Anda di halaman 1dari 3

ESSAI MATA KULIAH MIKROBIOLOGI AKUATIK

GRUP F

NAMA ANGGOTA :

- Nur Dina Amelia Firdaus L1A021003


- Lena Kurniawati L1A021031
- Anyelir Putri Humanica L1A021037
- Farkhah Nur Faizah L1A021045
- Anandita Al Ayyubi L1A021061

KARAKTERISTIK BIOSURFAKTAN PADA BAKTERI Serratia mercacens

BAB I

PENDAHULUAN

Biosurfaktan adalah zat permukaan aktif yang disintesis oleh sel hidup dan memiliki
sifat-sifat mengurangi tegangan permukaan, menstabilkan emulsi, pembentukan busa, pada
umumnya tidak beracun dan biodegradable (H. Budiharjo, 2019). Biosurfaktan merupakan
surfaktan yang disintesis oleh mikroorganisme, terutama jika mereka ditumbuhkan pada
substrat yang tidak larut dalam air. Kebanyakan biosurfaktan dianggap sebagai metabolit
sekunder. Namun, beberapa dapat digunakan untuk kelangsungan hidup mikroorganisme
penghasil biosurfaktan dalam memfasilitasi transportasi nutrisi. Mikroorganisme dengan
produksi biosurfaktan yang besar pada umumnya mempunyai kemampuan yang besar juga
dalam menguraikan senyawa hidrokarbon, mikroorganisme yang demikian sangat berpotensi
untuk digunakan dalam mengurangi cemaran minyak yang terdapat di laut. Bakteri
hidrokarbonoklastik merupakan bakteri yang mampu menghasilkan biosurfaktan dan
menggunakan hidrokarbon petroleum sebagai satu satunya sumber karbon dan energi
(Amelia dan Titah, 2021). Biosurfaktan memiliki peran yang besar dalam industri
bioteknologi seperti industri petroleum dan penambngan, industri makanan dan minuman,
kosmetik, deterjen, tekstil, cat, selulosa, farmasi, dan nanoteknologi (Pelczar, 2005).
BAB II

PEMBAHASAN

Salah satu bakteri penghasil biosurfaktan yaitu Serratia marcescens. Serratia


marcescens merupakan salah satu bakteri penghasil biosurfaktan jenis lipopeptida yaitu
serrawettin. Serrawettin merupakan golongan biosurfaktan lipopeptida dengan berat molekul
514.7 g.mol-1. Serratia marcescens merupakan bakteri yang berbentuk pendek, gram-negatif,
bersifat mortil karena memiliki flagella peritrik dan respirasinya anaerob fakultatif
(Dalimunthe dkk., 2019). Bakteri ini dapat menghasilkan metabolit sekunder yang berupa
pigmen merah muda atau yang disebut prodigiosin (Arifiyanto dkk., 2021). Bakteri ini
berdiameter 0,5-0,8 µm dan panjang 0,9-2 µm bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 5-40
derajat celcius dalam kisaran pH 5-9 dan habitat alaminya ditemukan di air, tanah,
permukaan tanaman bahkan dalam tubuh manusia (Nasiroh dkk., 2015). Biosurfaktan yang
diproduksi dari bakteri Serratia marcescens strain MBC 1 memiliki keunggulan dibanding
sufaktan sintetik yakni yakni lebih mudah terdegradasi, ramah lingkungan, toksisitas rendah,
dapat disintesis dari bahan baku yang murah dan terbarukan, stabil pada kondisi pH, suhu
maupun kekuatan ionik yang ekstrem. Untuk mendapatkan biosurfaktannya, bakteri Serratia
marcescens perlu ditumbuhkan di media yang mengandung sumber karbon dan nitrogen yang
memadai. Genus bakteri ini digunakan karena mampu mensintesis senyawa metabolit
sekunder biosurfaktan berupa serrawettin yang memiliki kemampuan dalam mengemulsi dan
menurunkan tegangan permukaan hidrokarbon. Selain itu, Serratia sp. mampu tumbuh
diberbagai kondisi lingkungan dengan rentang pH yang cukup luas (Damayanti et al., 2022).
Uji kualitatif Serratia marcescens strain MBC 1 diketahui bahwa bakteri tersebut
memiliki karakteristik yaitu, sel nya berbentuk batang, motil, dan termasuk ke dalam bakteri
gram-negatif. Serratia marcescens strain MBC1 mengandung pigmen berwarna merah yang
disebabkan oleh aktivitas amilolitik dan lipolitik yang dapat dimanfaatkan sebagai
biosurfaktan. Selain itu, bakteri ini juga memiliki kemampuan sebagai antioksidan
(Arifiyanto et al., 2021). Ekstrak Serratia marcescens teridentifikasi memiliki kandungan
senyawa alkaloid yang dapat memproduksi alkaloid jenis prodiginin, yaitu senyawa
prodigiosin. Prodigiosin merupakan metabolit sekunder yang termasuk ke dalam golongan
alkaloid dengan struktur kimia tripyrrole yang unik. Biasanya prodigiosin berbentuk pigmen
merah yang diisolasi dari Serratia, Pseudomonas dan Streptomyces (Variani et al., 2021)
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Biosurfaktan merupakan zat permukaan aktif yang disintesis oleh sel hidup dan
memiliki sifat-sifat mengurangi tegangan permukaan, menstabilkan emulsi, pembentukan
busa, pada umumnya tidak beracun dan biodegradable. Serratia marcescens merupakan
bakteri penghasil biosurfaktan jenis lipopeptida yaitu serrawettin, serrawettin yang memiliki
kemampuan dalam mengemulsi dan menurunkan tegangan permukaan hidrokarbon. Bakteri
Serratia marcescens untuk mendapatkan perlu ditumbuhkan di media yang mengandung
sumber karbon dan nitrogen yang memadai.
B. SARAN
Semoga setelah mempelajari Biosurfaktan pada bakteri Serratia marcescens
mahasiswa dapat memahami karakteristik dan manfaatnya dengan baik sehingga berguna
dimasa yang akan datang dan semoga dalam penulisan makalah ini dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

A. Arifiyanto, et al., 2021. The biological prospective of red-pigmented bacteria cultured


from contaminated agar media, Biodiversitas, 22(3) : 1152–1159.
Amelia, Nelly dan Titah, Harmin Sulistiyaning. 2021. Kajian Pengaruh Penggunaan
Biosurfaktan Rhamnolipida dan Surfaktin pada Proses Bioremediasi Tanah
Tercemar Crude Oil. Jurnal Teknik Its, 10(2) :2337-3539.
Dalimunthe, C. I., Dahlan, A., & Tistama, R. 2019. Potensi Bakteri Serratia Sp. Sebagai
Agensia Hayati Penyakit Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus). Jurnal Agro
Estate, 3(1), 35-46.
Damayanti, et al., 2022. Pengaruh Media Pertumbuhan dan pH Terhadap Aktivitas
Biosurfaktan dari Bakteri Serratia marcescens strain MBC 1 pada Minyak Jelantah.
Indonesian Journal of Chemical Analysis, 5(1) : 01-08.
H. Budiharjo, J. Pamungkas, S. R. Gusmawarni, and K. Y. Perwira. 2019. Uji laboratorium
efektivitas biosurfaktan ‘U-Champ’ dalam bioremediasi oil spill. Jurnal Miner,
Energi, dan Lingkung, 3(2): 101-106,
Nasiroh, U., Isnawati, & Trimulyono, G. 2015. Aktivitas Antifungi Serratia marcescens
terhadap Alternaria Porri Penyebab Penyakit Bercak Ungu Secara In Vitro.
LenteraBio, 4(11), 13-18.
Pelczar, M. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press : Jakarta.
Variani, Y.A., Setyaningrum, E., Handayani, K., Nukmal, N. and Arifiyanto, A., 2021.
Analisis Senyawa Bioaktif Ekstrak Metabolit Sekunder Serratia marcescens strain
MBC1. Indonesian Journal of Chemical Analysis, 4(2) : 64-71.

Anda mungkin juga menyukai