Anda di halaman 1dari 7

……………………………………………………………………………………………………

GAMBARAN DIAGNOSIS PASIEN PRA-HEMODIALISA DI RSUD WANGAYA


TAHUN 2020-2021

Oleh
Jaka prtama
Fakultas kesehatan teknologi dan sains s1 keperawatan universitas bumi persada
Terapan
Email: 1*jakapop1224@gmail.com

Abstrak
Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien penyakit ginjal kronik (PGK) adalah
penyakit kardiovaskuler. Faktor utama penyebab kejadian kardiovaskuler pada pasien PGK
adalah hipertensi. Penyebab tersering kedua pada gagal ginjal kronis adalah diabetes melitus
(23%). Penanganan PGK dapat dilakukan dengan metode Hemodialisa atau cuci darah.
Hemodialisis adalah proses pembersihan darah dengan mengumpulkan limbah. Pada penderita
gagal ginjal kronik, hemodialisis dapat mencegah kematian. Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui gambaran diagnosis penyakit pada pasien yang akan melakukan hemodialisis
di RSUD Wangaya tahun 2020-2021. Penelitian telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian
RSUD Wangaya Nomor 029/III.4/KEP/RSW/2022. Penelitian merupakan penelitian deskriptif
observasional menggunakan data sekunder. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 116 pasien
yang diambil dengan teknik total sampling. Hasil dari dari 116 pasien diketahui diagnosa
Diabetes Mellitus (DM) sebanyak 23 pasien (19,8%), Hipertensi sebanyak 19 pasien (16,4%),
pielo nefritis kronis (PNC) sebanyak 18 pasien (15,5%), acquired cystic kidney disease (ACKD)
sebanyak 17 pasien (14,7%), anemia sebanyak 14 (12,1%), DM+Hipertensi 12 pasien (10,3%),
Acute kidney injury (AKI) sebanyak 7 pasien (6,0%), dengan diagnosa DM+PNC 3 pasien
(2,6%) dan hyperkalemia 3 (2,6%). Penelitian diharapkan dapat membantu diagnosa lanjutan
dari pasien yang telah menjalani hemodialisa.
Kata Kunci: Diagnosis, Hemodialisa, Penyakit Ginjal Kronik (PGK)

PENDAHULUAN
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) ialah prevalensi GGK di Indonesia 12,5% artinya
kelainan ginjal yang bersifat ireversibel sekitar 18 juta orang dewasa di Indonesia
dengan kelainan struktur maupun fungsi ginjal, mengalami GGK, berdasarkan jenis kelamin,
dimana tubuh tidak dapat lagi menjaga pravelensi tertinggi pria (0,3%) sedangkan
metabolisme serta keseimbangan cairan dan pada wanita (0,2%), sementara pada tingkatan
elektrolit sehingga menyebabkan uremia. usia pravelensi terbanyak yaitu usia > 75 tahun
Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan (0,6%)(2). Data Riskesdas (2018) pravelensi
rusaknya ginjal melebihi kurun waktu 3 bulan, warga Indonesia yang mengalami GGK
abnormalitas struktur maupun fungsi ginjal. berjumlah 0,38% meningkat dari data di tahun
Gangguan fungsi ginjal ditandai oleh 2013 yaitu 0,2%. Prevalensi terbanyak berada
meningkatnya kadar ureum & kreatinin, di provinsi Kalimantan Utara yaitu sebanyak
kelainan sedimen urin, elektrolit, histologi, dan 0,64%(3). Jumlah diagnosa penyakit GGK
struktur ginjal(1). Data PERNEFRI (2012)

……………………………………………………………………………………………………...

P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534


………………………………………………………………………………………………………

pada pasien hemodialisa (HD) di provinsi Bali


penurunan fungsi laju filtrasi glomerular dan
sebanyak 1.433 orang(2).
berakhir dengan keadaan gagal ginjal(9).
Penanganan GGK dapat dilakukan
RSUD Wangaya merupakan salah satu
dengan dua metode yaitu pertama
rumah sakit yang terdapat instalasi
transplantasi ginjal dan kedua Hemodialisa
hemodialisis. Pasien diberikan rekomendasi
atau cuci darah(1). Hemodialisis adalah proses
untuk melakukan hemodialisa oleh dokter
pembersihan darah dengan mengumpulkan
dengan menyertakan diagnosis penyakit
limbah. Pada penderita gagal ginjal kronik,
pasien.
hemodialisis dapat mencegah kematian(4).
Teknik utama yang digunakan dalam dialisis
LANDASAN TEORI
ialah hemodialisis yaitu proses pemisahan
Penyakit ginjal kronik (PGK)
makromolekul dari ion dan senyawa berat
Penyakit ginjal kronik adalah suatu
molekul rendah dalam larutan dengan
proses patofisiologis dengan etiologi yang
memanfaatkan perbedaan tingkat difusinya
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi
melalui membran semipermeabel(5).
ginjal yang progresif, dan pada umumnya
Hemodialisis merupakan metode
berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya
perawatan bagi pasien gagal ginjal kronik
gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang
stadium akhir(6). Pada pasien penyakit ginjal
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
kronik terjadi perubahan sistem imun yang
ireversibel, pada suatu derajat yang
menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan
memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap,
menyebabkan mudahnya terkena infeksi
berupa dialisis atau transplantasi ginjal.
penyakit lain(7). Hemodialisis tidak dapat
Definisi penyakit ginjal kronik
menyembuhkan atau memulihkan penyakit
berdasarkan Kidney Disease Outcome Quality
ginjal, juga tidak dapat mengkompensasi
Initiative (KDOQI) adalah
hilangnya metabolisme ginjal atau aktivitas
1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang
endokrin, dan dampak gagal ginjal serta
terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan
pengobatannya terhadap kualitas hidup(4).
struktural atau fungsional, dengan atau
Penyebab utama morbiditas dan
tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus
mortalitas pada pasien PGK (penyakit ginjal
(LFG), dengan manifestasi :
kronik) yang akan menjalani HD adalah
a. Kelainan patologis
penyakit kardiovaskuler. Faktor utama
b. Terdapat tanda kelainan ginjal,
penyebab kejadian kardiovaskuler pada pasien
termasuk kelainan dalam komposisi
PGK yang menjalani HD adalah hipertensi (8).
darah atau urin atau kelainan dalam tes
Dari data yang dikumpulkan oleh Indonesia
pencitraan (imaging tests).
Renal Registry (IRR), pada tahun 2007-
2. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari
2008 didapatkan penyebab tersering kedua
60 ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan,
pada gagal ginjal kronis adalah diabetes
dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
melitus (23%). Kelainan yang terjadi pada
Klasifikasi penyakit ginjal kronik
ginjal penyandang diabetes melitus dimulai
didasarkan atas dua hal yaitu, atas dasar
dengan adanya mikroalbuminuria.
derajat (stage) penyakit dan atas dasar
Mikroalbuminuria umumnya didefinisikan
diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar
sebagai ekskresi albumin lebih dari 30 mg per
derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG, yang
hari dan dianggap penting untuk timbulnya
dihitung dengan mempergunakan rumus
nefropati diabetik yang jika tidak terkontrol
KockcroftGault(10).
kemudian akan berkembang menjadi
proteinuria secara klinis dan berlanjut dengan
………………………………………………………………………………………………………
P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534
Vol.11 No.1 Juni 2022

Hemodialisis 7. Penurunan berat badan atau malnutrisi,


Hemodialisis adalah proses pembersihan terutama apabila disertai gejala mual,
darah dengan mengumpulkan limbah. muntah, atau adanya bukti lain
Hemodialisis digunakan untuk pasien dengan gastroduodenitis.
gagal ginjal stadium akhir atau pasien sakit 8. Selain itu indikasi segera untuk
akut yang memerlukan dialisis jangka pendek. dilakukanya hemodialisis adalah adanya
Pada penderita gagal ginjal kronik, gangguan neurologis (seperti neuropati,
hemodialisis dapat mencegah kematian. ensefalopati, gangguan psikiatri), pleuritis
Hemodialisis tidak dapat menyembuhkan atau atau perikarditis yang tidak disebabkan
memulihkan penyakit ginjal, juga tidak dapat oleh penyebab lain,serta diatesis
mengkompensasi hilangnya metabolisme hemoragik dengan pemanjangan waktu
ginjal atau aktivitas endokrin, dan dampak perdarahan(10).
gagal ginjal serta pengobatannya terhadap Pasien yang menjalani hemodialisis akan
kualitas hidup(4). menjalani pemeriksaan laboratorium, antara
Hemodialisis dilakukan dengan lain:
mengalirkan darah ke dalam tabung ginjal 1. Pemeriksaan hematologi untuk memeriksa
buatan (dialyzer) yang terdiri dari dua kadar hemoglobin, hematokrit, sel darah
kompartemen darah yang terdiri dari membran putih, dan trombosit.
permeabel buatan (artificial) dengan 2. Tes darah untuk memeriksa kadar ureum
kompartemen dialisat. Kompartemen dialisat dan kreatinin darah. Skrining infeksi
diisi dengan komponen dialisat bebas pirogen, HbsAg, anti-HCV, anti-HIV.
mengandung larutan dengan komponen
elektrolit yang mirip dengan serum normal, METODE PENELITIAN
dan tidak mengandung residu metabolisme Penelitian dilakukan di instalansi HD
nitrogen. Cairan dialisis dan darah yang dan rekam medik RSUD Wangaya. Penelitian
terpisah akan mengalami perubahan ini telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian
konsentrasi karena zat terlarut berpindah dari RSUD Wangaya dengan nomor surat
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, darah 029/III.4/KEP/RSW/2022. Pengambilan data
yang terpisah akan mengalami perubahan dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan
konsentrasi hingga konsentrasi zat terlarut di Februari-April 2022. Jenis penelitian yang
kedua kompartemen sama (difusi). digunakan adalah penelitian deskriptif
Inisiasi HD dilakukan apabila ada observasional, bertujuan untuk mengetahui
keadaan sebagai berikut: deskripsi gambaran diagnosis pasien pra-
1. Kelebihan (overload) cairan ekstraseluler hemodialisis di RSUD Wangaya tahun 2020-
yang sulit dikendalikan dan atau hipertensi. 2021. Populasi dalam penelitian ini yaitu
2. Hiperkalemia yang refrakter terhadap seluruh pasien yang pertama kali akan
restriksi diit dan terapi farmakologis. mengikuti tindakan hemodialisis di RSUD
3. Asidosis metabolik yang refrakter terhadap Wangaya pada tahun 2020-2021. Data yang
pemberian terapi bikarbonat. digunakan adalah data sekunder pasien yang
4. Hiperfosfatemia yang refrakter terhadap pertama kali akan menjalani hemodialisis di
restriksi diit dan terapi pengikat fosfat. RSUD Wangaya. Adapun karakteristik sampel
5. Anemia yang refrakter terhadap pemberian penelitian yang digunakan meliputi usia, jenis
eritropoietin dan besi. kelamin dan hasil diagnosis dari dokter.
6. Adanya penurunan kapasitas fungsional Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
atau kualitas hidup tanpa penyebab yang mencari data pasien hemodialisis di RSUD
jelas. Wangaya dengan data rekam medik, kemudian

……………………………………………………………………………………………………...
P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2
………………………………………………………………………………………………………

dicatat nomor rekam medik pasien. Analisis


Djamil Padang oleh Aisara dkk (2018) yang
data secara deskriptif dengan perangkat lunak
menunjukkan kebanyakan pasien penderita
SPSS versi 26 untuk mengetahui distribusi
GGK yang menjalani hemodialisis kelompok
sampel berdasarkan usia, jenis kelamin dan
dengan usia 40-60 tahun (62,5%) (11).
gambaran diagnosis pasien kemudian data
Berdasarkan jenis kelamin pada tabel di
disajikan dalam bentuk tabel.
atas dapat diketahui bahwa pasien pra-
hemodialisis di RSUD Wangaya tahun 2020-
HASIL DAN PEMBAHASAN
2021 dari 116 data pasien, didapatkan jenis
Jumlah keseluruhan sampel yang
kelamin laki-laki sebanyak 79 pasien (68,1%)
berhasil didapat sebanyak 116 sampel.
dan jenis kelamin perempuan sebanyak 37
Gambaran karakteristik sampel dibedakan
(31,9%). Data tersebut menunjukkan bahwa
berdasarkan usia dan jenis kelamin pasien.
pasien jenis kelamin laki-laki lebih banyak
Data lengkap distribusi karakteristik sampel
dibandingkan dengan pasien berjenis kelamin
dapat dilihat pada tabel berikut.
perempuan.
Tabel 1. Gambaran karakteristik sampel
Penelitian yang dilakukan oleh Belung,
No Variabel Kategori n %
dkk (2016) yang menunjukkan proporsi lebih
1 Usia 60 81 69,8 banyak laki-laki dengan Penyakit Ginjal
≥60 35 30,2 Kronik yang menjalani hemodialisa sebanyak
Total 116 100,0 13 orang (52%) dari 25 sampel (12).
2 Jenis Laki-laki 79 68,1 Berdasarkan data IRR 2018 jumlah penderita
Kelamin Perempuan 37 31,9 GGK terbanyak masih pada laki-laki. Proporsi
Total 116 100,0 pada perempuan lebih rendah diduga karena
Sumber: data sekunder terdapat pengaruh hormon estrogen pada
ginjal. Hormon ini mempunyai efek
Berdasarkan usia pada pasien vasoprotektif berupa vasodilator, penghambat
hemodialisis baru di RSUD Wangaya tahun vaskuler dan induktor pertumbuhan sel endotel
2020-2021, pasien dewasa dengan usia <60 pada ginjal (13).
tahun sebanyak 81 pasien (69,8%) dan pasien Tabel 2. Hasil diagnosis pasien pra-
lansia umur ≥60 tahun sebanyak 35 pasien hemodialisa Tahun 2020-2021
(30,2 %). Tabel di atas menunjukkan bahwa No Variabel Kategori n %
jumlah data pasien pra-hemodialisis terbanyak 1 Diagnosi PNC 18 15,5
adalah kategori dewasa dengan rentang usia s DM 23 19,8
20-60 tahun. Berdasarkan data IRR 2018 Hipertensi 19 16,4
proporsi pasien terbanyak masih pada kategori Anemia 14 12,1
usia 45-64 tahun. DM+Hipertens 12 10,3
Usia merupakan faktor risiko dari GGK, i 3 2,6
hal ini berkaitan dengan penurunan fungsi DM+PNC 17 14,7
ginjal yang terjadi dimulai dari usia ACKD 7 6,0
pertengahan. Pada kelompok usia >60 tahun AKI 3 2,6
lebih rendah dibanding usia muda, Hyperkalemia
dikarenakan pasien lansia lebih sering Total 116 100,
meninggal akibat komplikasi dari berbagai 0
penyakit komorbidnya sebelum mencapai Sumber: data sekunder
stadium terminal. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. M. Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
………………………………………………………………………………………………………
P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534
Vol.11 No.1 Juni 2022

hasil distribusi sampel berdasarkan


diagnosa

……………………………………………………………………………………………………...
P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2
………………………………………………………………………………………………………
dari 116 pasien didapatkan pasien gagal ginjal hipertensi, PNC, ACKD, anemia, AKI dan
kronik (GGK) dengan diagnosa Diabetes hiperkalemia.
Mellitus (DM) sebanyak 23 pasien (19,8%), Saran
dengan diagnosa Hipertensi sebanyak 19 Saran untuk peneliti selanjutnya agar
pasien (16,4%), pielo nefritis kronis (PNC) melihat diagnosa lanjutan dari pasien yang
sebanyak 18 pasien (15,5%), acquired cystic telah menjalani hemodialisa.
kidney disease (ACKD) sebanyak 17 pasien
(14,7%), anemia sebanyak 14 (12,1%), DAFTAR PUSTAKA
DM+Hipertensi 12 pasien (10,3%), Acute [1] Pasaribu RS. 2020. Tanda & Gejala
kidney injury (AKI) sebanyak 7 pasien (6,0%), Klinis Penderita Gagal Ginjal Kronik
dengan diagnosa DM+PNC 3 pasien (2,6%) yang Menjalani Terapi Hemodialisa
dan hyperkalemia 3 (2,6%). Dari tabel tersebut Kurang dari 3 Bulan. Skripsi. Medan
menunjukkan pasien dengan diagnosa Univ Sumatera Utara.Hal.1–84.
terbanyak adalah diabetes mellitus dan [2] PERNEFRI. 5 th Report Of Indonesian
dilanjutkan Hipertensi. Renal Registry 2012. 2012. PERNEFRI.
Hasil dari pengelompokan berdasarkan Available from: http://www.pernefri-
diagnosa pada pasien GGK yang akan inasn.org/Laporan/5th Annual Report
menjalani hemodialisis di RSUD Wangaya Of IRR 2012.pdf, diakses tanggal 10
pada tahun 2020-2021 didapatkan diagnosa Februari 2022.
terbanyak adalah diabetes mellitus sebanyak [3] Kemenkes RI. 2018. Laporan Nasional
23 pasien (19,8%) kemudian diikuti dengan Riset Kesehatan Dasar. Kementerian
diagnosa hipertensi sebanyak 19 pasien Kesehatan RI.
(16,4%). Penelitian yang dilakukan Nasution, [4] Wiliyanarti PF, Muhith A. 2019. Life
et al (2020) menunjukkan diagnosa hipertesi Experience of Chronic Kidney Diseases
yang terbanyak n=19.427 (36%) (14). Undergoing Hemodialysis Therapy.
Responden dengan hipertensi berisiko 3,7 kali NurseLine J.Vol;4(1):54.
lebih besar terkena penyakit GGK. Hubungan [5] Gozali AP. 2017. Hubungan Adekuasi
GGK dengan hipertensi merupakan siklik, Hemodialisis Reguler dengan Fungsi
pengaruh beratnya hipertensi tergantung pada Kognitif Pasien Di RSUP H. Adam
tekanan darah tinggi dan lamanya hipertensi. Malik Medan. Skripsi. Medan:
Semakin tinggi dan lama hipertensi, semakin Universitas Sumatera Utara. A
berat komplikasi yang dapat ditimbulkannya. [6] Marianna S, Astutik S. 2018. Hubungan
Diabetes mellitus dan hipertensi merupakan Dampak Terapi Hemodialisa Terhadap
faktor risiko terjadinya gangguan fungsi ginjal. Kualitas Hidup Pasien Dengan Gagal
Hal ini dikarenakan kadar gula dalam darah Ginjal. Indones J Nurs Sci Pract.
yang tinggi akan mempengaruhi struktur ginjal Hal;41–52.
dan merusak pembuluh darah halus di ginjal [7] Nur RA. 2020. Profile Total
(14). Lymphocyte Count Pada Penderita PGK
Inisiasi Hemodialisis Periode November
PENUTUP 2019 - Maret 2020. Skripsi. Makassar:
Kesimpulan Universitas Hasanuddin.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah [8] Purba FTP, Siregar P, Nainggolan G,
diketahui diagnosis pasien pra-hemodialisis Shatri H. 2017. Nilai Diagnostik Rerata
pada tahun 2020-2021 dari dari 116 pasien Tekanan Darah Pre dan Post
dengan diagnosa Diabetes Mellitus (DM) Hemodialisis pada Pasien yang
sebanyak 23 pasien (19,8%) diikuti oleh Menjalani Hemodialisis Kronik. Jurnal

………………………………………………………………………………………………………
P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534
Vol.11 No.1 Juni 2022

Penyakit Dalam Indonesia. Vol;1(2):89.


[9] Rivandi J, Yonata A. 2015. Hubungan
Diabetes Melitus Dengan Kejadian
Gagal Ginjal Kronik. Journal Major.
Vol;4(9):27–34.
[10] Zasra R, Harun H, Azmi S. 2018.
Indikasi dan Persiapan Hemodialis
Pada Penyakit Ginjal Kronis. Jurnal
Kesehatan Andalas. Vol;7(Supplement
2):183.
[11] Aisara S, Azmi S, Yanni M. 2018.
Gambaran Klinis Penderita Penyakit
Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
Vol;7(1):42.
[12] Belung A, Moeis E, Wantania F. 2016.
Prevalensi Virus Hepatitis Pada Pasien
Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis Rutin Bagian Ilmu
Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. e-CliniC. Vol;4(1).
[13] Liana P, Ya K, Maulana D, Klinik DP,
Kedokteran F, Sriwijaya U, et al. 2015.
Prevalensi Blood Borne Virus pada
Pasien Hemodialisis Kronik di Instalasi
Hemodialisis RSMH Palembang. Mks.
Vol;1(2):124–30.
[14] Nasution SH, Syarif S, Musyabiq S.
2020. Penyakit Gagal Ginjal Kronis
Stadium 5 Berdasarkan Determinan
Umur, Jenis Kelamin, dan Diagnosa.
JK Unila. Vol;4(2):157–60.

……………………………………………………………………………………………………...
P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2

Anda mungkin juga menyukai