Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA Nn.

“P” UMUR 19 TAHUN


DENGAN METRORAGIA DI PUSTU SAOHIRING UPTD PUSKESMAS MANIMPAHOI

DISUSUN OLEH

RAHMATIA (BK 1909426)

STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR


TAHUN 2020
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA Nn. “P” UMUR 19 TAHUN
DENGAN METRORAGIA DI PUSTU SAOHIRING UPTD PUSKESMAS MANIMPAHOI

Tanggal : 5 Agustus 2020

No. Register :-

Tempat : Pustu Saohiring UPTD Puskesmas Manimpahoi

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 5 Agustus 2020 Pukul : 13.20 WITA

A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Nn. “P”
2. Umur : 19 th
3. Agama : Islam
4. Suku/bangsa : Bugis / Indonesia
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Mahasiswa
7. Alamat : Dusun Tengka, Desa Saohiring

B. ANAMNESA (Data Subjektif)


1. Keluhan Utama
Nn. P mengatakan mengalami perdarahan bercak sejak 7 hari yang lalu dan tidak nyeri.
2. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : Nn. P mengatakan haid pertama usia 15 tahun
b. Siklus : Nn. P mengatakan siklus haidnya 28 hari
c. Teratur/tidak : Nn. P mengatakan haidnya tidak teratur
d. Tanggal haid : Nn. P mengatakan haid terakhir 15 Juli 2020
e. Lamanya : Nn. P mengatakan lamanya haid 5 hari
f. Banyaknya : Nn. P mengatakan ganti pembalut 3 kali sehari
g. Sifat darah : Nn. P mengatakan darahnya encer
h. Dismenorhoe : Nn. P mengatakan nyeri saat haid tetapi tidak mengganggu aktivitas
3. Riwayat Perkawinan
Nn. P mengatakan belum menikah
4. Riwayat penyakit

a. Riwayat penyakit sekarang


Nn. P mengatakan tidak sedang menderita sakit apapun seperti batuk, flu atau demam.
b. Riwayat penyakit sistemik
1) Jantung : Nn. P mengatakan tidak nyeri dada sebelah kiri, tidak berdebar-
debar , tidak mudah lelahdan tidak berkeringat dingin.
2) Ginjal : Nn. P mengatakan tidak nyeri perut kanan dankiri bawah serta tidak
nyeri saat BAK.
3) Asma : Nn. P mengatakan tidak pernah sesak nafas
4) TBC : Nn. P mengatakan tidak pernah batuk terus menerus lebih dari 2
minggu.
5) Hepatitis : Nn. P mengatakan tidak pernah mengalami kuning pada muka, mata,
kulit dan kuku.
6) DM : Nn. P mengatakan tidak mudah haus dan lapar, tidak sering BAK di
malam hari
7) Hipertensi : Nn. P mengatakan tekanan darahnya tidak pernah lebih dari 140/90
mmHg
8) Epilepsi : Nn. P mengatakan tidak pernah kejang disertai keluar air liur berbusa.
9) Lain-lain : Nn. P mengatakan tidak ada riwayat penyakit lain.
c. Riwayat penyakit keluarga
Nn. P mengatakan keluarganya tidak ada riwayat penyakit menurun seperti DM,
jantung, hipertensi dan penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS
d. Riwayat operasi
Nn. P mengatakan tidak ada riwayat operasi apapun.
5. Data Psikologis
Nn. P mengatakan cemas dan tidak nyaman dengan keadaannya berkaitan dengan
perdarahan bercak yang dialaminya dan juga cemas dengan pekerjaannya jika sudah mulai
kuliah nanti berkaitan dengan biaya kuliahnya dan jam kerja serta tuntutan prestasi dari
keluarganya.
6. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Nn. P mengatakan makan 3 kali sehari teratur, porsi sedang dengan menu nasi, lauk dan
sayur. Minum air putih ± 2 botol tupperware 750ml sehari.
b. Aktivitas
Nn. P mengatakan bekerja sebagai pelayan di rumah makan selama ± 2 bulan.
c. Istirahat/tidur
Nn. P mengatakan tidak pernah tidur siang, tidur malam ± 5 jam sehari.

C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)


1. Status generalis
a. Keadaan Umum : Baik
b. TTV : TD :110/70 mmHg N: 82 x/menit S : 36,2 0C R: 18 x/menit
c. BB : 42 Kg, TB : 155 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1) Rambut : hitam, tidak rontok, tidak berketombe
2) Muka : bersih, tidak ada cloasama, tidak odema
3) Mata
a) Oedema : Tidak oedema
b) Conjungtiva : Merah muda
c) Sklera : Putih
4) Hidung : tidah ada benjolan, tidak ada sekret
5) Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
6) Mulut/gigi/gusi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, gusi tidak berdarah
b. Leher
1) Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran kelenjar gondok
2) Benjolan : tidak ada benjolan
3) Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
c. Dada dan Axilla
1) Dada : normal, tidak ada retraksi dinding dada
2) Mammae dan Axilla : tidak dilakukan
d. Abdomen
1) Pembesaran hati : tidak ada pembesaran hati
2) 2) Benjolan : tidak ada benjolan
3) Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
4) Luka bekas operasi : tidak ada luka bekas operasi
e. Anogenital
1) Vulva Vagina
a) PPV : ada bercak darah berwarna coklat kemerahahan pada pantyliner.
2) Inspekulo : tidak dilakukan
3) Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan
4) Anus
a) Haemorhoid : tidak dilakukan
b) Keluhan lain : tidak ada
f.Ekstremitas
1) Varises : tidak ada varises
2) Oedema : tidak ada oedema
3) Reflek patella : positif kanan dan kiri
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium : Hb : 11 gr%
b. Pemeriksaan penunjang lain USG : tidak terlihat adanya kista ataupun polip pada
endometrium
II. INTERPRETASI DATA

Tanggal : 5 Agustus 2020 Pukul : 13.40 WITA

A. Diagnosa Kebidanan

Nn. P umur 19 tahun dengan Metroragia dan anemia ringan.

Data Dasar :

DS :

1. Pasien mengatakan bernama Nn. P dan berumur 19 tahun.


2. Nn. P mengatakan belum menikah.
3. Nn. P mengatakan mengeluarkan bercak darah sejak 7 hari yang lalu dan tidak nyeri
4. Nn. P mengatakan cemas dengan pekerjaannya jika sudah mulai kuliah nanti berkaitan
dengan biaya kuliahnya dan jam kerja serta tuntutan prestasi dari keluarganya.
5. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Aktivitas
Nn. P mengatakan bekerja sebagai pelayan di rumah makan selama ± 2 bulan.
b. Istirahat/tidur
Nn. P mengatakan tidak pernah tidur siang, tidur malam ± 5 jam sehari.
DO :

1. Keadaan Umum : baik


2. TTV : TD:110/70 mmHg N: 82 x/menit S : 36,2 0C R: 18 x/menit
3. BB : 42 Kg
4. TB : 155 cm
5. PPV : ada bercak darah berwarna coklat kemerahan pada pantyliner
6. Hb : 11 gr%
7. USG : tidak terlihat adanya kista ataupun polip pada endometrium

B. Masalah

Nn. P mengatakan cemas dan tidak nyaman dengan keadaannya saat ini.

C. Kebutuhan

Memberikan informasi kepada Nn. P tentang keadaannya dan dukungan moril serta anjurkan
Nn. P mengkonsumsi gizi seimbang.

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Anemia sedang.

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

Mandiri : memberikan pil kombinasi dan tablet Fe.

V. PERENCANAAN

Tanggal : 5 Agustus 2020 Pukul : 13.45 WITA

1. Beritahu tentang Nn. P tentang keadaan yang dialaminya.


2. Anjurkan Nn. P untuk mengkonsumsi gizi seimbang terutama yang mengandung zat besi
selama mengalami perdarahan tidak teratur tujuannya untuk meningkatkan kadar sel darah
merah akibat anemia.
3. Anjurkan Nn. P menjaga kebersihan alat genetalianya sehubungan dengan kebutuhan rasa
nyaman.
4. Berikan Nn. P dukungan moril agar Nn. P tidak cemas dengan keadaannya
5. Berikan Nn. P terapi obat.
6. Anjurkan Nn. P kontrol ulang 3 hari lagi.

VI. PELAKSANAAN Tanggal : 5 Agustus 2020 Pukul : 13.50 WIB


1. Memberitahu Nn. P bahwa dirinya sedang mengalami perdarahan yang terjadi diantara
siklus menstruasi berupa perdarahan bercak yang disebut metroragia. Metroragia dapat
disebabkan karena adanya gangguan pada sistem hormonal yang dapat dipicu karena stress
emosional yang dialaminya. Metroragia yang dialaminya harus segera diobati karena
apabila berlangsung terus menerus akan menyebabkan kadar hemoglobinnya semakin
berkurang atau anemia.
2. Menganjurkan Nn. P mengkonsumsi gizi seimbang terutama makanan yang mengandung
zat besi selama mengalami perdarahan tidak teratur tujuannya untuk meningkatkan kadar
sel darah merah akibat anemia.
3. Menganjurkan Nn. P menjaga kebersihan alat genetalianya dengan mengganti pantyliner
minimal 2 kali sehari dan menjaga agar alat genetalia tetap kering / tidak lembab.
4. Memberikan Nn. P dukungan moril bahwa dirinya tidak perlu cemas dengan keadaanya
karena perdarahan yang dialaminya bisa diobati.
5. Memberikan Nn. P terapi obat
a. Pil Kombinasi (Microgynon) 9 butir pil di minum 3 kali sehari sampai habis
b. Tablet Fe 200 mg 10 tablet diminum 3 kali sehari sampai habis
6. Menganjurkan Nn. P kontrol ulang 3 hari lagi.

VII. EVALUASI Tanggal : 5 Agustus 2020 Pukul : 14.05


1. Nn. P sudah mengetahui tentang keadaan dialaminya
2. Nn. P bersedia mengkonsumsi gizi seimbang terutama makanan yang mengandung zat
besi.
3. Nn. P bersedia menjaga kebersihan alat genetalianya
4. Nn. P sudah diberikan dukungan moril dan Nn. P sudah tidak cemas
5. Nn. P sudah diberikan terapi obat
6. Nn. P bersedia kontrol ulang 3 hari lagi
DATA PERKEMBANGAN (I)

KONTROL ULANG

Tanggal : 9 Agustus 2020

Pukul : 11.10 WITA

Tempat : Pustu Saohiring, UPTD Puskesmas Manimpahoi

S : Subjektif

a. Nn. P mengatakan perdarahannya sudah berhenti sejak tanggal 8 Agustus 2020


b. Nn. P mengatakan sudah meminum semua obat yang diberikan dan minum obat terakhir
tanggal 7 Agustus 2020 Pukul 12.15 WITA
c. Nn. P mengatakan selalu menjaga kebersihan genetalianya dengan mengganti pantyliner 3 kali
sehari dan menjaga alat genetalianya tetap kering.

O : Objektif

1. Keadaan Umum : baik


2. TTV : TD : 120/80 mmHg N : 88 x/menit S : 36,3 oC R : 22 x/menit
3. BB : 52 Kg
4. PPV : tidak ada pengeluaran pervaginam pada celana dalam
5. Hb : 11,3 gr%

A : Assesment

Nn. P umur 19 tahun dengan riwayat Metroragia dan anemia ringan.

P : Planning

Tanggal : 9 Agustus 2020, Pukul 11.20 wita

1. Menganjurkan Nn. P tetap menjaga kebersihan alat genetalianya dengan rutin ganti celana dalam
minimal 2 kali sehari dan menjaga alat genetalia tetap kering
2. Menganjurkan Nn. P tetap mengkonsumsi gizi seimbang setiap hari dan gizi tinggi zat besi
contohnya sayuran berwarna hijau tua (bayam, kangkung, daun singkong), daging merah, kuning
telur atau mengkonsumsi tablet Fe saat menstruasi dan jika mengalami perdarahan tidak teratur
supaya tidak mengalami anemia.
3. Menganjurkan Nn. P segera ke tenaga kesehatan apabila Nn. P mengalami perdarahan tidak
teratur seperti perdarahan bercak dalam waktu yang lama dan sampai mengganggu kesehatan
Nn. P misalnya Nn. P letih, lemah dan terlihat pucat.
4. Memberikan terapi tablet Fe 200 mg 10 butir 3x1
5. Menganjurkan Nn. P kontrol ulang jika ada keluhan.

EVALUASI

Tanggal : 9 Agustus 2020, pukul 11.25 wita

1. Nn. P bersedia untuk tetap menjaga kebersihan alat genetalianya.


2. Nn. P bersedia mengkonsumsi gizi seimbang setiap hari dan gizi tinggi zat besi atau mengkonsumsi
tablet Fe saat menstruasi dan jika mengalami perdarahan tidak teratur supaya tidak mengalami
anemia
3. Nn. P bersedia segera ke tenaga kesehatan apabila mengalami perdarahan bercak dalam waktu
yang lama dan sampai mengganggu kesehatan Nn. P .
4. Nn. P bersedia mengkonsumsi terapi yang diberikan.
5. Nn. P bersedia kontrol ulang jika ada keluhan.
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan kesenjangan antara teori yang ada
dengan praktek yang dilakukan dilahan. Dalam menjelaskan kesenjangan tersebut penulis
menggunakan langkah-langkah dalam manajemen kebidanan yaitu pengkajian, interpretasi
data, diagnosa potensial, intervernsi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk dapat mengambil kesimpulan dan pemecahan
masalah dari kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindakan lanjut dalam
penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan efisien khususnya pada kasus Metroragia.
1. Pengkajian
Pasien mengeluhkan tentang menstruasi yang terjadi dengan interval tidak
teratur atau terdapat insiden bercak darah atau perdarahan diantara menstruasi
(Varney, 2007). Inspekulo untuk melihat keadaan serviks (cairan/darah,
luka/peradangan, tanda keganasan), keadaan dinding vagina (Muslihatun, 2009).
Saluran vagina harus diperiksa untk melihat keberadaan erosi dan polip (Manuaba,
2010). Pemeriksaan penunjang pengukuran konsentrasi hemoglobin merupakan
indikator objektif mengenai kuantitas dan durasi hilangnya darah selama menstruasi.
USGpelvis juga dapat diindikasikan jika penyebab perdarahan tidak dapat dikonfirmasi
(Norwitz, 2008).
Pada data subyektif Nn. P mengatakan mengalami perdarahan bercak sejak 7
hari yang lalu dan tidak nyeri. Nn. P mengatakan haid terakhir tanggal 15 Juli 2020,
belum menikah. Hasil pemeriksaan terdapat pengeluaran pervaginam berupa bercak
darah berwarna coklat kemerahan pada pantyliner, kadar Hb 11 gr% dan hasil USG tidak
terlihat adanya kista ataupun polip pada endometrium.
Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus yaitu pada
teori kasus metroragia saluran vagina harus diperiksa untk melihat keberadaan erosi dan
polip . sedangkan pada kasus Nn. P tidak dilakukan pemeriksaan inspekulo karena
disesuaikan dengan keadaan pasien.
2. Interpretasi Data
Diagnosa kebidanan pada kasus Metroragia menurut Muslihatun (2009) adalah
Ny. X PxAx umur X tahun dengan Metroragia. Masalah yang timbul pada kasus
metroragia yaitu pasien merasa tidak nyaman akibat dari aliran menstruasi yang tidak
teratur dan merasa dalam derajat kesehatan yang tidak baik (Varney,2007). Pada pasien
gangguan reproduksi membutuhkan tentang keadaannya dan nutrisi yang adekuat
(Muslihatun,2009).
Pada kasus ini dari pengkajian data Nn. P dapat ditegakkan diagnosa Nn. P umur
19 tahun dengan Metroragia dan anemia ringan. Masalah yang timbul pada Nn. P adalah
Nn. P merasa cemas dan tidak nyaman dengan keadaannya saat ini. Dari masalah yang
timbul maka kebutuhan Nn. P adalah mendapatkan informasi tentang keadaannya saat
ini, konsumsi gizi seimbang dan dukungan moril.
Pada langkah ini ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik yaitu
pada teori diagnosa kebidanan kasus metroragia adalah Ny. X PxAx umur X tahun
dengan Metroragia, sedangkan pada kasus Nn. P diagnosa kebidanan yang muncul yaitu
Nn. P umur 19 tahun dengan Metroragia dan anemia ringan
3. Diagnosa Potensial
Perdarahan vagina yang tidak teratur dan terus menerus akanmengakibatkan
anemia karena kadar hemoglobin rendah (Norwitz, 2008).
Pada kasus Nn. P ditegakkan diagnosa potensialnya yaitu anemia sedang karena
kadar Hb Nn. P 11 gr%. Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara
teori dan praktik.
4. Tindakan Segera
Menurut Varney (2007) Jika etiologi metroragia diperkirakan bersifat hormonal,
hormon estrogen biasanya menjadi pilihan terapi. Kombinasi kontrasepsi hormonal
merupakan pengobatan yang sangat efektif dalam mengontrol perdarahan metroragia.
Pada kasus Nn. P tindakan segera dilakukan secara mandiri yaitu memberikan pil
microgynon dan tablet Fe. Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan praktik.
5. Perencanaan
Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015), penanganan Metroragia yaitu : jika
pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak, penderita harus
istirahat baring dan beri transfusi darah, terapi estrogen : dipropionitas estradicol 2,5
mg IM. Estrogen yang tinggi kadar darahnya mengakibatkan perdarahan berhenti, terapi
progesteron : hidroksi – progesteron 125 mg IM. Injeksi progesteron bermanfaat untuk
mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium. Jika pemberian estrogen saja
atau progesteron saja kurang bermanfaat, maka diberikan kombinasi estrogen dan
progesteron yaitu pil kombinasi.
Dalam kasus ini penulis melakukan perencanaan tindakan yang sesuai dengan
diagnosa untuk mengantisipasi terjadinya masalah yang lebih buruk. Perencanaan yang
dilakukan pada Nn. P yaitu beritahu tentang keadaan yang dialaminya saat ini, anjurkan
Nn. P untuk mengkonsumsi gizi seimbang terutama yang mengandung zat besi selama
mengalami perdarahan tidak teratur tujuannya untuk meningkatkan kadar sel darah
merah akibat anemia, anjurkan Nn. P menjaga kebersihan alat genetalianya
sehubungan dengan kebutuhan rasa nyaman, berikan Nn. P dukungan moril agar Nn. P
tidak cemas dengan keadaannya, berikan Nn. P terapi obat serta anjurkan Nn. P kontrol
ulang 3 hari lagi. Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan
praktik.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan langkah pelaksanaan dari asuhan yang telah
direncanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada kasus
Metroragia sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan asuhan pada Nn.
P umur 19 tahun dengan Metroragia yaitu memberitahu Nn. P bahwa dirinya sedang
mengalami perdarahan yang terjadi diantara siklus menstruasi berupa perdarahan
bercak yang disebut metroragia. Metroragia dapat disebabkan karena adanya gangguan
pada sistem hormonal yang dapat dipicu karena stress emosional yang dialaminya.
Metroragia yang dialaminya harus segera diobati karena apabila berlangsung terus
menerus akan menyebabkan kadar hemoglobinnya semakin berkurang atau anemia,
menganjurkan Nn. P mengkonsumsi gizi seimbang terutama makanan yang
mengandung zat besi selama mengalami perdarahan tidak teratur tujuannya untuk
meningkatkan kadar sel darah merah akibat anemia, menganjurkan Nn. P menjaga
kebersihan alat genetalianya dengan mengganti pantyliner minimal 2 kali sehari dan
menjaga agar alat genetalia tetap kering / tidak lembab, memberikan Nn. P dukungan
moril bahwa Nn. P tidak perlu cemas dengan keadaanya karena perdarahan yang
dialaminya dapat diobati, memberikan Nn. P terapi obat Pil Kombinasi (Microgynon) 9
butir pil di minum 3 kali sehari sampai habis dan tablet Fe 200 mg 10 tablet diminum 3
kali sehari sampai habis, menganjurkan Nn. P control ulang 3 hari lagi. Pada langkah ini
dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
7. Evaluasi
Tujuan penanganan perdarahan uterus disfungsional adalah untuk mengontrol
perdarahan yang keluar, mencegah komplikasi, memperbaiki keadaan umum pasien,
memelihara fertilitas dan menginduksi ovulasi bagi pasien yang menginginkan anak
(Varney, 2007).
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3 hari mulai dari pengkajian tanggal
5 Agustus 2020 sampai kunjungan ulang pada tanggal 9 Agustus 2020 pada Nn. P umur
19 tahun dengan metroragia di Klinik Pratama Rawat Inap AN NUUR Karanganyar maka
hasil asuhan yang didapat yaitu perdarahan berhenti, kadar Hb 11,3 gr%, Nn. P bersedia
untuk tetap menjaga kebersihan alat genetalianya, mengkonsumsi gizi seimbang setiap
hari dan gizi tinggi zat besi atau mengkonsumsi tablet Fe saat menstruasi dan jika
mengalami perdarahan tidak teratur supaya tidak mengalami anemia, bersedia segera
ke tenaga kesehatan apabila mengalami perdarahan bercak dalam waktu yang lama dan
sampai mengganggu kesehatan, bersedia mengkonsumsi tablet Fe yang diberikan dan
Nn. P bersedia kontrol ulang jika ada keluhan. Antara teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan.

Anda mungkin juga menyukai