Hukum Modern Dan Pemikiran Hukum Di Indonesia
Hukum Modern Dan Pemikiran Hukum Di Indonesia
DI INDONESIA
Abstrak :
*) Penulis adalah staf pengajar Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, mahasiswa S.3 Hukum
Islam (Falak dan Wakaf) Pascasarjana IAIN Walisongo 2008-2009.
2
Hukum Modern dan Pemikiran Hukum di Indonesia
A. Pendahuluan
kompetisi.
1Di kalangan umat Islam, masa modern ini merupakan masa kebangkitan Islam. Rahman
(1984: 311) menyebut bahwa sejarah Islam di masa modern pada intinya adalah sejarah dampak
Barat terhadap masyarakat Islam, khususnya sejak abad ke-13 H/19 M. Banyak pengamat yang
memandang Islam pada masa ini sebagai suatu massa yang semi-mati yang menerima pukukan-
pukulan destruktif atau pengaruh-pengaruh formatif dari Barat.
4
Hukum Modern dan Pemikiran Hukum di Indonesia
menjadi dua secara tajam, yakni dunia hukum dan dunia sosial.
golongan.
bersangkutan daripada
sakramental inheren.
pula.
lalu.
berubah-ubah.
persengketaan di kawasannya.
kehidupan bersama.
solidaritas organik.
rasional.
keadaan ekuilibrium.
maupun kenegaraan.
konotasi "netral".
rasional.
Indonesia.
dikeluarkan.
2001: 2).
yang dinamis.
dinamis.
3 Pernyataan tersebut adalah sebagian penjelasan Ismail Sunny ketika menyampaikan pidato
guru besarnya pada tanggal 25 Nopember 1966.
27
Hukum Modern dan Pemikiran Hukum di Indonesia
berada.
maka teori hukum itu tidak perlu teori tentang sistem hukum
ada yang tertawa, ada yang berjualan, ada yang telanjang, ada
yang tidak punya malu dan ada apa saja di dalamnya (Salman,
2008: 149).
4 Gunaryo (2006: 125-227) menguraikan panjang tentang pergumulan politik dalam proses
pembuatan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 (Undang-Undang tentang Perkawinan) dan
Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 (Undang-Undang Peradilan Agama). Undang-Undang
Peradilan Agama ini telah mengalami dua kali Amandamen sejak tahun 1989, yaitu pada tahun
1999 dan 2004.
30
Hukum Modern dan Pemikiran Hukum di Indonesia
5 Dalam acara seminar dan Temu Hukum Nasional IX Badan Pembinaan Hukum Nasional
(BPHN) di Yogyakarta pada tanggal 20 November 2008, Agung Laksono sebagai Ketua Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan “Suka atau tidak suka, kita harus mematuhi (peraturan
hukum yang berlaku di Indonesia)”. Agung mengemukakan hal itu dalam kaitannya dengan
peraturan perundangan di bidang pemilihan umum (Pemilu). Agung memberikan alasan bahwa
untuk menegakkan demokratisasi di Indonesia harus diiringi dengan penegakan hukum. Ia
menyatakan bahwa demokrasi tanpa penegakan hukum hanya akan melahirkan anarkisme, padahal
sifat-sifat destruktif semacam itu harus dihindari (Suara Merdeka, 21 November 2008).
31
Hukum Modern dan Pemikiran Hukum di Indonesia
D. Kesimpulan
praktek hukumnya.
DAFTAR PUSTAKA
REVISI
Oleh :
RUPI’I AMRI
NIM. 085113026
Dosen Pengampu :
PROGRAM DOKTOR
PASCASARJANA IAIN WALISONGO
2008
38
Hukum Modern dan Pemikiran Hukum di Indonesia