Dosen Pengampu:
H. Hasan, MA. Hum
Disusun Oleh
Kelompok 3:
Ainul Kamaliah
Hayatul Janah
Siti Zulaiha
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman,
islam, dan ihsan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah keharibaan junjungan
Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat, dan para pengikutnya sampai
akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan segala rahmat dan inayah-Nya makalah yang
berjudul “Peran Media Dalam Pembelajaran Dan Kesalahan Dalam Pemanfaatan
Media” sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Pengembangan Media
Pembelajaran Bahasa Arab, program studi Pendidikan Bahasa Arab di Sekolah
Tinggi Ilmu Al- Qur’an (STIQ) Amuntai dapat diselesaikan.
Penulis sangat menyadari, dalam penulisan makalah ini banyak sekali
menerima bantuan, baik tenaga maupun pikiran. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantun tersebut, terutama kepada
mu’allim Hasan MA. Hum yang telah banyak memberikan bimbingan dan
petunjuk serta koreksi dalam penulisan makalah ini serta semua pihak yang telah
memberikan bantuan, fasilitas, informasi, meminjamkan buku-buku dan liratur-
literatur yang penulis perlukan, sehingga makalah ini bisa diselesaikan.
Atas bantuan dan dukungan yang tak trnilai harganya tersebut maka penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya teriring doa yang tulus, semoga Allah SWT memberi ganjaran yang
berlipat ganda, Aamiin.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran media dalam pembelajaran?
2. Apa saja kesalahan dalam pemanfaatan media?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran media dalam pengajaran bahasa.
2. Untuk mengetahui kesalahan dalam pemanfaatan media.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
M. Miftah, Fungsi dan Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan
Kemampuan Belajar Siswa, (Kwangsan, 2013)
2
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan,
dan warna baik secara alami maupun manipulasi. Hal itu membantu
pengajar menciptakan suasana belajar lebih hidup, tidak monoton, dan
tidak membosankan. Pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian
pendidikan belajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Dengan media akan terjadi interaksi dua arah atau bahkan tiga arah
secara aktif, sedangkan tanpa media, pengajar dan pendidikan belajar
cenderung pasif.
4. Efisiensi waktu dan tenaga
Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara
maksimal dengan waktu dan tenaga yang relatif minim. Pengajar tidak
harus menjelaskan materi secara berulang-ulang, sebab dengan sekali
sajian menggunakan media, pendidikan belajar sudah memahami
pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar
Media pembelajaran dapat membantu pendidikan belajar menyerap
materi belajar lebih mendalam dan utuh. Apabila dengan mendengar
informasi verbal dari pengajar saja, pendidikan belajar kurang memahami
pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh,
merasakan, dan mengalami sendiri melalui media, pemahaman pendidikan
belajar akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana
saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga
pendidikan belajar dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa,
di manapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang pelajar. Perlu disadari
bahwa waktu belajar di sekolah terbatas, dan kesempatan belajar justru
lebih banyak di luar lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif pendidikan belajar terhadap
materi dan proses belajar
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong
pendidikan belajar untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari
sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
8. Mengubah peran pengajar ke arah yang lebih positif dan produktif
Pengajar dapat berbagai peran dengan media sehingga banyak memiliki
waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti
membantu kesulitan belajar pendidikan belajar, memotivasi semangat
belajar ،dan melakukan kegiatan yang mengarah kepada pembentukan
kepribadian pendidikan belajar.
9. Menjadikan metode lebih bervariasi dan pembelajaran menjadi
menyenangkan. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-
mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru
mengajar untuk setiap jam pelajaran
3
10. Menjadikan siswa cenderung lebih aktif dalam proses pembelajaran
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.2
2Umi Hanifah, Media Pembelajaran Bahasa Arab , (Surabaya, CV: Putra Media
Nusantara) h. 11
4
memilih media akan menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan
dengan baik dan pada akhirnya sasaran didik tidak dapat dicapai. Selain
itu, kesalahan dalam memilih media maupun memilih topik yang
dimediakan, akan menimbulkan ketidaksesuaian dalam proses
pembelajaran baik bagi guru maupun anak didik, yang suatu saat akan
membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan dikemudian hari.
Akibat dari kesalahan ketidaktepatan dalam memilih media
pembelajaran dalam perkembangannya sudah sampai pada teknologi
pendidikan. Fungsinya untuk memperjelas materi yang disampaikan oleh
guru siswa. Dalam belajar bahasa atau belajar berkomunikasi, maka media
yang digunakan harus mendukung konsep pembelajaran tersebut.
Pemilihan media yang kurang tepat bukan membantu peserta didik untuk
terampil bahasa. Namun sebaliknya, para peserta didik tersebut akan
bingung dalam menguasai materi pembelajaran, mereka tidak akan mampu
mengerti pengajaran yang disampaikan oleh gurunya kepada mereka
sendiri. Karena segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses belajar
mengajar pasti selalu berhubungan dengan media. Sebagai contoh,
seorang guru yang ingin menjelaskan pelajaran sebuah drama dan segala
sesuatu yang termasuk dalam ruang lingkup drama. Pastinya media yang
sesuai dan seharusnya digunakan adalah televisi.
Tetapi karena keadaan sekolah tersebut yang tidak memiliki televisi
namun hanya memiliki tape recorder, maka guru tersebut terpaksa hanya
menggunakan tape tersebut. Ketika itu, guru hanya memperdengarkan
bagaimana suara para tokoh pada drama tersebut, dijelaskan bagaimana
cara menyampaikan suara berdrama. Jelas, siswa pasti kurang mengetahui
apa itu sebenarnya yang dikatakan dengan drama. Karena dalam
mempelajari sebuah drama, kita harus melihat secara langsung bagaimana
tindakan atau aksi para tokoh, bagaimana meniru seorang tokoh dalam
berbagai keadaan pada sebuah cerita, dan kita akan mengetahui seperti apa
latar maupun alur cerita tersebut. Melalui contoh tersebut, kita ketahui
bahwa proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif. Mengapa
demikian? Misalkan memahami materi mengenai drama, harus kita
ketahui bagaimana pelaksanaannya dengan jelas, bagaimana ekspresi
wajah setiap tokohnya, bagaimana cara main setiap lakonnya, dan apa saja
peralatan yang dibutuhkan ketika pementasan (dekorsi). Jadi, ketika
pembelajaran mengenai drama seperti itu, lah media yang digunakan
adalah media yang sesuai yaitu media audio visual seperti televisi. Agar
penyampaian materi lebih jelas, proses belajar mengajar lebih lancar, dan
yang pasti siswa mampu menguasai kompetensi yang diharapkan.
Dalam memilih media tidak dilakukan secara spesifisik, melainkan
harus didasarkan pada kriteria tertentu. Karena kesalahan dalam pemilihan
media akan membawa akibat yang lama dikemudian hari. Agar tidak
terjadi kesalahan dalam memilih media dalam setiap proses pembelajaran,
media yang dipih harus sesuai dengan keadaan atau kriteria setiap individu
yang berada di sekolah. Untuk menemukan media tersebut ada beberapa
5
model yang dapat digunakan yaitu model flowchart, matriks model dan
checklist model.3
b. Satu Media Pembelajaran Untuk Semua Siswa
Membedah aneka persoalan dunia sekolah berdasarkan kasus nyata.
Agar anak-anak merasa bahagia dan bersemangat belajar di sekolah, maka
sekolah harus menjadi istana yang membahagiakan. Sekolah bukan hanya
sarana mencapai target kurikulum tapi juga mewujudkan mimpi dan
pembelajaran sikap mental anak yang bahagia melalui strategi
pembelajaran. Media pembelajaran semestinya dapat mempermudah siswa
dalam menyerap dan menguasai mata pelajaran yang diajarkan, namun
perlu disadari pula bahwa tidak semua matapelajaran harus di mediakan
sekaligus tidak semua media dapat efektif dipergunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Kesalahan ini biasanya dilakukan para pendidik karena
beranggapan bahwa pembelajaran harus dapat diserap semua siswa dalam
satu kelas (klasikal) dalam satuan waktu. Meskipun tidak sepenuhnya
salah namun para pendidik semestinya tahu dalam konsep pembelajaran
harus memperlakukan setiap siswa sebagai pribadi yang unik (individul
differences) Dalam gaya belajar atau kemampuan daya serap. 4
Menurut Wilbur Schramm Dalam bukunya Big Media Little Media
mengatakan: Para pendidik tidak bisa lagi menggunakan satu media
pembelajaran untuk semua siswa dalam satu kelas. Pembagian jenis
potensi dan gaya belajar siswa menjadi salah satu kunci untuk mengatasi
persoalan ini. Dengan memahami potensi dan gaya belajar siswa para
pendidik dapat dengan mudah menentukan metode komunikasi
pembelajaran yang tepat. Selanjutnya tinggal bagaimana membuat konten
materi yang relevan dengan media pembelajaran yang dibutuhkan.
c. Tidak Mampu Memberdayakan Siswa (Teacher Center)
Ketidakmampuan guru berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa
adalah penyebab kesalahan dalam pendayagunaan dann pemanfaatan
media pembelajaran. Sama dengan berkomunikasi pada umumnya,
komunikasi dan dialog merupakan hal yang penting dalam mendampingi
proses pembelajaran siswa yang terus berubah sesuai life style siswa dalam
memaknai kegiatan belajarnya. Sayangnya para pendidik enggan
melakukan perubahan dan lebih sering masih mempertahankan mengajar
versi konvensional.5
3 Umi Hanifah, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Surabaya: CV. Putra Media
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA