Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KERJA PAKSA ROMUSHA

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

1. Azri Maulana Fikri


2. Frizal Effendi
3. Glennando Adriand
4. Jen Ahmed Vito Raka
5. Reza
6. Rafa Raditia
7. Rasya Ahmad Ramadhan

Kelas : IX.B

SMP NEGERI 1 CISEENG


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat, nikmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan paper ini dengan baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas ppkn yang mana
dalam makalah ini penulis membahas mengenai “Kerja Paksa Romusha”

Proses penulisan tugas ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan beberapa pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Akhirnya, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Agus Simaladewa selaku guru PPKN
yang telah memberikan tugas ini.

Dengan demikian, adanya penulisan makalah ini semoga dapat dijadikan sebagai
sebuah sarana penunjang pembelajaran serta manfaat kepada orang lain. Penulis menyadari
makalah ini masih banyak kekurangan, baik isi maupun bahasa mengingat terbatasnya
kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun diperlukan demi perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih.

Kabupaten Bogor, 14 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................

1.1 Latar Belakang................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................

2.1 Definisi Sterilisasi........................................................................................................


2.2 Alasan Melakukan Sterilisasi......................................................................................
2.3 Metode Sterilisasi dan Disinfeksi................................................................................
2.4 Mekanisme Dalam Pembinasaan (Pembunuhan) Mikroorganisme.............................

BAB III PENUTUP...................................................................................................................

III.1 Kesimpulan................................................................................................................

III.2 Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berakhirnya pemerintahan Hindia Belanda pada tanggal 08 Maret 1942, dan
dengan resmi Jepang berkuasa di Indonesia. Indonesia memasuki suatu periode baru,
yaitu periode pendudukan militer Jepang. Pada awalnya kedatangan pasukan Jepang
mendapat sambutan yang simpatik bukan hanya oleh seluruh bangsa Indonesia, tetapi
juga oleh umat Islam. Hal ini disebabkan pada tahun-tahun terakhir kekuasaan Belanda.
Jeritan sosio-politik terhadap tekanan pihak penjajah Belanda semakin keras dirasakan.
Berlainan dengan politik netral yang dikembangkan penguasa Belanda terhadap
Islam, penguasa Jepang berusaha membujuk pemimpin-pemimpin umat agar bersedia
bekerja sama dengan mereka. Jepang menyebut dirinya “saudara tua” rakyat Indonesia.
Ditempuhnya politik semacam ini terutama bertujuan untuk memobilisasi seluruh
penduduk dalam rangka menyokong tujuantujuan perang mereka yang cepat dan
mendesak.
Jepang menyadari bahwa penduduk Indonesia mayoritas umat Islam. Oleh karena
itu, dasar kebijakan dalam membina teritorialnya, dikenal dengan kebijakan menurut
H.J.Benda disebutnya “Nippon’s Islamic Grass Root Policy” yaitu Kebijakan Politik
Islamnya Jepang yang ditujukan untuk mengeksploitasi potensi Ulama Desa.
Jepang mencoba memanfaatkan Umat Islamnya, agar tumbuh dan bergantung pula
kepada Jepang. Maka digariskanlah kebijakan yang bersifat depolitisasi umat Islam. Baik
partai politik maupun Organisasi sosial ke-islam-an yang di luar bentukan Jepang
dilarang mengadakan aktivitasnya. Kebijakan Jepang mematikan organisasi sosial politik
umat Islam, dan membangun wadah baru dengan change target, adalah agar umat Islam
mendukung tujuan perang Jepang.
Tidak hanya men-depolitisasi umat islam, Jepang juga melakukan banyak
penindasan dan pemaksaan terhadap umat islam. Sebagaimana yang terjadi di Banten
Selatan, umat islam dijadikan romusha untuk penambangan batu batu bara dan
pembangunan jalur kereta api Saketi-Bayah. Mereka diperlakukan sangat buruk. Sejak
dari pagi buta sampai petang hari mereka dipaksa melakukan pekerjaan kasar tanpa
makan dan perawatan cukup. Kesehatan yang tidak dijamin, makanan yang tidak cukup
dan pekerjaan yang terlalu berat, menyebabkan banyak romusha itu meninggal dalam
jumlah besar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan romusha?
2. Kapan dilaksanakannya romusha?
3. Apa yang menjadi latar belakang dibentuknya romusha?
4. Apa saja dampak romusha bagi Bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian romusha dan kapan dibentuknya romusha.
2. Untuk mengetahui latar belakang dibentuknya romusha.
3. Untuk menambah wawasan tentang sejarah yang ada di Indonesia.
4. Untuk mengetahui dampak dari romusha bagi Bangsa Indonesia.
5. Sebagai pemenuhan tugas mata pelajaran PPKN.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Romusha


Romusha adalah sistem kerja paksa yang diterapkan Jepang kepada penduduk
Indonesia saat masa penjajahan. Jepang mendirikan Persemakmuran Asia Timur Raya
dengan menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Kepulauan
Hawaii. Serangan tersebut menjadi awal penaklukan wilayah Asia Pasifik di tangan
Jepang. Di Indonesia, armada Jepang sampai di pantai utara Jawa Barat. Ketika itu,
tujuan Jepang ingin menguasai Bandung sebagai basis militer Belanda di Indonesia.
Mengutip dari Kemdikbud.go.id, pada 8-9 Maret 1942 Jepang dan Belanda
bertemu di Kalijati, Subang untuk menandatangani perubahan pemerintahan jajahan.
Penandatanganan tersebut membuat Jepang menguasai daerah jajahan Belanda. Jepang
membuat propaganda di Indonesia dan berkeinginan menjadi negara persemakmuran di
wilayah Asia Pasifik. Propaganda Jepang melahirkan Gerakan 3A, antara lain: Jepang
Cahaya Asia Jepang Pelindung Asia Jepang Pemimpin Asia Gerakan tersebut untuk
menarik pemuda Indonesia bergabung menjadi pasukan Pembela Tanah Air alias PETA.
Pasukan tersebut dibentuk pada 3 Oktober 1943, yang terdiri dari masyarakat
Indonesia, tujuannya untuk menghadapi sekutu dan bertempur selama Perang Dunia II
berlangsung. Selain PETA, Jepang membentuk Jawa Hokokai dengan pemimpin
tertinggi Gunseikan dan penasihat utama Ir. Soekarno. Tujuan pembentukan Jawa
Hokokai untuk menghimpun tenaga rakyat Indonesia. Jawa Hokokai lalu menjadi
organisasi gabungan dari berbagai bidang dan profesi, seperti Himpunan Kebaktian
Dokter, Himpunan Kebaktian Pendidik, Organisasi wanita dan Pusat budaya.

2.2 Latar Belakang Dibentuknya Romusha


Jepang membutuhkan bantuan untuk proses pembangunan, seperti kubu
pertahanan, jalan raya, rel kereta api, jembatan, dan lapangan udara di Indonesia.
Pengerahan tenaga kerja ini disebut romusha yang awalnya didukung rakyat Indonesia.
Tujuan romusha adalah memperkerjakan masyarakat secara sukarela untuk proses
pembangunan dan propaganda Jepang. Propaganda yang dilakukan Jepang untuk
membentuk barisan romusha yang bertugas membela negara dan membangun
kemakmuran.
Tenaga kerja romusha berasal dari desa-desa di Pulau Jawa yang dipekerjakan
secara sukarela. Pekerjaan ini disebut Romusha atau sistem kerja paksa. Romusha
berlangsung selama tiga tahun dari 1942 sampai 1945. Awalnya, romusha dilakukan
secara sukarela dan dipekerjakan tidak jauh dari tempat tinggal. Namun, sistem tenaga
kerja mulai dipaksakan sampai kepala keluarga wajib menyerahkan anak lelakinya untuk
bekerja, karena Jepang terdesak dalam perang Pasifik.

2.3 Cara Indonesia Menghadapi Romusha


pekerjaan berat yang dilakukan oleh romusha adalah membangun kubu-kubu
pertahanan, terowongan bawah tanah dan daerah perbukitan, lapangan terbang,
dan bangunan militer di garis depan.

2.4 Dampak Romusha Bagi Bangsa Indonesia


1. Penderitaan rakyat Indonesia tidak berkurang, justru semakin bertambah dengan
adanya romusha ini.
2. Rakyat mengalami kehidupan yang menyedihkan dengan sulitnya mendapatkan bahan
makanan karena banyaknya petani yang menjadi pekerja romusha.
3. Dampak adanya romusha bagi rakyat Indonesia yaitu timbulnya penyakit, kekurangan
makanan, bahkan sampai kematian.
4. Jepang juga melakukan eksploitasi sumber daya alam di Indonesia dan menerapkan
peraturan terhadap masyarakat untuk memproduksi peralatan perang bagi Jepang.
5. Muncul juga pasar-pasar gelap di kota besar sehingga masyarakat sulit untuk
mendapatkan barang-barang kebutuhan
BAB III
PENUNUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai