I. IDENTITAS PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn Ab
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Status : Duda
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Nomor register : 1060xx
Alamat : Paya Punteut
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu?
Ya,
Menurut pasien: Pasien mengaku tidak pernah mengalami gangguan jiwa
Menurut status : Pasien sakit ± 2 tahun yang lalu dan tidak menjalani pengobatan
apapun.
2. Pengobatan sebelumnya
Menurut status: pasien belum pernah berobat ke medis
Masalah keperawatan: koping keluarga inefektif
3. a. Pernah mengalami penyakit fisik (gangguan tumbuh kembang).
Menurut pasien:
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit fisik yang dapat mengalami
sakit fisik yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya seperti kejang, epilepsi,
pasien mengatakan hanya batuk pilek saja.
b. Pernah ada riwayat NAPZA
Tidak ditemukan
c. Riwayat Trauma
usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik 40 thn bapak klien -
Aniaya seksual - - - -
Penolakan - - - -
Kekerasan dalam
40 tahun Klien Masyarakat -
keluarga
Tindakan kriminal - - - -
Usaha bunuh diri - - - -
Penjelasan :
Menurut status: mempunyai riwayat sebagai pelaku kekerasan, sok marah – marah
di pasar memaksa minta uang.
Menurut pasien: klien mengatakan pernah menjadi korban aniaya fisik saat akan
dibawa ke RSJ dia dipukuli karena berontak.
Masalah keperawatan :
Resiko perilaku kekasaran
Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
d. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan “saya pernah bercerai mbak tapi tidak usa dibahas, ayah dan
adik saya meninggal. Saya merasa kesepian”
Diagnosa keperawatan: -
V. PEMERIKSAAN FISIK
Genogram
Keterangan :
: laki-laki/perempuan hidup
:
laki-laki/perempuan mati
1. Konsep diri
a. Citra diri
Klien mengatakan tidak ada mbak, saya menyukai semua bagian tubuh saya
karena menerima pemberian Tuhan.
b. Identitas diri
Nama Tn M, usia: 29 tahun, jenis kelamin: laki-laki, pendidikan: kuliah diatas
jurusan segala-galanya, alamat: madura, pekerjaan:pengangguran.
c. Peran
Saat di rumah: Klien mengatakan saya bukan sebagai kepala keluarga tapi sebagai
anak. Kalau saat dipasar saya sebagai penguasa, pemilik tanah di pasar.
Saat di RS : Pasien mengatakan “ saya berperan sebagai apa saja bisa yang lain
gak ada yang bisa”.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat pulang disini gak krasan kangen keluarga.
e. Harga diri
Menurut pasien : Klien mengatakan “saya orang penting yang lain tidak”.
Menurut observasi : pasien jika diajak bicara selalu terburu-buru dengan alasan
karena masih mempunyai kepentingan lain. dirinya malu dan sedih karena tidak
seharusnya dirawat di RSJ. Klien juga merasa malu ketika diejek oleh teman-
teman yang ada di rumahnya yang menganggap dia mengaku sebagi atlet sepak
bola.
Diagnosa keperawatan:
Gangguan konsep diri: Harga Diri Melambung
2. Hubungan sosial
a. Orang yang paling berarti
Sebelum MRS : Klien mengatakan “saya paling dekat dengan ibu”.
Saat di RS: “saya tidak dekat dengan siapapun selama saya berada di sini, karena
saya merasa orang lain tidak sepadan dengan saya”.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Sebelum MRS: “saya tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok apapun” alasan :
“tidak apa-apa”
Saat di RS: menurut observasi
Pasien mengerjakan semua pekerjaan seperti mencuci piring teman-temannya
tanpa meminta bantuan orang lain, jarang kumpul-kumpul dengan temannya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien menganggap orang lain tidak penting jadi pasien enggan berbicara dengan
yang lain
Masalah keperawatan: gangguan hubungan sosial: isolasi sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan “saya beragama islam dan saya percaya akan adanya Allah” .
pasien beranggapan bahwa bukanlah tindakan dosa jika dia meminta – minta uang
pada pedagang pasar dengan memaksa karena dia beranggapan kalau dia punya
hak atas bumi ini
b. Kegiatan ibadah
Menurut pasien: pasien mengatakan rutin sholat 5 waktu.
Menurut observer: pasien melakukan kegiatan sholat rutin 5 waktu ke mushola
Diagnosa keperawatan : --
V. Status mental
1. Penampilan
Penampilan rapi bersih, memakai baju sesuai jadwal RSJ tanpa ada tambahan
assesoris, rambut terpotong pendek dan rapi, kuku pendek dan bersih.
Diagnosa Keperawatan: -
2. Pembicaraan
Intonasi pasien sedang tanpa membentak-bentak tapi cepat dan terburu-buru, isi
pembicaraan seaadanya, jika tidak ditanya tidak bicara.
Diagnosa Keperawatan: -
3. Aktivitas motorik
Pasien sering sekali melakukan kegiatan di RSJ seperti bersih-bersih dan
menyiapkan makanan tetapi terkadang sering keluyuran tanpa tujuan tertentu
Masalah keperawatan: Hiperaktif
8. Tingkat kesadaran
a. Kuantitas
Kesadaran composmentis, GCS 456
b. Kualitas
Berubah, klien tidak mampu berhubungan secara realita dibuktikan “saya ini
adalah atlet sepak bola tidak seharusnya masuk RSJ.
c. Orientasi
1) Waktu
Klien tidak mengalami disorientasi waktu, terbukti saat ditanya pada jam 10.00
WIB klien menjawab pagi hari.
2) Tempat
Klien tidak mengalami disorientasi tempat, terbukti saat ditanya klien berada
dimana klien menjawab tahu berada di RSJ Lawang.
3) Orang
Baik, klien dapat mengenali yang berbaju putih adalah seorang perawat.
Diagnosa Keperawatan: ---
9. Memori
a. Jangka panjang
Klien tidak ingat dan tidak dapat menceritakan kejadian tanggal lahir dan riwayat
pendidikannya.
b. Jangka pendek
Klien dapat menceritakan kemarin makan dengan lauk ayam.
c. Jangka saat ini
Klien dapat menceritakan tadi pagfi sudah makan dan mandi.
Diagnosa Keperawatan: ---
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingak konsentrasi dan berhitung baik, terbukti saat pasien diberi uang Rp. 5.000
untuk beli rokok Rp. 1000, beli permen Rp. 500, dan dapat mengembalikan sisa
uang dengan benar.
Diagnosa Keperawatan: ---
11. Kemampuan bernilai / mengambil keputusan
Pasien mempertahankan pernyataannya bahwa dia punya hak atas buminya ini
dan menganggap tindakannya meminta-minta uang dengan memaksa bukanlah
dosa karena sudah merupakan haknya.
Diagnosa keperawatan: Gangguan Proses Pikir
12. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita dengan dibuktikan klien mengatakan “dibawa
ke RSJ hanya karena meminta uang di pasar bukan karena gila”
Diagnosa Keperawatan: Gangguan proses pikir
g. Pemeliharaan kesehatan
Keluarga
Iya, terbukti yang mengantar pasien ke RS adalah ponakannya.
Diagnosa keperawatan :---
h. Aktivitas dalam rumah
setelah pulang klien mampu dengan bimbingan menyiapkan makanannya secara
mandiri, merapikan rumah, mencuci pakaian, dan pengaturan keuangan
tidak terkaji.
i. Aktifitas diluar rumah
Klien membutuhkan bimbingan dalam malakukan kegiatan yang ada diluar rumah
dengan mandiri.
VII. Mekanisme koping
Maladaptif, jika ada masalah klien lebih memilih diam dan memendamnya
sendiri, tidak mau menceritakan kepada orang lain
Diagnosa keperawatan: Koping individu inefektif
IX. Pengetahuan
Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakit yang dideritanya, dia tahu
dibawa ke RSJ karena meminta uang .
Pasien tidak menyadari penyebab dia mengalami gangguan jiwa karena
menganggap dirinya tidak gila.
Pasien tidak dapat mengatasi masalahnya terbukti saat pasien memiliki maslah
pasien hanya memilih diam.
Masalah keperawtan: kurang pengetahuan
X. Aspek medis
Diagnosis medik : skizoftenia hebifrenia berkelanjutan
Terapi medis:
- Chlocpromazine 5 mg ½ - 0 – ½
- Trifluoperazine 100 mg 0 – 0 - 1
ANALISA DATA
XII. Pohon Masalah
Kerusakan
interaksi sosial
Core Problem
'
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Ny
“F”
No.RM : 066839
Umur : 43 tahun
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI
Perubahan TUM: Setelah 1 kali interaksi Bina hubungan saling percay
Proses Fikir : Pasien secara klien menunjujukankan 2. Ciptakan lingkungan yang
bertahap mampu tanda-tanda percaya tenang, buat kontrak yang
Waham kepada perawat
berhubungan jelas( topik, waktu, tempat ).
Kebesaran Mau menerima
dengan realitas 3. Jangan membantah dan
kehadiran perawat mendukung waham klien ( tid
TUK 1 : disampingnnya membicarakan isi waham klie
Pasien Mengatakan
dapat mau4. Observasi apakah waham k
membina hubungan menerima bantuan menganggu aktivitas sehari- h
saling percaya. perawat. dan perawatan diri.
Tidak menunjukan
tanda-tanda curiga
Mengizinkan duduk di
samping.