Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MENGELOLAH KECERDASAN EMOSIONAL


Disusun dalam rangka memenuhi tugas individu pada Mata Kuliah Teori Bimbingan Karir.
yang di ampuh oleh Dr. Abdullah Sinring, M.Pd dan Zulfikri, S.Pd, M.Pd.

OLEH:
Nurul Anisah F.R (210404500006)
BK A

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah individu mengenai Teori Perencanaan
Karier Menurut David V. Tiedeman yang telah dibahas ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas makalah individu pada mata
Teori Bimbingan Karir. Saya juga ingin memberikan ucapan Terima Kasih atas perhatian bapak
dosen dalam membaca makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 3 April 2023

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................ii

Daftar Isi............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Kecerdasa Emosional….…………………………………..………………………6
B. Mengembangkan Kecerdasan Emosional…………………………….……………7
C. Mengelola Kecerdasan Emosi dalam Pembelajaran……………..…………………9

BAB III PENUTUP...........................................................................................................11

A. Kesimpulan.............................................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah Swt yang memiliki rasa dan
emosi yang menjadikannya dapat menjalani kehidupan secara optimal. Manusia bukanlah
manusia jika tanpa emosi, karena emosi menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan.
Emosi merupakan reaksi yang kompleks dan mengandung aktivitas dengan derajat yang
tinggi sehingga memunculkan perubahan prilaku, karena pada dasarnya emosi adalah
dorongan untuk bertindak. (HM Manizar, 2016). Kecerdasan emosional (EQ) adalah salah satu
aspek penting yang mempengaruhi keberhasilan siswa pada setiap kegiatan pembelajaran. Kesan
pembelajaran yang ada hanya sebatas pengetahuan yang mengarahkan pada pengembangkan
ranah kognitif saja tanpa mempertimbangkan ranah afektif dan psikomotor yang dimiliki siswa.
Akibatnya, keterampilan siswa jadi tidak seimbang. Tanpa disadari, kecerdasan emosional justru
memiliki peran dalam membentuk keterampilan dan perilaku belajar siswa.

Kecerdasan emosional merupakan sisi lain kecenderungan kognitif yang berperan dalam
aktifitas manusia, yang meliputi kesadaran diri dan kendali diri, semangat dan motivasi diri serta
empati dan kecakapan sosial” (Fauziah, 2015: 94). Patton (dalam Yapono dan Suharnan, 2013:
211) “Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk menggunakan emosi secara afektif untuk
mencapai tujuan, membangun hubungan produktif dan meraih keberhasilan”. Salah satu
komponen utama kecerdasan emosional menurut para ahli yaitu kecakapan sosial yang berfungsi
menentukan bagaimana kita menangani suatu hubungan. merupakan anggota suatu kelompok
masyarakat ternyata mengalami hambatan dalam meningkatkan kecerdasan emosionalnya. Besar
kemungkinan individu tersebut akan sering mengalami benturan sosial dengan individu lain.

Menurut Le Doux (Goleman, 2015: 20-32) bahwa faktor kecerdasan emosional dipengaruhi
oleh keadaan otak emosional individu, otak emosional dipengaruhi oleh amigdala, neokorteks,
sistem limbik, lobus prefrontal, dan hal-hal lain yang berada pada otak emosional. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kecerdasan emosional adalah faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu, misalnya lingkungan keluarga,
masyarakat, dan media masa atau cetak. Faktor eksternal ini membantu individu untuk

4
mengenali emosi orang lain sehingga individu dapat belajar mengenai berbagai macam emosi
yang dimiliki orang lain, serta membantu individu untuk merasakan emosi orang lain dengan
keadaan yang menyertainya. Sejalan dengan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih terampil dalam menenangkan
diri dan memusatkan perhatian dalam memahami materi pelajaran, memiliki hubungan yang
lebih baik dengan orang lain, lebih cakap memahami orang, memiliki persahabatan yang baik
dengan orang lain, dan memiliki hasil belajar yang lebih baik urunkan hasil belajar
matematikanya. Dalam kaitan ini pentingnya kecerdasan emosional pada diri siswa sebagai salah
satu faktor penting untuk mencapai tujuan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan kecerdasan emosional?

2. Bagaimanakah cara mengembangkan kecerdasan emosional?

3. Bagaimanakah cara mengelolah kecerdasan emosional dalam pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kecerdasan emosional.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan kecerdasan emosional.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengelolah kecerdasan emosional dalam pembelajaran.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kecerdasan Emosional
Istilah kecerdasan emosional pertama kali diperkenalkan oleh Piter Salovey dari Harvard
University dan Jhon Mayer dari University of New Hampshire. Konsep ini kemudian
berkembang dengan pesat karena dianggap sebagai komponen dalam membentuk tingkah laku
yang cerdas. Menurut Salovey dan Mayer (1990) dalam (Said & Rahmawati, 2018) kecerdasan
emosional adalah kemampuan mengetahui perasaan sendiri dan perasaan orang lain, serta
menggunakan perasaan tersebut untuk menuntun pikiran perilaku seseorang.

Goleman (dalam Lukman, 2018) mengatakan kecerdasan emosional merupakan


kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan terhadap frustasi, mengendalikan
dorongan hati dan tidak melebih - lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar
beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir dan berempati.

Salovey & Mayer dalam (Awang dkk, 2019), menuliskan pengertian kecerdasan
emosional sebagai,”the subset of social intelligence that involves the ability to monitor one’s
own and others’ feelings and emotions, to discriminate among them and to use this information
to guide one’s thinking and actions.” Hal ini mengindikasikan bahwa kecerdasan emosional
merupakan pengatur dan pengawas dalam membimbing pikiran dan prilaku pada kelima
kemampuan dasar yakni penghargaan diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan ketrampilan
sosial. Dengan demikian, kecerdasan emosional selalu berhubungan dengan pikiran dan prilaku
diri sendiri terhadap orang lain.

Kosasih (Rahma 2017: 14), menuliskan “Kecerdasan emosional adalah kemampuan


merasakan, memahami secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber
energi, informasi koneksi dan pengaruh manusiawi.” Bagi pemilik kecerdasan emosional
informasi tidak hanya didapat melalui panca indra saja namun ada sumber lain, yakni suara hati.
Pernyatan ini hendak menjelaskan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk mengelola pikiran, sikap, dan tindakan dirinya agar permasalahan yang
dihadapi dapat terpecahkan (Awang dkk, 2019).

6
Goleman (2000) dalam (Atika & kamaruzzaman, 2015) menyebutkan bahwa kecerdasan
emosional jauh lebih berperan dalam kesuksesan hidup dari pada kecerdasan intelektual. Masih
dalam halaman yang sama, Goleman juga memperlihatkan bahwa kecerdasan intelektual hanya
memberikan kontribusi sebesar 20% terhadap kesuksesan hidup seseorang. Sehingga kesuksesan
hidup seseorang sebenarnya lebih banyak ditentukan aspek lain seperti kecerdasan emosional,
kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual. Orang yang memiliki kecerdasan emosi tinggi akan
berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya, mengusahakan kebahagiaan dari dalam
dirinya sendiri dan dapat mengubah sesuatu yang buruk menjadi lebih baik.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang untuk mengendalikan dirinya sendiri dalam menghadapi suatu permasalahan, serta
kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk memotivasi dirinya sendiri dan
kemampuan untuk bertahan terhadap frustasi yang dialami ketika menghadapi suatu
permasalahan.

B. Mengembangkan Kecerdasan Emosional

Menurut Iskandar (dalam Solechan & Zidan, 2019) Kecerdasan emosional ini semakin
perlu dipahami, dimiliki, diperhatikan dalam pengembangannya, mengingat kondisi kehidupan
dewasa ini semakin kompleks. Kehidupan yang semakin kompleks ini memberikan dampak yang
sangat buruk terhadap konstelasi kehidupan emosional individu. Menyadari hal tersebut, maka
proses pembelajaran di sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang akan memasok
kebutuhan sumber daya manusia pada masyarakat pengguna berusaha menghasilkan lulusan
yang tidak hanya andal dan unggul di bidangnya tetapi juga memiliki sikap dan perilaku yang
beretika. Upaya ke arah itu dilakukan dengan cara pemberian mata kuliah character building
yang dirangkum melalui mata kuliah agama, kewarganegaraan, serta etika dalam kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler yang terhimpun dalam unit kegiatan mahasiswa atau himpunan
mahasiswa program studi.

Adapun menurut Mashar (dalam Solechan & Zidan, 2019) mengatakan bahwa
rangsangan pengembangan kecerdasan emosi yang perlu dilakukan oleh guru sebagai pendidik di
sekolah menurut Nugraha dan Rachmawati, antara lain: Memberikan kegiatan yang
diorganisasikan berdasar kebutuhan, minat, dan karakteristik anak yang menjadi sasaran
pengembangan kecerdasan emosi. Pemberian kegiatan yang diorganisasikan bersifat holistis

7
(menyeluruh). Kegiatan holistis ini meliputi semua aspek perkembangan dan semua pihak yang
terkait dalam proses tumbuh kembang anak.

Menurut Basuki Selain langkah-langkah tersebut, untuk mengembangkan kecerdasan


emosional dengan cara mengajarkan anak untuk bermusyawarah mengeluarkan semua beban
psikologisnya agar mendapatkan respon, kritik, atau persetujuan orang lain. Dengan
musyawarah, orang akan mendapatkan kesempatan belajar untuk aktualisasi diri,
mengungkapkan gagasan, pendapat, dan sikap bahkan dalam bentuk anupatinya dengan cara
yang bisa didengarkan orang lain (Solechan & Zidan, 2019).

Adapun Menurut Goleman (dalam Lukman, 2018) faktor yang mempengaruhi kecerdasan
emosi seseorang salah satunya adalah otak. Otak adalah organ yang penting dalam tubuh
manusia yang mengatur dan mengontrol seluruh kerja tubuh. Goleman, juga mengatakan faktor
dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga merupakan sekolah pertama dalam


mempelajari emosi. Orangtua adalah subjek pertama yang perilakunya diidentifikasi oleh
anak kemudian diinternalisasi yang akhirnya akan menjadi bagian kepribadian anak.

2. Lingkungan non Keluarga Lingkungan masyarakat dan lingkungan pendidikan


merupakan faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang. Kecerdasan emosi
dapat ditingkatkan melalui berbagai macam bentuk pelatihan, misalnya pelatihan
asertivitas.

Dikutip dari kompasiana.com ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memaksimalkan kecerdasa emosional antara lain :

1. Mengenali setiap emosi yang ada pada diri

2. Rasa empati untuk memahami bagaimana jika kita berada di posisi orang lain

3.Mampu mengontrol diri pada hal-hal negatif dan menemukan cara bijak untuk
mengekspresikannya.

4. Mampu memotivasi diri sendiri saat berada di titik terendah.

8
5. Memiliki social skill yaitu skill dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun non
verbal

C. Mengelola Kecerdasan Emosi dalam Pembelajaran

Kecerdasan emosional menjadi salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh dalam
keberhasilan belajar. Hasil-hasil penelitian psikologi kontemporer menunjukkan bahwa dengan
adanya faktor yang berasal dari IQ, ternyata belajar dan prestasi sangat ditentukan oleh
Kecerdasan emosional(EQ). Itu dapat memancing tindakan, karena emosi menjadi akar dari
dorongan untuk bertindak terpisah dari reaksi-reaksi yang terlihat di mata. Dalam kegiatan
pembelajaran, EQ berperan sebagai stimulus yang mendorong seseorang menggunakan
keterampilan berpikir untuk mengeliminasi kesulitan- kesulitan belajar (Setyoko dkk, 2019).

Menurut Gardner, Stough, Dulewicz, & Higgs (dalam Setyoko dkk, 2019). Kecerdasan
emosional adalah bagian dari keterampilan siswa yang dapat berkembang dengan proses latihan terus
menerus. EQ memberikan peran yang baik untuk membina moralitas dan perilaku siswa, karena mereka
akan sangat peka dengan keadaan sekitar.

Mengingat pentingnya kecerdasan emosional untuk menunjang hasil belajar peserta


didik, maka pengetahuan tentang kecerdasan emosional penting untuk dimiliki oleh setiap guru
agar mampu mengembangkan kecerdasan emosional peserta didik. Peserta didik yang memiliki
kecerdasan emosional dapat mengendalikan dirinya dengan baik dalam mengikuti proses
pembelajaran dan memiliki kesadaran yang tinggi untuk belajar. Hal inilah yang menjadi modal
besar bagi peserta didik untuk meraih hasil belajar dengan standar tinggi dalam berbagai hal,
baik akademik maupun non akademik. Kecerdasanemosi dapat menempatkan emosi seseorang
pada porsi yang tepat,memilah kepuasan dan mengatur suasanahati.Koordinasi suasana
hatiadalahintidari hubungan social yang baik.Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri
dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki
tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial
serta lingkungannya. Kecerdasan emosi sebagai suatu kecerdasan social yang berkaitan dengan
kemampuan individu dalam memantau baik emosi dirinya maupun emosi orang lain, dan juga
kemampuannya dalam membedakan emosi dirinya dengan emosi orang lain, dimana kemampuan
ini digunakan untuk mengarahkan pola piker dan perilakunya”. (Kadeni, 2014)

9
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar.
Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu mengelolah
kecerdasan emosi siswa akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target
belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar.
Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas
guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar Mengembangkan
kecerdasan emosional dalam pembelajaran sungguh sangat diperlukan agar pembelajaran
berlangsung optimal dan menghasilkan hasil belajar yang maksimal. Goleman dalam H M
Manizar (2016) menjelaskan terdapat beberapa cara yang dilakukan untuk mengembangkan
kecerdasan emosi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan lingkungan yang kondusif.
2. Menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis.
3. Mengembangkan sikap empati, dan merasakan apa yang dirasakan oleh peserta didik.
4. Membantu peserta didik menemukan solusi dalam setiap masalah yang dihadapinya.
5. Melibatkan peserta didik secara optimal dalam pembelajaran, baik secara fisik, sosial
maupun emosional.
6. Merespon setiap prilaku peserta didik secara positif, dan menghindari respon negatif.
7. Menjadi teladan dalam menegakkan aturan dan disiplin dalam pembelajaran.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk menggunakan emosi secara afektif untuk
mencapai tujuan, membangun hubungan produktif dan meraih keberhasilan”. Salah satu
komponen utama kecerdasan emosional menurut para ahli yaitu kecakapan sosial yang berfungsi
menentukan bagaimana kita menangani suatu hubungan. merupakan anggota suatu kelompok
masyarakat ternyata mengalami hambatan dalam meningkatkan kecerdasan emosionalnya. Besar
kemungkinan individu tersebut akan sering mengalami benturan sosial dengan individu lain.

Dapat disimpulkan bahwa Siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan
lebih terampil dalam menenangkan diri dan memusatkan perhatian dalam memahami materi
pelajaran, memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain, lebih cakap memahami orang,
memiliki persahabatan yang baik dengan orang lain, dan memiliki hasil belajar yang lebih baik
urunkan hasil belajar matematikanya. Dalam kaitan ini pentingnya kecerdasan emosional pada
diri siswa sebagai salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan pembelajaran.

B. Saran
Syukur alhamdulillah pada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik walupun masih ada kekurangan dan tentunya
masih jauh dari harapan, oleh karena itu saya selaku penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun, serta arahan dan bimbingan dari semua pihak, terutama Dosen. Semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya semua pembaca.

11
Daftar Pustaka
Atika A & Kamaruzzaman. (2015). Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional Melalui Peer
Counseling Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 10 Pontianak. Jurnal Pendidikan
Sosial. 2(2) 121-130
Awang dkk. (2019). Kecerdasan Emosional Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Profesi
Pendidikan Dasar. 6(1) 41-50
HM Manizar E. (2016). Mengelola Kecerdasan Emosi. Jurnal Tadrib. 2(2) 43 – 64
Kadeni. (2014). Pentingnya Kecerdasan Emosional Dalam Pembelajaran. Jurnal Ilmiah
Ekonomi dan Pembelajarannya. 2(1) 11-18
Lukman. (2018). Kecerdasan Emosi dan Strategi Penyelesaian Masalah Pada Orang Tua
Tunggal. Jurnal Psikoborneo. 6(3) 431-438
Said A.N & Rahmawati D. (2018). PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL,
KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL
TERHADAP SIKAP ETIS MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Empiris Pada
Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta). Jurnal Nominal.
7(1) 21-32
Setyoko dkk. (2019). Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa Dalam Pembelajaran
Sastra. Jurnal Widyakastra. 7(2) 1 – 5
Setyawan dkk. (2018). PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMK KANSAI Pekanbaru. Jurnal
Pendidikan. 11(1) 11-18
Solechan & Zidan Z. (2019). PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL DI SMA
PRIMAGANDA BULUREJO DIWEK JOMBANG. 1(2) 43 – 64

12

Anda mungkin juga menyukai