MODAL VENTURA
MATA KULIAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN
Dosen Pengampu:
Anafil Windriya, S.E., M.M.
DISUSUN OLEH:
Zelda Fadia Kusumawardani 40011321650007
Sheila Aliya Rosida 40011321650018
Zalzabila Ayu Cahya Karina 40011321650025
Arni Saputri 40011321650033
Aulia Fitriani 40011321650036
Muhammad Rizqy Ismansyah 40011321670001
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS SEKOLAH VOKASI
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI LOGISTIK
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, kami kelompok 4 dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Modal Ventura” untuk melengkapi tugas mata kuliah bank
dan lembaga keuangan lainnya dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharap kritik dan saran membangun kepada pembaca agar kami menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut kami memetakan beberapa rumusan masalah yang akan
menjadi pokok pembahasan makalah ini:
1. Apa itu Modal Ventura?
2. Apa tujuan dan manfaat Modal Ventura?
3. Apa dasar hukum yang mengatur Perusahaan Modal Ventura?
4. Bagaimana karakteristik Modal Ventura?
5. Bagaimana konsep kelembagaan dan mekanisme Modal Ventura?
6. Dari mana saja sumber dana Modal Ventura?
7. Apa saja tahap-tahap dalam pembiayaan Modal Ventura?
8. Apa saja jenis pembiayaan Modal Ventura?
9. Apa saja kelebihan dan kelemahan Modal Ventura?
10. Apa saja hambatan usaha Modal Ventura?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari Modal Ventura.
2. Mengetahui tujuan dan manfaat Modal Ventura.
3. Memahami dasar hukum perusahaan Modal Ventura.
4. Memahami karakteristik Modal Ventura.
5. Memahami mekanisme Modal Ventura.
6. Mengetahui sumber dana Modal Ventura.
7. Mengetahui tahap-tahap dalam pembiayaan Modal Ventura.
8. Memahami jenis pembiayaan Modal Ventura.
9. Mengetahui kelebihan dan kelemahan Modal Ventura.
10. Mengetahui hambatan usaha Modal Ventura.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2) Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 1992 tanggal 10 September 1992, tentang sektor-sektor
usaha PPU dan PMV dalam pelaksanaan Undang-Undang No. 7 Tahun 1983, tentang Pajak
Penghasilan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 tahun 1991;
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 4 Tahun 1995 tanggal 8 Februari 1995,
tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan PMV dari transaksi penjualan saham atau
pengalihan penyertaan modal modal pada PPU-nya;
4) Keppres Nomor 62 Tahun 1992 yang kemudian dijabarkan dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 227/KMK.01/1994;
5) Keputusan Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor : 19/SK/1991 tanggal 9
Desember 1991, tentang Penyertaan PMV dalam PMA dan PMDN;
6) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: 250/KMK.04/1995 tanggal 2 Juni
1995, tentang Perusahaan Kecil dan Menengah, PPU dan PMV, serta perlakukan perpajakan
atas penyertaan modal PMV;
7) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: 469/KMK.017/1995 tanggal 2
Desember 1995, tentang pendirian dan pembinaan PMV, serta
8) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: 58/KMK.017/1999 tanggal 15
Februari 1999, tentang Pengawasan Kegiatan PMV Daerah.
9) Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor :
81.1/Kep/M.KUKM/VIII/2002 tentang petunjuk teknis perkuatan permodalan usaha kecil,
menengah, koperasi dan lembaga keuangannya dengan penyediaan modal awal padanan
(MAP) - yaitu pendampingan melalui modal ventura.
4
2) Modal Ventura Merupakan Investasi dengan Perspektif Jangka Panjang (Long-
term Perspective)
Modal ventura tidak mengharapkan perolehan keuntungan dengan memperdagangkan
sahamnya secara jangka pendek, akan tetapi mengharapkan capital gain setelah jangka waktu
tertentu. Hal ini berarti pembiayaan atau bisnis modal ventura, pada prinsipnya, memiliki
perspektif yang bersifat jangka panjang.
3) Modal Ventura Merupakan Pembiayaan yang Bersifat Risk Capital
Dikatakan berisiko tinggi karena pembiayaan modal ventura tidak disertai dengan jaminan,
seperti halnya dengan kredit perbankan. Akan tetapi hanya didasarkan pada keyakinan atas
gagasan yang diusulkan tersebut. Risiko tinggi tersebut sebenarnya diimbangi dengan harapan
untuk mendapatkan return yang lebih besar.
4) Pembiayaan Modal Ventura Bersifat Aktif (Active Investment)
Pembiayaan modal ventura selalu disertai dengan keterlibatan perusahaan modal ventura
dalam manajemen perusahaan yang dibiayai, meliputi; manajemen keuangan, pemasaran dan
pengawasan operasional. Keikutsertaan dalam manajemen tersebut diharapkan akan dapat
mengurangi risiko investasi perusahaan modal ventura dan membantu perusahaan yang
bersangkutan untuk meningkatkan profitabilitas.
5) Modal Ventura Bersifat Sementara
Meskipun pembiayaan modal ventura berupa penyertaan saham, namun pada prinsipnya,
tetap bersifat sementara, misalnya: ketentuan jangka waktu penyertaan modal ventura di
Indonesia maksimum 10 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, diharapkan perusahaan yang
dibiayai sudah mencapai tingkat pertumbuhan yang diinginkan, dan selanjutnya perusahaan
modal ventura akan menarik diri dengan menjual sahamnya (divestasi) pada perusahaan
pasangan usahanya.
6) Keuntungan Berupa Capital Gain dan Dividen
Keuntungan yang diharapkan diperoleh perusahaan modal ventura melalui capital gain atau
apresiasi nilai saham di samping dividen.
7) Rate of Return yang Tinggi
Bidang usaha yang umumnya dibiayai oleh modal ventura adalah yang bersifat terobosan-
terobosan baru yang menjanjikan keuntungan yang tinggi.
Sementara itu untuk perusahaan modal ventura syari’ah terdapat karakteristik khusus yaitu
terpenuhinya prinsip-prinsip syari’ah, sebagai berikut:
5
a) Adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi penerapan prinsip-prinsip
syari’ah.
b) Aktivitas usaha yang dijalankan oleh perusahaan modal ventura haruslah sesuai dengan
prinsip-prinsip syari’ah dan tidak dibenarkan melakukan kegiatan usaha yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah. Kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah tersebut, antara lain:
● Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
● Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi
konvensional.
● Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram.
● Produsen, distributor, dan /atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak
moral dan bersifat mudarat.
● Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) utang
perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya.
6
Mekanisme modal ventura ini menggambarkan arus investasi dari mulai masuknya pemodal,
proses pembiayaan hingga penarikan kembali (divestasi). Oleh karena itu, dalam mekanisme
modal ventura terdapat unsur yang terlibat secara langsung, dengan kondisi sebagai berikut:
● Pemilik modal yang menginginkan keuntungan yang tinggi dari modal yang dimilikinya.
Modal dari berbagai sumber atau investor tersebut dihimpun dalam suatu wadah atau
lembaga khusus yang dibentuk untuk itu; atau disebut venture capital funds.
● Profesional yang mempunyai keahlian dalam mengelola investasi dan mencari jenis
investasi potensial. Profesional ini dapat berupa lembaga yang disebut perusahaan
manajemen atau management venture capital fund company
● Perusahaan yang membutuhkan modal untuk pengembangan usahanya. Perusahaan yang
dibiayai ini disebut investee company atau perusahaan pasangan usaha
Dan secara garis besar melibatkan 3 pihak yaitu:
1) Pihak perusahaan modal ventura (venture capital company).
2) Pihak perusahaan pasangan usaha.
3) Pihak penyandang dana.
7
suatu entitas usaha dan untuk berjaga-jaga agar pembiayaannya masih mempunyai alternatif
mekanisme exit melalui pelunasan pinjaman.
4) Bagi hasil
Perusahaan modal ventura syari’ah harus mampu menerapkan pola bagi hasil yang murni
syari’ah, yaitu berbasis profit and loss sharing yang memungkinkan adanya fluktuasi.
5) Investor institusi
Biasanya bagi perusahaan-perusahaan besar terutama di negara-negara industri memiliki
suatu divisi tersendiri yang khusus menangani bisnis modal ventura. Tugas divisi khusus ini
adalah menampung dan mengevaluasi suatu ide-ide terutama dalam bidang teknologi yang dapat
dikembangkan menjadi suatu produk teknologi baru yang dapat dipasarkan.
6) Perusahaan asuransi dan dana pensiun
Lembaga keuangan nonbank ini merupakan sumber dana modal ventura yang cukup besar,
potensi lembaga ini sebagai investor dalam usaha modal ventura didukung oleh sumber dananya
yang berjangka panjang.
7) Perbankan
Sumber dana modal ventura dapat diperoleh dari bank-bank yang tertarik melakukan bisnis
modal ventura. Namun perlu dipertimbangkan mengenai sifat dana bank yang berjangka pendek
sementara modal ventura berjangka panjang. Dana-dana yang berasal dari bank sebaiknya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dengan pola bagi hasil yang berjangka
waktu pendek.
8) Pemerintah daerah
Sumber modal ini perlu dipertimbangkan oleh daerah yang disisihkan dari APBD sehingga
dapat memacu pembangunan didaerah. Dalam konteks ini pemda dapat berperan sebagai PMV.
9) Lembaga Keuangan Internasional
Kelebihan sumber dana ini disamping berbiaya murah juga biasanya memiliki jangka waktu
panjang dengan masa tenggang waktu. Untuk mendapatkan sumber dana ini umumnya melalui
pinjaman dua tahap dari pemerintah.
8
2) Start-up, tahap dimana produk atau jasa siap dipasarkan. PPU mengundang investor untuk
turut mengembangkan bisnisnya.
3) Early Development, tahap dimana PPU telah mengalami pertumbuhan awal dan mulai
menampakkan keberhasilan sehingga dibutuhkan modal kerja yang semakin banyak serta
untuk meningkatkan promosi.
4) Financing, tahap dimana PPU memerlukan modal untuk ekspansi atau penambahan
kapasitas pabrik baru agar kapasitas produknya meningkat.
5) Replacement capital, kondisi dimana PPU telah meminjam pada bank dalam jumlah yang
cukup besar, tetapi mengalami kesulitan untuk mendapatkan tambahan pinjaman, sementara
prospek pertumbuhan usaha masih dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, PPU dapat
mengundang PMV untuk memenuhi kebutuhan modalnya sebagai pengganti pinjaman.
6) Turn Arround, tahap dimana PPU menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat di
sektor industri yang sudah bertumbuh. PPU bertujuan memperbaiki posisi keuangannya
dengan resiko meningkatkan efisiensi dan memperbanyak jenis produk yang akan dijual.
7) Buy in atau buy out, tahap dimana PPU telah mampu berdiri sendiri dan ingin membeli
saham dari PMV (buy in). Namun PMV ingin menjual saham tersebut kepada PMV lain
(buy out), dengan mempertimbangkan apresiasi modal saham yang akan diterima PMV
9
(PPU) haruslah berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT). Bagian saham yang diambil
perusahaan modal ventura tersebut berasal dari saham-saham yang masih dalam portofolio, yaitu
saham yang masih belum diambil bagian dan disetor oleh pemegang saham lainnya (pemegang
saham lama).
2) Semi Equity Financing
Pembiayaan dalam bentuk semi equity dilakukan dengan membeli obligasi konversi atau
Convertible Bond yang diterbitkan oleh perusahaan pasangan usaha (PPU). Cara pembiayaan
seperti ini banyak disukai, baik oleh perusahaan modal ventura (PMV) maupun perusahaan
pasangan usaha (PPU), karena sifatnya yang lebih fleksibel. Obligasi konversi lebih menarik
bagi perusahaan modal ventura karena dalam periode pembiayaan tersebut perusahaan semakin
membaik sehingga nilai perusahaan yang dibiayai tersebut semakin baik, maka perusahaan
modal ventura akan menggunakan hak konversinya (call option)
3) Pembiayaan Bagi Hasil
Instrumen pembiayaan ini dilakukan, dalam hal usaha yang akan dibiayai tidak berbentuk
badan hukum atau syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk penyertaan langsung belum atau tidak
dipenuhi oleh PPU. Bentuk instrumen pembiayaan ini menekan pada aspek bagi hasil dari
keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai. Oleh karena itu, banyak hal yang perlu
diperhatikan dalam bentuk pembiayaan ini adalah kewenangan dalam bertindak dari pihak yang
mewakili PPU objek usaha, serta jaminan atas pemberian bantuan dana. Pola pembiayaan bagi
hasil ini merupakan instrumen pembiayaan yang dimodifikasi untuk menjembatani kendala
pembiayaan bagi badan usaha yang belum berbadan hukum, terutama usaha kecil. Namun
demikian, Pembiayaan dengan memilih pola bagi hasil dapat saja dilakukan antara PMV dengan
PPU yang telah berbadan hukum perseroan, apabila kedua belah pihak dapat saling menyetujui.
10
f. Perusahaan pasangan usaha (PPU) mendapat mitra baru yang dimiliki perusahaan
modal ventura.
g. Mendukung usaha kecil yang berpotensi berkembang dan memperluas kesempatan
kerja.
11
Berdasarkan hambatan-hambatan yang telah disebutkan diatas, dengan memperhatikan
potensi perkembangan usaha modal ventura di Indonesia, perlu dirumuskan suatu kebijakan
dalam rangka pengembangan usaha modal ventura lebih lanjut, khususnya pada menyangkut
aturan mainnya yang dirasakan masih sangat kurang mencukupi dan tidak lagi dapat
menampung permasalahan-permasalahan yang ada dalam kegiatan operasional modal ventura.
Selain itu, perlu diberikan fasilitas dan intensif terutama kepada pemodal, seperti halnya di
negara-negara maju, dalam bentuk pajak guna meningkatkan pengembangan di bidang usaha
ini.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam Usaha modal ventura merupakan pola kemitraan alternatif melalui bagi hasil dan
risiko yang dimaksudkan untuk menunjang upaya peningkatan dan pengembangan usaha kecil,
menengah, dan koperasi di Indonesia.
Dana yang diinvestasikan dalam Modal Ventura merupakan dana investasi yang memiliki
risiko tinggi dan bersifat jangka panjang. Walaupun demikian investor akan tetap tertarik pada
jenis investasi ini asalkan dapat memberikan return yang tinggi dan risikonya dapat dikelola
secara profesional. Untuk mendukung hal tersebut yang perlu dilakukan pemerintah adalah
mendukung instrumen atau kebijakan berinvestasi pada lembaga keuangan Modal Ventura.
Sehingga Modal Ventura lebih populer dan memiliki integritas yang tinggi serta menjadi bagian
penting dari dinamika pertumbuhan lembaga keuangan non bank di Indonesia.
Modal ventura saat ini dibutuhkan di dalam perekonomian Indonesia contohnya untuk usaha
mikro, kecil dan menengah. Bentuk-bentuk usaha tersebut sering sekali mengalami kesulitan
dalam pengembangan usahanya, namun mereka tidak dapat menerima kredit dari bank karena
pada umumnya bentuk-bentuk usaha tersebut belum berbentuk badan hukum. Serta mekanisme
pembiayaan dari perusahaan modal ventura terdiri dari Single tier approach dan Two tier
approach.
3.2 Saran
Dalam memilih Lembaga pembiayaan sebaiknya dilakukan analisis agar mengetahui
pembiayaan yang cocok dengan kinerja dan prinsip perusahaan. Modal Ventura dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif yang baik bagi usaha kecil dan menengah contohnya UMK. Penulis
juga memberikan beberapa saran mengenai Modal Ventura, diantaranya:
1) Untuk menunjukkan jati diri modal ventura, maka hendaknya berani untuk sedikit
berspekulasi dengan harapan keuntungan yang besar pula.
2) Demi terwujudnya hal tersebut maka diperlukan kerjasama antara Modal Ventura dan
perguruan tinggi dalam hal ini Lembaga Penelitian serta pengusaha untuk memasarkan
produk temuannya atau membiayai penelitian dan rekayasa.
13
DAFTAR PUSTAKA
14