BAB I
PENDAHULUAN
BAB III
PERCOBAAN
A. Alat Dan Bahan
1. Alat
Baskom
Wajan
Pisau
Timbangan
Talenan
2. Bahan
Pepaya 1 buah
Gula
Kapur sirih
Garam
B. Cara Kerja
a) Manisan Basah
Manisan basah dengan konsentrasi 25 %
1. Timbang buah pepaya 600 gram yang agak mengkal.
2. Buah pepaya agak mengkal dikupas, lalu dicuci.
3. Potong buah pepaya, bentuk persegi panjang.
4. Rendam potongan pepaya dalam larutan kapur selama 1 jam, larutan kapur yang digunakan
adalah larutan yang jernih saja.
5. Tiriskan dan rendam kembali dalam larutan garam selama 1 jam.
6. Kemudian buah dicuci untuk mengurangi rasa asin yang berlebihan.
7. Masukkan gula sebanyak 150 gram dalam wajan lalu tambahkan air secukupnya, untuk
pembuatan sirup gula.
8. Kemudian pepaya direndam dalam sirup gula, selama 1 hari.
Manisan basah dengan konsentrasi 50 %
1. Timbang buah pepaya 700 gram yang agak mengkal.
2. Buah pepaya agak mengkal dikupas, lalu dicuci.
3. Potong buah pepaya, bentuk persegi panjang.
4. Rendam potongan pepaya dalam larutan kapur selama 1 jam, larutan kapur yang digunakan
adalah larutan yang jernih saja.
5. Tiriskan dan rendam kembali dalam larutan garam selama 1 jam.
6. Kemudian buah dicuci untuk mengurangi rasa asin yang berlebihan.
7. Masukkan gula sebanyak 360 gram dalam wajan lalu tambahkan air secukupnya, untuk
pembuatan sirup gula.
8. Kemudian pepaya direndam dalam sirup gula, selama 1 hari.
b) Manisan Buah kering dengan gula pasir kasar
1. Timbang buah pepaya yang agak mengkal 1 kg/1000 gram
2. Buah pepaya agak mengkal dikupas, lalu dicuci.
3. Potong buah pepaya, bentuk persegi panjang.
4. Rendam potongan pepaya dalam larutan garam selama 1 jam
5. Tiriskan dan cuci dengan air panas
6. Tiriskan kembali, lalu masukkan gula sebanyak 400 gram dalam wajan, lalu tambahkan air
secukupnya.
7. Aduk sampai mengental di atas api sedang
8. Setelah mengental masukkan potongan pepaya dalam cairan gula, lalu aduk sampai gula benar-
benar tercampur.
9. Kemudian manisan pepaya diletakkan dalam wadah oven, lalu jemur dibawah sinar matahari
sampai manisan mengering.
-
Dicuci dan dipotong persegi
Cara kering:
Rendam dalam lauran garam, tiriskan kemudian cuci dengan air panas
Masukan gula pada wajan kemudian tambahkan air secukupnya dan
aduk sampai mengental
Setelah itu masukan potongan buah pepaya kedalam wajan dan
aduk hingga merata
Lalu letakan buah pepaya pada wadah dan lakukan penjemuran
2. Tabel Hasil Uji Organoleptik
Hasil Pengamatan
Jenis Uji Manisan basah Manisan Basah
Manisan Kering
(25 %) (50%)
Warna Orange Orange Orange
Aroma Aroma pepaya Aroma pepaya Aroma pepaya berkurang
Rasa Manis Manis Manis sekali
Tekstur Agak keras Agak keras Agak kenyal
B. Pembahasan
Manisan buah adalah produk buah-buahan yang diolah dengan menambahkan gula dalam
konsentrasi tinggi sehingga dapat mengawetkan buah-buahan tersebut. Manisan buah ada dua
jenis, yaitu manisan buah basah dan manisan buah kering. Manisan buah basah adalah manisan
buah yang masih mengandung air gula sedangkan manisan buah kering tidak mengandung air
gula lagi.
Pada praktikum yang dilakukan untuk pembuatan manisan buah digunakan dengan 2 cara
yaitu membuat dengan cara basah ( diberikan pelakuan 25 % dan produk 50 %) dan cara kering.
Manisan basah diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering
diperoleh bila manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah) dijemur sampai kering.
Pada pembuatan manisan buah ini pepaya merupakan merupakan bahan dasar yang
menjadi unsur pokok dalam pembuatan manisan basah dan kering. Pada praktikum yang
dilakukan, pepaya yang digunakan 1 buah utuh kemudian dibelah menjadi dua bagian untuk
pemisahan pembuatan manisan basah dan kering, buah pepaya yang digunakan agak
mengkal/tidak terlalu masak.
Dalam proses pembuatan manisan basah atau kering hal pertama yang dilakukan yaitu proses
pencucian buah kemudian dilakukan proses pengirisan proses, pengirisan ini bertujuan untuk
memperkecil bahan baku manisan sehingga mempercepat peresapan gula kedalam bahan baku
manisan dan membuat bentuk buah agar lebih menarik. Selanjutnya dilakukan proses
perendaman pada air kapur, pada proses perendaman ini bertujuan untuk memperkuat tekstur
bahan baku manisan. Selama perendaman terjadi reaksi antara kalsium dengan pektin yang
terdapat pada dinding sel jaringan bahan. Lamanya perendaman dapat berlangsng selama
beberapa jam sampai 1 jam. Selanjutnya di lakukan lagi perendaman pada larutan garam
konsentrasi kurang dari 10% selama 1 jam. Penggunaan larutan garam bertujuan untuk
mengurangi rasa pahit atau asam pada buah, mencegah terjadinya reaksi browning pada buah dan
untuk membunuh bakteri tertentu. Kemudian dicuci kembali untuk mengurangi rasa asin yang
berlebihan pada buah, dan proses yang terakhir adalah merendamkan buah pada larutan gula
yang telah dibuat, Prinsip dasar pembuatan manisan dari buah-buahan atau bagian tumbuh-
tumbuhan yaitu sebagai berikut, buah melalui proses penggulaan baik secara perendaman
maupun pelumuran dengan gula sehingga secara perlahan gula akan meresap, dengan demikian
kadar gula dalam jaringan buah cukup tinggi sehingga dapat mencegah pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk. Gula mutlak diperlukan untuk membuat manisan, gula berfungsi
sebagai pemanis dan pengawet, konsentrasi gula tidak kurang dari 65%. Prinsip dasar pemakaian
gula dalam pembuatan manisan buah adalah dalam bentuk larutan gula yang dibuat dengan
mencampurkan gula pasir dengan air dalam kadar tertentu.
Sedangkan pada proses pembuatan manisan dengan cara kering yang berbeda dengan
cara basah yaitu pada proses pembuatannya manisan kering tidak perlu direndam pada kapur
sirih. Tetapi pada pembuatan manisan kering ini penyiraman larutan gula dilakukan berkali-kali,
kemudian pada tahap akhir dilakukan proses penggeringan. Pengeringan yang dilakukan dengan
menggunakan panas alami yaitu dijemur dibawah sinar matahari. Selama pengeringan, manisan
dapat ditaburi gula pasir beberapa kali sampai merata. Lama pengeringan berkisar 1 hari.
Pada akhir peraktikum dapat menghasilkan manisan buah basah dan kering yang cukup
menarik, rasa dan warna,tekstur dan aromanya kelihatan sermpurna, akan tetapi pada tekstur
manisan buah kering agak kenyal, seharusnya pada manisan kering harus benar-benar kering
secara sempurna. penyebab yang membuat manisan kering tidak kering secara baik disebabkan
oleh pada saat proses pengeringanya tidak sempurna. dilihat dari proses pengeringnya
menggunakan sinar matahrari, penggunaan sinar matahari memang baik tetapi pada saat
pengeringan yang dilakukan cuaca tidak terlalu panas sehingga membuat manisan yang
Oleh
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
1. I. PENDAHULUAN
2. A. Latar Belakang
Pepaya (Carica papaya L) berasal dari keluarga Caricaceae. Pepaya banyak dibudiyakan oleh
masyarakat baik sebagai hobi ataupun usaha komersil. Hal ini karena pepaya memiliki kelebihan
diantaranya dapat dibudidayakan dipekarangan atau kebun, cepat berbuah dan mampu berbuah
lebat, rasanya manis, tumbuh tanpa perawatan yang rumit dan kandungan gizi yang cukup
banyak. Buah pepaya tergolong buah yang populer dan digemari oleh hampir seluruh penduduk
penghuni bumi. Daging buahnya lunak dengan warna merah dan kuning, rasanya manis dan
menyegarkan karena mengandung banyak air. Nilai gizi buah pepaya cukup tinggi karena
mengandung banyak provitamin A, vitamin C, dan kalsium. Buah-buahan mempunyai arti
penting sebagai sumber vitamin, mineral dan zat-zat lain dalam menunjang kecukupan gizi,
tetapi buah-buahan segar termasuk komoditi yang tidak tahan lama. Daya tahan buah-buahan
tergantung pada jenis buah dan perlakuan lepas panen yang diberikan. Pengolahan buah-buahan
penting dilakukan karena sifatnya yang mudah rusak dan musiman sehingga perlu dilakukan
pengawetan untuk memperpanjang masa simpan. Dewasa ini pemanfaatan buah pepaya dalam
usaha pengawetan dengan cara mengubahnya menjadi produk yang lebih awet seperti manisan,
buah dalam sirup, selai, dan sebagainya.
Manisan merupakan salah satu jenis pengolahan yang dapat digunakan untuk memperpanjang
daya simpan buah pepaya. Selain itu, manisan merupakan salah satu bentuk diversifikasi
pengolahan pangan tradisional di Indonesia. Manisan buah dapat dibedakan menjadi dua, yakni
manisan basah dan manisan kering. Melihat potensi buah pepaya yang cukup besar di Indonesia,
maka terdapat peluang yang cukup besar untuk memproduksi produk ini. Di pasaran produksi
manisan pepaya masih dilakukan dalam skala rumah tangga dan belum ada teknologi khusus
yang digunakan. Melihat keadaan pasar tersebut, maka kami melakukan inovasi terhadap
teknologi yang digunakan dan bentuk dari produk. Teknologi yang digunakan dalam produksi
manisan pepaya kering ini adalah blanching yang bertujuan untuk mempertahankan warna dan
keawetan manisan. Dengan beberapa keunggulan dan inovasi tersebut, maka produk manisan
pepaya kering ini dirasa mempunyai peluang yang cukup baik di pasaran.
1. B. Tujuan
Tujuan dari produksi manisan pepaya kering ini adalah untuk menambah diversifikasi
pengolahan produk pangan dengan inovasi teknologi dan bentuk produk yang baru atau belum
umum ada dimasyarakat. Selain itu pembuatan manisan pepaya kering ini dilakukan untuk
mengetahui mutu organoleptik produk tersebut.
1. C. Manfaat
Hasil penelitian tentang pembuatan manisan pepaya kering ini diharapkan dapat diperoleh cara
yang terbaik sehingga didapatkan manisan pepaya kering yang bernilai ekonomis, mempunyai
gizi tinggi, layak dikonsumsi, aman, disukai konsumen dan tahan lama.
2.1 Pepaya
Papaya merupakan tanaman herba. Batangnya berongga, biasanya tidak bercabang, dan
tingginya dapat mencapai 10 m. daunnya merupakan daun tunggal, berukuran besar, dan
bercangap. Tangkai daun panjang dan berongga. Bunganya terdiri dari tiga jenis, yaitu bunga
jantan, bunga betina, dan bunga sempurna. Bentuk buah bulat sampai lonjong. Batang, daun, dan
buahnya mengandung getah yang memiliki daya enzimatis, yaitu dapat memecah protein.
Pertumbuhan tanaman papaya termasuk cepat karena antara 10-12 bulan setelah ditanam
buahnya telah dapat dipanen (Kalie, 2008).
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dycotyledoneae
Ordo : Caricales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Klasifikasi tanaman pepaya termasuk dalam famili Caricaceae. Famili ini memiliki empat genus
yaitu Carica, Jarilla, Jacaranta dan Cylicomorpha. Ketiga genus pertama merupakan tanaman asli
Amerika Tropis, sedangkan genus keempat merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Genus
Carica memiliki 24 spesies, salah satu diantaranya adalah pepaya. Tanaman dari genus Carica
banyak diusahakan petani karena buahnya enak dimakan (Kalie, 2008).
Buah pepaya baik yang masih dalam kondisi mentah/muda (biasa difungsikan sebagai bahan
sayuran) maupun yang secara fisiologis sudah matang, masing-masing memiliki kandungan
unsur gizi dan kalori yang cukup dapat diandalkan. Adapun gizi dan beberapa unsur penting lain
yang terkandung di dalam pepaya adalah sebagai berikut (Suprapti, 2005):
Kadar/100 g Bahan
No. Unsur Gizi
Pepaya Mentah Pepaya Matang
1. Energi (kal) 26 46
5. Kalsium (mg) 50 23
6. Fosfor (mg) 16 12
Tanaman pepaya mengandung unsur-unsur yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan. Adapun
manfaatnya secara resmi dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut (Suprapti, 2005):
1. Akar
Akar pepaya sering dimanfaatkan sebagai obat cacing, ginjal, kandung kemih, sakit persediaan,
dan pegal-pegal.
1. Batang
Bagian dalam batang pepaya sering digunakan sebagai makanan ternak, terutama kuda penarik.
1. Daun
Air perasan daun pepaya muda dapat digunakan sebagai obat malaria, kejang perut, beri-beri dan
sakit panas.
1. Bunga
Air rebusan bunga pepaya jantan berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan, membersihkan
darah, dan obat sakit kuning.
1. Buah Muda
1. Buah Matang
Kandungan vitamin A dan C dalam buah pepaya sangat mendukung proses pertumbuhan badan,
menjaga kesehatan selaput lendir pada alat-alat pernapasan, menghindari penyakit rabun ayam,
memelihara kekokohan sel-sel tubuh, melawan infeksi, dan mencegah penyakit sariawan.
1. Biji
Manisan merupakan salah satu bentuk pangan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat.
Rasanya yang manis bercampur rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati dalam berbagai
kesempatan. Manisan merupakan salah satu produk yang mengandung kadar gula tinggi. Dengan
kadar gula tinggi ini, produk manisan dapat disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Pembuatan manisan juga merupakan salah satu alternatif memperpanjang daya simpan bahan
pangan (Fachruddin, 1998).
Manisan buah pada umumnya dibedakan menjadi manisan buah basah dan manisan buah kering.
Perbedaan kedua macam manisan tersebut terletak pada cara pembuatannya, daya awetnya, dan
penampakannya. Manisan kering adalah manisan yang setelah direndam air gula pekat yang
dikeringkan di bawah sinar matahari atau menggunakan oven pengering (Fachruddin, 1998).
Manisan buah basah dinilai lebih menarik daripada manisan buah kering. Manisan buah basah
tampil seperti buah aslinya, segar, dan tidak berubah warna. Manisan buah ini dikemas dalam
stoples atau botol-botol besar dan tetap direndam dalam air gula. Selain itu bias juga dikemas
dalam plastic polietilen dengan sedikit atau tanpa air rendaman (Muaris, 2003).
Ide pembuatan produk manisan pepaya kering ini merujuk pada hasil penelitian yang
dilaksanakan untuk pembinaan masyarakat sebuah desa dalam memanfaatkan buah pepaya agar
bernilai tambah lebih tinggi. Produk manisan kering pepaya memang telah ada di pasaran,
namun demikian jumlahnya masih terbatas dalam skala rumah tangga dan belum ada hak paten
resmi untuk produk ini. Ide pembuatan produk ini didukung dengan potensi bahan baku yang
melimpah dengan harga murah dan kebutuhan konsumen akan produk makanan yang kaya akan
kandungan gizi.
Strategi yang dipilih dalam ide pembuatan manisan pepaya kering ini adalah pengembangan
produk yang ada, yakni melalui modifikasi. Modifikasi dalam strategi pengembangan produk ini
adalah pada tampilan atau appearence, bentuk dan teknologi yang digunakan. Strategi
pengembangan produk merupakan hal yang sangat penting karena nantinya akan berpengaruh
terhadap product life cycle. Untuk mengetahui strategi yang sesuai harus diperhatikan peluang
pertumbuhannya, perlindungan untuk inovasi, ukuran pasar, kompetisi, sistem distribusi dan
rekomendasi.
Produk berupa manisan pepaya kering (dried papayas’s sweets) ini merupakan salah satu bentuk
diversifikasi pangan tradisional yang berbahan baku buah pepaya. Buah pepaya merupakan buah
yang memiliki potensi jumlah produksi cukup besar di Indonesia. Harga buah pepaya yang
cukup murah apabila dijual dalam bentuk buah mentah mempunyai nilai ekonomi yang lebih
rendah apabila dibandingkan dengan menjual hasil olahan buah pepaya tersebut. Manisan pepaya
kering merupakan produk makanan yang dapat dikategorikan ke dalam bentuk camilan. Produk
makanan ini awalnya telah diproduksi dalam skala rumah tangga dengan cara pengolahan yang
tradisional. Melihat keadaan tersebut maka muncullah ide pengembangan produk untuk
memodifikasi pembuatan manisan pepaya kering tersebut. Manisan pepaya kering merupakan
produk makanan yang mempunyai nilai kandungan gizi yang baik. Salah satu manfaat dari
produk tersebut adalah mempunyai kandungan vitamin A yang tinggi untuk kesehatan mata.
Selain itu, produk manisan kering juga dapat melancarkan pencernaan. Produk manisan pepaya
kering ini mempunyai bentuk yang unik yakni berupa bulan, bintang dan bebek. Bentuk yang
unik tersebut mempunyai ukuran rata-rata (3,5 x 4) cm. Pada bagian luarnya terdapat taburan
gula yang menyelimuti manisan tersebut, sehingga inilah salah satu hal yang membedakannya
dengan produk manisan pepaya yang sudah ada. Produk pepaya kering ini dapat dikonsumsi oleh
masyarakat usia 5 – 55 tahun. Jenis kemasan yang digunakan adalah kertas karton dengan inner
berupa kemasan plastik.
Product life cycle (PLC) atau siklus hidup produk merupakan konsep yang penting dalam
pengembangan produk dan pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam
mengenai dinamika bersaing suatu produk hasil pengembangan. Siklus hidup produk manisan
pepaya kering ini terdiri dari lima tahapan, yakni tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap
kedewasaan dan tahap penurunan. Hal ini didasarkan pada teori-teori terdahulu yang sudah ada.
Siklus hidup produk erat kaitannya dengan strategi pengembangan produk yang digunakan,
karena nantinya akan berpengaruh pada aspek pemasaraannya.
Konsumen sasaran untuk manisan pepaya kering (dried papaya’s sweets) ini adalah masyarakat
usia 5 – 55 tahun. Sasaran pasar ini diambil berdasarkan pertimbangan kemungkinan-
kemungkinan yang mungkin akan muncul ketika produk ini dikonsumsi oleh balita ataupun
lansia. Balita yang mengkonsumsi produk ini ditakutkan akan mengalami diare, sedangkan
apabila dikonsumsi oleh lansia maka dapat menyebabkan peningkatan gula darah dalam tubuh.
Produk manisan pepaya kering ini juga membidik konsumen sasaran yang merupakan orang-
orang yang sedang menjalani program diet. Produk ini selain mempunyai kandungan nilai gizi
yang cukup tinggi juga dapat memperlancar pencernaan. Kandungan gula yang terdapat pada
manisan pepaya kering ini tidak perlu dikhawatirkan, karena telah diimbangi dengan serat dan
kandungan gizi yang tinggi di dalamnya.
Teknologi pengolahan merupakan salah satu hal yang penting dalam pengembangan suatu
produk. Teknologi pengolahan yang efektif dan efisien dapat mengurangi biaya produksi
sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Teknologi pengolahan juga merupakan aspek
penting yang mempengaruhi kualitas atau mutu suatu produk. Pada pembuatan manisan pepaya
kering ini teknologi yang digunakan adalah pengeringan dengan menggunakan oven. Sejauh ini
pembuatan manisan kering yang ada di masyarakat masih melalui cara pengeringan tradisional,
yakni menggunakan bantuan sinar matahari.
Pengeringan menggunakan sinar matahari memakan waktu yang cukup lama dan kurang higienis
apabila dibandingkan dengan pengeringan menggunakan oven. Selain itu suhu pengeringan
dengan sinar matahari tidak dapat dikontrol, sehingga panas yang diberikan sesuai dengan cuaca
yang ada, hal ini berpengaruh terhadap lama waktu pengeringan. Dalam proses pengeringan,
suhu pengeringan memegang peranan yang sangat penting. Jika suhu pengeringan terlalu tinggi
akan mengakibatkan penurunan nilai gizi dan perubahan warna produk yang dikeringkan.
Sedangkan apabila suhu yang digunakan terlalu rendah, maka produk yang dihasilkan basah dan
lengket serta berbau busuk sehingga memerlukan waktu yang terlalu lama. Pada pembuatan
manisan pepaya kering ini, sebelum dilakukan proses pengeringan dilakukan perlakuan
pendahuluan, yanki blanching yang bertujuan untuk menjaga mutu produk, dengan cara
menonaktifkan enzim alami yang terdapat pada bahan pangan. Enzim tersebut di nonaktifkan
karena dapat mengganggu kualitas pangan saat dilakukan proses pengolahan selanjutnya. Berikut
adalah daftar alat dan mesin yang digunakan dalam proses pembuatan manisan kering pepaya.
Keunggulan produk merupakan salah satu hal yang harus dimiliki sebuah produk agar produk
tersebut dapat diterima dan laku di pasaran. Keunggulan produk manisan pepaya kering ini
diantaranya adalah:
Ø Hingga saat ini belum ada produk manisan buah pepaya kering di pasaran.
Ø Potensi sumber bahan baku besar dengan harga yang relatif murah.
Ø Manisan kering buah pepaya jauh lebih tahan lama dalam penyimpanan dibanding
manisan basah.
Ø Bentuk manisan yang unik dan belum ada di pasaran.
Ø Cara mengkonsumsinya yang praktis dan mudah untuk dibawa.
Ø Kandungan nilai gizi yang tinggi dan dapat memperlancar proses pencernaan.
Ø Tidak menggunakan bahan pengawet dan pewarna makanan.
Produk manisan kering pepaya merupakan sebuah produk yang praktis, enak, bernilai gizi tinggi
dan dapat membantu memperlancar proses pencernaan. Produk makanan ini dapat dikonsumsi
secara langsung tanpa harus melakukan pengolahan lebih lanjut lagi. Produk ini dapat
dikonsumsi setiap hari sebagai salah satu sumber nutrisi bagi tubuh dan dapat memperlancar
proses pencernaan. Manisan kering pepaya bukan merupakan produk sekali habis, jadi setelah
kemasan dibuka masih dapat dikonsumsi untuk hari berikutnya.
Tema produk yang dibuat adalah manisan buah. Manisan buah ini adalah manisan buah kering
dari bahan baku berupa buah pepaya mengkal. Merk dari produk ini adalah Dried Papaya’s
Sweets. Produk ini mengambil tema bentuk-bentuk yang unik seperti bulan, bintang, dan bebek
yang belum ada di pasaran. Hal ini bertujuan untuk menarik pasar khususnya anak kecil dengan
bentuk-bentuk yang unik tersebut.
Bahan baku yang digunakan adalah berupa pepaya mengkal sejumlah 2 kg. Berat pepaya 2 kg
tersebut adalah setelah dikupas dan dicetak. Air yang digunakan dalam proses perendaman
dengan kapur sirih, larutan gula dan proses blanching adalah sama, yakni sebanyak 2 liter. Gula
pasir digunakan sebagai larutan gula dan taburan pada bagian luar manisan, sehingga 1 kg
digunakan untuk membuat larutan gula dan 0,5 kg untuk taburan pada bagian luar. Perendaman
dengan larutan gula selama 24 jam bertujuan untuk mengawetkan manisan pepaya tersebut.
Kapur sirih yang digunakan adalah sebesar 6 gram. Larutan kapur sirih digunakan untuk
merendam pepaya selama kurang lebih satu jam untuk memperkuat jaringan buah. Jeruk nipis
digunakan sebagai penambahan asam sitrat alami saat pemasakan selesai. Hal ini berfungsi untuk
menurunkan pH menjadi 3,8 – 4,4. Pada kondisi asam, akan menghambat pertumbuhan mikroba.
Jeruk nipis yang digunakan adalah sebanyak dua biji. Proses pembuatan manisan dilakukan
melalui dua kali proses karena adanya keterbatasan peralatan. Sehingga OPC yang dibuat adalah
berdasarkan ukuran tiap kali proses, yakni dengan bahan baku sebesar 1 kg.
Pengujian kadar air dilakukan untuk mengetahui kandungan air pada produk manisan kering
pepaya. Standar kadar air merupakan salah satu parameter kritis yang harus diperhatikan, karena
mempengaruhi daya simpan produk. Adanya air dalam bahan pangan merupakan media yang
baik bagi pertumbuhan mikroorganisme terutama untuk produk kering adalah tumbuhnya kapang
dan khamir. Kadar air manisan ini dipengaruhi pada saat pengeringan. Waktu yang diperlukan
dalam proses pengeringan dipengaruhi oleh struktur bahan, dan distribusi aliran udara, suhu,
kelembaban serta kecepatan udara. Kadar air bahan dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
= x 100%
= 56,13 %
Dari hasil perhitungan di atas maka di dapatkan hasil kadar air produk sebesar 56,13%.
Berdasarkan standar mutu manisan kering buah-buahan (SII No. 0718-83 dalam Fitriani, 2008),
kadar air manisan kering maksimum 25%. Hasil ini berarti masih terlalu tinggi untuk kadar air
yang ada pada manisan buah kering. Oleh sebab itu pada proses pembuatan selanjutnya lama
waktu pengeringan harus lebih lama lagi. Pada pengeringan secara tradisional menggunakan
matahari lama waktu yang dibutuhkan adalah selama tiga hari, sehingga setidaknya untuk
pengeringan menggunakan oven memerlukan waktu selama 1-2 hari. Tinggi rendahnya kadar air
suatu bahan sa-ngat ditentukan oleh air terikat dan air bebas yang terdapat dalam bahan. Air
terikat ini membutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk menguapkannya daripada air bebas yang
membutuhkan suhu yang relatif rendah untuk menguapkannya, sehingga bahan yang memiliki
air terikat yang lebih banyak cenderung memiliki kadar air lebih tinggi.
Uji organoleptik yang dilakukan adalah uji kesukaan terhadap warna, aroma, rasa, bentuk dan
tekstur berdasarkan tingkat kesukaan konsumen. Pengujian organoleptik dilakukan kepada
panelis tidak terlatih yang berjumlah 15 orang. Setiap panelis memberikan penilaian berdasarkan
rentang nilai sangat tidak suka sampai sangat suka. Rentang penilaian tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
Penerimaan Nilai
Sangat tidak suka 1
Tidak suka 2
Biasa 3
Suka 4
Sangat suka 5
i.
i. Desain Produk
Bintang : (3 x 3) cm
Bulan : (4 x 2,2) cm
Bebek : (4 x 3,5) cm
Ukuran tebal untuk ketiga bentuk cetakan adalah sama, yakni 1,5 cm.
Produk manisan kering pepaya belum ada yang dijual di masyarakat, namun telah ada yang
memproduksi dalam lingkungan rumah tangga yang dilakukan secara tradisional. Berikut adalah
salah satu contoh manisan kering pepaya yang dibuat dalam lingkup rumah tangga. Bentuknya
masih biasa dan tekstur luarnya kasar.
k. Analisis Produk
Ø Pemasaran
Pemasaran terhadap produk manisan kering pepaya ini akan meliputi usaha untuk menjembatani
interaksi antara perusahaan dan pelanggan, memfasilitasi proses identifikasi peluang produk,
pendefinisian segmen pasar, identifikasi kebutuhan pelanggan, merancang peluncuran produk
dan promosi produk. Salah satu usaha dalam pemasaran produk manisan kering pepaya ini
adalah menggunakan media online untuk promosi dan melakukan pemesanan.
Ø Perancangan
Perancangan dalam pembuatan produk manisan kering pepaya ini akan meliputi beberapa hal.
Ruang lingkup perancangan tersebut diantaranya adalah pendefinisian bentuk fisik produk agar
dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, desain engineering (mekanik, elektrik, software, dll)
serta desain industri yang meliputi estetika, ergonomi, dll.
Ø Manufaktur
Pada pembuatan produk manisan kering pepaya ini manufaktur bertanggung jawab untuk
merancang dan mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi tersebut. Fungsi
manufaktur secara luas adalah mencakup pembelian, distribusi dan instalasi (supply chain).
Dengan manufaktur yang baik maka proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan biaya
dapat diminimasi untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan.
1. IV. KESIMPULAN
Produk manisan kering pepaya merupakan sebuah ide pengembangan produk yang merujuk pada
sebuah jurnal penelitian tentang pembuatan manisan kering pepaya pada sebuah desa binaan.
Produk ini belum ada di pasaran namun sudah pernah dibuat dalam lingkup rumah tangga
dengan cara tradisional. Modifikasi yang dilakukan pada pembuatan manisan kering pepaya
tersebut adalah pada bentuk yang unik dan teknologi yang digunakan. Pembuatan manisan
kering pepaya tersebut menggunakan teknologi pengeringan modern, yakni menggunakan oven
sehingga waktu pengeringan akan lebih cepat jika dibandingkan dengan pengeringan secara
tradisional menggunakan sinar matahari. Hasil dari pengujian kadar air produk didapatkan nilai
kadar air sebesar 56,13%. Nilai kadar air tersebut masih jauh dari standar SNI yakni maksimal
25%. Hal ini menjadi dasar untuk pembuatan produk selanjutnya dalam penambahan jumlah
waktu pengeringan sehingga didapatkan nilai sesuai standar mutu manisan buah kering. Tiga hal
penting yang terdapat dalam fungsi utama perusahaan yang harus diperhatikan adalah
pemasaran, perancangan dan manufaktur. Produk manisan yang telah jadi tersebut selanjutnya
dilakukan uji organoleptik melalui 15 panelis untuk penilaian warna, aroma, rasa, bentuk dan
tekstur.
DAFTAR PUSTAKA
Suprapti, Lies M. 2005. Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkal. Kanisius. Yogyakarta.
Fachruddin, Lisdiana. 1998. Membuat Aneka Manisan. Kanisius. Yogyakarta.
Setelah dingin, manisan pepaya dimasukkan ke dalam kantong plastik dan ditutup rapat-
rapat.
Manisan pepaya sudah siap dipasarkan.
Makalah
Achmad Musaddad
612010108003
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membuka usaha memang menjadi impian banyak orang, sebab banyak sekali keuntungan yang
bisa kita dapatkan dari situ. Selain bisa menjadi bos dari diri sendiri, jam kerja bisa diatur dengan
fleksibel juga potensi penghasilan yang bisa lebih besar dibandingkan bekerja sebagai karyawan. Selain
itu dengan membuka usaha sendiri kita tidak hanya membantu diri kita tetapi juga membantu orang lain
dengan memberi kesempatan mereka bekerja pada usaha kita. Karena itu saya turut mendukung niat
Adapun bidang usaha yang penulis minati adalah memproduksi manisan cabe (SANBE). Banyak
jenis cabe yang ada di sekeliling kita, ada cabe rawit, cabe merah besar, cabe merah keriting dan ada
juga paprika yang bentuknya lucu dengan warna yang menarik. Cabe memiliki rasa dan aroma yang
sangat khas yaitu pedas, ini yang biasanya membuat kita jadi ketagihan ya.
Cabe yang ada di Indonesia dulunya berasal dari Amerika Tengah. Tanaman Cabe dapat ditanam di
berbagai macam lahan, seperti di sawah, ladang, pinggir laut ataupun di pegunungan , pada musim
Hampir seluruh masyarakat Indonesia membutuhkan cabe karena digunakan untuk penambah
Menurut para ahli , cabe merah kaya akan gizi sebab mengandung vitamin C dan beta karoten
yang merupakan provitamin A. Jumlah kandungan vitamin C pada cabe mengalahkan buah-buahan segar
seperti mangga , nanas, pepaya ataupun semangka. Kandungan vitamin C pada cabe antara 50-180
mg/100 gr.
Berdasarkan data dari Direktorat Gizi Depkes tahun 1977, kandungan kimia cabe merah besar per
100 gramnya adalah : Energi 31 kal, Protein 1 gr, Lemak 0,3 gr, Karbohidrat 7,3 gr, Kalsium 29 mgr,
Rasa pedas pada cabe berasal dari senyawa kapsaisin yang terkandung dalam cabe. Senyawa
kapsaisin ini tersimpan dalam urat putih yang merupakan tempat melekatnya biji cabe. Oleh karena itu
untuk mengurangi rasa pedas biasanya biji cabe dibuang beserta uratnya. Padahal sebenarnya senyawa
Senyawa kapsaisin selain menyebabkan rasa pedas pada cabe ternyata juga berkhasiat untuk
menambah nafsu makan . Hal ini disebabkan kapsaisin cabe bersifat stomakik yaitu dapat meningkatkan
nafsu makan. Orang yang sudah terbiasa makan cabe akan berkurang nafsu makannya jika tidak ada
Senyawa kapsaisin juga mampu merangsang produksi hormon endorfin sehingga bisa
membangkitkan sensasi kenikmatan. Menurut para ahli hormon endorfin berperan dalam mengurangi
rasa sakit. Hal ini terbukti dengan banyaknya orang yang mengalami gejala sakit kepala akan segera
sembuh setelah mengkonsumsi sesuatu yang rasanya pedas. Sebab rasa pedas yang ditimbulkan oleh
kapsaisin dapat menghalangi aktivitas otak ketika menerima sinyal rasa sakit dari pusat sistem saraf.
Terhambatnya perjalanan sinyal ini akan mengurangi rasa sakit yang diderita seseorang.
Senyawa kapsaisin juga berkhasiat untuk mengencerkan lendir sehingga membantu melonggarkan
penyumbatan pada tenggorokan dan hidung. Rasa pedas pada cabe dapat meringankan orang yang
mengidap penyakit hidung dan tenggorokan seperti batuk, pilek bahkan sinusitis.
Cabe juga dapat mencegah penyakit stroke dan jantung koroner karena kapsaisin bersifat anti
koagulan yang bekerja untuk menjaga darah tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada
pembuluh darah.
Manfaat lainnya adalah dapat menghilangkan pegal linu karena rematik, antiradang juga untuk
PEMBAHASAN
Peluang pasar dapat dianalisis melalui pendekatan permintaan dan penawaran. Pendekatan
permintaan menekankan pada kebutuhan manusia yang sampai sekarang belum sepenuhnya terpenuhi
atau kemungkinan sudah terpenuhi namun kurang memuaskan. Sedangkan, pendekatan penawaran
berawal dari kemampuan wirausaha dalam membuat suatu produk/barang, memberikan pelayanan jasa
atau gabungan dari keduanya. Dari sini barulah mulai mencari, adakah pasarnya atau orang-orang yang
membutuhkannya.
Langkah-langkah untuk menentukan ada atau tidak adanya peluang pasar adalah :
a) Mengamati kebutuhan apa yang paling banyak diperlukan oleh masyarakat sekitarnya.
b) Kapan saja konsumen membutuhkan produk, apakah setiap saat atau sering dibutuhkan, kadang-kadang
c) Perhatikan karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin, umur, pekerjaan maupun pendidikan.
Karakteristik ini sangat penting untuk menentukan jenis barang apa yang paling cocok dengan
kebutuhan konsumen.
d) Bagaimana daya beli (kemampuan bayar) konsumen, apakah termasuk konsumen yang mempunyai
e) Perhatikan apakah di pasar ada pesaing atau tidak. Apabila ada pesaing, peluang pasar apa yang belum
digarap oleh pesaing. Bagi usaha baru dan kecil lebih baik menggarap niche market.
Produksi bisnis ini adalah Manisan yang berbahan dasar cabe, ini menjadi ide menarik ketika
manisan itu identik dengan bahan dasar yang manis atau asam, namun seperti namanya, manisan cabe
Adapun sasarn pasar produk ini adalah toko-toko dipasar tradisional, supermarket dan toko-toko
diperkotaan maupu pedesaan. Usaha ini juga menerima pesanan produk dari pelanggan.
Mengenai persaingan dalam pasar, manisan cabe ini merupakan ide inovasi fisik manisan yang
mana kebanyakan manisan tersebut dibuat dari bahan yang manis atau masam, dengan keunikan
produk manisan dengan berdasarkan bahan yang berasa pedas, maka dapat diperkirakan keunikan ini
akan menarik keinginan konsumen untuk membelinya, namun disisi lain, penyediaan kualitas dan
controlling produk jugadilaksanakan untuk terus menerus mendapatkan kepercayaan dan kesetiaan dari
Aspek Hukum merupakan aspek yang cukup menentukan dan menjamin akan kelangsungan
suatu kegiatan usaha. Oleh karena itu, aspek ini tidak dapat diabaikan. Karena aspek Hukum merupakan
legalitas kelangsungan usaha, sedangkan usaha yang sedang berproduksi akan segera terhenti begitu
saja atau terhenti perlahan manakala produk yang dihasilkan tidak memiliki jaminan pasar.
Jenis badan hukum yang dipilih dalam usaha ini adalah perusahaan perseorangan. Dengan proses
Dokumen yg diperlukan :
Awal dari perencanaan Usaha adalah dimana kita mencari modal, dalam usaha ini sendiri adalah
milik sendiri, modal awalnya adalah 3.000.000,-. Yang didapatkan dari pihak asing atau meminjam dari
bank 100% dengan bunga 20%, memang kelihatannya pesemis, karena semua modal murni didapat dari
eksternal dan dengan bunga yang lumayan besar, namun rencana operasi, dan pemasarannya akan
perlengkapan, seperti halnya usaha lain usaha ini memiliki perencanaan baik dari segi, SDM, pemasaran,
2. Perlengkapan :
Dengan perincian diatas dapat dihitung perkiraan pendapatan bisnis ini dalam jangka waktu 1
tahun, Usaha kecil ini tidaklah memerlukan perincian yang rumit, oleh karena itu akan lebih jelas
tergambarkan pendapatan dalam jangka waktu 1 tahun dengan pebukuan sebagai berikut :
Jurnal Umum
No Keterangan Debit Kredit
1. - Kas Rp 3.000.000,-
- Modal Rp 3.000.000,-
2. - Peralatan Rp 1.200.000,-
- Kas Rp 1.200.000,-
harga Rp.7.000,- yang sedang Rp. 12.000.- dan yang besar Rp. 20.000,-. Asumsi penjualan produk
manisan Cabe :
Pendapatan
Biaya- Biaya
Jumlah Biaya
Bunga 20%
Laba Bersih
Rp. 19.500.000,-
Rp. 10.980.000,-
Rp. 2.196.000,-
Rp. 8.784.000,-
Usaha ini didirikan dikawasan pedesaan di dekat kebun Cabe, gedung perusahaan ini adalah milik
sendiri yaitu di rumah sendiri yang kebetulan memiliki ruangan yang cukup besar dan cocok dijadikan
lahan produksi, jadi tidak ada penyewaan gedung dan sewa tanahnya, hal ini juga sangat mempengaruhi
keuntungan yang didapat, karena salahsatu biaya nisa ditekan., karena latar belakang usaha ini adalah
membuat dan menjual manisan cabe. maka proses pengambilan bahan bakunya membeli langsung dari
petani Cabe.
Bisnis ini adalah milik sendiri, adapun tenaga kerja yang di gunakan hanya 2 orang yang sudah
terbukti keahliannya dalam hal mengolah cabe, tenaga kerja tersebut adalah ibu rumah tangga yang
kami rekrut dari tempat terdekat, dengan seleksi yang sederhana dan tdak memerlukan biaya. Pelatihan
tenaga kerja tersebut adalah dengan memberikannya resep-resep masakan dari chef terkenal mengenai
cabe, atau kita carikan dari internet maupun pengalaman individu dari ahli yang sudah terbukti
masakannya.
Kompensasi dari masing-masing tenaga kerja tersebut adalah Rp. 700.000,- juga kami berikan
fasilitas makan. Semua tenaga kerja diberikan fasilitas dan kompensasi yang sama, karena tidak ada
Kegitan oprasional atau produksi Usaha ini dilakukan ditempat sendiri, karena produk makanan ini
tidak dijual langsung saji, maksudnya, packing dari setiap rasa kripik singkong akan di bedakan, tapi
dengan di beri merek “Manisan Cabe Indramayu” yang merupakan usaha ini.
Bahan produksi :
- 1 kg cabe merah besar
- 1 sdt garam
Cara Membuat :
- Larutkan 1 sdm kapur sirih kedalam 2 liter air, endapkan ambil yang bening
- Masukkan cabe ke dalam air kapur, rendam cabe ke dalamnya selama 6 jam
- Rebus 500 ml air sampai mendidih kemudian masukan gula, aduk rata sampai gula larut, kemudian
masukkan cabe dan masak sampai cabe layu, setelah itu matikan kompor dan biarkan cabe terendam
semalaman.
- Ulangi perebusan esok harinya sampai air mendidih, diamkan kembali, ulangi selama 3 hari sampai cabe
Rencana Usaha kecil ini adalah salah satu bentuk usaha yang gampang beradaptasi dilokasi dan
waktu apapun, karena segi peralatan yang sederhana dan bahan baku yang gampang di dapat, yaitu
cabe yang dibeli langsung pada petani singkong, dan harganya akan lebih murah daripada membeli di
pasar.
Selanjutnya jika usaha kecil ini sukses dalam waktu 1 tahun, maka akan di usahakan terus supaya
keuntungannya tetap seimbang bahkan bisa lebih besar, dengan cara dasar yang sudah tertulis diatas,
menggunakan beberapa strategi pemasaran dan promosi yang sangat akurat maka akan lebih
Dalam segi keuangan sendiri akan jelas terealisasikan jika keuntungan sebesar Rp. 8.784.000,- ,
dan akan kami gunakan untuk pembelian bahan baku makanan selanjutnya dengan taksiran biaya 30%
dari keuntungan dan 20% persen akan kita tabungkan, lalu yang 50% akan di nikmati keuntungannya.
Memang tidak terlalu besar dari pembagian keuntungannya, namun ini adalah awal dari usaha yang
akan terus berkembang yang ahirnya akan meraup keuntungan yang lebih dari layak.
Hasil tabungan itu nanti akan bermanfaat ketika perluasan usaha memang sudah pantas
dilakukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jenis usaha yang akan didirikan adalah menciptakan produk berupa SanBe (manisan Cabe), usaha
ini mempunyai kelebihan bagi para pesaing yang biasanya hanya membuat manisan dari bahan baku
Dengan beberapa promosi dan meneliti pesaing yang menciptakan produk yang sama, jaringan
yang luas serta didukung dengan produk yang mempunyai kepuasan dan cirri khas, maka dipastikan
usaha ini layak dan akan jelas kelangsungan hidup usahanya. Keuntungan yang tidak mengecewakan
bagi usaha kecil seperti ini akan memberi jaminan bagi kelangsungan usaha dan tenaga kerja.
Dengan perkiraan keuntungan diatas maka dapat dipastikan juga perluasan usaha ini akan mudah
terealisasikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://google.com
2. http://wikipedia.com/
3. BAB I
4. PENDAHULUAN
buahan tropika. Buah-buahan merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting dan
terus ditingkatkan produksinya baik untuk memenuhi konsumsi dalam negeri maupun
luar negeri. Permintaan terhadap buah-buahan yang semakin tinggi juga dapat membuka
peluang bagi peningkatan agribisnis buah sehingga diharapkan dapat bersaing dengan
Peningkatan kualitas buah merupakan salah satu upaya dalam mengatasi persaingan
tersebut disamping peningkatan produksi dan efisiensi usaha. Salah satu jenis tanaman
buah-buahan yang sangat digemari oleh masyarakat adalah pepaya. Pepaya (Carica
papaya L.) adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian Selatan dan bagian Utara
dari Amerika Selatan dan kini telah tersebar luas di seluruh dunia. Pepaya merupakan
tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae dan merupakan komoditi hortikultura
7. Sebagai buah segar, pepaya relatif disukai semua lapisan masyarakat karena cita rasanya
yang enak, kaya vitamin A, B dan C yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Buah
pepaya mengandung enzim papain yang sangat aktif dan memiliki kemampuan
mempercepat proses pencernaan protein, karbohidrat dan lemak. Bagian tanaman pepaya
lainnya juga dapat dimanfaatkan, antara lain sebagai obat tradisional, pakan ternak dan
kosmetik. Pepaya juga dapat diolah menjadi berbagai bentuk makanan dan minuman
yang diminati pasar luar negeri seperti olahan puri, pasta pepaya, manisan kering,
manisan basah, saus pepaya dan juice pepaya. Bahkan bijinyapun dapat diolah lebih
lanjut menjadi minyak dan tepung. Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya gizi buah tersebut, dapat meningkatkan permintaan terhadap pepaya sehingga
jumlah pasokan pepaya juga harus ditingkatkan. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu
8. Pada tahun 2005 jumlah produksi pepaya di Indonesia menurun hingga 25,11 persen,
dimana pada tahun 2005 luas panen juga menurun hingga mencapai 13,74. persen dari
tahun 2004. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya petani yang menjual lahannya
kepada pihak-
9. pihak tertentu untuk dijadikan sebagai pemukiman penduduk ataupun sebagai bisnis.
masyarakat akan buah pepaya tersebut. Konsumsi pepaya di Indonesia hanya sebesar
2,29 kg per kapita per tahun. Hal ini seiring dengan penurunan jumlah produksi dan luas
panen yang terbesar pada tahun tersebut. Selain itu, menurunnya jumlah dan nilai ekspor
maupun impor dapat menyebabkan jumlah konsumsi buah pepaya tersebut menjadi
menurun. Buah pepaya telah menjadi komoditi perdagangan Internasional saat ini dan
menjadi produk ekspor beberapa negara produsen di kawasan Asia seperti Malaysia,
Thailand, Philipina dan Indonesia. Pada kenyataannya buah pepaya belum menjadi
produk ekspor unggulan Indonesia yang dapat diandalkan karena produksinya masih
10. Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae dan merupakan
komoditi hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu jenis
pepaya yang saat ini digemari petani untuk dikembangkan adalah pepaya California.
11.
12. Pepaya California merupakan varietas pepaya baru yang kini sangat digemari para petani
terletak di desa Pentadu, Kabupaten Boalemo. Pepaya California adalah varietas pepaya
baru yang memiliki keunggulan buah tersendiri, rasanya lebih manis, lebih tahan lama,
13. Pepaya California banyak diminati karena ukurannya tidak terlalu besar, kulitnya lebih
halus dan mengkilat. Pohon pepaya California sudah bisa dipanen setelah berumur
sembilan bulan, dan pohonnya dapat berbuah hingga umur empat tahun. Dalam satu
bulan, pohon pepaya California tersebut bisa dipanen sampai delapan kali. Adanya
menjadi daya tarik tersendiri bagi para petani untuk melakukan kegiatan usahatani
14. California dapat memberikan gambaran bahwa usahatani tersebut sangat digemari para
petani tersebut.. Hal ini disebabkan oleh usahatani tersebut dapat memberikan
keuntungan yang cukup tinggi. Jumlah produksi pepaya California yang dihasilkan petani
sangat dipengaruhi oleh luas lahan yang dimilikinya. Adanya luas lahan yang tidak
seragam yang dimiliki setiap petani, akan menyebabkan jumlah produksi yang dihasilkan
juga berbeda. Tinggi rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh
para petani tersebut untuk melakukan kegiatan usahatani pepaya California tersebut, juga
sangat berpengaruh terhadap besarnya jumlah produksi yang dihasilkannya. Hal tersebut
pepaya yang cepat mengalami kematangan dan kerusakan buah, menyebabkan petani
tersebut memerlukan pemasaran yang cepat, karena jika penanganannya tidak cepat dapat
15. penurunan harga karena kondisi pepaya yang tidak segar lagi. Jauhnya daerah pemasaran
16. (1) apabila petani tersebut langsung menjual produknya ke konsumen akhir akan
17. (2) apabila petani menjual hasil produksinya di daerahnya, maka petani tersebut akan
19. Perumusan masalah yang perlu dikaji dalam penelitian ini adalah: “Berapa tingkat
21. Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan diatas maka penelitian ini diharapkan
penelitian.
24. 1. Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak dalam mengambil
25. 2. Sebagai bahan informasi bagi serta menjadi bahan pertimbangan bagi pengambilan
keputusan dalam menentukan kebijakan yang berkenaan dengan Usaha papaya California
26.
27. BAB II
29.
31. Pepaya (Carica papaya L.), salah satu buah introduksi yang telah lama dikenal
sekaligus berumah dua). Pepaya adalah jenis tanaman herba, batangnya berongga
biasanya tidak bercabang dan tingginya dapat mencapai 10 meter. Daunnya merupakan
daun tunggal dan berukuran besar, tangkai daun berukuran panjang dan berongga.
Bunganya terdiri dari tiga jenis yaitu: bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna.
Bentuk buah beragam dari yang bentuknya bulat sampai lonjong. Sentra produksi pepaya
antara lain Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa tengah, DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Bali,
32. Buah pepaya memiliki banyak varietas, pengelompokan tanaman pepaya ke dalam
beberapa varietas didasarkan pada bentuk, ukuran, warna dan tekstur buahnya. Jenis
33. 1) Pepaya semangka, memiliki daging buah berwarna merah semangka, rasanya manis.
34. 2) Pepaya burung, warna daging buah kuning, harum baunya dan rasanya manis- asam.
Varietas yang mulai dikembangkan saat ini adalah pepaya Meksiko. Pepaya Meksiko
sering disebut pepaya varietas Solo atau pepaya tunggal karena memiliki ukuran buah
yang kecil-kecil dan hanya cukup untuk satu orang. Ukuran buahnya kecil dan bentuknya
mirip buah alpukat, bulat berleher. Daging buahnya berwarna kuning dan rasanya manis.
Berat per buahnya sekitar 0,5 kg. Jenis pepaya ini tahan terhadap kerusakan selama
pengangkutan.
35. Menurut Gita (2005), bahwa buah pepaya yang dibudidayakan petani dan dinikmati oleh
konsumen terdiri dari jenis pepaya eksotik dan jenis pepaya lokal. Jenis pepaya eksotik
terdiri dari jenis pepaya California, pepaya Hawai (Solo, Honolulu, Pontianaka, Medan,
Taiwan, Jumbo) yang mempunyai ukuran relatif kecil- sedang (0,5-1,5 kg), sedangkan
untuk jenis pepaya lokal yang terdiri dari pepaya Malang, pepaya Bangkok, Bogor,
Pepaya Paris, pepaya Jinggo mempunyai ukuran relatif besar (>2 kg). Pepaya lokal
merupakan pepaya yang sudah lama dibudidayakan petani dan konsumen sudah umum
berbentuk panjang besar dan lancip pada bagian ujung, permukaan buahnya tidak rata
dan kulit luarnya relatif tipis, daging buah berwarna jingga kemerahan, keras dan
memiliki rasa manis Selanjutnya Gita menambahkan bahwa pepaya eksotik merupakan
jenis pepaya yang memiliki beberapa perbedaan dibandingkan jenis pepaya lokal antara
lain: jarang dibudidayakan, bentuknya unik dengan ukuran buah kecil-sedang, kulit buah
halus, warna daging buah jingga-merah segar, rasa manis dan tekstur buah lembut. Secara
umum pepaya eksotik belum terlalu dikenal konsumen sehingga konsumen memperoleh
Melihat kondisi pasokan pepaya yang masih sangat kurang pada saat ini, maka perlu ada
terobosan dalam pengembangan pepaya di tanah air. Upaya itu salah satunya melalui
perbaikan varietas bibit pepaya yang disesuaikan dengan selera konsumen. Saat ini,
masih banyak pepaya ukuran besar di pasaran yang tidak dapat habis sekali makan. Inilah
yang tidak disukai konsumen karena biasanya jika tersisa, tingkat kesegaran pepaya akan
menurun. Selain itu, cara penyajian yang harus dikupas dulu kulitnya sebelum dimakan
membuat konsumen ragu akan kebersihan proses pengupasannya. Karena itu Pusat
Kajian Buah-buahan Tropika IPB sudah berhasil melakukan inovasi menemukan buah
pepaya yang berukuran kecil dan bisa dimakan sekali saji. Jenis ini diberi nama IPB 1
(Arum), IPB-2, IPB 3, IPB 5, dan IPB 7, serta yang terakhir IPB 9. Jenis Pepaya IPB-1
mempunyai karakteristik kecil dengan bobot 0,5 kg, memiliki tekstur yang lembut,
rasanya manis, harum dan genjah (mudah berbuah), sedangkan untuk pepaya IPB-2
memilki karakteristik fisik buah lebih besar dari IPB-1, dagingnya berwarna merah jingga
38. Tanaman pepaya merupakan tanaman buah-buahan tropika yang beriklim basah, tumbuh
subur pada daerah yang memilki curah hujan 1000-2000 mm/tahun. Angin diperlukan
untuk penyerbukan bunga, agar tanaman pepaya tumbuh dengan baik maka angin tidak
boleh terlalu kencang. Suhu udara optimum untuk pertumbuhan pepaya berkisar antara
22-26oC dengan kelembaban udara sekitar 40%. Tanah yang baik untuk tanaman pepaya
adalah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus dan memiliki daya
menahan air yang tinggi. Derajat keasaman tanah ( pH tanah) yang ideal adalah netral
dengan pH 6-7.
39. Kandungan air dalam tanah merupakan syarat penting dalam kehidupan tanaman ini. Air
menggenang dapat mengundang penyakit jamur perusak akar hingga tanaman layu
(mati). Apabila kekeringan air, maka tamanan akan kurus, daun, bunga dan buah rontok.
Tinggi air yang ideal tidak lebih dalam daripada 50–150 cm dari permukaan tanah.
Pepaya dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 700 m–1000 m di atas
permukaan laut.
41. Menurut Sari (2005), kegiatan budidaya pepaya California meliputi: persiapan bibit,
43. Persiapan bibit untuk budidaya pepaya California diambil dari pohon induk yang sudah
berumur dua tahun dan masak di pohon atau buahnya sudah cukup tua dengan kriteria
rasa buah manis, berkulit halus, bebas hama dan penyakit dan dipilih dari buah yang
bentuknya lonjong. Biji diambil dari bagian buah yang di tengah, kemudian dicuci dan
dibersihkan lapisan kulit bijinya. Setelah itu, biji direndam dalam toples yang berisi air
selama satu malam dan dijemur di bawah sinar matahari selama dua hari untuk kemudian
45. Proses persemaian dimulai dari mengisi media ke dalam polibeg, dimana media
tanamnya adalah tanah yang cukup gembur dan dicampur dengan pupuk kompos. Setelah
itu, dilakukan penyemaian dengan memasukkan satu biji benih (bibit) pepaya ke dalam
polibeg yang sudah berisi tanah dengan kedalaman 0,5 hingga 1 cm.
47. Sebelum dilakukan penanaman, lahan perlu dibersihkan terlebih dahulu, kemudian
dilanjutkan dengan membuat lubang tanam. Penanaman dilakukan setelah bibit siap
tanam dan telah berumur 45 hari setelah semai. Bibit yang siap dipindahkan harus sudah
49. Pada proses pemeliharaan perlu dilakukan dengan berbagai kegiatan yaitu: penyiraman,
penyakit. Kegiatan pemeliharaan ini harus lebih teliti dilakukan agar jumlah dan kualitas
produksi buah pepaya California yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditentukan
oleh pasar.
51. Pemanenan pepaya California yang paling ideal adalah pada pagi hari dan dapat
dilakukan seminggu sekali tergantung pada tingkat kematangan buah. Pepaya California
dapat dipanen pada umur 10 bulan setelah tanam. Teknik pemanenan dapat dilakukan
dengan langsung memetik buah, kemudian dikumpulkan dalam keranjang dan disimpan
di tempat yang teduh. Getah buah dibiarkan keluar agar tidak mengenai kulit buah. Buah
52. kemudian diangkut dari kebun ke bangsal pengolahan dengan menggunakan mobil
53. Sortasi dan grading dilakukan berdasarkan jenis buah dengan cara yang sederhana, yaitu
berdasarkan ukuran, bentuk dan tingkat kerusakan buah. Buah yang termasuk dalam
grade A memliki kriteria: bobot berkisar antara 500-1000 gram dengan bentuk buah
lonjong dan berkulit mulus. Sedangkan untuk buah grade B memiliki kriteria: bobot buah
berkisar antara 1000-2000 gram, dengan bentuk buah lonjong dan berkulit mulus.
Kegiatan selanjutnya adalah mencuci buah pepaya California, kemudian dikemas dalam
kotak kemasan. Setelah dilakukan pengemasan, pepaya siap untuk diangkut dan
dipasarkan.
55. Soeharjo dan Patong (1973) mendefenisikan pendapatan sebagai balas jasa dari kerja
sama faktor – faktor produksi lahan, tenaga kerja, modal, dan pengelolaan (manajemen).
Pendapatan dapat didefenisikan sebagai sisa dari pengurangan nilai penerimaan yang
diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Besarnya pendapatan usahatani tergantung pada
merupakan hasil kali jumlah produksi total dan harga jual per satuan. Sedangkan
pengeluaran atau biaya adalah nilai penggunaan sarana produksi, upah dan lain-lain yang
dibebankan pada proses produksi yang bersangkutan. Besar kecilnya tingkat pendapatan
63. Biaya usahatani dapat berbentuk biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai
adalah biaya yang dibayar dengan uang, seperti biaya pembelian sarana produksi, biaya
pembelian bibit, pupuk dan obat-obatan serta biaya upah tenaga kerja. Biaya yang
modal dan nilai kerja keluarga. Tenaga kerja keluarga dinilai berdasarkan upah yang
berlaku. Biaya penyusutan alat-alat pertanian dan sewa lahan milik sendiri dapat
dimasukkan dalam biaya yang diperhitungkan. Biaya dapat juga diartikan sebagai
penurunan inventaris usahatani. Nilai inventaris suatu barang dapat berkurang karena
barang tersebut rusak, hilang atau terjadi penyusutan. Analisis pendapatan pada
64. kegiatan usaha pertanian dalam satu tahun, dengan tujuan untuk membantu perbaikan
pengelolaan usahatani. Aspek yang digunakan adalah harga yang berlaku, dan
65. Salah satu ukuran efisiensi adalah penerimaan untuk rupiah yang dikeluarkan (revenue-
cost ratio atau R/C ratio). Analisis R/C digunakan untuk mengetahui keuntungan relatif
biaya. Apabila nilai R/C ratio > 1, berarti penerimaan yang diperoleh lebih besar daripada
tiap unit biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut. Apabila nilai
R/C ratio < 1 maka tiap unit yang dikeluarkan akan lebih besar daripada penerimaan yang
diperoleh. Sedangkan untuk kegiatan usaha yang memiliki R/C rasio = 1, berarti kegiatan
66.
69.
71. Pemilihan responden petani pepaya California dilakukan dengan menggunakan metode
accidental sampling, yaitu petani responden di desa Pentadu tersebut dipilih karena secara
kebetulan ditemui, dan selanjutnya informasi untuk responden berikutnya diketahui dari
responden yang telah diwawancarai sebelumnya. Hal tersebut dilakukan karena informasi
mengenai jumlah data petani di lokasi penelitian tersebut tidak diketahui. Jumlah petani
dikelompokkan berdasarkan skala usaha, yaitu besarnya luas lahan yang digunakan
lahan yang beragam yang digunakan para petani dibagi atas tiga kategori yakni: skala
usaha kecil (petani yang menggunakan lahan < 1 hektar) sebanyak enam responden, skala
usaha menengah (petani yang menggunakan lahan 1 sampai < 2 hektar) sebanyak dua
responden dan skala usaha besar (petani yang menggunakan lahan = 2 hektar) sebanyak
dua responden.
72. Jadi dalam penelitian ini jumlah keseluruhan responden adalah sebanyak 10 orang.
73. Dajan (1986), mengatakan bahwa terdapat tiga hal pokok yang perlu diperhatikan dalam
75. 2. Penentuan interval kelas, menunjukkan bahwa besarnya interval kelas bagi tiap-tiap
kelas bertalian erat dengan penentuan jumlah kelas dan sebaiknya diusahakan agar sama
semua serta dalam bilangan-bilangan yang praktis. Bilangan yang praktis ialah bilangan
menentukan batas kelas maupun tepi kelas. Batas kelas sebaiknya dinyatakan dalam
bilangan bulat agar tidak tidak terdapat keragu-raguan dalam memasukkan angka-angka
76. 3. Penentuan titik tengah, ditentukan dengan merata-ratakan nilai dari kedua batas kelas
atau kedua tepi kelas. Beda atau selisih antara kedua titik tengah merupakan interval
kelas.
78. Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian.
dengan mengamati proses terjadinya beberapa kegiatan budidaya dan pemasaran pepaya
dengan para petani, pedagang pengumpul, supplier, dan pedagang pengecer untuk
mengetahui sistem pemasaran pepaya California. Selain itu juga diajukan pertanyaan-
penggunaan tenaga kerja dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Pertanyaan yang diajukan kepada petani antara lain karakteristik petani seperti nama,
umur, pendidikan dan sebagainya. Hal ini digunakan untuk melihat gambaran umum
80. Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder dianalisis secara kualitatif
dan kuantitatif. Data yang diperoleh diolah dan disajikan dalam bentuk deskriptif tabulasi
dan statistik sederhana dengan bantuan kalkulator dan komputer. Analisis yang dilakukan
81.
82.
83.
85. Badan Pusat Statistik (BPS). 2006. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia
86. Badan Pusat Statistik (BPS). 2006. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia “Impor”.
Jakarta. Indonesia.
87. Dahl, C. D., Hammond, J. W., 1977. Market Place Analysis The Agryculture Industry.
88. Dajan, A. 1986. Pengantar Metode Statistik. Jilid II. Penerbit: LP3ES. Jakarta
92. Gita, D. 2005. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian
93.
94. Halisah, S (2006). Analisis Kelayakan Finansial dan Kesempatan Kerja Pada