Anda di halaman 1dari 37

PENENTUAN POTENSIAL AIR SEL

DENGAN METODE GRAVIMETRI DAN CHARDAKOV

Oleh :
CHRISTY VLORYNA ARIYANI HERMANUS
2106050052

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum yang berjudul "PENENTUAN
POTENSIAL AIR SEL DENGAN METODE GRAVIMETRI DAN
CHARDAKOV" dengan tepat waktu. Laporan disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Fisiologi Tumbuhan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rony S. Mauboy, S.Si,


M.Si. Selaku dosen pengampu Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan yang telah dengan
sabar membimbing kami dalam setiap kegiatan perkuliahan, kakak-kakak asisten
praktikum yang telah membantu dan membimbing selama praktikum dan penyusunan
laporan ini.

Penulis menyadari laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan laporan
ini.

Penulis, 26 April 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL Error! Bookmark not defined.
BAB I Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Praktikum Error! Bookmark not defined.
1.4 Manfaat Error! Bookmark not defined.
BAB II Error! Bookmark not defined.
TINJAUAN PUSTAKA Error! Bookmark not defined.
2.1 Dasar Teori Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Potensial Air Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Air Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Akuades Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Kentang Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Sukrosa Error! Bookmark not defined.
2.1.6 Methylene blue Error! Bookmark not defined.
2.1.7 Larutan Error! Bookmark not defined.
2.1.8 Difusi Error! Bookmark not defined.
2.1.9 Osmosis Error! Bookmark not defined.
2.1.10 Gravimetri Error! Bookmark not defined.
2.1.11 Chardakov Error! Bookmark not defined.
2.1.12 Potensial Osmotik Error! Bookmark not defined.
2.1.13 Potensial Tekanan Error! Bookmark not defined.
2.1.14 Potensial Gravitasi Error! Bookmark not defined.
2.1.15 Potensial Matriks Error! Bookmark not defined.
BAB III Error! Bookmark not defined.
METODE PRAKTIKUM Error! Bookmark not defined.
3.1 Waktu dan Tempat Error! Bookmark not defined.
3.2 Alat dan Bahan Error! Bookmark not defined.
3.3 Prosedur Kerja Error! Bookmark not defined.
BAB IV Error! Bookmark not defined.
PEMBAHASAN Error! Bookmark not defined.
4.1 Penentuan Potensial Air Sel dengan Metode Gravimetri Error! Bookmark
not defined.
4.2 Penentuan Potensial Air Sel dengan Metode Chardakov Error! Bookmark
not defined.
BAB V Error! Bookmark not defined.
KESIMPULAN Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN Error! Bookmark not defined.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelangsungan hidup sel tumbuhan bergantung pada kemampuannya
untuk menyeimbangkan pengambilan dan pengeluaran air. Pengambilan atau
pengeluaran netto air oleh suatu sel terjadi melalui osmosis, yaitu transpor
pasif air melewati suatu membran. Air akan bergerak akibat osmosis dari arah
hipotonik ke arah hipertonik. Akan tetapi dalam kasus sel tumbuhan,
kehadiran dinding sel menjadi faktor kedua yang mempengaruhi osmosis
tersebut adanya tekanan fisik merupakan faktor pertama. Pengaruh gabungan
dari kedua faktor ini yaitu konsentrasi zat terlarut dan tekanan yang disebut
potensial air (water potential). Komponen potensial dalam potensi air
mengacu pada energi potensial, yaitu kapasitas untuk melaksanakan kerja
ketika air bergerak dari daerah dengan Ψ yang lebih tinggi ke daerah dengan
Ψ lebih rendah. Keadaan ini adalah suatu kasus khusus mengenai
kecenderungan umum pada sistem untuk berubah secara spontan menuju pada
keadaan energi bebas terendah (Campbell et al., 2003)
Potensial tekanan adalah tekanan fisik pada suatu larutan. Potensial
osmotik adalah potensial zat terlarut, yang sebanding dengan konsentrasi zat-
terlarut dari suatu larutan. Tekanan pada suatu larutan bisa berupa suatu
bilangan yang positif atau negatif. Sebaliknya potensial zat-terlarut dari suatu
larutan selalu negatif, dan semakin besar konsentrasi zat-telarut, semakin
negatif nilai potensial osmotik. Potensial air jaringan ditentukan dengan cara
merendam potongan jaringan dalam suatu larutan sukrosa yang diketahui
konsentrasinya (Campbell et al., 2003)
Besarnya potensial kimia air yang diakibatkan oleh adanya zat-zat
terlarut ini disebut sebagai potensial solut atau potensial osmotik yang
disingkat dengan Ψs. Nilai potensial osmotik bersifat negatif. Semakin banyak
kandungan zat terlarut akan semakin rendah nilai potensial osmotik dari
larutan atau sel. Biasanya, di dalam sel, zat-zat terlarut seperti gula, asam
organik, dan ion K+ diakumulasi dalam jumlah tinggi di dalam vakuola sel
sehingga sel tersebut memiliki potensial solut atau osmotik yang rendah
(Hamim., 2012).
Potensial tekanan adalah tekanan fisik pada suatu larutan. Potensial
osmotik adalah potensial zat terlarut, yang sebanding dengan konsentrasi zat-
terlarut dari suatu larutan. Tekanan pada suatu larutan bisa berupa suatu
bilangan yang positif atau negatif. Sebaliknya potensial zat-terlarut dari suatu
larutan selalu negatif, dan semakin besar konsentrasi zat-telarut, semakin
negatif nilai potensial osmotik (Campbell et al., 2003)

Komponen potensial dalam potensi air mengacu pada energi


potensial, yaitu kapasitas untuk melaksanakan kerja ketika air bergerak
dari daerah dengan yang lebih tinggi ke daerah dengan ᴪ ᴪ lebih rendah.
Keadaan ini adalah suatu kasus khusus mengenai kecenderungan umum pada
sistem untuk berubah secara spontan menuju pada keadaan energi bebas
terendah. (Campbell, 2002) Komponen potensial dalam potensi air
mengacu pada energi potensial, yaitu kapasitas untuk melaksanakan
kerja ketika air bergerak dari daerah dengan yang lebih tinggi ke daerah
dengan ᴪ ᴪ lebih rendah. Keadaan ini adalah suatu kasus khusus mengenai
kecenderungan umum pada sistem untuk berubah secara spontan menuju pada
keadaan energi bebas terendah. (Campbell, 2002
Komponen potensial dalam potensi air mengacu pada energi
potensial, yaitu kapasitas untuk melaksanakan kerja ketika air bergerak
dari daerah dengan yang lebih tinggi ke daerah dengan ᴪ lebih rendah.
Keadaan ini adalah suatu kasus khusus mengenai kecenderungan umum pada
sistem untuk berubah secara spontan menuju pada keadaan energy bebas
terendah (Campbell et al., 2002)

Osmosis dapat diukur dengan menggunakan Potensial Air (PA).


Potensial air adalah kemampuan air untuk melakukan pergerakan atau
perpindahan. Air berpindah dari PA yang lebih tinggi ke PA yang lebih
rendah. Air murni mempunyai ψw= 0, merupakan nilai PA tertinggi.
Awalnya semua larutan memiliki nilai ψw< 0. Semaki tinggi konsentrasi
suatu larutan maka nilai ψwjuga semakin kecil. (Mauboy, 2023)
Untuk menentukan potensial air pada jarigan tumbuhan, kita
dapat menggunakan dua cara. Yang pertama adalah standar protokol untuk
mengukur perubahan berat yang terjadi pada larutan osmotik yang
bervariasi. Yang kedua adalah metode Chardakov yang sedikit lebih rumit
namun lebih akurat. Prinsip kerja metode Chardakov yang juga dikenal
sebagai metode pewarnaan ini adalah merendam suatu jaringan tumbuhan
pada suatu larutan yang telah diketahui nilai potensial airnya. Potensial air
jaringan ditentukan dengan hasil perubahan konsentrasi larutan di dalam
larutan perendam. Metode Chardakov menyediakan cara yang cepat dalam
menentukan potensial air jaringan tumbuhan. Metode ini tergantung pada
perubahan massa jenis larutan yang terjadi setelah jaringan tumbuhan
dimasukkan ke dalamnya. Larutan akan mengalami penambahan atau
pengurangan air tergantung potensial air larutan terhadap potensial air pada
jaringan tumbuhan. Jika massa jenis larutan tidak berubah (tidak ada
perubahan di air) yang berarti larutan memiliki potensial air yang sama
dengan jaringan tumbuhan yang di masukkan ke dalamnya (Campbell et al.,
2002). Potensial air sel pada kentang dapat bervariasi tergantung pada
keadaan lingkungan di sekitarnya. Kentang memiliki banyak air di dalamnya
dan dapat menyerap air dari lingkungan sekitarnya dengan mudah. Potensial
air sel pada kentang dapat diukur dengan menggunakan teknik pengukuran
potensial air seperti metode gravimetri atau metode Chatdakov.
Gula merupakan salah satu bahan pangan yang banyak digunakan,
baik sebagai penyedap makanan, maupun sebagai pemanis pada minuman.
Gula sendiri merupakan jenis pemanis yang dapat diekstrak dari tanaman tebu
maupun tanaman aren. Sebelum menjadi gula, tentunya tebu dan aren
mengalami beberapa proses mulai dari proses penanaman, proses panen /
tebangan hingga proses penggilingan tebu dan aren pada pabrik gula.
Di Indonesia, gula merupakan kebutuhan pokok yang tidak pernah lepas
dari kehidupan masyarakat. Masyarakat Indonesia umumnya menggunakan
gula sebagai penyedap pada makanan seperti sambal, gulai, dan rendang.
Selain itu gula juga digunakan sebagai pemanis untuk minuman kopi atau teh.
Oleh karena itu, produksi tebu menjadi gula merupakan suatu bisnis yang
menjanjikan karena kebutuhan masyarakat akan gula tergolong tinggi.Sukrosa
merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan
tumbuhan.
Methylene blue adalah suatu zat pewarna yang memiliki senyawa
dengan gugus benzena sehingga sulit terurai secara alami. Senyawa pewarna
ini mudah larut dalam air, bersifa kationik, dan sering digunakan di berbagai
bidang seperti kimia, biologi, ilmu pengobatan, dan industri pewarnaan
(Rahayu dkk., 2022) . Methylene blue sering digunakan dalam proses
percobaan difusi yang dimasukan ke air, karena Methylene blue memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi udara (Genina,
June 2004).
Aquades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat
pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium. Akuades berwarna
bening, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Akuades biasa digunakan untuk
membersihkan alat-alat laboratorium dari zat pengotor. Akuades merupakan
pelarut yang jauh lebih baik dibandingkan hampir semua cairan yang umum
dijumpai. Senyawa yang segera melarut di dalam akuades mencakup berbagai
senyawa organik netral yang mempunyai gugus fungsional polar seperti gula,
alkohol, aldehida, dan keton. Kelarutannya disebabkan oleh kecenderungan
molekul akuades untuk membentuk ikatan hidrogen dengan gugus hidroksil
gula dan alkohol atau gugus karbonil aldehida dan keton (Khotimah H. A.)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mengukur potensial air sel menggunakan metode
gravimetri?
2. Bagaimana mengukur potensial air sel menggunakan metode
chardakov?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana mengukur potensial air sel
menggunakan metode gravimetri
2. Untuk mengtahui begaimana mengukur potensial air sel menggunakan
metode chardakov

1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui potensial air sel menggunakan metode gravimetri
2. Dapat mengetahui potensial air sel menggunakan metode chardakov.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Potensial Air


Potensial air atau juga disebut sebagai potensial kimia air adalah
energi bebas yang dimiliki oleh suatu cairan atau larutan tertentu yang dapat
mempengaruhi perpindahan air dari satu bagian ke bagian lainnya. Satuan dari
potensial kimia air adalah bar (1 bar setara dengan 10 6 Erg cm-3). Selain bar,
satuan yang sering digunakan adalah megapascal (MPa). Dalam sistem tubuh
tumbuhan, potensial air yang dilambangkan dengan huruf Yunani psi (Ψ)
(Hamim., 2012)
Potensial air adalah air akan bergerak melewati membran dari larutan
dengan potensial air yang tinggi ke larutan dengan potensial air yang lebih
rendah. Komponen potensial dalam potensial air mengacu pada energi
potensial, yaitu kapasitas untuk melaksanakan kerja ketika air bergerak dari
daerah dengan Ψ yang lebih tinggi ke daerah dengan Ψ lebih rendah. Keadaan
ini adalah suatu kasus khusus mengenai kecenderungan umum pada sistem
untuk berubah secara spontan menuju pada keadaan energi-bebas-terendah.
Para ahli biologi tumbuhan mengukur Ψ dalam satuan tekanan yang disebut
megapascal (MPa). Satu MPa sama dengan sekitar 10 tekanan atmosfer
(Campbell et al., 2003)
Potensial tekanan adalah tekanan fisik pada suatu larutan. Potensial
osmotik adalah potensial zat terlarut, yang sebanding dengan konsentrasi zat-
terlarut dari suatu larutan. Tekanan pada suatu larutan bisa berupa suatu
bilangan yang positif atau negatif. Sebaliknya potensial zat-terlarut dari suatu
larutan selalu negatif, dan semakin besar konsentrasi zat-telarut, semakin
negatif nilai potensial osmotik (Campbell et al., 2003)
Dalam sistem tubuh tumbuhan, potensial kimia air yang dilambangkan
dengan huruf Yunani psi (Ψ) biasanya dikenal dengan istilah potensial air
atau water potential (Ψw). Potensial air sebenarnya merupakan suatu tetapan
yang bersifat relatif, yaitu suatu tetapan yang besarnya ditentukan dengan
membandingkannya pada potensial air murni. Untuk itu, ditetapkan bahwa
potensial air murni besarnya sama dengan 0 (nol). Potensial air dari suatu sel
atau jaringan ditentukan oleh banyaknya air murni yang dikandung oleh sel
atau jaringan tersebut.
Semakin tinggi kandungan air murni dari suatu jaringan akan semakin
tinggi potensial airnya. Oleh karena itu, potensial air sel dan jaringan
tumbuhan umumnya bernilai negatif (kurang dari nol). Air akan bergerak dari
tempat/jaringan dengan potensial air yang tinggi ke tempat/jaringan dengan
potensial air yang rendah. Karena potensial air dari tumbuhan adalah lebih
rendah daripada air di dalam media atau di dalam tanah maka air dapat
bergerak dari media tanam ke dalam sel dan jaringan tumbuhan. Potensial air
penting artinya untuk mengetahui status air dalam sel atau jaringan tumbuhan,
apakah suatu tumbuhan cukup air atau mengalami defisit air. Perbedaan antara
potensial air tumbuhan dengan potensial air dari lingkungan merupakan
penggerak masuknya air ke dalam tumbuhan (Dr.Ir. Hamim, 2012)
Jika selisih antara potensial air tumbuhan dengan potensial air
lingkungan (tanah) cukup besar, misalnya potensial air tumbuhan –8 bar,
sedangkan potensial air tanah –1 bar maka tumbuhan akan dapat menyerap air
dengan mudah. Dengan demikian, tumbuhan mengalami cukup air. Namun
jika tumbuhan, misalnya memiliki potensial air –12 bar, sedangkan air di
dalam tanah potensial airnya –11 maka tumbuhan akan mengalami defisit air.
Karena air akan sulit masuk ke dalam akar akibat perbedaan potensial yang
sangat rendah (hanya satu bar). Besarnya potensial air dari suatu sel dan
jaringan tumbuhan (Ψw) secara umum ditentukan oleh beberapa komponen,
yaitu
1. Adanya Zat Zat Terlarut
Adanya zat-zat terlarut di dalam air menyebabkan terjadinya
penurunan energi bebas dan potensial kimia air. Besarnya potensial
kimia air yang diakibatkan oleh adanya zat-zat terlarut ini disebut
sebagai potensial solut atau potensial osmotik yang disingkat dengan
Ψs. Nilai potensial osmotik bersifat negatif. Semakin banyak
kandungan zat terlarut akan semakin rendah nilai potensial osmotik
dari larutan atau sel. Biasanya, di dalam sel, zat-zat terlarut seperti
gula, asam organik, dan ion K+ diakumulasi dalam jumlah tinggi di
dalam vakuola sel sehingga sel tersebut memiliki potensial
solut/osmotik yang rendah. Sebagai contoh misalnya, ketika ada
cahaya, selsel penjaga mengakumulasi K+ dan asam malat di dalam
vakuola yang menyebabkan penurunan potensial osmotik, sehingga air
masuk ke dalam sel penjaga dan stomata membuka.
2. Adanya Tekanan Dari Dinding Sel
Salah satu ciri sel tumbuhan adalah adanya dinding sel yang
kaku walaupun sedikit agak elastis. Apabila air masuk ke dalam sel
maka akan menyebabkan volume sel meningkat. Karena adanya
dinding sel meningkatkan pembesaran volume sel tidak bisa berjalan
terus, tetapi akan berhenti setelah mencapai ukuran tertentu sehingga
air yang masuk ke dalam sel pun terhenti. Gaya tekan dari dinding sel
yang membatasi masuknya air ke dalam sel ini disebut potensial
tekanan atau juga bisa disebut sebagai tekanan hidrostatik,
dilambangkan dengan Ψp. Berbeda dengan potensial osmotik yang
nilainya negatif, potensial tekanan bernilai positif. Potensial tekanan
biasanya berkaitan dengan turgiditas sel/jaringan tumbuhan atau yang
dikenal dengan istilah tekanan tugor sebagaimana telah dijelaskan
pada bagian yang lalu.
3. Adanya Ikatan Air dengan Komponen Dinding Sel dan Membran
Sel
Komponen dinding sel yang terdiri dari karbohidrat dan
protein, yang dapat berikatan dengan air, demikian juga protein pada
membran. Adanya senyawa-senyawa tersebut menyebabkan adanya
potensial matriks yang dapat menarik air. Potensial matriks
dilambangkan dengan Ψm dan nilainya adalah negatif. Walaupun
demikian, umumnya sel-sel dan jaringan tumbuhan hidup dengan
vakuola yang besar, memiliki nilai potensial matriks yang dapat
diabaikan. Namun, pada beberapa tumbuhan xerofit (tumbuhan yang
biasa hidup di daerah gurun) dan biji-biji yang kering memiliki nilai
potensial matriks yang sangat rendah.
Dengan demikian, secara umum rumusan potensial air dapat
dituliskan sebagai: Ψw = Ψs + Ψp + Ψm Karena nilai potensial
matriks (Ψm) hanya terjadi pada beberapa jenis tumbuhan (xerofit dan
pada biji kering) maka persamaan umum potensial air adalah:
Potensial air = Potensial osmotik + Potensial tekanan atau sering
dituliskan: Ψw = Ψs + Ψp Di beberapa kepustakaan lambang dari
komponen potensial air sering juga dituliskan sebagai berikut: Ψ = P -
π Di mana Ψ adalah potensial air, P adalah tekanan hidrostatik, dan π
adalah potensial osmotik.
Konsep tentang potensial air ini telah secara luas diterima oleh para
ahli fisiologi karena dapat menghindari kesulitan terkait dengan pengukuran
potensial kimia. Dengan cara ini maka para peneliti dapat memprediksi
perilaku air dengan dasar pengukuran kuantitatif yang mudah, yaitu melalui
pengukuran tekanan hidrostatik (P) dan potensial osmotik (π). Secara praktis,
sistem pengukuran ini juga jauh lebih mudah karena dilakukan dengan
mengukur perubahan tekanan tanpa harus mengukur energi yang dibutuhkan
dalam menggerakkan air secara langsung.
Akhirnya, bisa dikatakan bahwa tenaga pendorong (driving force)
untuk menggerakkan air adalah gradien potensial air sehingga air akan
bergerak dari potensial air yang tinggi ke potensial air yang rendah.
Mengingat potensial air murni adalah 0 maka potensial air tumbuhan adalah
negatif, sehingga air akan bergerak ke daerah dengan potensial air yang lebih
negatif. Hal yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana potensial osmotik
dan potensial tekanan bekerja dalam mempengaruhi potensial air sel dan
jaringan. Kalau kita perhatikan sel tumbuhan, potensial osmotik umumnya
disebabkan oleh isi vakuola yang volumenya besar, kecuali sel-sel meristem
dan sel-sel yang sudah terspesialisasi.
Untuk sel tumbuhan secara umum, vakuola menyumbangkan 50–80
persen dari cairan sel dengan kandungan senyawa terlarut yang ada di
dalamnya. Senyawa terlarut di dalam vakuola biasanya terdiri dari gula,
garam-garam inorganik, asam organik atau pigmen antosianin. Sementara sisa
air lainnya berada di ruang antardinding sel, sedangkan sitoplasma hanya
berkisar 5-10 persen. Dengan demikian, pengaruh dari larutan yang ada di
dalam vakuola sel cukup besar dalam menentukan potensial osmotik. Kisaran
potensial osmotik dari sel-sel parenkima adalah -0.1 MPa hingga -0.3 MPa
dan umumnya disebabkan karena kandungan garam di dalam vakuola.
Adapun potensial tekanan di dalam sel umumnya disebabkan karena tekanan
yang ditimbulkan akibat dinding sel yang bersifat kaku.
Dinding sel akan memberikan tekanan balik saat protoplas membesar
akibat masuknya air ke dalam vakuola sel (akibat osmosis). Hal inilah yang
dikenal dengan tekanan tugor. Saat tekanan turgor meningkat akibat
masuknya air maka sel dikatakan dalam keadaan turgid. Jika Anda perhatikan
tanaman di dalam pot yang telah disiram air dan terlihat segar, tegak maka
sel-sel dari tanaman tersebut dalam keadaan turgid. Sebaliknya, saat air keluar
dari sel sehingga tekanan turgor menurun hingga mencapai nol maka sel
dikatakan dalam kondisi flaccid. (Dr.Ir. Hamim, 2012).

2.2 Potensial Tekanan


Salah satu ciri sel tumbuhan adalah adanya dinding sel yang kaku
walaupun sedikit agak elastis. Apabila air masuk ke dalam sel maka akan
menyebabkan volume sel meningkat. Karena adanya dinding sel
meningkatkan pembesaran volume sel tidak bisa berjalan terus, tetapi akan
berhenti setelah mencapai ukuran tertentu sehingga air yang masuk ke dalam
sel pun terhenti. Gaya tekan dari dinding sel yang membatasi masuknya air ke
dalam sel ini disebut potensial tekanan atau juga bisa disebut sebagai tekanan
hidrostatik, dilambangkan dengan Ψp. Berbeda dengan potensial osmotik
yang nilainya negatif, potensial tekanan bernilai positif. Potensial tekanan
biasanya berkaitan dengan turgiditas sel atau jaringan tumbuhan atau yang
dikenal dengan istilah tekanan tugor (Hamim., 2012).
2.3 Potensial Matriks
Komponen dinding sel yang terdiri dari karbohidrat dan protein, yang
dapat berikatan dengan air, demikian juga protein pada membran. Adanya
senyawa-senyawa tersebut menyebabkan adanya potensial matriks yang dapat
menarik air. Potensial matriks dilambangkan dengan Ψm dan nilainya adalah
negatif. Umumnya sel-sel dan jaringan tumbuhan hidup dengan vakuola yang
besar, memiliki nilai potensial matriks yang dapat diabaikan. Namun, pada
beberapa tumbuhan xerofit dan biji-biji yang kering memiliki nilai potensial
matriks yang sangat rendah (Hamim., 2012). Dengan demikian, secara umum
rumusan potensial air dapat dituliskan sebagai:
Ψw = Ψs + Ψp + Ψm
Keterangan :
Ψw = Potensial air
Ψs = Potensial osmotik
Ψp = Potensial tekanan
Ψm = Potensial matriks
2.4 Potensial Osmotik
Adanya zat-zat terlarut di dalam air menyebabkan terjadinya
penurunan energi bebas dan potensial kimia air. Besarnya potensial kimia air
yang diakibatkan oleh adanya zat-zat terlarut ini disebut sebagai potensial
solut atau potensial osmotik yang disingkat dengan ψs . Nilai potensial
osmotik bersifat negatif. Semakin banyak kandungan zat terlarut akan
semakin rendah nilai potensial osmotik dari larutan atau sel. Biasanya, di
dalam sel, zat-zat terlarut seperti gula, asam organik, dan ion K+ diakumulasi
dalam jumlah tinggi di dalam vakuola sel sehingga sel tersebut memiliki
potensial solut/osmotik yang rendah. Sebagai contoh misalnya, ketika ada
cahaya, sel - sel penjaga mengakumulasi K+ dan asam malat di dalam vakuola
yang menyebabkan penurunan potensial osmotik, sehingga air masuk ke
dalam sel penjaga dan stomata membuka (Hamim, 2018) .
Perkiraan besarnya potensial osmotik untuk larutan yang tidak
berdisosiasi, seperti larutan gula sukrosa misalnya, dapat dihitung dengan
rumus:
ψs = -RTcs

dimana : R = tetapan (konstanta) gas (8.32 J mol-1 K-1)


T = suhu absolut (dalam derajat Kelvin atau K)
cs = konsentrasi solut dalam larutan dengan satuan mol per
liter.
Tanda negatif menunjukkan bahwa adanya zat terlarut menyebabkan
penurunan potensial air dari larutan dibandingkan dengan air murni.

2.5 Sukrosa
Gula merupakan salah satu bahan pangan yang banyak digunakan, baik
sebagai penyedap makanan, maupun sebagai pemanis pada minuman. Gula
sendiri merupakan jenis pemanis yang dapat diekstrak dari tanaman tebu
maupun tanaman aren. Sebelum menjadi gula, tentunya tebu dan aren
mengalami beberapa proses mulai dari proses penanaman, proses panen /
tebangan hingga proses penggilingan tebu dan aren pada pabrik gula.
Di Indonesia, gula merupakan kebutuhan pokok yang tidak pernah lepas
dari kehidupan masyarakat. Masyarakat Indonesia umumnya menggunakan
gula sebagai penyedap pada makanan seperti sambal, gulai, dan rendang.
Selain itu gula juga digunakan sebagai pemanis untuk minuman kopi atau teh.
Oleh karena itu, produksi tebu menjadi gula merupakan suatu bisnis yang
menjanjikan karena kebutuhan masyarakat akan gula tergolong tinggi.Sukrosa
merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan
tumbuhan.
2.6 Kentang
Umbi adalah salah satu jenis tanaman yang mengalami peristiwa difusi
dan osmosis. Umbi merupakan bagian tanaman yang terbentuk di dalam
tanah. Misalnya umbi kentang Solonum tubeyang rosum yang memiliki
karakteristik tumbuh hampir sama yaitu sangat menyukai daerah dingin dan
lembab sebagai tempat tumbuhnya, kisaran suhu antara 15,5 – 21°C dan
membutuhkan pH 5,5 – 6,5 (Rukmana, 1995).

Kentang (Solanum tuberosum L) adalah tumbuhan yang termasuk


dalam kelompok umbi – umbian, yaitu umbi batang. Bentuk dari kentang itu sendiri
tidak teratur dan permukaannya kasar. Kentang memiliki nilai ekonomis yang
tinggi dalam pembuatan berbagai suatu olahan, namun salah satu kendala yang
dihadapi adalah penyimpanan yang tidak lama dan kecenderungan mengalami
perubahan warna (browning) akibat kadar yang tinggi. Salah satu metode yang
digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah dehidrasi osmotik merupakan
metode yang tepat untuk mengatasi masalah pada kentang tersebut untuk
mengurangi kadar air di dalam kentang sampai pada tingkat yang rendah
tanpa mengubah tekstur dan kandungan protein pada kentang itu (Yahya.,
2015)
Kentang ( Solanum Tuberoaum L.) adalah tanaman semak yang
bersifat menjalar. Batangnya berbentuk segi empat, dengan panjang biasanya
mencapai 50-120 cm, tidak berkayu, dan tidak keras. Batang dan daunnya memiliki
warna hijau kemerahan atau keungu-unguan. Buahnya berbentuk buni, dengan kulit
atau dinding yang berdaging dan memiliki dua ruang (Yahya., 2015).

2.7 Larutan
Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat
dalam komposisi yang bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak
daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut.
2.8 Aquades
Akuades atau air kondensat merupakan air hasil penyulingan yang
bebas dari zat-zat pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium.
Akuades biasa digunakan sebagai pelarut dan untuk membersihkan alat-alat
laboratorium dari zat pengotor. Air murni diperoleh dengan cara destilasi,
tujuan dari distilasi yaitu memperoleh cairan murni dari cairan yang telah
tercemari zat terlarut, atau bercampur dengan cairan lain yang berbeda titik
didihnya (Anggraeni, 2017)
Akuades merupakan pelarut yang jauh lebih baik dibandingkan hampir
semua cairan yang umum dijumpai. Senyawa yang segera melarut di dalam
akuades mencakup berbagai senyawa organik netral yang mempunyai gugus
fungsional polar seperti gula, alkohol, aldehida, dan keton. Kelarutannya
disebabkan oleh kecenderungan molekul akuades untuk membentuk ikatan
hidrogen dengan gugus hidroksil gula dan alkohol atau gugus karbonil
aldehida dan keton (Lehninger., 1982)

2.9 Methylen
Methylene merupakan senyawa yang memiliki gugus benzena
sehingga sulit untuk terurai secara alami. Methylene merupakan salah satu
senyawa pewarna biru yang larut di dalam air, bersifat kationik dan sering
dipergunakan dalam bidang kimia, biologi, ilmu pengobatan dan industri
pewarnaan. Methylene sering digunakan dalam praktikum sebagai pewarna.
2.10 Osmosis
Osmosis merupakan suatu peristiwa berpindahnya zat yang terkandung
dalam pelarut dari bagian yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke bagian
yang konsentrasinya lebih tinggi (hipertonik) dan melalui membran
semipermeabel. Membran semipermeabel merupakan selaput pemisah yang
hanya bisa dilewati air dan molekulnya. Membran ini harus bisa ditembus
oleh zat pelarut sehingga menyebabkan tekanan sepanjang membran tersebut.
Membran sel terikat oleh protein yang berada di luar permukaan maupun yang
menembus, dimana pernyataan tersebut merupakan hasil dari penemuan
tentang teori membran oleh S.J Jinger dengan G. Nicholson pada tahun 1972
yang dikenal sebagai dengan model mozaik fluid (Campbell et al., 2002)
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara
buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat
menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya perunit
luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membrane
permeable selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat
sebanding dengan tekanan turgor

2.11 Difusi
Dalam proses difusi, molekul-molekul zat bergerak atau berpindah dari daerah
dengan konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi antara dua larutan dikenal sebagai gradien konsentrasi. Dalam
difusi minimal, umumnya melibatkan dua zat, di mana salah satu zat memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan zat lainnya atau berada dalam
kondisi yang belum seimbang (Yudhi, 2019)
2.12 ]Air memegang peranan yang sangat penting di dalam sel dan jaringan
tumbuhan karena air
2.13 diperlukan dalam menunjang berbagai proses fisiologi di dalam sel dan
jaringan tumbuhan.
2.14 Tumbuhan menyerap air dalam jumlah besar melalui akar. Namun sebagian
besar air tersebut
2.15 (lebih kurang 97%) akan dilepaskan kembali dalam bentuk uap air melalui
transpirasi. Hanya
2.16 lebih kurang 2% saja yang digunakan dalam proses pertumbuhan serta 1%
saja yang terlibat
2.17 dalam proses metabolism, seperti fotosintesis, respirasi, dan lainnya.
Meskipun demikian,
2.18 lepasnya air ke udara melalui transpirasi tersebut turut berperan serta
menggerakkan berbagai
2.19 proses yang dibutuhkan tumbuhan (Hamim, 2007).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari selasa, 18 April 2023 tepatnya pada pukul
16.00 – 20.00 di Laboratorium Biologi, Fakultas Sains dan Teknik,
Universitas Nusa Cendana Kupang.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum adalah 16 gelas piala berukuran
100 ml, pipet tetes, pinser, tissu, cutter, mistar, timbangan analitik dan
stopwatch.
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah larutan glukosa
dengan konsentrasi masing-masing 0 M, 0,01 M, 0,04 M, 0,08 M, 0,15 M,
0,30 M, 0,40 M, dan 0,50 M, Kentang, Alumunium Foil, Aquades dan
Methilen Blue.

3.3 Prosedur Kerja

Metode Gravimetri

1. disiapkan 16 gelas piala (100 ml), masing-masing diisi 50 ml larutan


sebagai berikut: 0 M, 0,01 M, 0,04 M, 0,08 M. 0,15 M, 0,30 M, 0,40
M. dan 0,50 M. molar (M) larutan sukrosa.

2. dibuat secara cepat 16 potongan umbi dari kentang dengan


menggunakan cutter yang berdiameter 1 cm. Panjang masing-masing
potongan tersebut adalah 4 cm. Diletakkan ke dalam wadah tertutup.

3. ditiap silinder ditimbang untuk mendapatkan berat awal (BW). dibuat


secara cepat irisan tipis setebal 2 mm dari setiap silinder umbi tersebut
dengan menggunakan silet.

4. dibilas secara cepat irisan tersebut dengan air suling dan dikeringkan
dengan kertas tissue.

5. dimasukan irisan-irisan silinder tersebut ke dalam salah satu larutan


sukrosa yang telah disiapkan. Dilakukan pada tiap selinder kentang
atau umbi jalar untuk masing-masing larutan berikutnya.

6. Setelah dua jam perendaman, irisan umbi tersebut dikeluarkan dari


masing-masing gelas piala, kemudian dikeringkan dengan kerts tissue,
dan ditimbang untuk mendapat berat akhir (BK).
7. dihitung persentase perubahan berat (PB) masing-masing silinder .
menggunakan persamaan sebagai berikut:

PB= (BK-BW)/BW x100%

8. dibuat grafik dan plotkan persentase (%) perubahan berat pada ordinat
dan konsentrasi larutan sukrosa dalam molar (M) pada absis.

9. dihitung terlebih dahulu potensial osmotik (ψs) untuk masing-masing


konsentrasi larutan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Ψs = −CiRT

Dimana : ψs =Potensial osmotik

C = Konsentrasi larutan (dalam molar)

i = Kostanta ionisasi dari zat terlarut.

R = Kostantan gas = 0.0831 bar/derajat mol

T = Suhu absolut (oK) = oC + 273

Persamaan cukup digunakan untuk menghitung potensial osmotik


salah satu konsentrasi larutan sukrosa (ψs). Selanjutnya untuk menghitung
potensial osmotic konsentrasi lainnya dapat menggunakan persamaan di
bawah ini. Selanjutnya potensial osmotik sel ditentukan dengan
mengiterpolasikan data konsentrasi sukrosa yang tidak menghasilkan
perubahan berat jaringan. Akhirnya nilai osmotik sel yang didapat merupakan
nilai potensial air sel itu sendiri.

Metode Chardakov

1. disiapkan 16 gelas piala (100 ml) yang bersih masing 2 gelas piala
diberi label dengan salah satu konsentrasi yang telah ditetapkan
2. 16 gelas piala kelompok pertama masing-masing diisi 50 ml larutan
sebagai berikut: 0 M, 0,01 M, 0,04 M, 0,08 M. 0,15 M, 0,30 M, 0,40
M. dan 0,50 M. molar (M) larutan sukrosa.

3. Selanjutnya 16 gelas piala kelompok berikutnya (sebagai kontrol)


masing-masing diisi 50 ml larutan sebagai berikut: 0, 0,01, 0,02, 0,03,
0,04, 0,05, 0,06, 0,07, 0,08, 0,09, 0,10, 0,13, 0,15, 0,17, 0,20, 0,23,
0,25, 0,27, 0,3, 0,33, 0,35, 0,37, 0,40 molar (M) larutan sukrosa dan
tetes larutan Metilen Blue.

4. dibuat secara cepat 16 potongan umbi dari umbi kentang atau umbi
jalar yang sama dengan menggunakan cork borer yang berdiameter 1
cm. Panjang masing-masing potongan tersebut adalah 4 cm. Letakkan
ke dalam wadah tertutup.

5. dibuat secara cepat irisan tipis setebal 1 – 2 mm dari setiap silinder


umbi tersebut dengan menggunakan silet.

6. dibilas irisan tersebut dengan air destilasi, selanjutnya dikeringkan


dengan kertas tissue. Harap dikerjakan dengan cepat!

7. dimasukan irisan-irisan silinder tersebut ke dalam salah satu larutan


sukrosa yang telah disiapkan dan tutup dengan aluminium foil.
Dilakukan pada tiap selinder kentang/umbi jalar untuk masing-masing
larutan berikutnya.

8. didiamkan selama 2 jam pada suhu kamar. Setiap 20 menit masing-


masing gelas piala perlakuan digoyang secara perlahan-lahan untuk
mempercepat terjadinya kesetimbangan.
9. Setelah inkubasi atau perendaman, irisan-irisan umbi dikeluarkan
dengan menggunakan pinset. Jangan menggunakan pinset yang sama
untuk gelas piala yang berbeda!!

10. diambil 10 ml dari salah konsentrasi larutan sukrosa dan masukan ke


dalam tabung reaksi yang berlabel sesuai konsentrasinya serta tetesi
dengan larutan kontrolnya dengan menggunakan pipet yang berbeda.
Amati dengan teliti dan cepat gerakan dari metilen blue tersebut.
Lakukan langkah yang sama untuk larutan sukrosa dengan konsentrasi
selanjutnya. Digunakan pipet yang berbeda untuk setiap konsentrasi !!

11. Apabila larutan pengetes turun ke dasar tabung berarti larutan dari
tabung perlakuan menjadi lebih encer. Tetapi jika larutan pengetes
bergerak ke atas permukaan larutan di dalam tabung perlakuan berarti
larutan pada tabung menjadi lebih pekat dari larutan semula. Jika
larutan pengetes tidak menunjukkan gerakan ke arah bawah atau ke
arah atas namun hanya melayang di dalam larutan perlakuan, ini
menujukan bahwa larutan tersebut tidak mengalami perubahan selama
perendaman potongan atau ada keseimbangan antara larutan di dalam
tabung perlakuan dengan di dalam jaringan.

12. Potensial osmotik sel ditentukan dari larutan dengan konsetrasi


tertentu dimana larutan metilen blue ditetesi hanya melayang.

13. Potensial osmotik sel dihitung dengan menggunakan rumus pada


percobaan sebelumnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1.1 hasil pengamatan perubahan berat sampel pada penentuan
potensial air sel dengan metode gravimetri.

No Konsentrasi BW BK PB %PB
Sukrosa (g) (g)

1 0 6,62 6,48

2 0,01 4,78 5,00

3 0,04 4,64 4,69

4 0,08 4,01 3,98

5 O,15 3,52 2,86

6 0,30 5,15 3,12

7 0,40 3,85 2,22

8 3,81 2,19
0,50
Keterangan: BW = Berat Awal Jaringan Sebelum Inkubasi

BK = Berat Akhir Jaringan Sesudah Inkubasi

PB = Perubahan Berat = BK-BW/BW

%PB = Presentase Perubahan Berat

Berdasarkan Tabel 4.1 Hasil perubahan berat sampel untuk


penentuan potensial air secara metode Gravimetri menunjukan
perubahan berat dan persentase perubahan berat yang berbeda untuk
setiap konsentrasi sukrosa. Pada praktikum kali ini digunakan larutan
sukrosa dengan konsentrasi 0 M, 0,01 M, 0,04 M, 0,08 M, 0,15 M,
0,30 M, 0,40 M, 0,50 M.

Dari data yang diperoleh diketahui pada konsentrasi 0,01 M,


0,04 M, 0,08 M, 0,15 M, 0,30 M terjadi penurunan massa.
Berkurangnya massa kentang setelah perendaman dalam larutan
sukrosa menunjukkan bahwa air yang terkandung dalam sel kentang
larut karena potensial air kentang lebih kecil daripada potensial air
larutan perendaman. Penurunan berat kentang ini menyebabkan nilai
negatif, disebabkan berat akhir kentang lebih kecil dari berat awal
kentang. kehilangan berat jaringan karena keluarnya air dari sel ke
dalam larutan sukrosa, sehingga dapat dianggap sebagai larutan
hipertonik.
Jika dibandingkan dengan konsentrasi 0 M, 0,40 M dan 0,50 M
terjadi penambahan massa. Penambahan massa ini disebabkan oleh
masuknya air dari larutan sukrosa ke dalam sel kentang secara
osmosis. Osmosis adalah peristiwa dimana zat yang terkandung dalam
pelarut berpindah dari konsentrasi yang lebih rendah (hipotonik) ke
konsentrasi yang lebih tinggi (hipertonik) dan melalui membran
semipermiabel (Campbell et al., 2002)
Dari pergerakan air dari larutan sukrosa ke dalam sel kentang
menunjukkan bahwa konsentrasi air dalam larutan sukrosa lebih tinggi
dibandingkan dengan kentang sehingga terjadi penambahan massa
pada kentang.

Tabel 4.1.2 hasil pengamatan gerakan larutan kontrol yang


mengandung methilen blue yang ditetesi pada perlakuan potensial air sel
dengan metode Chardakov.

No Konsentrasi Gerakan Larutan Kontrol yang mengandung Methilen Blue


Sukrosa

(M)

1 O Larutan pengetes turun ke dasar tabung dan menyebar dengan cepat

2 O,O1 Larutan pengetes turun ke dasar tabung dan menyebar

3 0,04 Larutan pengetes tidak turun tetapi langsung menyebar

4 0,08 Larutan pengetes turun kemudian perlahan lahan kembali ke atas

5 0,15 Larutan pengetes turun kemudian naik kembali ke atas

6 0,30 Larutan pengetes perlahan lahan jatuh ke bawah

7 0,40 Larutan pengetes jatuh ke bawah

8 0,50 Larutan pengetes jatuh kebawah dengan cepat dan menyentuh dasar tabung
Dalam praktikum ini, digunakan larutan sukrosa dengan konsentrasi 0 M, 0,01
M, 0,04 M, 0,08 M, 0,15 M, 0,30 M, 0,40 M, dan 0,50 M. Untuk melihat gerakan
larutan kontrol, maka larutan ditetesi dengan metilen blue, sebagai pewarna untuk
melihat pergerakan larutan saat ditetesi. Dari pengamatan yang dilakukan, larutan
sukrosa dengan konsentrasi 0 M saat ditetesi metilen blue maka bisa dilihat bahwa
larutan pengetes turun ke dasar tabung dan menyebar dengan cepat . Pada larutan
sukrosa dengan konsentrasi 0,01 M saat ditetesi methylen maka bisa dilihat bahwa
larutan pengetes turun ke dasar tabung dan menyebar. Pada larutan sukrosa dengan
konsentrasi 0,04 M saat ditetesi metilen blue maka bisa dilihat bahwa larutan
pengetes turun tetapi tidak langsung menyebar.

Hal ini menunjukkan bahwa potensial air pada larutan sukrosa dengan
konsentrasi 0 M lebih tinggi dibandingkan dengan aquades. Dengan demikian,
berdasarkan hasil pengamatan gerakan larutan kontrol menggunakan metode
Chardacov, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi sukrosa dalam
larutan, maka potensial airnya akan semakin rendah. yaitu gerakan larutan kontrol
akan cenderung menuju bagian dasar gelas atau permukaan pelarut dan menyebar.
Sedangkan, semakin rendah konsentrasi sukrosa dalam larutan, maka potensial airnya
akan semakin tinggi, yaitu gerakan larutan kontrol akan cenderung menuju
permukaan air secara cepat atau menuju bagian tengah larutan.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Perubahan berat sampel untuk penentuan potensial air secara
gravimetri. Diketahui prinsip kerja metode gravimetri adalah melihat
perubahan massa dari jaringan kentang sebelum dan sesudah direndam
larutan sukrosa. Dari tabel 4.1 Semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa,
semakin besar perubahan berat yang terjadi pada kentang. Hal ini
menunjukkan bahwa larutan sukrosa dengan konsentrasi yang lebih tinggi
memiliki potensial air yang lebih rendah.
. Dari tabel 4.2 hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi sukrosa dalam larutan, maka potensial airnya akan
semakin rendah. yaitu gerakan larutan kontrol akan cenderung menuju
bagian dasar gelas atau permukaan pelarut dan menyebar. Sedangkan,
semakin rendah konsentrasi sukrosa dalam larutan, maka potensial airnya
akan semakin tinggi, yaitu gerakan larutan kontrol akan cenderung menuju
permukaan air secara cepat

5.2 Saran
Pada saat pengamatan setiap praktikan harus mengamati dengan serius
dan dilakukan dengan cepat dan tepat agar data yang didapatkan akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Alti M., R. (2023). Kimia Dasar II (M. Sari (ed.); TEKNOLOGI., pertama). PT GLOBAL
EKSEKUTIF.

Anggraeni, K. &. (2017). KARAKTERISASI HASIL PENGOLAHAN AIR MENGGUNAKAN ALAT


DESTILASI. Chemurgy, 01(2), 34–38. b. (n.d.).

dkk, K. (2018). Karakterisasi Hasil Pengolahan Air Menggunakan Alat Destilasi. Jurnal
Chemurgy, 1(2), 34.

Dr.DEWI RATNA NURHAYATI, A. S. (n.d.). Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan.

Dr.Ir. Hamim, M. (2012). Peranan Dan Fungsi Air Sebagai Penyusun Tubuh Tumbuhan.

Fatimah, S. (2009). Verifikasi metoda gravimetri untuk penentuan thorium. 03, 14–22.

Genina, E. A. (June 2004). Methylene Blue diffusion in skin tissue. 315–323. .

Hamim. (2018).
Hamim. (2012). Peranan dan Fungsi Air sebagai Penyusun Tubuh Tumbuhan . In Modul 1.
Fisiologi Tumbuhan, 1(2), 1–70.

Ismail, d. (2014). Practical Guidance for Plant Physiology.

Khotimah, H. A. (2018). Karakterisasi Hasil Pengolahan Air Menggunakan Alat Destilasi.


Jurnal Chemurgy, 1(2), 34. .

Knipling, E. B. (1967 ). Measurement Of Leaf Water Potential By The Dyen Method.


Durham : Department Of Botany, Duke University.

Lehninger. (1982). Dasar-DasarBiokimia. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Mauboy, R. d. (2023). Modul Praktikum Fisiologi Tumbuhan.

Putri, L. M. (2017). Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(2), , 147–153.

Ulfa, H. L. (2020). Uji Osmosis pada Kentang dan Wortel Menggunakan Larutan NaCl
Osmosis Test on Potatoes and Carrots Using A Solution of NaC. Jurnal Sainsma, 110 -
116.

Yahya. (2015). Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum Tuberosum Dan
Doucus Carota. Jurnal Biology Education, 4(1), , 197 dan 204–205. .

Yamaguchi. (1998).

Yudhi, D. N. (2019). Solusi Persamaan Difusi Pada Larutan Gula Dengan Metode Beda
Hingga. Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika Dan Terapannya, 8(3), 573–
578. .
LAMPIRAN
Gelas piala berukuran 100 ml berisi larutan Proses perendaman kentang dalam larutan sukrosa
sukrosa

Proses penetesan metilen blue kedalam Proses pengambilan kentang dari dalam larutan
larutan sukrosa sukrosa

Anda mungkin juga menyukai