Anda di halaman 1dari 9

HANDY HANGGODA UNTORO

UBAYA

STUDI LITERATUR BAWANG DAYAK

I. PENDAHULUAN

Bawang dayak (Eleutherine palmifolia, (L.) Merr) merupakan tanaman khas


Kalimantan Tengah. Tanaman ini sudah secara turun temurun dipergunakan masyarakat
Dayak sebagai tanaman obat. Tanaman ini memiliki warna umbi merah dengan daun
hijau berbentuk pita dan bunganya berwarna putih. Dalam umbi bawang dayak
terkandung senyawa fitokimia yakni alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, steroid dan
tannin.

Secara empiris bawang dayak sudah dipergunakan masyarakat lokal sebagai obat
berbagai jenis penyakit seperti kanker payudara, obat penurun darah tinggi (hipertensi),
penyakit kencing manis (diabetes melitus), menurunkan kolesterol, obat bisul, kanker
usus dan mencegah stroke. Ciri spesifik bawang dayak adalah umbi tanaman berwarna
merah menyala dengan permukaan yang sangat licin. Letak daun berpasangan dengan
komposisi daun bersirip ganda. Tipe pertulangan daun sejajar dengan tepi daun licin dan
bentuk daun berbentuk pita berbentuk garis. Selain digunakan sebagai tanaman obat
tanaman ini juga dapat digunakan sebagai tanaman hias karena bunganya indah dengan
warna putih yang memikat.

Ramuan bawang dayak sudah lama dimanfaatkan berbagai kalangan masyarakat


Dayak sebagai obat alternatif karena mudah diperoleh dan harganya relatif murah dan
tanaman ini mudah diperoleh masyarakat luas. Bawang dayak sudah banyak
dibudidayakan di pekarangan sebagai TOGA (tanaman obat keluarga) dan ramuannya
sudah banyak menyembuhkan penyakit. Penggunaan bawang dayak dapat dipergunakan
dalam bentuk segar, simplisia, manisan dan dalam bentuk bubuk (powder). Pemanfaatan
bawang dayak terkendala aromanya yang kurang sedap dan kurang praktis untuk dibawa-
bawa dalam keadaan mentah. Karena itu, untuk mempermudah ketersediaan dan
kepraktisan dalam pemanfaatannya maka dilakukan pengolahan bawang dayak menjadi
hard candy.
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Morfologi dan Taksonomi

Bawang dayak merupakan tanaman khas Kalimantan. Bawang dayak secara turun
temurun sudah dipergunakan oleh masyarakat suku dayak sebagai tanaman obat. Secara
empiris bawang dayak diketahui dapat menyembuhkan penyakit kanker usus, kanker
payudara, diabetes melitus, hipertensi, menurunkan kolesterol, obat bisul, stroke, dan
sakit perut sesudah melahirkan. Bawang dayak termasuk tanaman habitus herba semusim,
merambat, dengan tinggi 30-40 cm, bentuk batang semu, memiliki umbi yang berlapis,
berwarna merah, berbentuk bulat telur dan memanjang. Daun tunggal dengan bentuk pita,
ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berwarna hijau. Bunga majemuk, tumbuh di ujung
batang dengan panjang tangkai ± 40 cm, bentuk silindris, kelopak terdiri dari dua daun
kelopak, hijau kekuningan, terdiri dari empat daun mahkota dengan panjang ± 5mm,
berwarna putih. Benang sari empat, kepala sari kuning, putik bentuk jarum, panjang ± 4
mm, putih kekuningan. Memiliki akar serabut dan berwarna coklat muda (BPOM RI,
2011).

Tanaman bawang dayak merupakan semak berumpun yang tingginya sekitar 50 cm.
Bawang dayak memiliki akar serabut berwarna coklat muda. Batang tanaman ini tegak
dan merunduk pada ujungnya. Tanaman ini menyukai tempat yang terbuka dan tanah
kaya akan humus yang cukup lembab. Untuk menanamnya dapat menggunakan umbinya.
Daun bawang dayak berbentuk tunggal lonjong berujung runcing dengan pangkal yang
tumpul. Daunnya memiliki tulang menyirip dan berwarna hijau seperti dau bunga anggrek
tanah. Bagian yang sering digunakan pada tanaman ini adalah umbinya. Umbi tanaman
ini berbentuk lonjong, bulat telur, berwarna merah pekat dan tidak berbau selayaknya
bawang yang lain. Umbi tanaman ini dapat dipanen setelah usia 6 bulan. Dalam ilmu
taksonomi, berikut adalah klasifikasi dari bawang dayak :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobinota
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Iridaceae
Genus : Eleutherine
Gambar 2. 1 Bawang dayak
(Eleutherine palmifolia (L.) Merr.
Spesies : Eleutherine palmifolia (L.) Merr.

II.2 Kandungan senyawa


Kandungan senyawa aktif ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.)
Merr) disajikan pada tabel di bawah ini:

Komponen Mekanisme
Isolat
Alkaloid - Sebagai antibakteri penghambatan dengan mengganggu
komponen penyusun dinding peptidoglikan pada sel bakteri
sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk dan mati
Elecanacin - Menghambat transkripsi TCF / β-catenin dalam sel kanker
kolon SW480
- Peningkatan c-myc untuk apoptosis sel kanker
- Aktif melawan jamur Aspergillus niger, Rhizopus sp. and
- Penicillium sp
Eleutherin - Peningkatan aliran darah jantung
- Menghambat proliferasi K562 (sel leukimia), IC50 = 49 μg/mL
- Menghambat topoisomerase II manusia dengan IC50 = 50
μg/mL
- Menghambat transkripsi TCF / β-catenin dalam sel kanker
kolon SW480
- Aktif melawan jamur Aspergillus niger, Rhizopus sp. and
Penicillium sp
- Menghambat produksi NO sebagai zat pemicu inflamasi dalam
sel makrofag
- Menghambat pembentukan melanin, sebagai antidermatofit dan
antimelanogenesis
Eleutherinol - Menghambat reseptor estrogen alpha (ERα) kanker payudara
dengan nilai ikatan energi sebesar -6,43 kkal/mol terhadap
reseptor 3ERT (secara in silico)
Eleutherol - Peningkatan aliran darah jantung
- Penghambatan replikasi HIV, IC50 = 100 μg / mL
- Aktif melawan jamur Aspergillus niger, Rhizopus sp. and
Penicillium sp.
Fenolik - Sebagai antioksidan mengikat radikal bebas dengan
memberikan atom hidrogennya melalui proses transfer elektron
Flavanoid - Sebagai antibakteri membentuk senyawa kompleks dengan
protein ekstrasel dan protein terlarut sehingga dapat merusak
membran sel bakteri diikuti dengan keluarnya senyawa intrasel.
- Mendonorkan ion 58 hydrogen sehingga dapat menetralisir efek
toksik dan radikal bebas
Hongconin - Menghambat proliferasi K562 (sel leukimia), IC50 = 174
μg/mL
- Aktif melawan jamur Aspergillus niger, Rhizopus sp. and
Penicillium sp
- Menghambat produksi NO sebagai zat pemicu inflamasi dalam
sel makrofag
Isoeleuterin - Peningkatan aliran darah jantung
- Menghambat proliferasi K562 (sel leukimia), IC50 = 33μg/mL
- Menghambat replikasi HIV pada Hg lymphocytes, IC50 = 8.5
μg/mL
- Menghambat NFκB sel makrofag
- Menekan ekspresi inducible Nitric Oxide Syntase (iNOS)
(mediator inflamasi) pada sel makrofag.
- Aktif melawan jamur Aspergillus niger, Rhizopus sp. and
Penicillium sp.
Isoeleutherol - Menghambat replikasi HIV IC50 = 100 μg/mL
Isoliquiritigenin - Meningkatkan aktivitas apoptosis sel kanker kolon melalui
ekspresi caspase-3 dan TNF-α
- Menghambat ekspresi enzim topoisomerase I dan
topoisomerase II yang berperan dalam katalisis pemutaran dan
relaksasi DNA
- Menekan proliferasi sel kanker serviks dengan penghambatan
jalur estrogen alpha / Er-α
- Menghambat sel kanker metastasis melalui penghambatan
neoangiogenesis dalam VEGF / VEGFR-2 Signaling Pathway
- Menghambat proliferasi sel kanker pada fase G2/M dengan
menurunkan cyclin B, cell-division cycle 2 (cdc 2), dan cdc25c
Saponin - Sebagai antibakteri merusak permeabilitas dinding sel sehingga
dapat menyebabkan kematian sel
Tanin - Gugus -OH pada tanin berfungsi sebagai antioksidan karena
dapat meredam radikal bebas superoksida (O2-), hidroksil,
peroksil (ROO-), hidrogen peroksida (H2O2),oksigen nitrit
(NO-) dan peroksinitrit (ONOO-) pada dalam tubuh
Terpenoid - Sebagai antioksidan mengurangi pembentukan radikal bebas
baru dengan cara memutus reaksi berantai dan mengubahnya
menjadi produk yang lebih stabil
Oxyresveratrol - Meningkatkan jumlah sel goblet yang memroduksi mucin
terutama MUC2.
- Meningkatkan NAD+ dengan menstimulasi enzim yang
berperan dalam biosinteis NAD+ untuk penurunan stress
oksidatif
- Meningkatkan integritas tight junction yang berfungsi dalam
diferensiasi sel dan memperbaiki struktur kripta pada kolon

II.3 Studi Farmakologi


II.3.1 Sebagai anti inflamasi
Flavonoid merupakan bagian dari golongan polifenol. Sehingga sama halnya dengan
polifenol, flavonoid juga memiliki efek kesehatan baik dalam mencegah inflamasi
ataupun radikal bebas. Peranan flavonoid dalam hal pencegahan inflamasi bisa dilihat
pada gambar dibawah.
Uji fitokimia ekstrak bawang dayak secara kualitatif didapatkan hasil bahwa ekstrak
etil asetat bawang dayak segar menunjukkan adanya kandungan flavonoid positif kuat,
pada pelarut etanol 96% diperoleh hasil positif, dan pada pelaut air diperoleh hasil
negatif. Sedangkan pada bawang dayak simplisia menunjukkan bahwa pada penggunaan
pelarut air diperoleh hasil positif dan sedangkan pada penggunaan pelarut etil asetat dan
etanol 96% didapatkan hasil positif lemah. Diantara flavonoid, quercetin (3,3’,4’,5,7-
pentahydroxyflavone) adalah yang paling banyak dijumpai di alam dan wakil utama dari
subclass flavonol.
Besarnya kandungan kuersetin dalam E. Palmifolia menggunakan metode
kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan rerata kadar kuersetin yang diperoleh adalah
0,2943% (b/b). Quercetin merupakan anti-inflamasi dan agen antioksidan yang kuat,
dimana bila diberikan secara oral memiliki efek protektif dan menguntungkan pada
peradangan usus kronis. Quercetin adalah antioksidan flavonoid dan anti-inflamasi.
Quercetin diketahui mampu menghambat aktivitas myeloperoxidase pada tempat
peradangan, menghambat enzim yang di sekresi oleh neutrofil aktif dan makrofag pada
tempat peradangan.

II.3.2 Sebagai anti kanker


Umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) mengandung senyawa
metabolit sekunder golongan flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa yang terbukti
dapat menyebabkan apoptosis sel dan menghambat proliferasi beberapa sel kanker.
Flavonoid yang bertindak sebagai pro-oksidan dapat menekan proliferasi sel kanker
dengan menghambat epidermal faktor pertumbuhan reseptor / pengaktifan mitogen
protein kinase (EGFR / MAPK), phosphatidylinositide 3-kinases (PI3K), protein kinase B
(Akt) serta faktor nuklir kappa-lightchain-enhancer sel B teraktivasi (NF-κB). Dengan
demikian, flavonoid dapat mengaktifkan jalur pensinyalan kematian sel terprogram dalam
sel kanker dengan mekanisme ganda yaitu mengaktifkan protein anti-apoptosis serta
menekan protein dan caspases pro-apoptosis
Selain itu, umbi bawang dayak mengandung senyawa metabolit sekunder golongan
naftokuinon. Mekanisme kerja naftokuinon sebagai antikanker, Naftokuinon dapat
membunuh atau menginduksi kematian sel dengan lebih dari satu mekanisme.
Sitotoksisitas telah dikaitkan dengan penghambatan topoisomerase DNA manusia I dan
II, kerusakan DNA (generasi ROS dan stres oksidatif), pengaktifan p53 sebagai respons
terhadap kerusakan DNA, regulasi peradangan terkait tumor,penghambatan MALT1,
induksi apoptosis melalui penekanan ER, represi aktivitas telomerase dan penekanan
NQO1
Isolasi komponen aktif yang mampu melawan alfa-glukosidase pada ekstrak E.
Palmifolia (50% aqueous methanol-soluble). Dari analisa HPLC tersebut diketahui bahwa
terdapat komponen yang diisolasi yakni eleutherol, eleutherinoside A, dan eleuthoside B.
Berdasarkan jumlah dan aktivitas penghambatan tiap naftalen pada keseluruhan ekstrak,
aktivitas penghambatan umbi bawang E. Palmifolia terhadap alfa-glukosidase
diakibatkan dari senyawa eleutherinoside A (IC50 – 0,5mM; yield = 5mg/50g sampel).

II.3.3 Sebagai antibakteri


Ekstrak umbi bawang dayak memiliki aktivitas antibakteri yang membentuk
hambatan pertumbuhan bakteri gram positif. Ekstrak umbi bawang dayak mampu
menghambat bakteri gram positif yaitu Staphylococcus aureus. Aktivitas antibakteri
ekstrak umbi bawang dayak berhubungan dengan senyawa aktif yang terkandung didalam
bawang dayak salah satunya yaitu Flavonoid. Flavonoid berfungsi sebagai antijamur dan
antibakteri. Mekanisme kerjanya yaitu denaturasi protein sel bakteri, sehingga sifat
khasnya hilang. Flavonoid juga menyebabkan perubahan komponen organik dan transpor
nutrisi yang mengakibatkan timbulnya efek toksik terhadap bakteri.
Flavonoid memiliki efek antibakteri karena kemampuannya berinteraksi dengan DNA
bakteri. Setiap compound flavonoid mempunyai kemampuan untuk merusak ikatan
jembatan hydrogen dari untaian rantai ganda DNA. Senyawa flavonoid akan kontak
dengan DNA pada inti sel dan melalui perbedaan kepolaran antara lipid penyusun DNA
dengan gugus alkohol pada senyawa flavonoid akan terjadi reaksi, sehingga merusak
struktur lipid dari DNA dan inti sel bakteri juga akan lisis serta mati.
Pada perhitungan kadar total flavonoid dan perhitungan zona hambat ekstrak umbi
bawang dayak terhadap bakteri Enterococcus faecalis menunjukan apabila semakin tinggi
konsentrasi pada ekstrak umbi bawang dayak maka kadar total flavonoid pada umbi
bawang dayak juga semakin tinggi yang menyebabkan semakin tinggi dalam merespon
hambatan pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis.
II.3.4 Sebagai antihipertensi
Hipertensi atau sering disebut sebagai tekanan darah tinggi merupakan salah satu
penyakit sistem kardiovaskuler atau sistem jantung yang sering terjadi pada usia dewasa.
Hipertensi merupakan penyakit yang serius dan memerlukan penanganan segera, apabila
tidak dilakukan penanganan segera maka akan memiliki dampak buruk bagi penderitanya.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal atau kronis,tekanan sistolik diatas 140mmHg
dan diastolik diatas 90mmHg.
Ekstrak etanol bawang dayak dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastole.
Ekstrak bawang dayak memiliki efek anti hipertensi sistolik sebesar ≥ 20 mmHg pada
dosis 400/Kg BB dapat menurunkan tekanan darah diastole yang tidak berbeda nyata
dengan Kaptropil, dalam penelitian ini bawang dayak dikeringkan kemudian ditambahkan
ekstrak etanol 70% dan di biarkan selama 3x24 jam, setelah itu ekstrak bawang dayak
yang sudah disaring dan diresidu diberikan kepada tikus jantan yang memiliki tekanan
darah tinggi dan dibandingkan dengan penggunaan obat Kaptropil

II.3.5 Sebagai antidiabetes


Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak
bisa memproduksi insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak menggunakan insulin
secara efektif yang berakibat penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Diabetes mellitus
merupakan suatu penyakit yang dapat meningkat jika dipicu oleh beberapa factor seperti
kegemukan (obesitas), kurang aktivitas, penduduk berumur diatas 40 tahun meningkat,
berkurangnya penyakit infeksi dan kekurangan gizi
Senyawa dalam bawang dayak dapat menurunkan kadar glukosa darah yaitu senyawa
flavonoid. Aktivitas antioksidan yang terdapat pada senyawa flavonoid dapat menangkap
atau menetralkan radikal bebas, sehingga dapat memperbaiki keadaan jaringan yang
rusak. Flavonoid dapat berperan dalam kerusakan jaringan pankreas yang diakibatkan
oleh alkilasi DNA akibat induksi aloksan sebagai akibatnya dapat memperbaiki morfologi
pankreas. Flavonoid dilaporkan memiliki aktivitas antidiabetes yang mampu
meregenerasi sel

II.4 Studi Pre-Klinik dan Mekanisme Kerja Secara in Vitro


No Bahan Senyawa / Aktivitas Mekanisme Kerja
Golongan
Senyawa
1 Ekstrak Golongan Aktivitas sitotoksik - Menghambat proliferasi
terhadap sel T47D kanker
Etanol 96% flavanoid payudara dengan nilai IC50 melalui inhibisi proses
bawang 255,363 μg/mL. oksidatif yang dapat
dayak menyebabkan inisiasi
kanker.
- Menghambat ekspresi
enzim topoisomerase I
dan topoisomerase II
yang berperan dalam
katalisis pemutaran dan
relaksasi DNA.
2 Ekstrak Golongan Aktivitas sitotoksik - Menekan tingkat ekpresi
terhadap sel T47D kanker
Etanol 96% flavanoid payudara dengan nilai IC50 gen p53 mutan yang
bawang 125 μg/mL. memacu proses
dayak apoptosis
- Penghambatan siklus sel
(cell cycle arrest) yang
memberikan kesempatan
bagi sel untuk
melakukan perbaikan
DNA
3 Ekstrak Golongan Aktivitas sitotoksik - Menghambat transkripsi
Etanol naftakuinon terhadap sel SW480 TCF / β-catenin dalam
bawang kanker kolon sel kanker
dayak - Membentuk tipe
kompleks dengan
topoisomerase II dengan
stereospesifik dan
penghambatan selektif
aktivitas
- Meningkatkan c-myc
untuk apoptosis
4 Fraksi etil - Isoliquiritigenin Aktivitas sitotoksik - Aktivitas antiproliferatif
asetat - Oxyresveratrol terhadap sel kanker dengan penurunan
bawang serviks Hela dengan viabilitas sel
dayak IC50 44,34 μg/mL. - Menginduksi akumulasi
sel dalam fase G2 / M
dan fitur morfologis
serta biokimia dari
apoptosis
- Menghambat aktivitas
NF-κB terhadap sel
kanker serviks HeLa.

II.5 Studi Pre-Klinik dan Mekanisme Kerja Secara in Vivo


No Bahan Senyawa / Aktivitas Mekanisme Kerja
Golongan
Senyawa
1 Ekstrak Oxyresveratrol Aktivitas - Meningkatkan panjang
Etanol 96% sitotoksik pada kripta dan jumlah sel
bawang kanker kolon goblet yang memproduksi
dayak dengan dosis MUC2
0,50mg/20gBB - Meningkatan sintesis
NAD+ yang berfungsi
untuk menurunkan stress
oksidatif.
- Meningkatkan integritas tight
junction dengan mengaktivasi
fosforilasi protein kinase C (PKC).
2 Ekstrak Golongan Aktivitas - Meningkatan aktivitas
Etanol 96% flavanoid sitotoksik terhadap apoptosis dengan adanya
bawang sel kanker kolon peningkatan ekspresi
dayak dengan dosis caspase-3 dan TNF-α
1mg/20gBB
3 Ekstrak - Gol. Polifenol Aktivitas - Meningkatkan kadar
Etanol 96% - Gol. antiinflamasi pada MDA yang bersifat
bawang Naftakuinon kolon dengan dosis mutagenik
dayak 750mg/kgBB - Meningkatan kadar SOD
jaringan yang merupakan
salah satu antioksidan
enzim yang ada di dalam
tubuh
4 Fraksi - Gol. Memberikan efek toksik - Efek toksik dengan
dengan nilai LD50
kloroform Flavanoid 187,068mg/kgBB ditandai adanya kematian
bawang - Gol. pada mencit dengan
dayak Naftakuinon pengamatan selama 24
jam.

III. METODE
Pengerjaan tugas khusus dilaksanakan pada bulan Mei 2023, metode yang digunakan
yaitu pengumpulan data menggunakan sumber informasi primer berdasarkan jurnal-jurnal
penelitian.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Nikeherpianti Lolok, Haidir Rahmat, Putri Mega Wijayanti. 2019. Efek Antidiabetes
Kombinasi Ekstrak Kulit Bawang Dayak Dan Kulit Bawang Merah Pada Mencit
Yang Diinduksi Aloksan. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, Vol 5. No.2
Desember 2019
PerBPOM RI. 2011. PEDOMAN PENCANTUMAN INFORMASI NILAI GIZI PADA
LABEL PANGAN. Indonesia.
Roihatul Muti’ah, Anik Listiyana dan Belia Bima Nafisa. 2020. Kajian Efek Ekstrak Umbi
Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) sebagai Antikanker. Jurnal
Islamic Pharm, Volume 5 (2) 2020 p14-26
Sri Handayani, Eka Malinda Dewantari, Cemy Nur Fitria. 2021. PENGARUH
PEMBERIAN TEH BAWANG DAYAK TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI. Jurnal Perawat
Indonesia, Volume 5 No 2, Hal 724-730

Anda mungkin juga menyukai