaan mereka
adalah hal yang penting untuk keberhasilan organisasi
Permasalahan
Setelah terjadi merger antara PT Bank Lippo Tbk dengan PT Bank Niaga muncul konflik
interpersonal di antara para pegawainya. konflik tersebut terjadi karena pendapat perbedaan
cara berpikir cara berkomunikasi, perbedaan pengalaman dan ibunya masing-masing
menyebabkan terjadinya konflik interpersonal diantara mereka. contoh kecil dari konflik yang
terjadi yaitu terdapat pada perbedaan cara kerja kasir ex Lippo dengan kasir ex Niaga dalam
menghitung uang cara perhitungan yang berbeda bisa menimbulkan sedikit perbedaan pada
hasil dan juga cara untuk pengambilan keputusan perusahaan atau organisasi. Setelah marger
terdapat konflik intrapersonal yang dihadapi oleh karyawan cimb niaga, Buktinya adalah berupa
pengunduran diri beberapa karyawan karena ketidaknyamanan akibat perbedaan baik dari sisi
orientasi bisnis, sistem akuntansi maupun corporate kultur yang jelas tidak sama. Dari sekitar
11000 karyawan hasil penggabungan sebanyak 3% memilih mengundurkan diri sedangkan 97%
lainnya tetap memilih bergabung dengan bank CIMB Niaga.
8
Penyelesaian
Dalam sudut pandang Sosiologi konflik tidak dapat dilihat baik atau buruknya tetapi dilihat dari
Bagaimana manajemen konflik yang dilakukan. Hal ini dikarenakan konflik dapat menjadi positif
apabila berdampak baik pada peningkatan kualitas sdm yang ada dalam perusahaan titik
Begitupun sebaliknya jika konflik tidak dikelola dengan baik bukan tidak mungkin konflik tersebut
akan menghambat tujuan dan berdampak buruk terhadap kinerja perusahaan.
Manajemen konflik
● Mengadakan acara gathering
● Melakukan Focus group discussion
● Pembentukan budaya perusahaan baru yakni high performance culture
Kesimpulan
Merger perusahaan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, konflik yang terjadi merupakan
konsekuensi yang tidak dapat dihindari oleh karena itu perlu adanya manajemen konflik dalam
menanggapi hal ini. Jika fase storming yang terjadi di Perusahaan CIMB Niaga telah berhasil
dikendalikan, maka proses pembentukan kelompok akan berlanjut ke dalam tahapan selanjutnya
yakni norming Performing dan adjourning
PERMASALAHAN
Pada 1 Februari 2003, menjadi akhir tragis bagi 7 orang awak pesawat yang sedang melakukan
misi luar angkasa dengan pesawat ulang-alik Columbia. Pesawat yang rencananya mendarat di
Pusat Antariksa John F. Kennedy tersebut meledak dan hancur saat memasuki atmosfer bumi di
atas garis pantai California sekitar pukul 09.00 waktu setempat hingga menyebabkan hujan
9
puing-puing di barat Texas dekat Lubbock. Columbia diketahui meledak 16 menit sebelum
mendarat di bumi berdasarkan perkiraan waktu yang dijadwalkan di Cape Canaveral.
Penyelidikan bencana Columbia mengungkapkan bahwa penyebabnya ialah terdapat sepotong
busa seukuran tas terlepas dari tangki propelan eksternal dan mengenai tepi depan sayap kiri
pesawat sehingga meninggalkan lubang di ubin pelindung. Hal tersebut membuat pesawat
menjadi rentan saat menembus atmosfer. Kini, 10 tahun setelah tragedi itu, seorang mantan
eksekutif NASA akhirnya mengungkap rahasianya. Pada saat itu, tepat sebelum pesawat
meledak, Kontrol Misi Bumi NASA mengetahui bahwa bencana akan segera terjadi pada
Columbia dan awaknya yang kemungkinan tidak akan selamat. Dilema bagi manajer misi adalah
meskipun mereka mengetahui terdapat tubrukan pada sayap pesawat, namun mereka tidak tahu
apakah pesawat itu rusak dan seberapa besar kerusakannya. Para ahli di lapangan kemudian
memutuskan akan lebih baik jika kru tidak mengetahui resikonya. Selain itu, tidak ada cara untuk
memperbaiki kerusakannya karena pesawat begitu jauh di International Space Station (ISS),
sehingga tidak ada lengan robot untuk memperbaikinya. Pilihan lain adalah mengirim pesawat
lain untuk menyelamatkan kru namun hal tersebut dianggap mustahil.
efektif titik namun setelah terjadinya transisi besar yaitu Kolombia disaster barulah tim
menyadari dan mengakui kesalahan yang telah diperbuat tim dengan tidak memberitahukan
kemungkinan kerusakan pesawat pada Awak kru. manajerial mengambil tindakan dan belajar
dari kesalahan yang telah terjadi untuk memperbaiki performa kinerja kedepannya. fase
selanjutnya, masa mengambil tindakan untuk menghentikan sementara proyek pesawat ulang
alik hingga mampu mengembangkan cara untuk mencegah kecelakaan serupa comma termasuk
menyediakan peralatan untuk perbaikan di orbit.
Penyelesaian
1. Memberikan kesempatan untuk grup minoritas menyampaikan pendapat
2. berani menyuarakan pendapat hindari sosial loafing
3. menghindari konformitas yang berlebihan dan terbuka pada diskusi
4. menghindari sikap optimis yang berlebih
kesimpulan
Akar dari permasalahan Kolombia 2003 yaitu, fenomena groupthink dapat menimbulkan
keputusan yang tidak masuk akal. Hal ini dapat mengarahkan kepada keputusan yang salah
terutama jika memiliki anggapan yang berlebihan atas kekuasaan kelompok dan moralitas
mengabaikan risiko bersikap terlalu optimis berdasarkan referensi yang lalu dan mengambil
resiko ekstrim