KURANG BULAN
KELOMPOK 4B
DAFTAR ISI
• Definisi
NAMA ANGGOTA : • Epidemiologi
1. Raniya Kartiwa (119170145) • Klasifikasi
2. Handrian Gani (120170086) • Etiologi
3. Hananisa Kusumawati (120170088)
• Faktor Risiko
4. Herawati (120170094)
• Patogenesis
5. Izaura Navra Tilova (120170096)
1. PKB merupakan penyumbang 75% dari kematian perinatal dan lebih dari 50% morbiditas jangka
panjang berhubungan dengan perinatal yang buruk. Sementara tingkat kelangsungan hidup bayi
prematur meningkat 20-30 tahun terakhir dan peluang bertahan hidup bayi prematur sangat berbeda
di negara maju dan negara berkembang dalam ketersediaan kualitas layanan obstetri dan perawatan
neonatal.
2. Di negara berkembang, bayi yang beratnya <2000g (usia kehamilan 32 minggu tanpa adanya retardasi
pertumbuhan intrauterin) peluangnya sedikit untuk bertahan hidup. Sebaliknya di negara maju (usia
kehamilan 32 minggu) diunit perawatan intensif neonatal dapat diakses mendekati bayi cukup bulan
dan bayi yang lahir pada usia 25 minggu memiliki tingkat kelangsungan hidup sekitar 50%.
Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan yang sangat serius. Sepanjang tahun 2015 di
seluruh dunia, ada 15 juta (lebih dari satu dari sepuluh) bayi dilahirkan prematur dan lebih dari satu juta
meninggal akibat komplikasi prematur (WHO, 2018). Lebih dari 60% kelahiran prematur terjadi di Afrika dan
Asia Selatan. Angka kelahiran bayi prematur di Indonesia juga berada pada angka yang tinggi yaitu sekitar
675.700 per tahun, dan secara urutan dunia negara Indonesia adalah negara kelima tertinggi (WHO, 2018).
1. Menurut Kejadian
a. Idiopatik/spontan sekitar 50% penyebab persalinan kurang bulan tidak diketahui, oleh karena itu
digolongkan pada kelompok idiopatik. Sekitar 12,5% persalinan kurang bulan spontan didahului oleh
ketuban pecah dini, yang sebagian besar disebabkan faktor infeksi (korioamnionitis).
b. Iatrogenik/elektif persalinan kurang bulan buatan iatrogenik disebut juga sebagai elective preterm.
Perkembangan teknologi kedokteran dan perkembangan etika kedokteran menempatkan janin sebagai
individu yang mempunyai hak atas kehidupannya ( Fetus as a Patient). Maka apabila kelanjutan kehamilan
diduga dapat membahayakan janin, janin akan dipindahkan ke dalam lingkungan luar yang dianggap lebih
baik dari rahim ibunya sebagai tempat kelangsungan hidupnya.
GAYA HIDUP
INDIKASI MEDIS DAN
OBSTETRIK
ETIOLOGI
INFEKSI LAINNYA
Kelahiran Prematur
1. American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologists (1997) sebelumnya
telah mengusulkan kriteria berikut untuk memastikan persalinan kurang bulan:
1. Kontraksi empat kali dalam 20 menit atau delapan kali dalam 60 menit ditambah perubahan progresif pada
leher rahim
2. Dilatasi serviks lebih besar dari 1 cm
3. Pendataran serviks 80 persen atau lebih besar
2. Gejala lain :
a. Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7 - 8 menit sekali, atau 2 - 3 kali dalam waktu 10 menit
b. Adanya nyeri pada punggung bawah ( low back pain)
c. Perdarahan bercak
d. Perasaan menekan daerah serviks
e. Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50 - 80%
f. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina isiadika .
g. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
h. Terjadi pada usia kehamilan 22 - 37 minggu
Beberapa indikator dapat dipakai untuk meramalkan terjadinya persalinan preterm, sebagai berikut :
a. Indikator klinik yang dapat dijumpai seperti timbulnya kontraksi dan pemendekan serviks (secara
manual maupun ultrasonograf i) . Terjadinya ketuban pecah dini juga meramalkan akan terjadinya
persalinan preterm.
b. Indikator laboratorik Beberapa indikator laboratorik yang bermakna antara lain adalah: jumlah leukosit
dalam air ketuban (20/ml atau lebih), pemeriksaan CRP (> 0,7 mg/ml), dan pemeriksaan leukosit dalam
serum ibu (> 13.000/ml).
c. Indikator biokimia
i. Fibronektin janin: peningkatan kadar f ibronektin janin pada vagina, serviks dan air ketuban
memberikan indikasi adanya gangguan pada hubungan antara korion dan desidua. Pada kehamilan
24 minggu atau lebih, kadar f ibronektin janin 50 ng/ml atau lebih mengindikasikan risiko persalinan
preterm.
ii. Corticotropin releasing hormone (CRH): peningkatan CRH dini atau pada trimester 2 merupakan indikator kuat
untuk terjadinya persalinan preterm.
iii. Sitokin inf lamasi: seperti IL-10, IL-6, IL-8, dan TNF-α telah diteliti sebagai mediator yang mungkin berperan
dalam sintesis prostaglandin.
iv. Isoferitin plasenta: pada keadaan normal (tidak hamil) kadar isoferitin sebesar 10 U/ml. Kadarnya meningkat
secara bermakna selama kehamilan dan mencapai puncak pada trimester akhir yaitu 54,8 ± 53 U/ml.
Penurunan kadar dalam serum akan berisiko terjadinya persalinan preterm.
v. Feritin: Rendahnya kadar feritin merupakan indikator yang sensitif untuk keadaan kurang zat besi. Peningkatan
ekspresi feritin berkaitan dengan berbagai keadaan reaksi fase akut termasuk kondisi inf la masi. Beberapa
peneliti menyatakan ada hubungan antara peningkatan kadar feritin dan kejadian penyulit kehamilan,
termasuk persalinan preterm.
Beberapa hal berikut harus dipertimbangkan kepada wanita dalam persalinan kurang bulan:
1. Konfirmasi persalinan kurang bulan.
2. Pada kehamilan kurang dari 34 minggu pada wanita tanpa indikasi maternal atau janin untuk pelahiran, dianjurkan observasi ketat
dengan pemantauan kontraksi rahim dan detak jantung janin. Pemeriksaan serial dilakukan untuk menilai perubahan serviks.
3. Pada kehamilan kurang dari 34 minggu, diberikan kortikosteroid untuk peningkatan pematangan paru janin.
4. Pertimbangan pemberian infus magnesium sulfat pada ibu selama 12 hingga 24 jam untuk memberikan neuroproteksi pada janin.
5. Pada kehamilan kurang dari 34 minggu pada wanita yang tidak dalam proses persalinan, beberapa dokter percaya bahwa wajar
untuk mencoba menghambat kontraksi sehingga menunda pelahiran. Sementara itu, wanita diberikan terapi kortikosteroid dan
profilaksis Streptokokus grup B.
6. Pada kehamilan berusia 34 minggu atau lebih, wanita dengan persalinan kurang bulan dipantau kemajuan persalinan dan
kesejahteraan janinnya.
7. Pada persalinan aktif, antimikroba diberikan untuk pencegahan infeksi neonatus oleh Streptokokus grup B.
Klindamisin IV 3x900 mg
Pencegahan
Strategi pencegahan bertujuan untuk semua wanita tanpa • Berikan dukungan yang optimal selama masa
Primer
gejala ( asymptomatic) yang berisiko mengalami PKB.
kehamilan 18-23 bulan
• Batasi kehamilan ganda dengan ART
Pencegahan
Strategi pencegahan ditujukan untuk mengidentif ikasi wanita • Kaji riwayat kehamilan yang komprehensif dan
Sekunder
asymptomatic berisiko tinggi mengalami PKB melalui skrining t a wa r k a n t i n d a k a n p e n c e g a h a n s e p e r t i
untuk memprediksi faktor risiko pada wanita asimtomatik yaitu penggunaan progesteron, cerclage, skrining CL
mencegah/mengobati (tindakan preventif).
untuk calon ibu yang tepat
• Berhenti merokok
• Skrining infeksi dan diobati jika teridentifikasi,
Pencegahan
Strategi pencegahan ditujukan pada wanita yang memiliki Intevensi wanita yang mengalami PTL atau PPROM
Tersier
gejala PKB ( active symptoms).
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah persalinan preterm antara lain sebagai berikut :
• Hindari kehamilan pada ibu terlalu muda (kurang dari 17 tahun)
• Hindari jarak kehamilan terlalu dekat
• Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan antenatal yang baik
• Anjuran tidak merokok maupun mengonsumsi obat terlarang (narkotik)
• Hindari kerja berat dan perlu cukup istirahat
• Obati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan preterm
• Kenali dan obati infeksi genital/saluran kencing
• Deteksi dan pengamanan faktor risiko terhadap persalinan preterm.
● Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, et
al. Williams Obstetrics. Twenty-f if. Cunningham FG, editor. McGraw-Hill;
2018.
● Hermana S, Joewono HT. Buku Acuan Persalinan Kurang Bulan (Prematur).
Kendari: Yayasan Avicenna Kendari; 2020.
● Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2008.
● Pribadi A, Permadi W, Krisnadi SR, Erf iandi F. Obstetri Patologi. Jakarta: CV.
Sagung Seto; 2021.
TERIMAKASIH