Anda di halaman 1dari 1

KAJIAN POSKOLONIAL

Novita Aulia Rahmah 2000025098

Kajian poskolonial adalah kajian yang mengaitkan sastra dengan sejarah atau masa lalu
bangsa sebagai bangsa yang pernah terjajah. Kajian poskolonial bukanlah suatu bentuk
genderang perang terhadap apa yang terjadi di masa lalu, tetapi suatu bentuk perjuangan
terhadap realitas kekinian yang masih terjajah oleh bentuk neo-kolonialisme selepas
kemerdekaan dicapai (Rukundwa dan Aarde, 2007: 1175). Berdasarkan pernyataan
Rukundwa dan Aerde tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemerdekaan bukanlah akhir dari
suatu penjajahan. Hal-hal yang membekas dan mengakar dalam kehidupan rakyat bangsa
terjajah menjadi sebuah bentuk penjajahan baru atau neo-kolonialisme. Rakyat bangsa
terjajah akan menganggap bahwa mereka lebih rendah (inferior) dari bangsa penjajah.
Mereka akan terus mengingat kekalahan-kekalahan terdahulu. Hal ini akan memicu krisis
identitas bangsa itu sendiri.

Sebagai sebuah istilah, poskolonialisme adalah “A collection of theoretical and critical


strategies used to examine the culture (literature, politics, history, and so forth) of former
colonies of the European empires, and their relation to the rest of the world” (Makaryk, 1993:
155). Dengan demikian, poskolonialisme adalah suatu bentuk perjuangan atau langkah
stategis untuk memukul mundur budaya-budaya bangsa penjajah (dalam hal ini neo-
kolonialisme/orientalisme). Neo-kolonialisme atau lebih tepatnya orientalisme merupakan
sebuah gagasan dan langkah bangsa barat untuk menundukkan bangsa timur kekuatan
wacananya para sejarawan, antropolog, sosiolog, sastrawan, dan ilmuwan Barat
mengonstruksi Timur sebagai makhluk inferior.

Isu-isu yang dapat diangkat dalam kajian poskolonial sastra menurut Bahri (1996),
diantaranya bagaimana kononisasi berpengaruh terhadap orang-orang terjajah dan juga
penjajah, bagaimana efek jejak kolonialisme berpengaruh di dalam pembangunan dan
modernisasi negara poskolonial, bagaimana dan apa saja perlawanan terhadap pengaruh atau
control colonial hingga isu dekolonisasi yang terwujud. Kajian poskolonial sastra dapat
dilihat dalam novel Bumi Manusia karya Pramudya Ananta Toer, terdapat upaya dekolonisasi
yang diinterpretasikan dengan ekspresi Pram yang mengungkapkan secara tajam perlawanan
terhadap strategi feodal budaya Jawa dan kolonialisme yang memperbudak bangsa Indonesia
sehingga menjadi bangsa yang kerdil. Dapat juga diarahkan pada teks-teks yang dibuat Pram
itu untuk mengungkapkan perlawanan terhadap kultur yang menindas agar kemerdekaan diri
dan kemerdekaan bangsalah yang dimenangkan. Menurut Bahri (1996), kajian poskolonial
dapat berfokus pada hibriditas, suatu bentuk dinamisme budaya yang memperkaya kedua
budaya; sinkretisasi, suatu bentuk pencampuran budaya, praktik, gaya atau tema karya sastra
bekas penjajah dengan bekas jajahan; dan pastiche, suatu bentuk usaha meniru karya penjajah
oleh bekas jajahan.

Anda mungkin juga menyukai