Hampir setiap hari kita dijumpai oleh iklan yang disajikan media massa, baik cetak
maupun elektronik. Seakan-akan upaya memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagian
besarnya dikondisikan oleh iklan. Iklan adalah salah satu dari banyak bentuk promosi
yang dikenal dan paling dibahas oleh masyarakat. Iklan juga menjadi sarana yang
sangat penting, khususnya pada sebuah perusahaan yang memproduksi barang atau
jasa yang ditujukan pada khlayak umum (Morissan, 2010 :17). Memang inilah peran
yang diemban oleh iklan, yakni sebagai kekuatan yang untuk menginformasikan
kepada konsumen. Di mana pun juga kita bisa dengan mudah menemukan iklan-iklan
dimana sebagai informasi, membeli sebuah produk dan benar-benar membutuhkan
produk tersebut.
Adapun kaitan dengan etika periklanan, bahwa iklan tidak terlepas begitu saja dengan
kaidah etika. Karena dengan etika berarti menjaga iklan yang beredar pada surat kabar
dalam norma yang berlaku dan telah ditentukan. Namun perlu diketahui, bila dengan
mudah menemukan iklan dimana-mana tapi apakah iklan tersebut sudah memenuhi
aturan yang ada?
Pengiklan juga perlu mengetahui etika periklanan seperti yang sudah terlampir dalam
Etika Pariwara Indonesia (EPI). Etika Pariwara Indonesia adalah pedoman dalam
periklanan mengenai tata cara dan tata krama di Indonesia. Dengan adanya aturan
pada pedoman Etika Pariwara Indonesia (EPI) diharapkan pada pembuat iklan ketika
memasang iklan terlebih dahulu memperhatikan pedoman yang sudah tersedia. Dalam
hal lainnya, masih ada yang melanggar aturan EPI. Contoh sebagai berikut :
Gambar 1. Iklan yang terpasang di tiang listrik (dok.pribadi)
1. Iklan yang terdapat pada gambar diatas telah melanggar EPI tentang Ketentuan
Tata Krama Media Luar Griya (Out Of Home Media) nomor 4.5.1 yang berbunyi
“Hanya dapat ditempatkan pada lokasi yang telah memperoleh izin dari pihak yang
berwenang”. Iklan tersebut telah melanggar EPI, karena penempatan di tiang listrik
yang tidak pada tempatnya. Lebih lagi, iklan yang penempatan di tiang listrik tidak
mendapat izin dari pihak yang berwenang.