Anda di halaman 1dari 26

KEHAMILAN

KURANG BULAN
KELOMPOK 4B
DAFTAR ISI
• Definisi
NAMA ANGGOTA : • Epidemiologi
1. Raniya Kartiwa (119170145) • Klasifikasi
2. Handrian Gani (120170086) • Etiologi
3. Hananisa Kusumawati (120170088)
• Faktor Risiko
4. Herawati (120170094)
• Patogenesis
5. Izaura Navra Tilova (120170096)

6. Maya Oktaviani (120170112) • Diagnosis


7. Miqdad Khaedar Fayyadh (120170114) • Tatalaksana
8. Najmi Fikri Fadhlurrohman (120170136) • Pencegahan
• Komplikasi
DEFINISI
1. WHO  Persalinan kurang bulan menurut WHO (2015) adalah persalinan yang terjadi antara usia kehamilan 28
minggu sampai kurang dari 37 minggu (259 hari), dihitung dari hari pertama haid terakhir pada siklus 28 hari,
dengan subkategori: extremely preterm





2. The American College of Obstetricians and Gynecologists (2013) (ACOG)  Persaiinan preterm adalah persalinan
yang berlangsung pada umur kehamilan 20 - 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir.
3. Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI di Semarang (2OO5)  menetapkan bahwa persalinan prererm adalah
persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22 - 37 minggu

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan Sarwono


EPIDEMIOLOGI

1. PKB merupakan penyumbang 75% dari kematian perinatal dan lebih dari 50% morbiditas jangka
panjang berhubungan dengan perinatal yang buruk. Sementara tingkat kelangsungan hidup bayi
prematur meningkat 20-30 tahun terakhir dan peluang bertahan hidup bayi prematur sangat berbeda
di negara maju dan negara berkembang dalam ketersediaan kualitas layanan obstetri dan perawatan
neonatal.
2. Di negara berkembang, bayi yang beratnya <2000g (usia kehamilan 32 minggu tanpa adanya retardasi
pertumbuhan intrauterin) peluangnya sedikit untuk bertahan hidup. Sebaliknya di negara maju (usia
kehamilan 32 minggu) diunit perawatan intensif neonatal dapat diakses mendekati bayi cukup bulan
dan bayi yang lahir pada usia 25 minggu memiliki tingkat kelangsungan hidup sekitar 50%.

Sumber : Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan


EPIDEMIOLOGI

Kelahiran prematur merupakan  masalah kesehatan yang sangat serius. Sepanjang tahun 2015 di 
seluruh dunia, ada 15 juta (lebih dari satu dari sepuluh) bayi dilahirkan prematur dan lebih dari satu juta
meninggal akibat komplikasi prematur (WHO, 2018). Lebih dari 60% kelahiran prematur terjadi di Afrika dan
Asia Selatan. Angka kelahiran bayi prematur di Indonesia juga berada pada angka yang tinggi yaitu sekitar
675.700 per tahun, dan secara urutan dunia negara Indonesia adalah negara kelima tertinggi (WHO, 2018).

Sumber : Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan


KLASIFIKASI

1. Menurut Kejadian
a. Idiopatik/spontan sekitar 50% penyebab persalinan kurang bulan tidak diketahui, oleh karena itu
digolongkan pada kelompok idiopatik. Sekitar 12,5% persalinan kurang bulan spontan didahului oleh
ketuban pecah dini, yang sebagian besar disebabkan faktor infeksi (korioamnionitis).
b. Iatrogenik/elektif persalinan kurang bulan buatan iatrogenik disebut juga sebagai elective preterm.
Perkembangan teknologi kedokteran dan perkembangan etika kedokteran menempatkan janin sebagai
individu yang mempunyai hak atas kehidupannya ( Fetus as a Patient). Maka apabila kelanjutan kehamilan
diduga dapat membahayakan janin, janin akan dipindahkan ke dalam lingkungan luar yang dianggap lebih
baik dari rahim ibunya sebagai tempat kelangsungan hidupnya.

Sumber : Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan


KLASIFIKASI

2. Menurut Usia Kehamilan


a. Preterm/Kurang bulan: usia keharnilan 32-<37 minggu
b. Very Preterm/Sangat kurang bulan: usia kehamilan 28-<32 minggu
c. Extremely Preterm/Ekstrim kurang bulan: usia kehamilan <28 minggu (WHO, 2015).
3. Menurut BB Lahir
a. Berat bayi lahir rendah: berat badan bayi 1500-2500 gram
b. Berat bayi lahir sangat rendah: berat badan bayi 1000-1500 gram
c. Berat bayi lahir ekstrim rendah: Berat badan bayi

Sumber : Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan


INFEKSI CAIRAN AMNION DAN
KORION

GAYA HIDUP
INDIKASI MEDIS DAN
OBSTETRIK

ETIOLOGI

GENETIK RIWAYAT KELAHIRAN


KURANG BULAN

Sumber : Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan


FAKTOR RISIKO

RIWAYAT OBESTETRIK SEBELUMNYA DEMOGRAFI IBU

• PTB sebelumnya • Usia <17 atau >35 tahun


• Sebelum operasi serviks (misalnya: biopsi, • Tingkat pendidikan rendah
Loop electrosurgical excision procedure • Status pernikahan single
(LEEP)/Prosedur loop bedah elektro) • Status sosial ekonomi rendah
• Multi Dilatation & Evacuation (dilatasi dan • Interval jarak kehamilan pendek (<6 bulan)
evakuasi) • Faktor sosial lainnya (Misalnya; Akses yang
• Anomali rahim rendah ke pelayanan kesehatan,
penganiayaan fisik, akulturasi

Sumber : Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan


FAKTOR RISIKO

KARAKTERISTIK IBU/ KEHAMILAN SAAT INI

• Konsepsi dengan teknik reproduksi berbantu (misalnya; IVF)


• Kehamilan multipel
• Gangguan janin (Misalnya; kelainan kromosom, kelainan struktur, hambatan pertumbuhan, kematian, dll)
• Pendarahan vagina (Misalnya; Trimester 1 dan 2, plasenta previa, solusio plasenta)
• Poli atau oligohidramnion
• Kondisi medis ibu (Misalnya, hipertensi, diabetes, penyakit tiroid, asma, dll)
• Operasi di daerah perut ibu selama kehamilan
• Masalah psikologis (Misalnya; stres, cemas, depresi)

Sumber : Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan


FAKTOR RISIKO

STATUS GIZI/ AKTIVITAS FISIK PERILAKU BURUK

• BMI <19 kg/m at au berat pra hamil <50 kg • Merokok (tembakau)


(<120 lb) • Konsumsi alkohol berat
• Status gizi buruk • Kokain
• Jam kerja lama (>80 jam/minggu) • Heroin
• Kerja f isik yang berat (Misalnya; Kerja shift,
berdiri >8 jam/hari)

Sumber : Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan


FAKTOR RISIKO

INFEKSI LAINNYA

• Bakteri vaginosis • Panjang pendek serviks antara 14 dan 28


• Chlamydia minggu
• Gonorea • fFN positif antara 22 dan 34 minggu
• Sipilis • Kontraksi rahim
• S a l u r a n ke m i h ( M i s a l n y a ; B a k t e r i u r i a
asimptomatik, pielonefritis)
• Infeksi virus yang parah
• Infeksi intrauterin

Sumber : Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan


PATOGENESIS
Aktivasi poros HPA maternal Inflamasi atau infeksi Perdarahan desidua atau thrombosis Distensi uterus patologis
fetal - Intraamnion - Solusio plasenta - Kehamilan multifetus
- Stress - Sistemik - Trombofilia - Polihidramnion
- Struktur uterus abnormal

Desidua dan Membran fetus Oksitosin


Maternal

Matrix Metalloproteinase Prostaglandin dan uterotonin lain

Pematangan serviks dan Kontraksi uterus


rupture membran

Kelahiran Prematur

Sumber : Obstetri Patologi


DIAGNOSIS

1. American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologists (1997) sebelumnya
telah mengusulkan kriteria berikut untuk memastikan persalinan kurang bulan:
1. Kontraksi empat kali dalam 20 menit atau delapan kali dalam 60 menit ditambah perubahan progresif pada
leher rahim
2. Dilatasi serviks lebih besar dari 1 cm
3. Pendataran serviks 80 persen atau lebih besar

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan Sarwono


DIAGNOSIS

2. Gejala lain :
a. Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7 - 8 menit sekali, atau 2 - 3 kali dalam waktu 10 menit
b. Adanya nyeri pada punggung bawah ( low back pain)
c. Perdarahan bercak
d. Perasaan menekan daerah serviks
e. Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50 - 80%
f. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina isiadika .
g. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
h. Terjadi pada usia kehamilan 22 - 37 minggu

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan Sarwono


DIAGNOSIS

 Beberapa indikator dapat dipakai untuk meramalkan terjadinya persalinan preterm, sebagai berikut :
a. Indikator klinik  yang dapat dijumpai seperti timbulnya kontraksi dan pemendekan serviks (secara
manual maupun ultrasonograf i) . Terjadinya ketuban pecah dini juga meramalkan akan terjadinya
persalinan preterm.
b. Indikator laboratorik  Beberapa indikator laboratorik yang bermakna antara lain adalah: jumlah leukosit
dalam air ketuban (20/ml atau lebih), pemeriksaan CRP (> 0,7 mg/ml), dan pemeriksaan leukosit dalam
serum ibu (> 13.000/ml).
c. Indikator biokimia 
i. Fibronektin janin: peningkatan kadar f ibronektin janin pada vagina, serviks dan air ketuban
memberikan indikasi adanya gangguan pada hubungan antara korion dan desidua. Pada kehamilan
24 minggu atau lebih, kadar f ibronektin janin 50 ng/ml atau lebih mengindikasikan risiko persalinan
preterm.

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan Sarwono


DIAGNOSIS

ii. Corticotropin releasing hormone (CRH): peningkatan CRH dini atau pada trimester 2 merupakan indikator kuat
untuk terjadinya persalinan preterm.
iii. Sitokin inf lamasi: seperti IL-10, IL-6, IL-8, dan TNF-α telah diteliti sebagai mediator yang mungkin berperan
dalam sintesis prostaglandin.
iv. Isoferitin plasenta: pada keadaan normal (tidak hamil) kadar isoferitin sebesar 10 U/ml. Kadarnya meningkat
secara bermakna selama kehamilan dan mencapai puncak pada trimester akhir yaitu 54,8 ± 53 U/ml.
Penurunan kadar dalam serum akan berisiko terjadinya persalinan preterm.
v. Feritin: Rendahnya kadar feritin merupakan indikator yang sensitif untuk keadaan kurang zat besi. Peningkatan
ekspresi feritin berkaitan dengan berbagai keadaan reaksi fase akut termasuk kondisi inf la masi. Beberapa
peneliti menyatakan ada hubungan antara peningkatan kadar feritin dan kejadian penyulit kehamilan,
termasuk persalinan preterm.

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan Sarwono


TATALAKSANA

Penanganan persalinan preterm, antara lain:


• Umum
a. Istirahat rebah dengan posisi miring ke kiri untuk memperbaiki peredaran darah ke uterus dan memberi cairan bila perlu
b. Mengobati bakteriuria tak bergejala dan memeriksa kemungkinan reinfeksi setiap 6-8 minggu
c. Menghilangkan/mengurangi faktor risiko (stress pekerjaan) dengan istirahat, perbaikan gizi, dan mengobati anemia
d. Ibu yang berisiko tinggi sebaiknya tidak berhubungan seksual setelah 20 minggu atau lebih terpaksa dapat menggunakan
kondom
e. Memantau kemungkinan adanya kontraksi rahim dengan tokodinamometer

Sumber : Buku Obstetri Patologi


TATALAKSANA

Beberapa hal berikut harus dipertimbangkan kepada wanita dalam persalinan kurang bulan:
1. Konfirmasi persalinan kurang bulan.
2. Pada kehamilan kurang dari 34 minggu pada wanita tanpa indikasi maternal atau janin untuk pelahiran, dianjurkan observasi ketat
dengan pemantauan kontraksi rahim dan detak jantung janin. Pemeriksaan serial dilakukan untuk menilai perubahan serviks.
3. Pada kehamilan kurang dari 34 minggu, diberikan kortikosteroid untuk peningkatan pematangan paru janin.
4. Pertimbangan pemberian infus magnesium sulfat pada ibu selama 12 hingga 24 jam untuk memberikan neuroproteksi pada janin.
5. Pada kehamilan kurang dari 34 minggu pada wanita yang tidak dalam proses persalinan, beberapa dokter percaya bahwa wajar
untuk mencoba menghambat kontraksi sehingga menunda pelahiran. Sementara itu, wanita diberikan terapi kortikosteroid dan
profilaksis Streptokokus grup B.
6. Pada kehamilan berusia 34 minggu atau lebih, wanita dengan persalinan kurang bulan dipantau kemajuan persalinan dan
kesejahteraan janinnya.
7. Pada persalinan aktif, antimikroba diberikan untuk pencegahan infeksi neonatus oleh Streptokokus grup B.

Sumber : Buku Obstetri Williams


TATALAKSANA
Jenis Obat Dosis

Kortikosteroid Betametason natrium fosfat/ asetat IM 1x12 mg sebanyak 2 dosis, atau

Deksametason natrium fosfat IM 2x6 mg sebanyak 4 dosis

Agen tokolitik Nifedipine PO 30 mg dosis loading, dilanjutkan 4-6x10-20 mg

Antibiotik oral Eritromisin PO 4x250 mg selama 10 hari

Antibiotik intravena Benzyl Penicillin IV 3 g inisial, dilanjutkan 6x1,5 g, atau

Klindamisin IV 3x900 mg

Neuro-protektor MgSO4 IV 4-6 g bolus selama 20 menit, dilanjutkan 1-2 g/jam


(maksimal 3g/jam)

Sumber : Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan


PENCEGAHAN
Definisi kategori pencegahan PKB

Pencegahan Pengertian Contoh

Pencegahan Strategi pencegahan bertujuan untuk semua wanita tanpa • Berikan dukungan yang optimal selama masa
Primer gejala ( asymptomatic) yang berisiko mengalami PKB. kehamilan 18-23 bulan
• Batasi kehamilan ganda dengan ART

Pencegahan Strategi pencegahan ditujukan untuk mengidentif ikasi wanita • Kaji riwayat kehamilan yang komprehensif dan
Sekunder asymptomatic berisiko tinggi mengalami PKB melalui skrining t a wa r k a n t i n d a k a n p e n c e g a h a n s e p e r t i
untuk memprediksi faktor risiko pada wanita asimtomatik yaitu penggunaan progesteron, cerclage, skrining CL
mencegah/mengobati (tindakan preventif). untuk calon ibu yang tepat
• Berhenti merokok
• Skrining infeksi dan diobati jika teridentifikasi,

Pencegahan Strategi pencegahan ditujukan pada wanita yang memiliki Intevensi wanita yang mengalami PTL atau PPROM
Tersier gejala PKB ( active symptoms).

Sumber : Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan


PENCEGAHAN

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah persalinan preterm antara lain sebagai berikut :
• Hindari kehamilan pada ibu terlalu muda (kurang dari 17 tahun)
• Hindari jarak kehamilan terlalu dekat
• Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan antenatal yang baik
• Anjuran tidak merokok maupun mengonsumsi obat terlarang (narkotik)
• Hindari kerja berat dan perlu cukup istirahat
• Obati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan preterm
• Kenali dan obati infeksi genital/saluran kencing
• Deteksi dan pengamanan faktor risiko terhadap persalinan preterm.

Sumber : Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan


KOMPLIKASI
SISTEM PERNAFASAN SISTEM IMUN
• Jangka Pendek: infeksi nosokomial, def isiensi imun,
• Jangka Pendek: respiratory distress syndrome ,
infeksi perinatal
k e b o c o ra n u d a ra ( a i r l e a k a g e ) , d y s p l a s i a
• Jangka Panjang: infeksi respiratory syncytial virus
bronkopulmonal, apneu pada bayi premature
(RSV), bronkiolitis
• Jangka Panjang: dysplasia bronkopulmonal, reactive
airway disease, asma

SISTEM PENCERNAAN SISTEM SARAF PUSAT

• Ja ngka Pe nde k : pe rda ra ha n intra v e ntrikula r,


• Jangka Pendek: hyperbilirubinemia, intoleransi
leukomalasia periventrikular, hidrosefalus
asupan, necrotizing enterocolotis, gagal tumbuh
• Jangka Panjang: palsi serebri, hidrosefalus, atrofi
• Jangka Panjang: gagal tumbuh (failure to thrive),
se re bri, ke te rla m ba ta n pe rke m ba nga n sa ra f,
short-bowel syndrome, kolestasis
hilangnya pendengaran

Sumber : Buku Obstetri Patologi


KOMPLIKASI
SISTEM PENGLIHATAN SISTEM GINJAL
• Jangka Pendek: retinopati prematuritas • J a ngk a Pe nde k : ga nggua n a i r da n e le k troli t,
• Jangka Panjang: kebutaan, detachment retina, gangguan asam-basa darah
myopia, strabismus • Jangka Panjang: hipertensi saat dewasa

SISTEM KARDIOVASKULAR SISTEM ENDOKRIN

• Jangka Pendek: hipotensi, patent ductus arteriosus,


• Jangka Pendek: hipoglikemia, penurunan tingkat
hipertensi pulmonal
tiroksin secara transien, defisiensi kortisol
• Jangka Panjang: hipertensi pulmonal, hipertensi saat
• J a ngk a Pa nj a ng: ga nggua n re gula si glukos a ,
dewasa
peningkatan resistensi insulin
HEMATOLOGI

• Jangka Pendek: anemia iatrogenic, kebutuhan akan


transfus yang sering, anemia pada bayi prematur

Sumber : Buku Obstetri Patologi


SUMBER PUSTAKA

● Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, et
al. Williams Obstetrics. Twenty-f if. Cunningham FG, editor. McGraw-Hill;
2018.
● Hermana S, Joewono HT. Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan (Prematur).
Kendari: Yayasan Avicenna Kendari; 2020.
● Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2008.
● Pribadi A, Permadi W, Krisnadi SR, Erf iandi F. Obstetri Patologi. Jakarta: CV.
Sagung Seto; 2021.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai