Oleh:
Nama : Matthew Fanuel Wang
NIM : 66190154
Stand up comedy dikenal sebagai salah satu penampilan yang biasanya dilakukan secara
one man show (seorang diri), dengan melakukan penyampaian materi yang telah dipersiapkan
secara matang, dengan tujuan untuk menghibur para pendengar ataupun penontonnya itu sendiri.
Menurut dari para komika, stand up comedy diangkat dari observasi dan menganalisa fenomena
Dalam penelitian yang akan penulis lakukan, penulis akan meneliti Kiki Saputri sebagai
objek penelitian yang melakukan roasting yang merupakan bagian dari stand up comedy itu
sendiri. Penulis tertarik melakukan penelitian tersebut, dikarenakan Kiki Saputri melakukan
roasting yang sangat berani dan dilakukan oleh kaum feminis, untuk melakukan kritik kepada
Roasting itu sendiri adalah kritikan yang dibawakan secara komedi dengan tujuan untuk
menghormati seorang individu dengan cara yang unik dan secara tidak langsung membawakan
kritik dan saran untuk seseorang tersebut. Kiki Saputri sendiri menjadi seorang tokoh figur publik
yang memiliki gaya khas tersendiri untuk melakukan roasting itu sendiri, sehingga beliau menjadi
salah satu aktris yang sering tampil di layar kaca dan media manapun.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan Teori Analisa Wacana Sara Mills yang
membahas seputar feminisme, dengan perspektif perempuan, yakni Kiki Saputri sebagai
perempuan yang merupakan objek penelitian penulis. Penulis juga akan melakukan penelitian
menggunakan teknik penelitian kualitatif, menggunakan wacana kritis teori Sara Mills yang fokus
kepada penelitian posisi subjek-objek. Penelitian ini diharapkan dapat membuka pandangan baru
terhadap perempuan, bahwa bukan hanya pria saja yang dapat melakukan kritik dan saran kepada
INTISARI……………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..
BAB I………………………………………………………………………………………..
A. Latar Belakang…………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………...
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………….
BAB II………………………………………………………………………………………
A. Landasan Teori………………………………………………………………...
BAB III……………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
berbicara didepan banyak orang dengan membahas materi yang memiliki tujuan untuk
menghibur orang. Biasanya stand up comedy dilakukan oleh satu penampil (One Man
Show) atau yang biasa disebut komika. Menurut para komika, stand up comedy berangkat
dari obeservasi dan menganalisa fenomena sosial yang terjadi. Dalam penelitian kami Kiki
Saputri melakukan roasting berdasarkan apa yang dia tangkap dari realita yang ada.
telling. Materi yang disiapkan merupakan hasil pemikiran sendiri, saat komika berada
diatas panggung dia memperjuangkan opini yang dianggap salah oleh mereka, tentunya
dengan cara yang lucu dan penuh kalimat satire. Tujuan stand up sendiri pada awalnya
untuk menghibur, namun ditangan beberapa orang bisa jadi kritik sosial.
Materi yang disampaikan bukanlah hanya sebuah komedi yang tidak bermakna,
melaikan sebuah materi yang memiliki makna dari sebuah esensi didalam menganalisa
fenomena sosial. Untuk pelaksanaan nya seorang komika tidak harus berdiri dan
menceritakan hal-hal atau keresahan yang dapat mengundang tawa. Bisa juga dengan
dalam bentuk teater. Sedangkan stand up comedy masuk ke Indonesia sejak jaman kolonial
dan lebih dikenal sebagai lawak tunggal, seiring berjalan nya waktu membuat stand up
masyarakat. Roasting dalam stand up comedy adalah tradisi komedi AS yang berasal dari
tahun 1950-an.
Roasting juga bentuk komedi yang melibatkan penghinaan atau ejekan untuk
seseorang. Roasting dimaksudkan untuk menghormati individu dengan cara yang unik
dengan tujuan untuk memberi kritik dan saran lewat komedi. Roasting juga bisa melibatkan
pujian dan penghormatan yang tulus. implikasinya individu yang akan di-roasting bisa
menerima lelucon dengan humor yang baik bukan sebagai kritik hinaan yang serius.
Kata Roasting stand up comedy akhir-akhir ini popular di media sosial lantaran aksi
Kiki Saputri yang melakukan “Roasting”. Itu merupakan suatu hal yang patut di apresiasi
oleh para golongan masyarakat, karena beliau berani dan dengan lantang menyampaikan
kritik-kritik kepada para pejabat di depan publik. Dengan mengemas kritik menjadi
komedi, beliau sangatlah kreatif dalam membuat materi roasting yang akan disampaikan
Kiki Saputri hebat dalam membuat suasana yang seharusnya sensitif menjadi cair
dengan gaya-nya yang khas. Nama Kiki pun naik ke berbagai platform media seperti
Instagram, Twitter, bahkan berita sekalipun. Dikenal dengan keberanian nya membawakan
materi satire untuk melakukan roasting para publik figur, termasuk dalam jajaran menteri
ini sedang menjadi sorotan masyarakat di sosial media, terkenal dengan sapaan akrab nya
Kiki, dia berhasil membuat masyarakat kagum akan stand up comedy yang dikombinasi
dengan roasting. Public figure adalah sasaran utama nya dalam melakukan kegiatan
roasting ini,
efek yang positif dengan masuknya perempuan ke berbagai lini bidang masyarakat,
termasuk dalam dunia stand up comedy. Dalam penelitian ini kami akan menganalisa salah
satu komika perempuan yang cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia, yakni Kiki Saputri.
Sebagai seorang komika perempuan Siki Saputri sendiri sangat mendapat banyak
pujian dari masyarakat karena dapat memberik kritik kepada jajaran pemerintah dengan
dikemas sebagai stand up comedy. Teori Analisa Wacana Sara Mills sendiri membahas
seputar feminisme, dalam wacana sara mills sendiri memiliki perspektif perempuan
Dengan melihat peran individu yang di roasting didalam teks dan peran Kiki sebagai yang
melakukan roasting, menimbulkan gaya pemaparan dan peran yang ditampilkan akan
membentuk kewewenangan yang mengintervensi pihak yang berkuasa menjadi pihak yang
minioritas yang dapat dikendalikan. Kerangka analisis wacana sara mills sendiri lebih
menekankan posisi teks dalam bentuk subjek dan objek (Basarah, 2019).
Posisi subjek sebagai menganalisa sedangkan posisi objek sebagai yang dianalisa.
Paradigma penelitian ini mendalami bahasa perempuan baik secara verbal maupun non-
verbal dan menjerumus kepada penelitian kualitatif, menggunakan wacara kritis Teori Sara
Mills sendiri fokus kepada penelitian posisi subjek-objek. Penelitian ini digunakan untuk
membuka pandangan baru terhadap perempuan, dalam hal ini Kiki Saputri menunjukan
bahwa perempuan bisa mengkritik para petinggi negara dengan metode standup comedy.
Analisa ini dihubungkan dengan realitas sosial yang ada di media sosial, yang pada
akhirnya Teori Sara Mills dapat mengetahui perspektif pembaca dan penulis. Penulis
memposisikan dirinya sebagai perempuan dan menghasilkan kritik yang diarahkan kepada
Gambar 1.1
a. Dalam penelitian penulis tentang Teori Analisis Wacana Sara Mills dalam
ciri khas dalam stand up comedy sendiri. Representasi perempuan dalam media massa
masih mengkhawatirkan karena perempuan selalu berada pada posisi yang kurang
menguntungkan yang sering menjadi objek. Menurut Sara Mills, posisi-posisi ini dalam
arti siapa yang menjadi subjek penceritaan dan siapa yang menjadi objek penceritaan
bahan penceritaan dan ia tidak bisa menampilkan dirinya sendiri. Dalam model
analisisnya. Sara Mills lebih melihat pada bagaimana posisi-posisi aktor ditampilkan
dalam teks. Posisi-posisi ini dalam arti siapa yang menjadi subjek penceritaan dan siapa
yang menjadi objek penceritaan akan menentukan bagaimana struktur teks dan
Posisi subjek dan objek, analisisi atas bagaimana posisi-posisi aktor dalam teks
kepercayaan dominan bekerja dalam teks. Posisi sebagai subjek atau objek dalam
menunjukan batas tertentu sudut pandang penceritaan. Artinya sebuah peristiwa atau
wacana akan dijelaskan dalam sudut pandang subjek sebagai narator dari suatu
sebagai juru warta kebenaran. Kedua, sebagai subjek representasi narator bukan hanya
mengenai peristiwa itu digunakan untuk membangun pemaknaan dia yang disampaikan
perspektif dan sudut pandang yang dipakai tersebut akan mempengaruhi tehadap
adalah berikut :
b. Bagaimana feminisme bisa berdampak dalam media terutama dalam hal stand-up
comedy roasting?
c. Apakah roasting dari seseorang terutama wanita dapat menjadi sebuah kritik dan saran
untuk membangun?
C. Tujuan Penelitian
Dari berbagai materi yang sudah penulispaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa
roasting.
b. Apakah narasumber yang di roasting oleh Kiky Saputri memberikan output emosi yang
D. Manfaat Penelitian
Dengan materi yang sudah kami paparkan dengan tujuan dari penelitian ini, kami
berharap untuk dapat memberikan manfaat positif bagi pembelajaran Mahasiswa. Maka
masyarakat bahwa roasting bukan merupakan hal yang buruk dan tidak dapat untuk
diterima, melainkan dapat menjadi sebuah sarana kritik dan saran untuk semakin
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
dapat menerima diri sendiri untuk dapat menerima kritik dan saran.
berpendapat.
b. Bagi Pembaca
itu sendiri untuk dapat berguna seperti fungsi utamanya yakni untuk
kami.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
Analisa Wacana Sara Mills, teori yang memiliki perspektif feminis. Perspektif ini
memiliki titik perhatian yang menunjukan bagaimana teks dalam menampilkan wanita.
Penelitian ini menggunakan analisa wacana Sara Mills yang dimana teori ini memfokuskan
pada wacana feminisme, dimana kami melihat perempuan dalam konteks ini adalah “Kiki
Makna dari materi yang disampaikan begitu kuat dan meresap kepada bintang tamu
yang di roasting. Dalam hal ini tidak hanya secara verbal bahasa, ada beberapa komponen
lain yang digunakan seperti, beragam kode visual, perilaku dan berbagai hal yang menjadi
konsentrasi Kiki Saputri mengutarakan materi ini. Dengan memodifikasi ilmu sosiologi
dan psikologi kiki saputri berhasil menyampaikan makna yang dalam dengan menganalisa
Karena didasari dengan individu (bintang tamu) yang sudah dipengaruhi kelompok
sosial atau bahkan memiliki paradigma sendiri yang subjektif, membuat ketidaksadaran
dalam tiap diri individu. Mungkin para bintang tamu pun tidak bebas dalam jerat ideologi,
dengan latar belakang budaya yang berbeda mungkin menciptakan ideologi yang subjektif.
tetapi justru seorang Kiki Saputri dapat menyampaikan aspirasi yang mungkin ditampung
dari keresahan masyarakat dengan sangat baik dan memberikan makna yang dalam bagi
tangga, kecantikan atau hal-hal yang berhubungan dengan keindahan semata. Pandangan
sebelah mata serta beragam anggapan buruk (stereotype) yang dilekatkan kepada
perempuan inilah yang setidaknya menjadi salah satu penyebab utama timbulnya gerakan
feminis.
Definisi feminis sendiri jika dilihat dalam KKBI (2003) adalah gerakan wanita yang
192 menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria. Feminisme hadir
untuk mengkritik budaya populer dan media massa terkait dengan masalah perempuan
beserta konstruksinya yang tidak adil, tidak seimbang dan eksploratif dalam konteks suatu
Gerakan ini menuntut pencitraan perempuan yang lebih realistis, berimbang serta
menyerukan bahwa perempuan dapat lebih setara dengan laki-laki, dimana perempuan
dapat mengambil keputusan atau mendapatkan pekerjaan sesuai dengan apa yang
dikehendaki. Dalam hal ini, Gerakan Feminisme adalah salah satu hal yang dapat dilakukan
Para psikolog menyebut ada lima tahap berpikir kreatif (Rakhmat, 2013 : 75) :
dengan masalah.
c) Inkubasi : pikiran beristirahat sebentar, ketika berbagai pemecahan berhadapan dengan
jalan buntu. Pada tahap ini, proses pemecahan masalah berlangsung terus dalam jiwa
e) Verifikasi : tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah
yang diajukan pada tahap keempat. Terdapat pula beberapa faktor yang secara umum
menandai orang – orang kreatif ialah kemampuan kognitif, sikap yang terbuka dan sikap
konsep dan materi, tekanan mental juga kerap hadir saat penampilan. Jika Stand Up
Comedy yang dibawakan seorang komika tidak dimengerti oleh penonton, maka kesan
tidak lucu akan muncul. Dan yang lebih buruk lagi selain penonton tidak tertawa juga bisa
2.4 Roasting
Friars' Club, istilah ini pertama kali digunakan tahun 1904, dan baru kemudian menyusul
digunakan para aktor, musisi dan komedian. Penghuni awal klub antara lain komedian
legendaris (Bob Hope, Groucho Marx, Buddy Hackett), banyak di antaranya Milton Berle,
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk me-roasting yang bernilai, seperti
perayaan komunitas, pemberontakan melawan ketepatan politik. Tapi roasting tidak itu
saja. Bisa lebih acak seperti menargetkan sembarang selebriti dan melontarkan lelucon
tentang mereka. Ada aturan umum tentang roasting itu sendiri, pertama tidak boleh rasis,
kedua harus mempertimbangkan situasi kehidupan, keunikan lawan yang di roasting. Ada
masalah sosial, budaya, seksual, gender, dan ekonomi yang perlu dipikirkan ketika
penelitian yang sedang kami lakukan, yaitu Analisis Wacana Feminisme Sara Mills
Program Tupperware She Can! On Radio. Ini adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Septian Widya, Daru Purnomo dan John R. Lahade yang meneliti bahwa berkembangnya
media massa yang mengacu kepada feminisme dan diskriminasi gender yang berada di
menjadi objek karena membuat program Tupperware She Can! On Radio yang
mematahkan stigma bahwa perempuan juga bisa memiliki gagasan, inspiratif dan mampu
melakukan perubahan, Ini adalah bentuk kesamaan dengan penelitian kami yaitu dengan
Kiky Saputri yang melakukan roasting dengan maksud mengkritik tapi dengan cara yang
elegan.
Ini membuktikan bahwa perempuan juga bisa memiliki ide kreatif dalam
menyampaikan pendapat ataupun keluh kesah yang selama ini tidak dapat tersampaikan
dengan baik karena metode yang dilakukan terlalu monoton, namun saat ini bisa dilakukan
dengan cara yang fresh dan sedikit balutan komedi itu akan lebih dapat tersampaikan
kepada yang tertuju. Adapun contoh yang penulis ambil adalah sebagai berikut :
- https://ejournal.uksw.edu/cakrawala/article/download/37/33
-https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37118/1/UMMAMAH
%20NISA%20ULJANAH-FDK.pdf
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
mencerminkan perilaku perempuan di hadapan masyarakat. Dari perspektif Teori Analisis Wacana
Sara Mills tentang feminisme, yang dimana Teori Analisa wacana sara mills sendiri membahas
seputar feminisme, dalam wacana sara mills sendiri memiliki perspektif perempuan menunjukan
Maka dari itu Kiky Saputri mewakili dari sekian perempuan yang ada di indonesia
membuktikan bahwa dalam metode roasting ini mendapatkan banyak sekali manfaat kepada
khalayak umum karena ide kreatifnya dan keberaniannya dalam mengkritik permasalahan yang
ada di dalam negeri ini yang dikemas dengan komedi akan menimbulkan dampak positif bagi
masyarakat dan tentu si penerima kritik juga dapat membenahi hal hal yang dikritik oleh Kiky
Saputri karena penyampaiannya tidak monoton, tapi karena di sampaikan secara elegan oleh
beliau.