Anda di halaman 1dari 3

TEORI POST KOLONIAL

Ratna (2008:90) menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan postkolonialisme


adalah caracara yang digunakan untuk menganalisis berbagai gejala kultural,
seperti: sejarah, politik, ekonomi, sastra, dan berbagai dokumen lainnya, yang
terjadi di negara-negara bekas koloni Eropa modern. Dengan perkataan lain,
postkolonial sebagai alat atau perangkat kritik yang melihat bagaimana sendi-
sendi budaya, sosial dan ekonomi yang didalamnya terdapat subjek pascakolonial.
Ratna (2008: 77-78), Budiawan (2010:vi-ix) dan Martono (2014:102-104) secara
khusus membedakan istilah dan pengertian antara pascakolonial dengan
postkolonial. Baik Ratna, Budiawan dan Martono nampaknya sepakat bahwa
pascakolonial berkaitan dengan era, zaman, dan periode yang memiliki batasan
pasti, yakni masa pasca-kolonial. Sedangkan sebagai teori, pos(t)kolonial
merupakan sebuah tradisi intelektual dengan batasan-batasan yang bersifat relatif.

Poskolonial atau pasca-kolonial mempunyai hubungan langsung yang erat


dengan penjajahan. Menurut Loomba (1998: 1) kolonialisme berasal dari
kata colonialberasal dari bahasa Latin ‘colonia’yang berarti tanah pertanian
atau pemukiman. Sehingga kata ‘kolonialisme’dapat didefinisikan sebagai
suatu pemukiman warga di suatu tempat di luar wilayah aslinya namun
daerah itu masih dinyatakan sebagai wilayah mereka. Dalam proses kolonial yang
dilakukan oleh pendatang dengan tujuan utamanya yaitu menguras sumber
kekayaan, tidak jarang sering menimbulkan peperangan dengan penduduk
asli. Dalam sistem kolonialisme, kesejahteraan rakyat daerah koloni tidak
diutamakan sehingga sering menimbulkan traumatik dalam sejarah manusia,
antara penduduk asli dan pendatang (Sianipar, 2004: 9).

Berakhirnya masa kolonialisme, memunculkan negara atau bangsa


antikolonial yang berhasrat untuk melupakan kejadian penjajahan telah terjadi
di masa lalu. Poskolonial bukanlah dianggap sebagai sebuah tanda bahwa
penjajahan atau kolonialisme telah berakhir, namun pada kenyataannya proses
penguasaan lewat sistem baru masih berlanjut. Dalam sistem pemerintahan,
sebuah negara bekas jajahan akan terpengaruh dari pemerintahan pada
zaman kolonial. Pandangan inilahh yang menjadikan negara Barat sebagai
acuan kolonialisme modern karena telah terjadi hegemoni budaya masyarakat.

Menurut Loomba (1998: 12) dalam teori postkoloniaisme menyatakan bahwa


poskolonialisme diartikan sebagai suatu perlawanan terhadap dominasi
kolonial dan warisannya masih ada hingga saat ini.

Penerapan teori poskolonial dalam karya sastra juga diungkapkan oleh Foulcher
dan Day (2008: 2) menyatakan bahwa pendekatan poskolonial terhadap
kajian sastra membicarakan bagaimana teks-teks sastra mengungkapkan jejak-
jejak kolonial, yaitu adanya pertentangan antar bangsa dan antar budaya dalam
kondisi hubungan yang tidak setara, hal ini terjadi sejak zaman imperialisme
Eropa.

Ada beberapa pendapat penulis yang sangat terkenal mengenai teori


poskolonial, yaitu : Edward Said, Homi Bhabha, dan GC Spivak
a.Edward Said (1935)
Edward Said menghubungkan dengan teori-teori wacana postruktural,
terutama Foucault, untuk masalah politik yang nyata di dunia. Karya beliau yang
paling penting dan berharga adalah ‘Orientalism(1978). Said membedakan antara
istilah ‘orientalism’ dalam tiga penggunaan.Pertama,istilah yang digunakan
tersebut merujuk pada periode yang panjang tentang hubungan budaya dan
politik di Eropa dan Asia. Kedua, istilah yang digunakan tersebut digunakan
pada studi akademik tentang bahasa dan budaya oriental,dari awal abad 19.
Ketiga,istilah yang digunakan tersebut merujuk pada pandangan stereotype
dari kaum Oriental, yang telah dikembangkan oleh beberapa generasi penulis dan
sarjana barat, serta mengenai pandangan-pandangan prejudis (prasangka) mereka
tentang oriental sebagai suati tindakan criminal dan palsu. Bukti yang nyata,
bukan saja dari kesusasteraan, tetapi juga dari sumber-sumber seperti halnya
dokumen pemerintahan colonial, sejarah, studi agama dan bahasa, buku travel,
dan seterusnya.

b.Homi Bhaha (1950-)


Homi Bhabha telah memberi argumen bahwa interaksi antara koloniser dan
kolonise telah mengarah kepada fusi norma-norma budaya, yangmana dapat
menguatkan kekuatan colonial, juga dalam ‘mimicry’, yang mengancam untuk
mendestabilisenya. Hal ini yang memungkinkan karena identitas koloniser
tidak stabil, sehingga keberadaan dalam suatu situasi ekspatriasi yang terisolasi.

c.GC Spivak (1942-


Spivak telah digambarkan sebagai orang yang pertama yang mengemukakan
bahwa teori kaum feminis post-colonial. Dia mengkritik bahwa faham
feminis barat, terutama lebih focus pada dunia putih (world of white),dan
heteroseksual kelas menengah (middle-class). Dia juga tertarik pada peran
kelas sosial dan berfokus pada studi poskolonial yang dikenal sebagai
‘subaltern’, yang asalnya adalah istilah militer yang merujuk pada tingkat atau
posisiyang lebih rendah. Penggunaan dalam teori kritik ini berasal dari tulisan-
tulisan Gramsci. Spivak menggunakan istilah yang merujuk pada semua level
(tingkatan) semua masyarakat kolonial dan dari poskolonial yang lebih
rendah, pengangguran, tunawisma, petani, dan sebagainya.

2.Ciri Teori Poskolonialisme


Ciri khas poskolonialisme adalah fokus pada berbagai pembicaraan yang
berkaitan dengan kolonialisme, khususnya orientalisme.
engertian orientalisme menurut Edward Said dapat didefinisikan dengan tiga
cara yang bebeda, yaitu
:a.Memandang bahwa orientalisme sebagai suatu paradigma berfikir yang
berdasarkan epistimologi dan ontologi yang secara tegas membedakan antara
Timur dengan Barat.
b.Orientalisme dapat dipahami sebagai suatu gelar akademis untuk
menggambarkan serangkaian lembaga, disiplin dan kegiatan yang umumnya
terdapat pada universitas Barat yang peduli pada kajian masyarakat dan
kebudayaan Timur
c.Melihat orientalisme sebagai suatu lembaga resmi yang pada hakekatnya peduli
pada Timur

Teori poskolonialisme dibangun atas dasar peristiwa yang terdahulu, pengalaman


pahit bangsa Indonesia yang dialami selama tiga setengah abad,
khusunya dibawah poskolonialisme imperium Belanda (Diannita, 2021)

Bibliography
Diannita, A. (2021, April ). Analisa Teori Post Kolonialisme Dalam Perspektif Alternatif
Studi Hubungan Internasional. Journal IKLILA: Jurnal Studi Islam dan Sosial, 4,
79-90.

Awal, Sebuah Perkenalan, and Markus Dominggus Lere Dawa. "TEORI SOSIAL
POSTMODERN DAN POSTKOLONIAL."

Anda mungkin juga menyukai