Oleh :
CHRISTY VLORYNA ARIYANI HERMANUS
2106050052
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum yang berjudul "PENENTUAN
POTENSIAL AIR SEL DENGAN METODE GRAVIMETRI DAN
CHARDAKOV" dengan tepat waktu. Laporan disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Fisiologi Tumbuhan.
Penulis menyadari laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan laporan
ini.
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana mengukur potensial air sel
menggunakan metode gravimetri
2. Untuk mengtahui begaimana mengukur potensial air sel menggunakan
metode chardakov
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui potensial air sel menggunakan metode gravimetri
2. Dapat mengetahui potensial air sel menggunakan metode chardakov.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.5 Sukrosa
Gula merupakan salah satu bahan pangan yang banyak digunakan, baik
sebagai penyedap makanan, maupun sebagai pemanis pada minuman. Gula
sendiri merupakan jenis pemanis yang dapat diekstrak dari tanaman tebu
maupun tanaman aren. Sebelum menjadi gula, tentunya tebu dan aren
mengalami beberapa proses mulai dari proses penanaman, proses panen /
tebangan hingga proses penggilingan tebu dan aren pada pabrik gula.
Di Indonesia, gula merupakan kebutuhan pokok yang tidak pernah lepas
dari kehidupan masyarakat. Masyarakat Indonesia umumnya menggunakan
gula sebagai penyedap pada makanan seperti sambal, gulai, dan rendang.
Selain itu gula juga digunakan sebagai pemanis untuk minuman kopi atau teh.
Oleh karena itu, produksi tebu menjadi gula merupakan suatu bisnis yang
menjanjikan karena kebutuhan masyarakat akan gula tergolong tinggi.Sukrosa
merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan
tumbuhan.
2.6 Kentang
Umbi adalah salah satu jenis tanaman yang mengalami peristiwa difusi
dan osmosis. Umbi merupakan bagian tanaman yang terbentuk di dalam
tanah. Misalnya umbi kentang Solonum tubeyang rosum yang memiliki
karakteristik tumbuh hampir sama yaitu sangat menyukai daerah dingin dan
lembab sebagai tempat tumbuhnya, kisaran suhu antara 15,5 – 21°C dan
membutuhkan pH 5,5 – 6,5 (Rukmana, 1995).
2.7 Larutan
Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat
dalam komposisi yang bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak
daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut.
2.8 Aquades
Akuades atau air kondensat merupakan air hasil penyulingan yang
bebas dari zat-zat pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium.
Akuades biasa digunakan sebagai pelarut dan untuk membersihkan alat-alat
laboratorium dari zat pengotor. Air murni diperoleh dengan cara destilasi,
tujuan dari distilasi yaitu memperoleh cairan murni dari cairan yang telah
tercemari zat terlarut, atau bercampur dengan cairan lain yang berbeda titik
didihnya (Anggraeni, 2017)
Akuades merupakan pelarut yang jauh lebih baik dibandingkan hampir
semua cairan yang umum dijumpai. Senyawa yang segera melarut di dalam
akuades mencakup berbagai senyawa organik netral yang mempunyai gugus
fungsional polar seperti gula, alkohol, aldehida, dan keton. Kelarutannya
disebabkan oleh kecenderungan molekul akuades untuk membentuk ikatan
hidrogen dengan gugus hidroksil gula dan alkohol atau gugus karbonil
aldehida dan keton (Lehninger., 1982)
2.9 Methylen
Methylene merupakan senyawa yang memiliki gugus benzena
sehingga sulit untuk terurai secara alami. Methylene merupakan salah satu
senyawa pewarna biru yang larut di dalam air, bersifat kationik dan sering
dipergunakan dalam bidang kimia, biologi, ilmu pengobatan dan industri
pewarnaan. Methylene sering digunakan dalam praktikum sebagai pewarna.
2.10 Osmosis
Osmosis merupakan suatu peristiwa berpindahnya zat yang terkandung
dalam pelarut dari bagian yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke bagian
yang konsentrasinya lebih tinggi (hipertonik) dan melalui membran
semipermeabel. Membran semipermeabel merupakan selaput pemisah yang
hanya bisa dilewati air dan molekulnya. Membran ini harus bisa ditembus
oleh zat pelarut sehingga menyebabkan tekanan sepanjang membran tersebut.
Membran sel terikat oleh protein yang berada di luar permukaan maupun yang
menembus, dimana pernyataan tersebut merupakan hasil dari penemuan
tentang teori membran oleh S.J Jinger dengan G. Nicholson pada tahun 1972
yang dikenal sebagai dengan model mozaik fluid (Campbell et al., 2002)
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara
buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat
menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya perunit
luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membrane
permeable selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat
sebanding dengan tekanan turgor
2.11 Difusi
Dalam proses difusi, molekul-molekul zat bergerak atau berpindah dari daerah
dengan konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi antara dua larutan dikenal sebagai gradien konsentrasi. Dalam
difusi minimal, umumnya melibatkan dua zat, di mana salah satu zat memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan zat lainnya atau berada dalam
kondisi yang belum seimbang (Yudhi, 2019)
2.12 ]Air memegang peranan yang sangat penting di dalam sel dan jaringan
tumbuhan karena air
2.13 diperlukan dalam menunjang berbagai proses fisiologi di dalam sel dan
jaringan tumbuhan.
2.14 Tumbuhan menyerap air dalam jumlah besar melalui akar. Namun sebagian
besar air tersebut
2.15 (lebih kurang 97%) akan dilepaskan kembali dalam bentuk uap air melalui
transpirasi. Hanya
2.16 lebih kurang 2% saja yang digunakan dalam proses pertumbuhan serta 1%
saja yang terlibat
2.17 dalam proses metabolism, seperti fotosintesis, respirasi, dan lainnya.
Meskipun demikian,
2.18 lepasnya air ke udara melalui transpirasi tersebut turut berperan serta
menggerakkan berbagai
2.19 proses yang dibutuhkan tumbuhan (Hamim, 2007).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Metode Gravimetri
4. dibilas secara cepat irisan tersebut dengan air suling dan dikeringkan
dengan kertas tissue.
8. dibuat grafik dan plotkan persentase (%) perubahan berat pada ordinat
dan konsentrasi larutan sukrosa dalam molar (M) pada absis.
Ψs = −CiRT
Metode Chardakov
1. disiapkan 16 gelas piala (100 ml) yang bersih masing 2 gelas piala
diberi label dengan salah satu konsentrasi yang telah ditetapkan
2. 16 gelas piala kelompok pertama masing-masing diisi 50 ml larutan
sebagai berikut: 0 M, 0,01 M, 0,04 M, 0,08 M. 0,15 M, 0,30 M, 0,40
M. dan 0,50 M. molar (M) larutan sukrosa.
4. dibuat secara cepat 16 potongan umbi dari umbi kentang atau umbi
jalar yang sama dengan menggunakan cork borer yang berdiameter 1
cm. Panjang masing-masing potongan tersebut adalah 4 cm. Letakkan
ke dalam wadah tertutup.
11. Apabila larutan pengetes turun ke dasar tabung berarti larutan dari
tabung perlakuan menjadi lebih encer. Tetapi jika larutan pengetes
bergerak ke atas permukaan larutan di dalam tabung perlakuan berarti
larutan pada tabung menjadi lebih pekat dari larutan semula. Jika
larutan pengetes tidak menunjukkan gerakan ke arah bawah atau ke
arah atas namun hanya melayang di dalam larutan perlakuan, ini
menujukan bahwa larutan tersebut tidak mengalami perubahan selama
perendaman potongan atau ada keseimbangan antara larutan di dalam
tabung perlakuan dengan di dalam jaringan.
No Konsentrasi BW BK PB %PB
Sukrosa (g) (g)
1 0 6,62 6,48
8 3,81 2,19
0,50
Keterangan: BW = Berat Awal Jaringan Sebelum Inkubasi
(M)
8 0,50 Larutan pengetes jatuh kebawah dengan cepat dan menyentuh dasar tabung
Dalam praktikum ini, digunakan larutan sukrosa dengan konsentrasi 0 M, 0,01
M, 0,04 M, 0,08 M, 0,15 M, 0,30 M, 0,40 M, dan 0,50 M. Untuk melihat gerakan
larutan kontrol, maka larutan ditetesi dengan metilen blue, sebagai pewarna untuk
melihat pergerakan larutan saat ditetesi. Dari pengamatan yang dilakukan, larutan
sukrosa dengan konsentrasi 0 M saat ditetesi metilen blue maka bisa dilihat bahwa
larutan pengetes turun ke dasar tabung dan menyebar dengan cepat . Pada larutan
sukrosa dengan konsentrasi 0,01 M saat ditetesi methylen maka bisa dilihat bahwa
larutan pengetes turun ke dasar tabung dan menyebar. Pada larutan sukrosa dengan
konsentrasi 0,04 M saat ditetesi metilen blue maka bisa dilihat bahwa larutan
pengetes turun tetapi tidak langsung menyebar.
Hal ini menunjukkan bahwa potensial air pada larutan sukrosa dengan
konsentrasi 0 M lebih tinggi dibandingkan dengan aquades. Dengan demikian,
berdasarkan hasil pengamatan gerakan larutan kontrol menggunakan metode
Chardacov, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi sukrosa dalam
larutan, maka potensial airnya akan semakin rendah. yaitu gerakan larutan kontrol
akan cenderung menuju bagian dasar gelas atau permukaan pelarut dan menyebar.
Sedangkan, semakin rendah konsentrasi sukrosa dalam larutan, maka potensial airnya
akan semakin tinggi, yaitu gerakan larutan kontrol akan cenderung menuju
permukaan air secara cepat atau menuju bagian tengah larutan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Perubahan berat sampel untuk penentuan potensial air secara
gravimetri. Diketahui prinsip kerja metode gravimetri adalah melihat
perubahan massa dari jaringan kentang sebelum dan sesudah direndam
larutan sukrosa. Dari tabel 4.1 Semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa,
semakin besar perubahan berat yang terjadi pada kentang. Hal ini
menunjukkan bahwa larutan sukrosa dengan konsentrasi yang lebih tinggi
memiliki potensial air yang lebih rendah.
. Dari tabel 4.2 hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi sukrosa dalam larutan, maka potensial airnya akan
semakin rendah. yaitu gerakan larutan kontrol akan cenderung menuju
bagian dasar gelas atau permukaan pelarut dan menyebar. Sedangkan,
semakin rendah konsentrasi sukrosa dalam larutan, maka potensial airnya
akan semakin tinggi, yaitu gerakan larutan kontrol akan cenderung menuju
permukaan air secara cepat
5.2 Saran
Pada saat pengamatan setiap praktikan harus mengamati dengan serius
dan dilakukan dengan cepat dan tepat agar data yang didapatkan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Alti M., R. (2023). Kimia Dasar II (M. Sari (ed.); TEKNOLOGI., pertama). PT GLOBAL
EKSEKUTIF.
dkk, K. (2018). Karakterisasi Hasil Pengolahan Air Menggunakan Alat Destilasi. Jurnal
Chemurgy, 1(2), 34.
Dr.Ir. Hamim, M. (2012). Peranan Dan Fungsi Air Sebagai Penyusun Tubuh Tumbuhan.
Fatimah, S. (2009). Verifikasi metoda gravimetri untuk penentuan thorium. 03, 14–22.
Hamim. (2018).
Hamim. (2012). Peranan dan Fungsi Air sebagai Penyusun Tubuh Tumbuhan . In Modul 1.
Fisiologi Tumbuhan, 1(2), 1–70.
Putri, L. M. (2017). Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(2), , 147–153.
Ulfa, H. L. (2020). Uji Osmosis pada Kentang dan Wortel Menggunakan Larutan NaCl
Osmosis Test on Potatoes and Carrots Using A Solution of NaC. Jurnal Sainsma, 110 -
116.
Yahya. (2015). Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum Tuberosum Dan
Doucus Carota. Jurnal Biology Education, 4(1), , 197 dan 204–205. .
Yamaguchi. (1998).
Yudhi, D. N. (2019). Solusi Persamaan Difusi Pada Larutan Gula Dengan Metode Beda
Hingga. Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika Dan Terapannya, 8(3), 573–
578. .
LAMPIRAN
Gelas piala berukuran 100 ml berisi larutan Proses perendaman kentang dalam larutan sukrosa
sukrosa
Proses penetesan metilen blue kedalam Proses pengambilan kentang dari dalam larutan
larutan sukrosa sukrosa