Anda di halaman 1dari 4

LIST PERTANYAAN

1. Saat ini sudah ada varian virus omicron baru? Apa perbedaan dengan varian
sebelumnya, apakah lebih berbahaya? dan gejala nya seperti apa?
- Varian terbaru omicron yaitu varian BA.4 dan BA.5 yang ditemukan diIndonesia Awal juni
lalu, perbedaannya daya transmisi atau kecepatan penyebaran lebih cepat dibandingkan
dengan omicron sebelumnya, apakah berbahaya atau tidak? Klo dibandingkan omicron
sebelumnya tidak menyebbakan kesakitan atau lebih parah dibandingkan dengan varian
omicron sebelumnya

- Varian sub omicron yang terbaru yaitu varian BA.4 dan BA.5 awalnya ditemukan di Afrika
Selatan pada 12 Mei 2022, WHO sendiri mengkategorikan sebagai variant of concer(variant
yang diwaspadai, Adapun perbedaannya sebagai berikut :

- Pertama kali ditemukan di Indonesia 6 juni 2022. Ada 4 kasus subvarian baru BA.4 dan BA.5
pertama yang dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022. 4 kasus itu terdiri dari 1 orang positif
BA.4 seorang WNI dengan kondisi klinis tidak bergejala serta vaksinasi sudah dua kali.
- Sisanya 3 orang kasus positif BA.5. Kondisi klinis tiga orang itu antara lain dua orang tidak
bergejala dan satu orang gejala ringan dengan sakit tenggorokan dan badan pegal. Mereka
rata-rata sudah vaksin Booster bahkan sampai ada yang 4 kali divaksin COVID-19.

Sumber : https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220610/2440100/subvarian-baru-
omicron-ba-4-dan-ba-5-terdeteksi-di-indonesia-tingkat-kesakitan-rendah/ (diposting 10 Juni
2022)

2. Seberapa penting kita harus melakukan vaksin booster, apakah sistem imun kita
dengan 2 vaksin saja tidak sudah cukup?
- Berdasarkan pengamatan uji klinik dengan waktu yang lebih panjang menunjukkan bahwa
respons imun yang dihasilkan oleh vaksin COVID-19 akan menurun seiring waktu
dengan interval penurunan yang bervariasi tergantung dari jenis vaksinnya. Oleh karena
itu, diperlukan pemberian vaksinasi booster/dosis lanjutan untuk mempertahankan
imunogenisitas vaksin terhadap infeksi COVID-19. 
- Vaksinasi lengkap ditambah booster dapat memberikan perlindungan hingga 91% dari
kematian, atau risiko terburuk lainnya akibat COVID-19.
- Vaksinasi booster COVID-19 berhasil meningkatkan kadar antibody tubuh. Data survey
survei yang bulan Maret. Kadar antibodi rata-rata sebelum booster itu sekitar 400 titer.
Setelah dilakukan vaksinasi booster naik berkali kali lipat kadar antibodinya
- Jika diliat dari risiko kematian akibat COVID-19 masih cukup tinggi
-  Risiko kematian bagi non lansia tanpa komorbid yang telah mendapat booster adalah 0,49%,
sedangkan yang telah vaksinasi lengkap dua dosis 2,9%.
- Risiko kematian bagi lansia tanpa komorbid yang sudah mendapat booster yakni 7,5%.
sedangkan yang telah vaksinasi lengkap dua dosis 22,8%.

Sumber :

- https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220225/0939385/data-vaksinasi-booster-
dapat-memberikan-perlindungan-hingga-91-dari-risiko-terburuk-covid-19/ (diposting 25
februari 2022)
- https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220531/5340018/masyarakat-diminta-
segera-lakukan-booster-covid-19/ (posting 4 Juni 2022)
 

3. Untuk vaksin booster, kenapa berbeda? Ada yang tidak sama dengan vaksin primer ?
- Masing-masing dari jenis vaksin ini memiliki mekanisme untuk pemberiannya masing, baik
dari jumlah dosis, interval pemberian, hingga platform vaksin yang berbeda-beda, yakni
inactivated virus, berbasis RNA, viral-vector, dan sub-unit protein.
- Vaksin Homolog = platform vaksin yang sama
- Vaksin Heterolog = platform vaksin yang berbeda
- vaksin booster hanya akan diberikan separuh atau setengah dosis, Alasannya, dosis
separuh ini dapat mendorong peningkatan level antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari
vaksin boosterdosis penuh.
sumber :

- https://covid19.go.id/tentang-vaksin-covid19
- https://amari.itb.ac.id/vaksin-booster-gratis-untuk-seluruh-masyarakat-indonesia-kenapa-
hanya-setengah-dosis/

4. Apakah antibiotik efektif dalam mencegah dan mengobati covid 19?

- Tidak, antibiotik tidak bekerja melawan virus, hanya bakteri. Coronavirus baru (2019-nCoV)
adalah virus dan, oleh karena itu, antibiotik tidak boleh digunakan sebagai sarana pencegahan
atau pengobatan. Namun, jika Anda dirawat di rumah sakit untuk 2019-nCoV, Anda mungkin
menerima antibiotik karena koinfeksi bakteri mungkin terjadi. Azitromisin digunakan pada
gejala awal ringan sampai berat. Efek yang digunakan azitromisin untuk penangananan covid
yaitu : anti-inflamasi,
- Azitromisin merupakan antibakteri makrolida dan berdasarkan studi memiliki efek antivirus
dan imunomodulator.
- Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh The Lancet, tidak ada peningkatan yang
signifikan untuk pasien COVID-19 yang diobati dengan kombinasi hydroxychloroquine dan
azithromycin. Hasil uji coba menunjukkan pemberian azithromycin tidak memberikan
manfaat bagi pasien setelah penyakit berkembang dan pasien memerlukan rawat inap. Sejauh
ini azithromycin paling sering diresepkan sebagai pengobatan rawat jalan.
- Remdesivir
- Favipiravir

Sumber : https://kalbemed.com/article/show/300 (posting 27062022)

5. Apakah mungkin peningkatan covid yanga sekarang akan semakin memburuk seperti pada
kasus Covid delta

Anda mungkin juga menyukai