Anda di halaman 1dari 6

Komunikasi massa

1. Perbedaan sosial media dengan media massa


Menurut freidson media massa : dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai
klompok yang memerlukan alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar bisa
mencapai semua lapisan masyarakat.

Media sosial : platform online yang digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain,
berbagi konten seperti gambar, video, teks atau audio, serta membangun jejaring sosial atau
komunitas yang mempublikasikan konten dan berinteraksi dengan orang lain secara
langsung.

-Tujuan: Media Massa bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada publik. Sedangkan
Medsos biasanya digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain, membagikan
informasi, atau membangun jejaring sosial.
-Waktu publikasi: Media Massa memiliki waktu publikasi yang lebih terjadwal dan teratur.
Sedangkan Medsos memungkinkan pengguna untuk mempublikasikan konten kapan saja.
-Sumber: Media Massa umumnya dikelola oleh perusahaan media besar atau lembaga
pemerintah. Sedangkan Medsos bisa dimiliki dan dikelola oleh siapa saja.
-Kepercayaan: Media Massa biasanya lebih dipercayai daripada Medsos. Hal ini karena
Media Massa mempunyai reputasi yang baik dan biasanya mengikuti standar jurnalisme
yang ketat. Sedangkan Medsos sering kali digunakan untuk menyebarkan informasi palsu
atau hoaks.

2. Hambatan komunikasi massa

1. Hambatan psikologi
- Perbedaan kepentingan : yang disampaikan lewat media massa tidak sesuai dengan
kepentingan dan nilai nilai yang dipegang sehingga menjadi tidak efektif.
Contoh : TV isinya sinetron semua, penikmat berita tidak menemukan adanya
kepentingan. (solusi : susun pesan lebih variatif)
- Prasangka : bermula dari persepsi (pengalaman yang dirasakan) membuat
komunikan menentang atau curiga terhadap komunikator.
Bersifat lebih emosional daripada rasional
- Stereotip : gambaran tentang sifat dan watak pribadi seseorang dengan konotasi
negatif yang terbentuk dari keterangan kurang lengkap dan subjektif.
Contoh : politik itu busuk
- Motivasi : penggerak, alasan, dorongan internal untuk melakukan sesuatu, orang
bisa punya motif ganda untuk melihat media. Makin sesuai pesan dengan motivasi
seseorang, pesan bakal lebih dipahami.
2. Hambatan sosiokultural
- Perbedaan norma sosial : perbedaan tata cara, kebiasaan, tata krama, adat istiadat
yang disampaikan turun temurun . keragaman dapat menimbulkan pertentangan
nilai ( baik bagi kultur A , tidak baik bagi kultur B)
- Semantik : pengetahuan tentang makna, pemahaman, makna yang beda bikin
audiens sbg penerima pesan ada gap.
Contoh : gedang (pepaya) sunda dan gedang (pisang) jawa = makna beda istilah sama
Atau bisacara terlalu cepat, demonstrasi malah demokrasi
- Kemampuan bahasa indonesia : ketrampilan berbahasa indo yang minim, pesan
menjadi tidak sampai. Pentingnya key opinion leader untuk mengkomunikasikan
kebijakan dan program pemerintah yang menjadi penengah.
Contoh : pemerintah-TV,radio,press-audiens
Bahasa susah-diolah-menjadi paham
- Pendidikan belum rata : buta huruf dan minim pengetahuan menjadi hambatan
kommas, solusi aparat opinion leader dan tenaga terlatih mengkomunikasikan tujuan.
3. Hambatan interaksi verbal
- Polarisasi : audiens cenderung melihat dunia dalam bentuk lawan kata yang
ekstrim
Contoh : TV bicara peristiwa baik, audiens mengartikan buruk karna stereorip
- Evaluasi statis : gangguan dari pihak komunikator yang di dorong olh
keterbatasan audiens dalam wawasan dan pengalaman mengkonsumsi media.
Contoh: Cara komuniksi komunikator dalam pemberitaan TV tidak baik sehingga
membuat abstraksi (pemisahan) ttg komunikator = jadi ga nonton acara itu lagi
- Orientasi intensional : labeling sesuatu, cenderung melihat sesuatu sesuai dengan ciri
yang melekat padanya.
Contoh : announcer memberikan hal yang tidak bermutu hanya karena tidak cantik
- Indiskriminasi : khalayak tidak mampu mengidentifikasi secara jelas perbedaan
atau keunikan dari masing masing peristiwa, etnik, individu tertentu di media massa
Contoh : batak akan keras dalam menyampaikan berita.
4. Hambatan mekanis
Kerusakan pemancar
3. Efek komunikasi massa
a. Jenis efek
1) Primer : terpaan, perhatian, Pemahaman Untuk mengetahui apakah audience
paham, memberikan perhatian atau tidak terhadap komunikator, bisa menggunakan
riset pasar. (gambar, suara, tulisan, intonasi, dll)
2) Sekunder : perubahan pengetahuan dan sikap ( mampu membuat audiens mengubah
pilihannya)
Contoh : berita pemilu, apakah mampu mengubah pilihan audiensnya.
Menggunakan uses and gratification (aktif dalam kebutuhan dan kepuasan)
Contoh : penggunaan layanan GOJEK yang meningkat
b. Teori efek
1. Tidak terbatas : media massa punya kekuatan luar biasa ( all powerful and jarun
suntik theory) karena manusia dianggap tidak melakukan hub.antar pribadi.
Muncul FOMO, kenapa efeknya langsung? Karena ada pengulangan dan fokus
target pada audiens tertentu
2. Terbatas : audiens menentukan (aktif, kritis) medianya sebagai pemenuhan needs,
uses and grat.
Audiens punya latbl dan pengalaman sosial lain shg tidak terlalu mudah
terpengaruh media massa.
3. Moderat : agenda setting, kultivasi, spiral keheningan.
Minmnya kredibilitas terhadap iklan, makin lama makin trust issue karna dia
kritis.
Contoh : Iklan obat sakit kepala dapat menyembuhkan dalam waktu 1 menit,
mereka tidak percaya tetapi tetap menggunakan.
c. Faktor efek
1) Individu :
- selective attention (sesuai pendapat dan minat),
- selective perception, sesuai dengan penafsiran dirinya/kecenderungan
- selective retention (mengingat pesan yang sesuai dengan pendapat dan kebutuhan
diri),
2) sosial
- Pendidikan yang rendah bisa jadi lebih suka berita seks, kriminal,kejahatan. Jarang
petani, tukang becak membaca koran Kompas dan Tempo
- Pekerjaan, pegawai bank lebih suka membicarakan ekonomi dan politik (media
Bisnis Indonesia, Kontan)
4. Teori komunikasi massa
1. Jarum Hipodermik
- Audience dianggap seragam dan dimotivasi oleh faktor biologis dan
lingkungan, hanya punya kontrol sedikit
- Tidak ada campur tangan antara pesan dan penerima (langsung diterima)
- Berbagai perilaku yang diperlihatkan TV dalam adegan filmnya memberi
rangsangan masyarakat untuk menirunya, padahal fiksi. Penonton tidak
kuasa melepaskan diri dari pengaruh.

Asumsi :

- Mengasumsikan bahwa para pengelola media dianggap sebagai yang lebih pintar
dibandingkan audience. Akibatnya, audience bisa dikelabui sedemikian rupa dari
apa yang disiarkannya.
- Media massa memiliki pemikiran bahwa audience bisa ditundukkan bahkan bisa
dibentuk dengan cara apapun yang dikehendaki media.
- Media massa memiliki efek langsung "disuntikkan" ke dalam ketidaksadaran
audience
2. Spiral of silence theory
Asumsi
- Opini publik sebagai sebuah isu kontroversial akan berkembang pesat saat
dikemukakan media massa.
- Opini yang berkembang dalam kelompok mayoritas dankecenderungan seseorang
untuk diam karena dia berasal darikelompok minoritas juga bisa dipengaruhi oleh
isu-isu dari media massa
- Contoh pertarungan pro demokrasi dengan kontra demokrasi.Semakin kuat wacana
tersebut di media. Seiring perkembanganpolitik dunia, maka ide pelaksanaan
demokrasi menang. Minoritasperlahan setuju, dan sisanya diam. Alasannya? Karena
tidak ingin terisolasi dari pergaulan sosial
Kritik
- Jika orang minoritas punya pendirian kuat, orang tersebut tidak akan mudah
mengikuti opini mayoritas menyangkut kepercayaan.
- KoL yang memiliki pengikut banyak akan sulit mengubah pendapat mendadak.
Alasannya jika ia menerima ide baru maka menurunkan kewibawaan.
3. Agenda setting ((LIHAT GAMBAR TEORI))
Asumsi
- Media memberikan agenda-agenda melalui pemberitaannya, sedangkan masyarakat
akan mengikutinya
- Media mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian
masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan apa yang
penting dan apa yang tidak penting. Apa yang harus kita lihat, tokoh siapa yang harus
kita dukung Agenda media massa bisa sengaja dimunculkan. Misalnya isu yang
sudah lama dilupakan muncul kembali dan bisa menjadi bahanpembicaraan
masyarakat
- Media massa bisa mengarahkan untuk mendukung tokoh politik tertentu
- Media mempengaruhi agenda publik. Agenda publik memengaruhi agenda kebijakan
(yang akan memengaruhi kebijakan bagi publik).
- Sebuah kekuatan dari media untuk mentransfer isu agar mempengaruhi agenda
publik, khalayak akan menaggap isu yang di sampaikan mellui media massa atau
media sosial adalah isu yang penting.

Tahap :

1. Penentuan prioritas isu oleh media


2. Interaksi agenda media dengan apa yang menjadi pikiran publik
3. Agenda publik berinteraksi dengan pengambil kebijakan
4. Kultivasi
Asumsi
- TV menjadi media atau alat utama di mana para penonton TV belajar tentang
masyarakat dan kultur di lingkungannya
- Persepsi apa yang terbangun di benak penonton tentang masyarakat dan budaya
sangat ditentukan oleh TV. Artinya melalui kontak penonton dengan TV, ia belajar
tentang dunia, orang-orangnya, dan nilai-nilainya, serta kebiasaan (penonton terlalu
menggeneralisasi)
- Media massa menanamkan sikap dan nilai tertentu. Media memengaruhi
penonton dan masing-masing penonton meyakininya.
Kritik
- Terlalu menyederhanakan permasalahan. Perilaku kemungkinan tidak hanya
dipengaruhi TV, tetapi oleh media lain, pengalaman langsung, etnis, jenis kelamin,
situasi menonton, sikap, kondisi sosial ekonomi
- Teori kultivasi menganggap penonton itu pasif, padahal dalam teori-teori mutakhir
penonton sebenarnya aktif menekan kekuatan pengaruh TV
- Motivasi menonton program juga memengaruhi perilaku, tanpa motivasi akan
cenderung mudah lupa apa yg ditonton di TV
5. Model Komunikasi massa
1. Alir 2 tahap

Media massa membawa pengaruh pada KoL, sedangkan KoLmemengaruhi


pendapat pengikutnya yang bersifat antarpribadi.
Media massa tidak langsung memengaruhi audience.

Model ini cocok di lingkungan pedesaan dengan tingka pendidikan yang belum begitu
baik. KoL akan dipercaya daripada pesan media massa.

KRITIK & KELEMAHAN


Media massa saat ini punya kredibilitas tinggi sehingga proses penerimaan pesan
tidak perlu KoL (opini dari orang lain), tapi masih ada yang mendengar KoL
Perlu meninjau KoL (pendidikan, sejahtera, status sosial).

2. Michael gamble and teri gamble


Model ini menjadi pembeda dengan komunikasi secara umum dan komunikasi massa.
Komunikasi masa memperluas jenis komunikasi lainnya,misalnya komunikasi
kelompok. Pembedanya adalah adanya gatekeeper

ELEMEN
- Sumber pesan mengalirkan pesan yang diedit gatekeeper
- Pesan disebar melalui peralatan media massa, diterima audience
- Proses penerimaan pesan oleh audience dipengaruhi gangguan
- Audience memberi feedback (audience menjadi komunikator)
3. Model hub

Sebuah model lingkaran konsentris yang bergetar sebagai proses aksi-reaksi


Model ini terinspirasi dari gelombang yang terbentuk ketika sebuah batu dilemparkan ke
kolam. Komunikator berada di tengah pusaran air dan menyebarkan pesan ke luar.

Dalam proses penyebaran ide dan gagasan (pesan),komunikator dibantu media sebagai
amplifikasi. TV dibesarkan volumenya, koran diperluas jangkauan cetaknya.
Proses kommas dipengaruhi oleh komunikator,kode, gatekeeper, media massa,
pengatur,penyaring, komunikan, dan efek

Model ini juga mengakui ada gangguan yang turut serta dalam penyebaran pesan (teknis,
kesalahan komunikator, dan pemutarbalikan fakta).

Anda mungkin juga menyukai