Terapi Sosialisasi Pada Lansia Dengan mendengar musik dan Senam hipertensi
OLEH :
Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Annida Filjannati
3. Muhammad Gibran
5. Monalisa Anggraini
6. Nadita Erischa
7. Rizki Velia
8. Yuliana Dewi
(..................................................................... (....................................................................)
)
B. Rumusan Masalah
Terapi apa saja yang dapat diterapkan pada lansia?
C. Topik
Stimulasi sensoris, fungsi pendengaran, dan kemampuan mengingat.
D. Tujuan TAK
1. Tujuan umum
a. lansia dapat berespon terhadap stimulus yang diberikan oleh mahasiswa yaitu
musik.
b. Lansia dapat mengikuti arahan senam hipertensi yang dilakukan.
c. Lansia dapat melatih kemampuan mengingat.
2. Tujuan khusus
a. Lansia mampu memberi respon terhadap musik yang didengar
b. Lansia mampu mengikuti arahan senam hipertensi.
c. Lansia mampu memberi respon terhadap pertanyaan yang diajukan
d. Lansia mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik.
e. Lansia mampu melatih kemampuan mengingat.
TINJAUAN TEORI
2) Program Okupasiterapi
Latihan ditujukan untuk mendukung aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan
memberikan latihan dalam bentuk aktivitas, permainan, atau langsung pada
aktiviats yang diinginkan. Misalnya latihan jongkok-berdiri di WC yang dipunyai
adalah harus jongkok, namun bila tidak memungkinkan maka dibuat modifikasi.
3) Program Ortotik-prostetik
Bila diperlukan alat bantu dalam mendukung aktivitas pada lansia maka
seorang ortotis-prostetis akan membuat alat penopang, atau alat pengganti bagian
tubuh yang memerlukan sesuai dengan kondisi penderita. Dan untuk lansia hal ini
perlu pertimbangan lebih khusus, misalnya pembuatan alat diusahakan dari bahan
yang ringan, model alat yang lebih sederhana sehingga mudah dipakai, dll.
4) Program Terapi Wicara
Program ini kadang-kadang tidak selalu ditujukan untuk latihan wicara saja,
tetapi perlu diperlukan untuk memberi latihan pada penderita dengan gangguan
fungsi menelan apabila ditemukan adanya kelemahan pada otot-otot sekitar
tenggorokan. Hal ini sering terjadi pada penderita stroke, dimana terjadi
kelumpuhan saraf vagus, saraf lidah, dll.
5) Program Sosial-Medik
Petugas sosial-medik memerlukan data pribadi maupun keluarga yang tinggal
bersama lansia, melihat bagaimana struktur/kondisi di rumahnya yang berkaitan
dengan aktivitas yang dibutuhkan penderita, tingkat sosial-ekonomi. Hal ini sangat
penting sebagai masukan untuk mendukung program lain yang ahrus dilaksanakan,
misalnya seorang lansia yang tinggal dirumahnya banyak trap/anak tangga,
bagaimana bisa dibuat landai atau pindah kamar yang datar dan biasa dekat dengan
kamar mandi, dll.
6) Program Psikologi
Dalam menghadapi lansia sering kali harus memperhatikan keadaan
emosionalnya, yang mempunyai ciri-ciri yang khas pada lansia, misalnya apakah
seorang yang tipe agresif, atau konstruktif, dll. Juga untuk memberikan motivasi
agar lansia mau melakukan latihan, mau berkomunikasi, sosialisasi dan sebgainya.
Hal ini diperlukan pula dalam pelaksanaan program lain sehingga hasilnya bisa
lebih baik.
Jenis Kegiatan :
a. Psikodrama
Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia. Tema dapat dipilih
sesuai dengan masalah lansia.
b. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Terdiri atas 7-10 orang. Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan,
bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan mengubah perilaku. Untuk
terlaksananya terapi ini dibutuhkan Leader, Co-Leader, dan fasilitator.
Misalnya : cerdas cermat, tebak gambar, dan lain-lain.
c. Terapi Musik
Bertujuan untuk mengibur para lansia seningga meningkatkan gairah
hidup dan dapat mengenang masa lalu. Misalnya : lagu-lagu kroncong, musik
dengan gamelan
d. Terapi Berkebun
Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan
waktu luang. Misalnya : penanaman kangkung, bayam, lombok, dll
e. Terapi dengan Binatang
Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-hari
sepinya dengan bermain bersama binatang. Misalnya : mempunyai peliharaan
kucing, ayam, dll
f. Terapi Okupasi
Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan
produktivitas dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah
disediakan. Misalnya : membuat kipas, membuat keset, membuat sulak dari
tali rafia, membuat bunga dari bahan yang mudah di dapat (pelepah pisang,
sedotan, botol bekas, biji-bijian, dll), menjahit dari kain, merajut dari benang,
kerja bakti (merapikan kamar, lemari, membersihkan lingkungan sekitar,
menjemur kasur, dll)
g. Terapi Kognitif
Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti menggadakan cerdas
cermat, mengisi TTS, tebak-tebakan, puzzle, dll
SAP KEGIATAN TAK
1. Kriteria
Lansia yang berada di lingkuanan puskemas nusa indah.
2. Proses seleksi
Lansia yang termasuk dalam kategori lansia mandiri dan dengan alay bantu.
3. Pengorganisasian
a. Waktu :
Hari/tanggal :senin, 21 februari 2023
Waktu :pukul 09.00 – 11.00 wib
Alokasi waktu :perkenalan dan pengarahan (10 menit0, terapi
kelompok (20 menit), penutup 10 orang
Tempat : di puskesmas nusa indah
Jumlah klien :10 orang.
b. Tim terapis
1) Leader : Bayu Adhi Nugraha
Uraian tugas :
a) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b) Memimpin jalannya terapi kelompok
c) Memimpin diskusi
2) Co-leader : Rizki Velia
Uraian tugas :
a) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
b) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
c) Membantu memimpin jalannya kegiatan
d) Menggantikan leader jika terhalang tugas.
3) Observer : Yuliana Dewi
Uraian tugas :
a) Mengamati semua proses kegiatannya yang berkaitan dengan
waktu, tempat, jalannya acara.
b) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok.
4) Fasilitator :
1. Maheza putri amanda
2. Annida filjannati
3. Nadita erischa
4. Monalisa
5. Muhammad gibran
Uraian tugas :
b) Menjadi instruktur senam lansia
c) memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
d) memotivasi anggotta dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
e) mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk
melaksanakan kegiatan
f) membimbing kelompok selama senam hipertensi dilakukan
g) menjelaskan mengenai hipertensi
h) membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
i) bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.
c. Setting tempat
Keterangan :
: fasilitator
: klien
: leader
: co-leader
: observer
e. Proses pelaksanaan
1) Persipan
Memilih klien sesuai dengan indikasi
Membuat kontrak dengan klien
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
Salam teraupetik
- Salam dari leader kepada klien
- Perkenalkan nama dan panggilan leader
Evaluasi /validasi
Kontrak
- Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
yaitu TAK mendengar musik dan senam hipertensi.
- Leader menjelaskan aturan selama senam yaitu :
a) Jika klien yang ingin meninggalkan kelompok harus
meminta izin pada terapis.
b) Lama kegiatan 30 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
3) Tahap kerja
a) Terapis mengumpulkan lansia dan berbaris sesuai yang ada di
setting tempat.
b) Terapis menghidupkan lagu
c) Terapis memutarkan vidio untuk senam hipertensi
d) Terapis dan klien melakukan senam hipertensi selama 30 menit.
e) Setelah selesai senam lansia akan berisitirahat
f) Observer akan mengobservasi respon lansia terhadap musik dan
senam hipertensi yang telah dilakukan.
g) Melakukan penyuluhan mengenai hipertensi
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
- Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Leader memberikan pujian atas keberhhasilan kelompok dan
lansia.
b) rencana tindak lanjut
terapis meminta lansia dan puskesmas pembantu untuk
melaksanakan senam hipertensi 1 minggu sekali di keluhan
kebun kenanga.
c) kontrak yang akan datang
terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia
untuk selalu rajin berolahraga dan mengatur makanan yang
akan dikonsumsi serta mengkontrol hipertensi.
5) evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan
lansia sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensoris
mendengar musik, kekampuan lansia mengikuti arahan terapis,
pendengaran, penglihatan, memberi pendapat. Formulir evaluasi
sebagai berikut :