NIT : C1021908303
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamiin, segala puji dan syukur penyusun haturkan kepada Allah SWT atas
limpahan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak
untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya
kebaikan. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas mandiri yang berjudul HAM Dalam
Pancasila.
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Pancasila,
selain itu makalah ini juga sebagai sarana penyusun untuk memperdalam mata kuliah Pancasila
tentang HAM dalam Pancasila.
Penyusun,
Syifa Awalia
C1021908303
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................... i
Daftar Isi ......................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan ........................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan .......................................................................................................... 2
Kesimpulan .................................................................................................................. 9
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah telah mencerminkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang
memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan lahir dan batin yang lebih baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur.
Pancasila telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa,
yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan yang
mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Hak asasi manusia (HAM) baru disadari dan diperjuangkan keberadaannya setelah adanya
filsafat individualisme. Munculnya negara nasional yang pemerintahannya berkuasa penuh
terhadap bidang kehidupan masyarakatnya, ternyata membuka mata manusia betapa
pentingnya wakil rakyat dalam menjalankan pemerintahan untuk menjamin kepentingan orang
perseorangan.
Dalam hal ini agama juga menjelaskan bahwa semua manusia sama derajatnya selaku ciptaan
Tuhan. Sebagai warga negara yang baik kita harus menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia
tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.
PEMBAHASAN
HAM lahir sejak manusia sadar akan hak yang dimilikinya dan kedudukannya sebagai subjek
hukum. Akan tetapi HAM baru mendapat perhatian penyelidikan ilmu pengetahuan, sejak HAM
mulai berkembang dan mulai diperjuangkan terhadap serangan atau bahaya, yang timbul dari
kekuasaan yang dimiliki oleh bentukan masyarakat yang dinamakan negara (state).
Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 1 ditegaskan bahwa Hak Asasi Manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh Negara.
Hak-hak asasi manusia dapat dibedakan menurut sifatnya, yaitu sebagai berikut:
b. Property Right, yaitu hak ekonomi hak untuk memiliki sesuatu, membeli atau menjual
serta memanfaatkannya,mengadakan janji dagang dan sebagainya tanpa campur tangan
pemerintah yang berlebihan, kecuali peraturan bea cukai, pajak dan peraturan perdagangan
pemerintahan.
c. Right of legal Equality, yaitu hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan.
d. Political Right, yaitu hak asasi politik untuk ikut serta dalam pemerintahan, seperti turut
memilih dan dipilih, mendirikan partai politik, mengadakan petisi, demonstrasi, berkumpul, dan
sebagainya.
e. Social and Culture Right, yaitu hak masyarakat dan budaya misalnya hak untuk memilih
pendidikan, pengajaran dan mengembangkan kebudayaan disukai serta mengamalkannya
dalam masyarakat.
f. Procedural Rights, yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan dalam hal penangkapan, penggeledahan dan vonis.
Dari 43 jenis konvensi yang berhasil dirumuskan berbagai komite PBB yang berhubungan
dengan HAM, maka konvensi dapat dikelompokan menjadi 4 sifat konvensi, yaitu sebagai
berikut:
a. Konvensi yang bersifat universal, misalnya hak pribadi untuk hidup dan berusaha.
c. Konvensi yang bersifat perlindungan, misalnya perlindungan hak minoritas dan orang
asing.
d. Konvensi yang bersifat deskriminasi, misalnya perbedaan kelas, ras, suku dan sebagainya.
1. Sosialisasi nilai-nilai HAM melalui jalur sekolah dan luar sekolah agar masyarakat
mengetahui tentang nilai-nilai HAM.
2. Meningkatkan peran serta dan pengetahuan peserta didik tentang nilai-nilai HAM.
4. Melestarikan berbagai nilai HAM dalam kehidupan bersama sebagai warisan kepada
generasi berikutnya sehingga semakin mentradisi prilaku yang sejalan dengan HAM.
5. Menunjukkan dan menerapkan berbagai cara hidup yang sejalan dengan tuntutan nilai-
nilai HAM.
c. UUD No. 7 tahun 1984 tentang pengesahan konvensi mengenai pengahapusan segala
bentuk diskriminasi terhadap wanita, 24 juli 1984.
e. Tap MPR RI No. XVII/MPR 1998 tentang Hak Asas Manusia 13 November 1998.
Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseoarang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi. Manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak mendapatkan
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 angka 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang
HAM).
II.1.4 Pengadilan HAM
Pengadilan Hak Asasi Manusia adalah Pengadilan Khusus terhadap pelanggaran Hak Asasi
Manusia yang berat. Pelanggaran HAM yang berat diperiksa dan diputus oleh
Pengadilan HAM meliputi :
1. Kejahatan genosida
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok
etnis, kelompok agama, dengan cara :
Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagian dari
serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan
secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa :
a. pembunuhan;
b. pemusnahan;
c. perbudakan;
f. penyiksaan;
g. perkosaan, perbudakan seksual, palcuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan
atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara;
j. kejahatan apartheid.
Secara arti kata pancasila mengandung arti, panca yang berarti “lima” dan sila yang berarti
“dasar”. Dengan demikian pancasila artinya lima dasar.
Sifat dari pancasila adalah imperative atau memaksa, siapa saja yang berada diwilayah NKRI,
wajib mentaati pancasila serta mengamalkannya tanpa persyaratan. Pancasila adalah
pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan
sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Dalam penjelasan resmi dari
pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa dalam Pembukaan UUD 1945 terkandung empat
pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
a. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
berdasar atas Persatuan;
b. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;
c. Negara Indonesia adalah Negara yang berkedaulatan rakyat dan berdasar atas
kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan;
d. Negara Indonesia berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Asas pokok pembentukan pemerintahan Negara Indonesia terletak pada bagian alinea ke-4 dari
pembukaan UUD 1945. Pada alenia ke-4 ini bisa di bagi dalam 4 pokok:
1. Tentang hal tujuan Negara indonesia, tercantum dalam kalimat “Kemudian daripada itu
untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
2. Tentang hal ketentuan diadakanya Undang-Undang Dasar tarcantum dalam kalimat yang
berbunyi: “maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia”.
3. Tentang hal bentuk Negara, dalam kalimat: “yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar Pancasila”.
4. Tentang hal Dasar Falsafah Negara Pancasila. Adapun Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 yang telah disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945 itu sebagian besar bahan-bahanya berasal dari Naskah Rancangan Pembukaan
UUD yang disusun oleh Panitia Perumus (panitia kecil) yang beranggotakan 9 orang yang
diketua oleh Ir. Soekarno pada tanggal 22 Juni 1945 di Jakarta.
Hak-hak asasi manusia dalam Pancasila dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 dan
terperinci di dalam batang tubuh UUD 1945 yang merupakan hukum dasar konstitusional dan
fundamental tentang dasar filsafat negara Republik Indonesia serta pedoman hidup bangsa
Indonesia, terdapat pula ajaran pokok warga negara Indonesia. Yang pertama ialah perumusan
ayat ke 1 pembukaan UUD tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh segala bangsa didunia.
Hubungan HAM dengan Pembukaan ini, diperlihatkan dengan secara khusus hak asasi
kemerdekaan segala bangsa dan tujuan negara.
Hubungan antara Hak Asasi Manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Sila ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama ,
melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama
untuk mendapat jaminan dan perlindungan undang-undang.
3. Sila persatuan indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga Negara
dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas
kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM dimana hendaknya
sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada
masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
Dapat dilihat dengan sadar bahwa Pancasila adalah pandangan hidup Bangsa dan Dasar Negara
Republik Indonesia serta bisa dirasakan bahwa Pancasila adalah sumber kejiwaaan masyarakat
dan Negara Republik Indonesia, maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila
sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan. Oleh karena itu
pengamalannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara Negara
yang secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan Pancasila oleh setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.Dengan demikian
Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa dan Dasar Negara Republik Indonesia akan
mempunyai arti nyata bagi rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan kehidupan
kemasyarakatan dan kenegaraan. Untuk itu perlu usaha yang sungguh-sungguh dan terus-
menerus demi terlaksananya penghayatan dan pengamalan Pancasila.
Demikianlah manusia dan Bangsa Indonesia menjamin kelestarian dan kelangsungan hidup
Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu dan berkedaulatan rakyat berdasarkan
Pancasila, serta penuh gelora membangun masyarakat yang maju, sejahtera, adil dan makmur.
Pancasila sebagai dasar hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia mengandung isi yang
bermoral dan mengangkat martabat rakyat Indonesia dengan tidak melihat ras,suku, dan
agama. Dengan memandang secara rata dan mengedepankan hak asasi manusia dalam
ketuhanan Yang Maha Esa,kemanusiaan yang adil dan beradab, kesatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Daftar Pustaka
Purbopranoto, Kuntjoro, Hak-Hak Asasi Manusia dan Pancasila, Pradnya Paramita, 1982, Cet Ke-
7.
Setiardja, Gunawan, Supremasi Hukum dalam Perspektif Pengembangan HAM, Jakarta.
file:///C:/Users/Personal/Downloads/picture/pelanggaran%20ham.html