Anda di halaman 1dari 2

Kenapa Bukan Khilafah ?

Oleh : Yasir Muhammad Irsyad

Khilafah menurut ormas islam Internasional, yaitu sebuah tatanan kehidupan bernegara
yang diatur oleh islam. Tatanan ini berdasar tentunya pada sumber hukum Islam yaitu Al-Qur’an
dan Hadist. Dewasa ini, viral sekali pembahasan tentang khilafah yang dijadikan tujuan oleh
ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Mereka beranggapan bahwa untuk menjadikan negara
yang menerapkan syariat Islam secara kaafah (totalitas), dan mensejahterakan masyarakat adalah
dengan diberlakukan syariah Islam yang dipimpin oleh seorang Khalifah. Lalu bagaimana
kriteria khalifah yang mampu memimpin ? dan apakah tepat jika diterapkan pada kultur budaya
dan latar belakang yang dimiliki bangsa Indonesia itu sendiri ?
Indonesia memiliki beragam suku, budaya, ras, agama, serta adat istiadat yang tidak
mungkin dihilangkan dari karakter bangsa Indonesia. Keberagaman itulah yang menjadikan
kesadaran untuk dapat memahami perbedaan antar suku dengan suku lainnya, antar agama
dengan agama lainnya, dan antar adat istiadat satu dengan lainnya. Mampunya masyarakat
indonesia dari berbagai lapisan memahami arti penting kebersamaan ini terangkum dalam sebuah
semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang biasa dimaksud dengan berbeda-beda tetapi tetap satu
tujuan.
Menafikan perbedaan sebagai wujud cinta terhadap bangsa ini tanpa mengurangi
kesungguhan dalam menjalankan kepercayaan baik dalam konteks agama maupun adat istiadat.
Dengan pemahaman masyarakat yang demikian, maka akan terwujud ketentraman dan keamanan
dalam menjalankan setiap aktivitas baik individu maupun kelompok tertentu.
Sehingga, keadaan yang berjalan di masa lampau sampai sekarangpun tanpa menerapkan
konsep kekhilafahan, sudah mampu menciptakan suasana tentram dan aman. Namun, terkadang
ada segelintir orang ataupun kelompok masyarakat, kurang berkenan dengan konsep yang sudah
berjalan. Karena mereka merasa adanya kekurangan ataupun kecacatan dalam tatanan yang
berjalan lebih dari 70 tahun ini.
Konsep khilafah yang diusung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dirasa akan menyebabkan
benturan dalam masyarakat, karena pada dasarnya tatanan ini hanya mengacu dari sebuah agama
yaitu islam. Meskipun mayoritas penduduk di negara ini adalah islam. Namun, tidak etis rasanya
jika tanpa melibatkan agama - agama lain yang ada di Indonesia. Maka saya kira tepat, jika
pemerintah menganggap Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bertentangan dengan pancasila dan
mengancam keutuhan NKRI.
Konsep khilafah ini bertentangan dengan pancasila tepatnya sila ke 3, yaitu persatuan
Indonesia. Penafsirannya adalah bahwa indonesia sebagai negara yang kaya akan perbedaan
harus bersatu, tanpa mengedepankan kepentingan individu atau golongan. Kepentingan di sini
dimaksudkan dengan sebuah egoisme atau ketidakpedulian terhadap kelompok masyarakat yang
tidak sama ras, agama, adat istiadat serta budaya. Sehingga jika muatan sila ke 3 ini tidak ada,
maka tentu terjadinya perpecahan yang mengancam keutuhan NKRI.
Kemudian jika Indonesia terpecah, maka tidak akan ada lagi negara surga. Tidak ada lagi
negara dengan tanah subur yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, gugusan pegunungan
yang indah, hutan yang sangat luas, kekayaan alam yang berupa tambang alam. Dan tentunya
tidak ada lagi negara damai dengan keberagaman agama, ras, suku dan adat istiadatnya. Untuk
itu, kita patut bersyukur atas nikmat yang kita dapatkan terutama berupa nikmat di tempatkan
pada tempat yang aman dan damai seperti NKRI ini. Itulah alasan mengapa NKRI harus harga
mati, harus diperjuangkan, harus dirawat, dan harus dipertahankan.
Jadi, kenapa bukan khilafah ? ? ? Sruput kopi dulu stadz . . . ^_^

Anda mungkin juga menyukai