Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH EKONOMI INDUSTRI

“KONSENTRASI INDUSTRI”

Dosen Pengampu :

Erwin Kurniawan, S.E.,M.Si

Disusun oleh :

Ernanti Wahyuni (2001016020)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena atas
berkah,Rahmat, Taufik, dan hidayahnya yang telah memberikan kami nikmat umur panjang,
nikmat kesehatan dan nikmat lainnya, sehingga kami dapat menyelasaikan Makalah yang
berjudul “ KOSENTRASI INDUSTRI” dengan baik. Penyusunan Makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Industri yang diampu oleh Bapak Erwin
Kurniawan,S.E.,M.Si.

Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW
dan keluarga,sahabat, beserta pengikutnya yang telah memperjuangkan agama Islam dari jaman
jahiliayah yakni mulai dari masa kegelapan, perbudakan, dan lain sebagainya.

Dari Makalah yang kami buat/susun ini masih banyak terdapat kekurangan di sana-sini,
oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun. Maka dari itu kami harapkan dari
semua pihak untuk perbaikan Makalah ini di hari-hari berikutnya.

Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua,
terutama Fakultas Ekonomi khususnya Jurusan Ekonomi Pembangunan.

Rantau Pulung, 26 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………....2

BAB I...............................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................5
1.1 Rumusan Masalah.............................................................................................................7
1.2 Tujuan Penelitian..............................................................................................................7
1.3 Batasan Istilah...................................................................................................................7
BAB II.............................................................................................................................................9
PEMBAHASAN..............................................................................................................................9
2.1 Pengertian Konsentrasi Industri.............................................................................................9
2.2 Konsepsi Kosentrasi Industri................................................................................................9
2.2 Penyebab Konsentrasi Industri.............................................................................................10
2.3 Struktur Pasar Industri Dan Persaingannya.........................................................................12
Pengertian Pasar.....................................................................................................................12
2.4 Bentuk Struktur Pasar..........................................................................................................12
2.4.1 Pasar Persaingan Sempurna..............................................................................................13
2.4.2 Pasar Monopoli.................................................................................................................14
2.4.3 Pasar Oligopoli..................................................................................................................14
2.4.4 Monopolistik...............................................................................................................16
2.5.5 Pengukuran Konsentrasi..............................................................................................17
1. Rasio Konsentrasi...........................................................................................................17
2. Indeks Herfindhal- Hirschman........................................................................................17
3. Indeks Gini......................................................................................................................17
4. Kurva Lorenz..................................................................................................................18
5. Indeks Lerner (IL)...........................................................................................................19
2.5.6 Konsentrasi Industri Dan Implikasinya.......................................................................19
o Konsentrasi Industri............................................................................................................19
BAB III..........................................................................................................................................20
PENUTUP.....................................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................20
3.2 Saran................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak perusahaan yang beroperasi didalam pasar namun demikian beberapa diataranya
menguasai output pasar. Ekonomi industri didefinisikan sebagai cabang ilmu ekonomi yang
membahas permasalahan dan hubungan antara aspek struktur pasar, perilaku dan kinerja
industri serta kebijakan publik. Ekonomi industri tidak menganut asumsi bahwa tujuan
perusahaan hanyalah memaksimumkan keuntungan berdasarkan keuntungan tersebut.
Ekonomi industri menyimpulkan tujuan perusahaan berdasarkan fakta yangada dan berfokus
pada kendala-kendala yang menghambat pencapaian tujuan perusahaan serta mencari strategi
untuk mengatasinya. Dalam hal ini, terlihat bahwa ekonomi industri bersifat lebih aktif
daripada ekonomi mikro. Dibandingkan dengan ekonomi mikro yang cenderung hanya
berfokus pada proses penentuan harga diperusahaan industri. Ekonomi industri juga
memperhatikan aspek lain yang menggambarkan kondisi riil pasar, seperti pengembangan
proses dan produk, desain produk, pengiklanan, dan strategi investasi (Clarke, 2003) dalam
Arsyad & Kusuma (2014).
Menurut Bartwal (2010) dalam Arsyad & Kusuma (2014) terdapat dua elemen utama
ekonomi industri yaitu elemen deskriptif dan elemen analitis. Aktivitas elemen dekriptif
berfokus pada survei industri dan lembaga komersial lainnya untuk memberikan informasi
mengenai sumber daya alam, iklim industri, kondisi infrastruktur, penawaran faktor produksi,
kebijakan industri, dan perdagangan serta tingkat kompetisi disuatu wilaya atau negara
kepada stake holders industri. Sementara itu, elemen analitis terkait dengan kajian mengenai
penentuan strategi kebijakan dan proses pengambilan keputusan dalam bisnis, seperti analisis
pasar, penentuan harga, pemilihan teknis produksi, penentuan lokasi produksi perusahaan
perencanaan investasi, perekrutan dan pemutusan hubungan kerja pegawai. Pengambilan
keputusan finansial perusahaan serta diversifikasi produk. Menurut Bartwal (2010) dalam
Arsyad & Kusuma (2014), dua elemen ini saling terkait dimana pengambilan keputusan
(strategi) yang tepat dalam organisasi bisnis (output elemen analitis) tidak akan tercapai
dengan sempurna tanpa informasi yang mencukupi tentang kondisi pasar (output elemen
deskriptif).
Kosentrasi industri merupakan cabang ilmu ekonomi yang bertujuan untuk memberikan
pemahaman terkait struktur dan perilaku industri dalam perekonomian, khususnya struktur
pasar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, pengaruh kosentrasi perusahaan terhadap
kompetisi serta pengaruh kompetisi terhadap harga, investasi,dan inovasi.
Kosentrasi industri mengacu pada jumlah dan distrubusi ukuran perusahaan. Dalam hal
ini, semakin sedikit jumlah perusahaan yang ada di dalam pasar dan semakin besar ukuran
perusahaan tersebut relatif terhadap ukuran seluruh perusahaan dalam industri (biasanya
ditujukan dengan share penjualan yang semakin tinggi), maka tingkat kosentrasi industri
cenderung dikaitkan dengan kemampuan penjual (produsen) yang ada didalam pasar untuk
menekan kompetisi dan mengkoordinasikan kebijakan harga yang cenderung semakin tinggi
Penyebab konsentrasi industri dapat berupa Nasib baik, Faktor teknis, Skala ekonomi
perusahaan, Kelangkaan sumber daya ekonomi, Kemajuan teknologi, Pertumbuhan pasar
produk, Kebijakan dan regulasi, dan Kebijakan perusahaan.
Pasar adalah tempat pertemuan penjual dan pembeli. Pengertian penjual telah termasuk
individu perusahaan dalam industri, sedangkan pengertian pembeli telah tergabung sebagian
pembeli. Pasar di definisikan sebagai kumpulan sejumlah perusahaan yang menjual produk
yang mempunyai drajat subsitusi yang sama kepada pembeli yang potensial (Sutarta, 1995:
20). Pasar juga dapat didefinisikan sebagai suatu mekanisme pada saat penjual dan pembeli
suatu komoditi mengadakan interaksi untuk menentukan harga dan kuantitasnya (Samuelson,
1993-44). Bentuk struktur pasar terdapat Pasar Persaingan Sempurna dimana pasar yang akan
menjamin terwujudnya kaitan memproduksi barang atau jasa yang sangat tinggi efesiensinya,
Pasar Monopoli dimana, hanya terdapat satu penjual atau produsen sehingga tidak ada
pesaing, Pasar Oligopoli dimana, struktur pasar dengan perusahaan berjumlah kecil yang
prilakunya saling bergantung atau berkaitan. Dan Pasar Monopolistik dimana, terdapat
banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak.
Konsentrasi industri dapat diukur melalui sejumlah indikator seperti menggunakan rasio
konsentrasi N-perusahaan (N-frim concentration ration), indeks Herfindhal- Hirschman
(Herfindahl-Hirschman index), koefisien gini ( Gini coefficient), kurva lorenz, dan indeks
lerner (IL).
Konsentrasi Industri dan Implikasinya, Bagi Produsen : Keuntungan Maksimal, dan Bagi
Konsumen : Kerugian.
1.1 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya antara lain sebagai berikut :


1. Bagaimana pengertian konsentrasi industri ?
2. Bagaimana Konsepsi konsentrasi industri ?
3. Bagaimana konsentrasi industri dapat bersaing dalam pasar ?
4. Bagaimana konsentrasi industri dalam dominasi industri ?
5. Bagaimana penyebab konsentrasi industri ?
6. Bagaimana struktur pasar industri dan persaingannya ?
7. Bagaimana cara pengukuran konsentrasi ?
8. Bagaimana konsentrasi industri dan implikasinya ?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian konsentrasi industri
2. Untuk mengetahui konsepsi kosentrasi industri.
3. Untuk mengetahui konsentrasi industri dapat bersaing dalam pasar
4. Untuk mengetahui konsentrasi industri dalam dominasi industri.
5. Untuk mengetahui penyebab konsentrasi industri.
6. Untuk mengetahui struktur pasar industri dan persaingannya.
7. Untuk mengetahui cara pengukuran konsentrasi
8. Untuk mengetahui konsentrasi industri dan implikasinya.

1.3 Batasan Istilah

Untuk tidak menimbulkan adanya perbedaan pengertian, perlu ada penjelasan istilah yang
digunakan dalam penelitian ini. Batasan istilah yang digunakan diambil dari beberapa
pendapat para pakar dalam bidangnya. Namun sebagian ditentukan oleh peneliti dengan
maksud untuk kepentingan penelitian ini. Beberapa batasan istilah yang perlu dijelaskan
adalah sebagai berikut :
1. Elemen dekriptif berfokus pada survei industri dan lembaga komersial lainnya untuk
memberikan informasi mengenai sumber daya alam, iklim industri, kondisi infrastruktur,
penawaran faktor produksi, kebijakan industri, dan perdagangan serta tingkat kompetisi
disuatu wilaya atau negara kepada stake holders industri. Menurut Bartwal (2010) dalam
Arsyad & Kusuma (2014)
2. Elemen analitis terkait dengan kajian mengenai penentuan strategi kebijakan dan proses
pengambilan keputusan dalam bisnis, seperti analisis pasar, penentuan harga, pemilihan
teknis produksi, penentuan lokasi produksi perusahaan perencanaan investasi, perekrutan
dan pemutusan hubungan kerja pegawai. Pengambilan keputusan finansial perusahaan
serta diversifikasi produk. Menurut Bartwal (2010) dalam Arsyad & Kusuma (2014)
3. Ekonomi industri didefinisikan sebagai cabang ilmu ekonomi yang membahas
permasalahan dan hubungan antara aspek struktur pasar, perilaku dan kinerja industri
serta kebijakan publik.
4. Kosentrasi industri adalah situasi yang memperlihatkan derajat penguasaan pasar oleh
perusahaan-perusahaan industri yang berada di dalam pasar.
5. Pasar juga dapat didefinisikan sebagai suatu mekanisme pada saat penjual dan pembeli
suatu komoditi mengadakan interaksi untuk menentukan harga dan kuantitasnya
(Samuelson, 1993-44).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsentrasi Industri

Kosentrasi industri merupakan cabang ilmu ekonomi yang bertujuan untuk


memberikan pemahaman terkait struktur dan perilaku indistri dalam perekonomian,
khususnya struktur pasar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, pengaruh kosentrasi
perusahaan terhadap kompetisi serta pengaruh kompetisi terhadap harga, investasi,dan
inovasi. Barthwal (2010). Konsentrasi industri adalah situasi yang memperlihatkan derajat
penguasaan pasar oleh perusahaan-perusahaan industri yang ada di dalam pasar, kosentrasi
industri juga memiliki beberapa karakteristik yang serupa dengan ekonomi manajerial.
Ekonomi manajerial dan kosentrasi industri sama-sama membahas konsep-konsep dan
analisis terkait perusahaan, seperti analisis permintaan, biaya, laba, kompetisi, dan elemen
lain untuk menunjang pengambilan keputusan. Meskipun demikin, ada dua perbedaan utama
antara kosentrasi industri dan ekonomi manajerial. Pertama, ekonomi manajerial memegang
asumsi awal bahwa perusahaan bertujuan untuk memaksimumkan profit. Berangkat dari
asumsi tersebut, analisis dalam ekonomi manajerial berupaya untuk membuat skema
dimana aturan-aturan dan prosedur terkait dengan keputusan perusahaan diatur sedemikian
rupa dan diformulasikan sehingga mampu mencapai tujuan maksimisasi profit.

2.2 Konsepsi Kosentrasi Industri

Lipczynski dkk (2005) mengelompokan kosentrasi penjual menjadi dua, yaitu


Kosentrasi industri (kosentrasi pasar) dan kosentrasi agregat. Kosentrasi industri
mereflesikan seberapa penting peran sejumlah perusahaan terbesar (umumnya sekitar 4
hingga 8 perusahaan) dalam suatu pasar atau industri. Sementara itu kosentrasi agregat
merefleksikan seberapa penting peran sejumlah perusahaan terbesar dalam perekonomian
secara keseluruhan.Hal ini didasarkan pada beberapa pertimbangan berikut, yaitu :
1. Ada kecenderungan hubungan positif antara tingkat kosentrasi agregat dan tingkat
kosentrasi industri, dimana kosentrasi agregat yang tinggi disuatu wilayah cenderung
diikuti dengan kosentrasi industri yang tinggi di wilayah tersebut.
2. Data terkait kosentrasi agregat menjadi sarana untuk memperoleh informasi terkait
pentingnya perusahaan besar dengan tingkat diversifikasi tinggi yang kemungkinan tidak
teridentifikasi melalui indikator kosentrasi industri.
3. Kosentrasi agregat mungkin dapat berpengaruh terhadap kondisi sistem politik dan
pengambilan kebijakan industri di suatu negara (Internasional). Dalam hal ini, kosentrasi
agregat yang tinggi bisa menjadi semacam peringatan bahwa perusahaan-perusahaan
terbesar memiliki kekuatan dan kesempatan potensial untuk mempengaruhi politisi dan
pengambilan kebijakan terkait indistri.
4. Lipczynski (2005) dalam Arsyad & Kusuma (2014) Kosentrasi industri mengacu pada
jumlah dan distribusi ukuran perusahaan. Dalam hal ini, semakin sedikit jumlah
perusahaan yang ada didalam pasar dan semakin besar ukuran perusahaan-perusahaan
tersebut relatif terhadap ukuran seluruh perusahaan dalam industri ( biasanya ditunjukan
dengan share penjual yang semakin tinggi ), maka tingkat kosentrasi industri cenderung
menjadi semakin tinggi

2.2 Penyebab Konsentrasi Industri

Terkait penyebab kosentrasi perusahaan, Hasibuan (1993) dalam Arsyad & Kusuma
(2014) menyatakan bahwa konsentrasi industri dapat di jelaskan melalui 4 faktor berikut:

1. Nasib baik (luck). Hal ini salah-satunya dapat terjadi karena adanya beberapa perusahaan
yang pertama kali masuk dan konsisten untuk beroperasi dalam suatu industry dalam
waktu yang lama sehingga mengakibatkan produk sejumblah perusahaan tersebut
mengakar dan memiliki kelekatan dalam masyarakat (mampuh menciptakan brand
positioni dan brand loyalty).
2. Faktor teknis. Faktor teknis terkait dengan beberapa hal berikut:
a. Tingkat keluasan pasar produk. Dalam hal ini, semakin luas pasar produk suatu
industri, maka tingkat konsntrasi industri cenderung semakin rendah. Pasar yang luas
identik dengan semakin banyaknya konsumen potensial yang bisa dilayani oleh
industri.
b. Skala ekonomi perusahaan. Dalam hal ini, semakin tinggi tingkat kesulitan
perusahaan untuk mencapai skala ekonomi, tingkat konsentrasi industri cenderung
semakin tinggi.
c. Kelangkaan sumber daya ekonomi (faktor produksi). Dalam hal ini, semakin langkah
ketersediaan factor produksi atau semakin sulit akses untuk menjangkau sumber
penghasil faktor produksi yang digunakan dalam operasi suatu industri, maka
terdapat kecendrungan semakin tingginya tingkat konsentrasi industri tersebut.
d. Kemjuan teknologi. Dalam hal ini, perkembangan teknologi yang cepat cenderung
diikuti dengan tingkat konsentrasi industri yang semakin tinggi. Hal ini dikarenakan
kemajuan teknologi cenderung lebih mampu diakses oleh sejumblah kecil
perusahaan dalam industri saja, terutama perusahaan dengan modal yang besar.
e. Pertumbuhan pasar produk. Pertumbuhan pasar produk suatu industri diikuti dengan
tingkat konsentrasi semakin rendah. Hal ini dikarenakan pertumbuhan pasar produk
suatu industry dimana, hal ini berpotensi untuk mendorong peningkatan konsumen
potensial dan masuknya perusahaan pesaing untuk masuk ke dalam industri.
3. Kebijakan dan regulasi pemerintah. Kebijakan pemerintah dapat berkorelasi negative
maupun positif dengan konsentrasi industri, tergantung dari jenis kebijakan tersebut.
Sebagai contoh, adanya undang-undang anti monopoli yang berjalan efektif, tarif yang
rendah dan sistem perijinan yang sederhana akan mendorong terwujudnya tingkat
persaingan yang tinggi dan tingkat konsentrasi industri yang rendah.
4. Kebijaksanaan perusahan. Hal ini terkait dengan kebiaksanaan perusahan seperti merger,
strategi diferensiasi produk, dan praktik-prakti bisnis yang sifatnya membatasi perusahan
baru untuk masuk kepasar. Kebijakan semacam ini cenderung mendorong peningkatan
konsentrasi industri. Kebijakan merger, baik merger antara perusahan yang
memproduksi produk sejenis maupun merger perusahan dengan produk yang terkait,
cenderung memunculkan penguasaan atau domenasi sejumblah kecil perusahan dalam
pasar. Sementara itu, strategi deferensiasi produk yang diterapkan oleh perusahan dalam
industri identik dengan adanya keunikan (non harga) dari setiap produk yang ditawarkan
oleh setiap perusahaan dalam industri (misalnya dalam hal kualitas, pelayanan, fitur,
model dan sebagainya.
2.3 Struktur Pasar Industri Dan Persaingannya

Pengertian Pasar

Secara sederhana pasar dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan
pembeli. Pengertian penjual telah termasuk setiap individu perusahaan dalam industri,
sedangkan pengertian pembeli telah tergabung sejumlah pembeli. Menurut Koch, pasar
didefinisikan sebagai kumpulan sejumlah perusahaan yang menjual produk yang
mempunyai derajat subtitusi yang sama kepada pembeli yang potensial (Sutarta, 1995: 20).
Pasar juga dapat didefinisikan sebagai suatu mekanisme pada saat penjual dan pembeli suatu
komoditi mengadakan interaksi untuk menentukan harga dan kuantitasnya (Samuelson,
1993-44). Jacobson dan O`Callaghan (1998: 48-49) menambahkan adanya pengertian lokasi
dalam konsep pasar. Hai ini didasarkan pada fakta bahwa di dalam pengertian pasar
mengandung pengertian interaksi berdasarkan dimensi ruang dan waktu. Artinya, substensi
pasar sendiri tidak akan terlepas dari motivasi atas penguasaan pasar. Pada masing-masing
pasar terjadi transaksi pasar untuk barang yang bersangkutan. Apabila terjadi transaksi,
maka ini berarti telah terjadi persetujuan antara pembeli dan penjual mengenai harga
transaksi dan volume transaksi bagi barang tersebut. Dua aspek yaitu, harga dan volume
yang menjadi perhatian ahli ekonomi apabila menganalisa suatu pasar (Boediono, 2000 -44).

2.4 Bentuk Struktur Pasar.


2.4.1 Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna merupakan pasar yang paling ideal, karena dianggap
struktur pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kaitan
memproduksi barang atau jasa yang sangat tinggi efisiensinya. Pada prakteknya tidaklah
mudah untuk menentukan jenis industri yang struktur Organisasinya dapat digolongkan pada
pasar persaingan sempurna yang murni, Yaitu yang cirri-cirinya sepenuhnya sama didalam
teori. Pasar persaingan Sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar yang
didalamnya banyak Terdapat penjual dan pembeli dan setiap penjual dan pembeli tidak
dapat Mempengaruhi keadaan pasar (sukirno, 1990:229-230). Asumsi-asumsi pasar
persaingan sempurna (arsyad, 1997:180):

1. Adanya banyak penjual dan pembeli di pasar sehingga penjual dan pembeli tidak dapat
mempengaruhi harga pasar dengan merubah volume penjualan maupun volume pembeli.

2. Semua barang dan faktor produksi bersifat homogeni atau memiliki Subtitusi sempurna.
tidak ada alasan bagi pembeli untuk lebih menyukai barang yang satu dari pada barang
lainnya.

3. Seriap produsen dan konsumen memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna
tentang keadaan pasar yang meliputi perubahan harga, Kuantitas barang, kualitas, dan
lain-lain.

4. Setiap produsen maupun konsumen mempunyai kebebasan untuk keluar Masuk. Faktor
produksi bergerak sempurna dalam jangka panjang.

5. Produsen mencari keuntungan maksimum, sedangkan konsumen mencari Kepuasan


maksimum.

6. Tidak adanya biaya atau manfaat eksternal yang berhubungan dengan Barang-barang di
pasar.
2.4.2 Pasar Monopoli

Pasar monopoli dapat diartikan sebagai suatu keadaan didalam pasar yang hanya
terdapat satu penjual atau produsen sehingga tidak ada pesaing. Hal ini mengartikan bahwa
perusahaan dalam pasar monopoli dapat mengatur harga dan kuantitas produk yang dijual di
pasar. Menurut Koch, monopoli ada jika suatu perusahaan mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi harga dan kuantitas produksi dipasar. Ada tiga asumsi yang harus dipenuhi
pada monopoli murni yang dikemukanan Koch, yaitu hanya ada satu penjual di pasar,
produk yang dijual tidak mempunyai subtitusi, dan ada hambatan masuk bagi perusahaan
atau pesaing baru yang ingin masuk kedalam pasar tersebut. Ketiga asumsi ini berlaku bagi
perusahaan yang ingin mempertahankan posisinya dalam pasar. Terdapat empat faktor yang
menyebabkan timbulnya pasar monopoli, yaitu (Boediono,2000:126):

1. Penguasaan bahan mentah strategis.

2. Terbatasnya pasar.

3. Hak paten.

4. Pemberian hak paten monopoli perusahaan.

2.4.3 Pasar Oligopoli

Oligopoli adalah keadaan dimana beberapa perusahaan yang menguasai pasar baik
secara sendiri-sendiri maupun secara diam-diam bekerja sama. Oligopoli dapat diartikan
sebagai struktur pasar dengan perusahaan berjumlah kecil yang perilakunya saling
tergantung atau berkaitan. Asumsi-asumsi pasar oligopoli adalah (Asyad, 1997:249-250):

1. Di pasar hanya ada sedikit penjual berpengaruh terhadap penjual lainnya.


2. Produk-produknya daoat di bakukan atau di standarisasikan.
3. Ada informasi yang sempurnaa tentang harga dan kuantitas.
4. Ada beberapa faktor penghalang untuk memasuki pasar.
5. Perusahaan memaksimalkan keuntungan, sedangkan konsumen memaksimalkan
kepuasan.
6. Tidak adanya biaya atau manfaat eksternal.
Sedangkan JS. Bain mengajukan beberapa jenis oligopoli. Secara umum oligopoli yang
didasarkan atas derajat konsentrasi suatu industri dapat dibagi beberapa kelompok, yaitu
oligopoli dengan konsentrasi tinggi, moderat, rendah, dan ologopoli yang mendekati pasar
kompetitif. Kelompok oligopoli ini dapat dibagi menjadi beberapa tipe oligopoli. Berikut ini
tipe-tipe ologopoli menurut Joe S. Bain (Sutarta, Edi Ag, 1995, “Analisa Tingkat Konsentrasi
Industri Bank Devisa di Indonesia”, 1992, Skripsi, Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta).
Oligopoli dengan konsentrasi tinggi dibagi menjadi tiga tipe IA, IB dan tipe II. Tipe IA dan
IB merupakan oligopoli penuh. Adapun cirri-cirinya sebagai berikut:

Tipe IA Oligopoli penuh:

1. Jumlah perusahaan dalam industri sangat sedikit.


2. Konsentrasi 3 perusahaan terbesar menguasai lebih dari 87% pangsa pasar.
3. Konsentrasi dari 9 perusahaan terbesar menguasai lebih dari 99% pangsa pasar.
Tipe IB Oligopoli penuh :
1. Sejumlah kecil dari perusahaan yang ada dalam industri saling bersaing.
2. Konsentrasi 4 perusahaan terbesar menguasi 90% pangsa pasar.
3. Konsentrasi 8 perusahaan terbesar menguasai 90% pangsa pasar.
4. Konsentrasi 20 perusahaan terbesar menguasai lebih dari 99% pangsa pasar
Kelompok oligopoli dengan konsentrasi moderat dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe III dan
tipe IV. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut :
Tipe III Oligopoli moderat tinggi :
1. Konsentrasi 4 perusahaan terbesar menguasai 50-65% pangsa pasar.
2. Konsentrasi 8 perusahaan terbesar menguasai 70-85% pangsa pasar.
3. Konsentrasi 20 perusahaan terbesar menguasai 90% pangsa pasar.
Tipe IV Oligopoli moderat rendah :
1. Konsentrasi 4 perusahaan terbesar menguasai 35-50% pangsa pasar.
2. Konsentrasi 8 perusahaan terbesar menguasai kurang dari 45-0% pangsa pasar.
3. Konsentrasi 20 perusahaan terbesar menguasai lebih dari 70% pangsa pasar.
Tipe V Oligopoli dengan konsentrasi rendah / Low-grade Oligopoli :
1. Konsentrasi 4 perusahaan terbesar menguasai kurang dari 35% pangsa pasar.
2. Konsentrasi 8 perusahaan besar menguasai kurang dari 45% pangsa pasar.
Tipe VI Oligopoli yang mendekati pasar kompetitif :
Tidak adanya penjual yang mempengaruhi penjual lainnya.

2.4.4 Monopolistik

Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua
jenis pasar, yaitu pasar persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifatnya
mengandung unsur pasar persaingan sempuran dan unsur pasar monopili. Pasar persaingan
monopolistik dapat didefinisikan sebagai suatu pasar dimana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiates product) (Sukirno, 1992:294).
Asumsi-asumsi pasar persaingan monopolistik terdiri dari hampir semua asumsi unsur pasar
persaingan sempurna dan unsur pasar monopoli (Arsyad, 1997:232):
1. Produk dari setiap penjual agak berbeda dengan yang lain. Oleh karena itu pembeli biasa
saja lebih menyukai suatu produk dari pada produk yang lain.
2. Ada informasi yang sempurna tentang harga dan kuantitas.
3. Ada banyak pembeli dan penjual dari suatu produk. Kepuasan seorang penjual tidak
mempengaruhi perusahaan lain.
4. Mudah bagi suatu perusahaan untuk keluar masuk kedalam pasar.
5. Perusahaan memaksimumkan keuntungan, sedangkan konsumen memaksimalkan
kepuasan.
6. Tidak ada biaya atau manfaat eksternal.

2.5.5 Pengukuran Konsentrasi

Pengukuran konsentrasi industri dapat dilakukan dengan indikator seperti sebagai


berikut :

1. Rasio Konsentrasi

Rasio kosentrasi adalah share pencapaian N perusahaan terbesar dalam suatu industri
terhadap total pencapaian industri. Pencapaian industri dalam definisi tersebut
mereflesikan ukuran dari perusahaan yang bisa diwakili dengan indikator nilai
penjualan, aset atau ternaga kerja.Rasio kosentrasi untuk N perusahaan terbesar dapat
dihitung, secara sederhana, dengan menjumlahkan pangsa pasar N perusahaan tesebut.

2. Indeks Herfindhal- Hirschman

o Variable X jumlah output yang dikuasai perusahaan individu yang diamati.


o Variable TX merupakan jumlah output pasar yang dikuasai semua perusahaan
industri pasar.
o Koefesien IH berkisar antara 0 dan 1.
o Semakin mendekati 0 berarti distribusi output/variable yang diamati antar
perusahaan semakin merata.
o Sebaliknya jika semakin mendekati 1 berarti distribusi semakin pincang.

3. Indeks Gini

o Memiliki interval antara 0 dan 1.


o Bila angka koefesien indeks Gini mendekati angka nol, maka distribusi output
antar perusahaan di dalam industri semakin merata, sebaliknya bila angka indeks
Gini mendekati 1 berarti distribusi output antar perusahaan semakin tidak merata.
o Variable X mewakili nilai komulatif jumlah perusahaan.
o Variable Y mewakili nilai komulatif output, atau variable lain yang diamati.
o Angka indeks Gini memiliki batas interval, distribusi output/penjualan antar
perusahaan semakin merata bila angka indeks Gini pada interval 20-35.
o Distribusi output antar perusahaan sedang bila angka indeks Gini pada interval 46-
49.
o Distribusi antar perusahaan sangat pincang jika angka indeks Gini pada interval
50-70.

Ukuran Alternatif Indeks Gini

4. Kurva Lorenz

o Bila kurva Lorenz arahnya semakin dekat kearah garis diagonal, maka distribusi
output di dalam pasar semakin merata.
o Bila kurva Lorenz arahnya semakin menjauhi garis diagonal, maka distribusi
output antar perusahaan semakin tidak merata.

5. Indeks Lerner (IL)

o Variabel P merupakan harga jual produk yang diamati.


o Variabel MC merupakan biaya marginal dari produk yang diamati.
o Jika IL semakin tinggi berarti semakin mendekati monopoli.
o Jika IL semakin rendah berarti keadaan industry yang diamati cenderung bukan
monopoli.
2.5.6 Konsentrasi Industri Dan Implikasinya
oKonsentrasi Industri

Konsentrasi industri menunjukan keadaan derajat penguasaan pasar bagi perusahaan-


perusahaan industri yang bersaing di dalam pasar. Konsentrasi industri yang tinggi di satu
sisi selain menciptakan keuntungan ekonomi internal bagi perusahaan industri yang
bersangkutan, namun demikian disisi lain dapat pula menimbulkan kerugian eksternal
bagi masyarakat secara luas.
oImplikasinya
Di negara Indonesia pelarangan konsentrasi ekonomi yang tinggi mulai berjalan tegas,
terutama setelah Bank Dunia melakukan intervensi terhadap prekonomian di Indonesia.
Bank dunia di antaranya telah melarangkan praktik BPPC (Badan Penyangga Pemasaran
Cengkeh) dalam distribusi cengkeh, dan monopoli Bulog sebagai distributor tunggal.
Menurutnya, monopoli ini tidak memberikan pelayanan yang semestinya, baik untuk
petani, produsen maupun masyarakat luas. Konsentrasi industri yang tinggi lebih
mengguntungkan produsen, sebaliknya konsentrasi produksi yang tinggi tersebut pihak
konsumen mengalami kerugian.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekonomi industri didefinisikan sebagai cabang ilmu ekonomi yang membahas


permasalahan dan hubungan antara aspek struktur pasar, perilaku dan kinerja industri serta
kebijakan publik. Dalam hal ini, terlihat bahwa ekonomi industri bersifat lebih aktif daripada
ekonomi mikro. Dibandingkan dengan ekonomi mikro yang cenderung hanya berfokus pada
proses penentuan harga diperusahaan industri. Ekonomi industri juga memperhatikan aspek
lain yang menggambarkan kondisi riil pasar, seperti pengembangan proses dan produk,
desain produk, pengiklanan, dan strategi investasi (Clarke, 2003) dalam Arsyad & Kusuma
(2014). Kosentrasi industri merupakan cabang ilmu ekonomi yang bertujuan untuk
memberikan pemahaman terkait struktur dan perilaku industri dalam perekonomian,
khususnya struktur pasar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, pengaruh kosentrasi
perusahaan terhadap kompetisi serta pengaruh kompetisi terhadap harga, investasi,dan
inovasi. Penyebab konsentrasi industri dapat berupa Nasib baik, Faktor teknis, Skala
ekonomi perusahaan, Kelangkaan sumber daya ekonomi, Kemajuan teknologi, Pertumbuhan
pasar produk, Kebijakan dan regulasi, dan kebijakan perusahaan.
Pasar juga dapat didefinisikan sebagai suatu mekanisme pada saat penjual dan pembeli
suatu komoditi mengadakan interaksi untuk menentukan harga dan kuantitasnya
(Samuelson, 1993-44).
Bentuk struktur pasar terdapat Pasar Persaingan Sempurna dimana pasar yang akan
menjamin terwujudnya kaitan memproduksi barang atau jasa yang sangat tinggi
efesiensinya, Pasar Monopoli dimana, hanya terdapat satu penjual atau produsen sehingga
tidak ada pesaing, Pasar Oligopoli dimana, struktur pasar dengan perusahaan berjumlah
kecil yang prilakunya saling bergantung atau berkaitan. Dan Pasar Monopolistik dimana,
terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak.
3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi kosentrasi industri yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Maka dari itu kami banyak berharap para pembaca
yang memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin dan Kusuma.2014.Ekonomi Industri Pendekatan Struktur,


Perilaku dan kinerja.UPP STIM YKPN.Yogyakarta.
Barthwal, R.R. 2010. Industrial Economics: An introductory textbook, 2nd
edition. New Age Internatonal Publishers Ldt., New Delhi.
Church, J. and Ware, R. 2000.Industrial Organization: A Strategic Approach,
McGraw Hill, Boston.
Hasibuan, Nurimansjah.1993. Ekonomi Industri : Persaingan, Monopoli dan
Regulasi. LP3ES, Jakarta.
https://candlelabra.wordpress.com/2011/12/16/kosentrasi-industri/ diakses pada
tanggal 7 Desember 2017.

Anda mungkin juga menyukai