Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : DINI ARTIANTI AMALINA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048703227

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4101/Pendidikan Agama Islam

Kode/Nama UPBJJ : 17 / Jambi

Masa Ujian : 2022/23.2 (2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

1. Disebut sebagai khalifah di muka bumi, artinya manusia sebagai wakil atau pemimpin di
bumi. Tentunya tugas ini sangat berat sehingga setiap manusia harus memiliki kemampuan
mengelola alam semesta sesuai amanat yang diemban.

Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam hadits dari Abu Hurairah berikut ini:

Artinya: "Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban


tentang orang yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin bagi manusia, dan ia akan
diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi
keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah
pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban
tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin terhadap harta tuannya, dan dia akan
diminta pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian
adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang
kepemimpinannya." (HR. Bukhari)

Dengan begitu, Al Baqarah ayat 30 menjelaskan bahwa setiap manusia adalah khalifah yang
memimpin bumi sehingga akan ditanya pertanggung jawabannya nanti.

-Etos kerja yaitu seperangkat perilaku positif dan fondasi yang mencakup motivasi yang
menggerakkan mereka, karakeristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral,
kode perilaku, sikap, aspirasi, keyakinan, prinsip dan standar .

2. Dalam sebuah negara, agama memiliki empat faktor, antara lain yaitu agama sebagai faktor
pemersatu, agama sebagai pendorong berhasilnya proses politik dan kekuasaan, agama
sebagai legitimasi sistem politik, dan agama sebagai sumber moralitas

Islam adalah agama universal, meliputi semua unsur kehidupan, dan politik, Negara dan tanah
airi adalah bagian dari islam. tidak ada yang namanya pemisahan antara agama dan politik.
karena politik bagian dari risalah Islam yang sempuran.[4] Seperti ungkapan bahwa tidak ada
kebaikan pada agama yang tidak ada politiknya dan tidak ada kebaikan dalam politik yang
tidak ada agamanya.Di dalam Islam pun, politik mendapat kedudukan dan tempat yang
hukumnya bisa menjadi wajib. Para ulama kita terdahulu telah memaparkan nilai dan
keutamaan politik. Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa Dunia merupakan
ladang akhirat. Agama tidak akan menjadi sempurna kecuali dengan dunia. memperjuangkan
nilai kebaikan agama itu takkan efektif kalau tak punya kekuasaan politik. Memperjuangkan
agama adalah saudara kembar dari memperjuangkan kekuasaan politik (al-din wa al-sulthan
tawamaan).lengkapnya Imam Al- Ghazali mengatakan: “Memperjuangkan kebaikan ajaran
agama dan mempunyai kekuasaan politik (penguasa) adalah saudara kembar. Agama adalah
dasar perjuangan, sedang penguasa kekuasaan politik adalah pengawal perjuangan. Perjuangan
yang tak didasari (prinsip) agama akan runtuh, dan perjuangan agama yang tak dikawal akan
sia-sia”. Dari pandangan Al-Ghazali itu bisa disimpulkan bahwa berpolitik itu wajib karena
berpolitik merupakan prasyarat dari beragama dengan baik dan nyaman. Begitulah islam
memandang pollitik
3. Sesungguhnya Islam memberikan pencerahan terhadap kehidupan, hal ini dalam kehidupan
duniawi untuk menuju kehidupan ukhrowi. Yakni kehidupan di dunia tentu hidup
bermasyarakat, yang semuanya majemuk, beraneka ragam, heterogenitas hal itu, merupakan
sunnatullah yang harus disikapi dengan bijaksana. Islam merupakan tatanan yang cocok
dalam berkehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Sehingga perkembangan Islam banyak
diterima oleh masyarakat baik nasional maupun masyarakat dunia. Islam tidak membeda-
bedakan antara ras, warna kulit, kulit hitam atau kulit putih, tetapi menjaga kerukunan.
Masyarakat yang bercorak pluralitas menyebabkan setiap golongan memiliki cara berkir dan
bertindak sendiri dalam mewujudkan kepentingan menurut loso hidupnya yang dipengaruhi
oleh keyakinan, kultur dan situasi. Menurut para pemikir muslim, seperti Ibn Abi Rabi’, Al-
Mawardi dan Ibn Khaldun menyatakan bahwa untuk mewujudkan masyarakat teratur
diperlukan tercipanya rasa aman, damai, keadilan yang menyeluruh yang didasarkan pada
undang-undang untuk mengatur kerjasama antar kelompok sosial yang menjamin kepentingan
bersama serta didukung oleh pemimpin yang berwibawa untuk melaksanakanya
Semua manusia di alam dunia diciptakan dari satu asal yang sama. Tidak ada kelebihan yang
satu dari yang lainya, kecuali yang paling baik dalam menunaikan fungsinya sebagimana
khalifah Tuhan di bumi, yang lebih banyak manfaatnya bagi kemanusiaan, dan yang paling
takwa kepada Allah SWT. Perbedaan ras dan bangsa hanyalah sebagai pertanda dan identitas
dalam pergaulan Internasional.

Sebagimana rman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Hujurat ayat 13 yang artinya:
Hai manusia! Sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan
dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa, supaya kamu saling kenal-mengenal dengan
baik, sesungguhnya semulia-mulia kamu pada sisi Allah ialah yang paling takwa(Q.S Al
Hujurat:13)

Islam menegaskan prinsip persamaan seluruh manusia. Atas dasar prinsip persamaan itu, maka
setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Islam tidak memberikan hak-hak
istimewa bagi seseorang atau golongan lainya, baik dalam bidang kerohanian, maupun dalam
bidang politik,sosial dan ekonomi. Jadi setiap orang mempunyai kedudukan atau kewajiban
yang sama atas kesejahtraan anggotanya. Sebab Islam menentang setiap bentuk diskriminasi,
baik diskriminasi karena keturunan, maupun karena warna kulit, kesukuan, kebangsaan dan
kekayaan.

Anda mungkin juga menyukai