. 1. Pengajuan Perkara Pasal 14 ayat 3: Dalam hal pendaftaran upaya Pasal 118 Ayat (1) HIR: Gugatan Perdata hukum dilakukan secara elektronik, keseluruhan Harus Dimasukkan Kepada Pengadilan proses pemberkasan perkara tersebut juga dilakukan Berdasarkan Kompetensi Relatif: secara elektronik melalui Sistem Informasi - Dalam Bentuk Surat Gugatan (In Pengadilan. Writing), - Ditandatangani Oleh Penggugat Atau Kuasanya, Dan - Dialamatkan Kepada Ketua Pengadilan. Analisis Pengajuan perkara yang diajukan oleh pemohon pada e-court dilakukan dengan pemberkasan perkara secara elektronik. Apabila dalam HIR diatur mengenai tanda tangan yang ada dalam surat permohonan tersebut. Apabila tanda tangan secara elektronik, belum tentu tanda tangan tersebut terjamin keaslian nya dan rawan dipalsukan. 2. Domisili Pasal 6: Domisili elektronik merupakan domisili Pasal 118 HIR ayat 3 dan 4: pembagian yang dipilih Pengguna Terdaftar dan Pengguna Lain kekuasaan mengadili antar badan peradilan dalam menggunakan layanan administrasi perkara yang sama, tergantung pada domisili atau dan persidangan secara elektronik. tempat tinggal para pihak (distributie van rechtsmacht), terutama tergugat. Analisis Dalam hal pada aturan pedoman e-court, pemohon dibolehkan memilih domisili yang dipilih. Hal ini akan mengubah peraturan di HIR yakni domisili tergantung terutama pada domisili tergugat. 3. Tata cara Pemanggilan Pasal 15: Panggilan/pemberitahuan secara Pasal 390 ayat 1 : mengatur mengenai Para Pihak elektronik disampaikan kepada: tata cara penyampaian panggilan sidang a. Penggugat yang melakukan pendaftaran dan kepada siapa panggilan tersebut secara elektronik; dan harus disampaikan. b. Tergugat atau pihak lain yang telah Tiap-tiap surat juru sita, kecuali yang menyatakan persetujuannya untuk dipanggil disebut di bawah ini, harus disampaikan secara elektronik. kepada orang yang bersangkutan sendiri Pasal 16: Berdasarkan perintah hakim, di tempat diam atau tempat tinggalnya, jurusita/jurusita pengganti mengirimkan surat dan jika tidak bertemu dengan orang itu panggilan persidangan ke Domisili Elektronik para di situ, kepada kepala desanya atau pihak melalui Sistem Informasi Pengadilan. beknya, yang wajib dengan segera memberitahukan surat juru sita itu kepada orang itu sendiri, tetapi hal itu tak perlu dinyatakan dalam hukum. Analisis 4. Penyerahan Alat Bukti Pasal 9 Angka 2: adanya kewajiban bagi Pasal 178 HIR: Setelah proses jawab- Penggugat mengajukan bukti (bukti awal) pada menjawab (gugatan, jawaban, replik, duplik) saat pendaftaran gugatan; sidang perkara perdata dilanjutkan dengan Pasal 22 Angka 2: persidangan secara elektronik pembuktian (apabila dianggap perlu dapat dengan acara penyampaian gugatan, jawaban, pula dilakukan pemeriksaan setempat serta replik, duplik dan kesimpulan, dilakukan pemeriksaan ahli). Setelah tahap dengan prosedur: pembuktian, majelis hakim kemudian a. para pihak wajib menyampaikan bermusyawarat untuk merumuskan putusan. dokumen elektronik paling lambat pada Hakim tidak diizinkan menjatuhkan putusan hari dan jam sidang sesuai dengan atas perkara yang tidak digugat, atau jadwal yang ditetapkan. memberikan lebih dari pada yang digugat Tergugat wajib menyerahkan bukti (bukti awal) pada saat penyerahan Jawaban Analisis Persidangan memasuki acara pembuktian jika setelah sebelumnya para pihak menempuh acara penyerahan duplik. Jika memang tidak ada acara penyampaian bukti setelah duplik, maka Perma No.1/2019 telah membuat norma hukum baru yaitu memajukan penyerahan bukti di muka. Dalam persidangan konvensional, Majelis Hakim memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para pihak untuk mengajukan bukti selama sesuai koridor acara persidangan saat itu. Tentunya hal ini juga perlu diantisipasi agar dalam persidangan elektronik hak para pihak untuk mengajukan bukti tambahan tetap bisa diakomodir oleh sistem. 5. Persidangan Pasal 24: Dalam hal disepakati oleh para pihak, Pasal 163 HIR dinyatakan : Barangsiapa Pembuktian persidangan pembuktian dengan acara pemeriksaan yang mengaku mempunyai hak atau yang keterangan saksi dan/atau ahli dapat dilaksanakan mendasarkan pada suatu peristiwa untuk secara jarak jauh melalui media komunikasi audio menguatkan haknya itu atau untuk visual yang memungkinkan semua pihak dapat menyangkal hak orang lain, harus berpartisipasi dalam persidangan. membuktikan adanya hak atau peristiwa itu”. Atau dengan kata lain “ Siapa yang mendalilkan suatu hak maka dia harus membuktikan haknya itu”. Analisis Frasa “sepanjang disepakati” dalam Pasal 24 ayat 1 Perma No.1/2019, memunculkan kemungkinan para pihak tidak setuju menggunakan pemeriksaan saksi dengan mekanisme penggunaan media audio visual. Tentunya hal ini perlu dipertegas lebih lanjut apakah ada alternatif lain ataukah kembali kepada cara persidangan konvensional. 6. Bentuk Alat Bukti Pasal 9: Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat Pasal 164 HIR: direct evidence/bukti harus disertai dengan bukti-bukti berupa surat langsung diajukan secara fisik oleh pihak dalam bentuk dokumen elektronik. yang berkepentingan di depan persidangan. Alat buktinya diajukan dan ditampilkan dalam proses pemeriksaan secara fisik Analisis Alat bukti surat yang digunakan dalam e-court dalam bentuk elektronik mengubah ketentuan HIR yang mengatur alat bukti dalam bentuk fisik. Alat bukti dalam e-court ini harus dijamin keasliannya dikarenakan pada era modern ini pemalsuan surat dengan bantuan teknologi mudah dilakukan. Meskipun dokumen bukti yang telah di-upload oleh Penggugat dan Tergugat secara elektronik dalam sistem peradilan elektronik dapat diklasifikasikan sebagai alat bukti hukum yang sah. Namun tetap berdasarkan hukum acara yang berlaku dokumen elektronik tersebut tetap harus dicocokan dengan dokumen aslinya. Akan tetapi, belum ada penjelasan lebih lanjut dalam Perma No. 1 Tahun 2019 ini tentang bagaimana dan kapan proses verifikasi/pencocokan bukti ini dilaksanakan. 7. Pengucapan Pasal 26 ayat 1: Putusan/penetapan diucapkan Pasal 179: putusan hakim dibacakan di Putusan/penetapan oleh hakim/hakim ketua secara elektronik. dalam sidang yang terbuka untuk umum, Pasal 26 ayat 4: Putusan/penetapan dituangkan sehingga apabila ketentuan ini dilanggar dalam bentuk salinan putusan/penetapan yang mengakibatkan putusan tidak sah dan tidak dibubuhi tanda tangan elektronik dan mempunyai kekuatan hukum. dipublikasikan pada SIP. Analisis Dengan adanya pengaturan pedoman e-court bahwa putusan secara elektronik akan mengubah peraturan HIR dimana putusan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum. Pihak Yang Pasal 4 (1) & (2) : Layanan administrasi perkara mengajukan Perkara secara elektronik dapat digunakan oleh advokat maupun perorangan yang terdaftar. Analisis