TAHUN 2022
KERANGKA ACUAN KERJA
Kementerian Negara : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
/ Sekretariat Direktorat Jenderal Minyak dan Gas
Bumi
Program : 020.WA - Program Dukungan Manajemen
Sasaran Program : Organisasi Ditjen Migas yang Fit dan SDM Unggul
- Nilai Evaluasi Kelembagaan Ditjen Migas
Indikator Kinerja Program :
- Indeks Profesionalitas ASN Ditjen Migas
Pengelolaan Manajemen Kesekretariatan Bidang
Kegiatan :
Minyak dan Gas Bumi
- Terwujudnya Organisasi Ditjen Migas yang
Tepat Fungsi, Tepat Proses dan Tepat
Sasaran Kegiatan : Ukuran
- Terwujudnya Sikap Profesionalitas ASN
Ditjen Migas
- Nilai Evaluasi Kelembagaan Ditjen Migas
(Nilai)
- Indeks Profesionalitas ASN Ditjen Migas
- Persentase Pegawai Sekretariat Direktorat
Indikator Kinerja Kegiatan : Jenderal Migas yang Bebas Hukuman
Disiplin
- Persentase Pegawai Sekretariat Direktorat
Jenderal Migas yang Mencapai/ Melebihi
Target Kinerja
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : EBC-Layanan Manajemen SDM Internal
Indeks Profesionalitas ASN
1. Persentase Pegawai Bagian Rencana & Laporan
Migas yang Bebas Hukuman Disiplin;
2. Persentase Pegawai Bagian Keuangan Migas
Indikator KRO : yang Bebas Hukuman Disiplin;
3. Persentase Pegawai Bagian Hukum Migas yang
Bebas Hukuman Disiplin;
4. Persentase Pegawai Bagian Umum,
Kepegawaian dan Organisasi Migas yang bebas
hukuman disiplin;
1
5. Persentase Pegawai Bagian Rencana & Laporan
Migas yang Mencapai/ Melebihi Target Kinerja
6. Persentase Pegawai Bagian Keuangan Migas
yang Mencapai/ Melebihi Target Kinerja
7. Persentase Pegawai Bagian Hukum Migas yang
Mencapai/ Melebihi Target Kinerja
8. Persentase Pegawai Bagian Umum, Kepegawaian,
dan Organisasi yang Mencapai/Melebihi Target
Kinerja.
Rincian Output (RO) : Layanan Manajemen SDM
Indikator RO : -
Volume RO : 16 (enam belas) Layanan
Satuan RO :L Layanan
2
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 6);
b. Peraturan pemerintah nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil
Negara;
c. Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja
Pegawai Negeri Sipil;
d. PP Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Dalam Jabatan;
e. Peraturan Presiden nomor 68 tahun 2015 tentang Kementerian ESDM;
f. Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2016 tentang Oganisasi dan Tata
Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
g. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1161 K/70/MEM/2005 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengelolaan Kepegawaian Terpadu di lingkungan
Departemen ESDM.
2. Gambaran Umum
Layanan sumber daya manusia dilaksanakan mulai dari proses rekruitmen
pegawai, pengembangan kompetensi pegawai, pembinaan karier dan jabatan,
pembinaan disiplin dan kinerja pegawai, manajemen kepemimpinan, pembinaan
jabatan fungsional, pengelolaan administrasi kepegawaian, dan pelayanan
penghargaan dan purnabhakti.
Untuk mewujudkan organisasi yang fit dan Sumber Daya Manusia perlu
adanya perencanaan sumber daya manusia yang terukur dan akurat yang
merupakan salah satu indikasi keberhasilan suatu organisasi. Tahapan
perencanaan SDM harus dilakukan berdasarkan analisis jabatan, analisis beban
kerja dan peta jabatan yang berbasis kompetensi. Tantangan utamanya adalah
mengelola SDM organisasi mulai dari proses perencanaan, rekrutmen, seleksi dan
penempatan, pengembangan kompetensi, manajemen karier, manajemen kinerja,
penghargaan dan penegakan disiplin. Keseluruhan proses ini berkontribusi agar
organisasi mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis.
3
Secara garis besar uraian kegiatan Layanan Manajemen SDM Internal
(KRO) meliputi :
No Kegiatan
Maksud dan tujuan dari kegiatan Layanan Manajemen SDM (RO) adalah
dalam rangka meningkatkan kapabilitas dan kompetensi Aparatur Sipil Negara di
lingkungan Ditjen Migas guna meningkatnya Kedisiplinan Pegawai Sekretariat
Ditjen Migas dan Menciptakan Pegawai Sekretariat Ditjen Migas yang Unggul dan
Profesional.
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan KRO EBC - Layanan Manajemen SDM Internal
adalah seluruh Aparatur Sipil Negara di lingkungan Direktorat Jenderal Minyak dan
Gas Bumi, Kementerian ESDM.
4
C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN
1. Komponen Pelayanan Penghargaan dan Purnabhakti SDM Aparatur (052)
Program penghargaan penting bagi organisasi karena mencerminkan upaya
organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia sebagai komponen utama
dan merupakan komponen biaya yang paling penting. Disamping pertimbangan
tersebut, penghargaan juga merupakan salah satu aspek yang berarti bagi pegawai,
karena bagi individu atau pegawai besarnya penghargaan mencerminkan ukuran nilai
karya mereka diantara para pegawai itu sendiri, keluarga, dan masyarakat. Tujuan
pemberian penghargaan antara lain adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan
kerja, motivasi, stabilitas karyawan dan disiplin pegawai. Tujuan utama dalam
pemberian penghargaan kepada pegawai ada untuk meningkatkan kesadaran akan
kedisiplinan pegawai serta memberikan apresiasi kepada pegawai agar dapat lebih
meningkatkan kinerja yang lebih baik.
Secara Khusus kegiatan ini ditujukan agar pegawai yang akan memasuki
Batas Usia Pensiun mampu :
1. Beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang berbeda saat masih bekerja;
2. Secara mental siap menghadapi masa pensiun;
3. Mengetahui tentang perencanaan keuangan serta wawasan mengenai
kewirausahaan;
4. Mengamati secara langsung mengenai berbagai peluang usaha serta program
kemitraan;
5. Membangun dan menata konsep diri dan tujuan hidup;
6. Membangun paradigma (mindset) baru tentang kemandirian dan kewirausahaan;
7. Memberikan pengetahuan tentang strategi memulai usaha;
8. Memberikan bekal keterampilan dalam upaya membangun usaha atau aktivitas
produktif di masa pensiun.
Dengan pelaksanaan kegiatan ini pegawai diharapkan mampu :
5
a. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara swakelola dan bersifat koordinatif
secara rutin dengan melibatkan satuan kerja lain, yaitu Unit Eselon II di lingkungan
Ditjen Migas, Biro SDM KESDM, PT. Taspen persero, dan Badan Kepegawaian
Negara.
b. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Bulan Ke-
No Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tahap koordinasi
1.
dengan unit-unit terkait
Pelaksanaan
2.
Sosialisasi dan rapat
Pelaksanaan pelatihan
3. persiapan memasuki
masa purnabakti
Monitoring, evaluasi,
4. dan penyusunan
laporan akhir
6
2. Komponen Pengelolaan Administrasi Kepegawaian (053)
Pengelolaan Administrasi kepegawaian adalah keseluruhan aktivitas
ataupun kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan dan pengoptimalan pegawai
sebagai “tenaga kerja” agar dapat mencapai tujuan organisasi. Salah satu contoh
Kegiatan administrasi kepegawaian diantaranya adalah proses kenaikan pangkat,
update data SIPEG, dan lain-lain. Sehubungan dengan perumusan tersebut, maka
fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan dari administrasi kepegawaian meliputi :
7
a. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara swakelola dan bersifat
koordinatif secara rutin dengan melibatkan satuan kerja lain, yaitu Unit Eselon II
di lingkungan Ditjen Migas, Biro SDM KESDM dan Badan Kepegawaian Negara.
b. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Adapun tahapan pelaksanaan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Berkoordinasi dengan Unit Eselon II di Lingkungan Ditjen Migas dan Biro
SDM KESDM terkait kenaikan pangkat, inpassing jabatan, mutasi, maupun
administrasi kepegawaian lainnya;
2. Rekonsiliasi data Sistem Informasi Kepegawaian (SIPEG);
3. Monitoring dan evaluasi kegiatan;
4. Rencana pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
adalah di Bogor dan Bandung.
Matriks waktu pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian adalah
sebagai berikut :
Bulan Ke-
No Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tahap koordinasi
1.
dengan unit-unit terkait
Pelaksanaan rapat-
2.
rapat koordinasi
Rekonsiliasi Data
3.
SIPEG
Monitoring, evaluasi,
4. dan penyusunan
laporan akhir
8
3. Komponen Pengembangan Kompetensi Pegawai (054)
Kompetensi merupakan kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh
seorang PNS, berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya. Setiap pegawai Aparatur Sipil
Negara (ASN) memiliki hak dan kewajiban untuk mengembangkan kompetensi.
Pengembangan kompetensi termaksud dapat dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan, seminar, kursus, dan penataran. Pengembangan kompetensi merupakan
upaya untuk pemenuhan kebutuhan kompetensi PNS. Pengembangan kompetensi
bagi setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu)
tahun.
Adapun untuk saat ini kebutuhan akan pelatihan kompetensi Certified Risk
Management Officer (CRMO) dan Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa (PPBJ)
sangatlah dibutuhkan di lingkungan Direktorat Jenderal Minyak dan gas Bumi.
Mengingat pembangunan infrastruktur Migas saat ini yang sedang berlangsung
dengan pesat di setiap daerah dalam rangka perceptan pembangunan nasional dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diperlukan pengawasan yang sangat
akurat dari sisi pelaksanaan dan pengawasan pembangunan infrastruktur Migas.
Hasil dari koordinasi antara Direktorat Jenderal Migas dan BPSDM ESDM
bahwa, pada tahun 2022 Identifikasi Kebutuhan Diklat BPSDM tidak menyertakan
untuk pelatihan diklat CRMO dan PPBJ. Sehingga di Tahun 2022 Ditjen Migas
berinisiatif untuk menganggarkan pelaksanaan diklat CRMO dan PPBJ dimaksud.
Adapun diklat tersebut diprioritaskan untuk para P2K, Panitia Lelang, para JF
Inspektur Migas, dan JF Analis Kebijakan.
9
a. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara swakelola dan bersifat
koordinatif secara rutin dengan melibatkan satuan kerja lain, yaitu Unit Eselon II
di lingkungan Ditjen Migas, Biro SDM KESDM, BPSDM ESDM dan Lembaga
Penyedia Jasa Pendidikan dan Pelatihan.
Bulan Ke-
No Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengumpulan data
dan identifikasi
1.
kebutuhan diklat
pegawai
Pelaksanaan rapat-
2.
rapat koordinasi
Penyertaan pegawai
untuk mengikuti dilat
3.
sesuai dengan
tupoksinya
Monitoring, evaluasi,
4. dan penyusunan
laporan akhir
10
Pembinaan Jabatan Fungsional adalah upaya peningkatan dan
pengendalian standar profesi Jabatan Fungsional yang meliputi kewenangan,
pengelolaan, prosedur, dan metologi pelaksanaan tugas jabatan dan Penilaian
Kinerja Jabatan Fungsional.
11
dan angka kredit jabatan fungsional IM ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung
jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dengan memperhatikan usul
dari pimpinan instansi pemerintahan yang bersangkutan, yang selanjutnya
bertindak sebagai Pembina jabatan fungsional.
a. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara swakelola dan bersifat
koordinatif secara rutin dengan melibatkan satuan kerja lain, yaitu Unit
Eselon II di lingkungan Ditjen Migas, Biro SDM KESDM, Biro Ortala KESDM,
dan Kementerian PAN RB.
Bulan Ke-
No Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengumpulan data
dan bahan-bahan
1.
peraturan perundang-
undangan
Penilaian Jabatan
Fungsional di
2.
lingkungan Ditjen
Migas
Pelaksanaan Forum
Komunikasi Jabatan
3.
Fungsional Inspektur
Migas
12
Monitoring, evaluasi,
4. dan penyusunan
laporan akhir
Kewajiban dan Larangan bagi setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) tercantum
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 pasal 3 dan pasal 4. Untuk itu
kami dalam hal ini Sub Bagian Kepegawaian dan Organisasi Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi berkewajiban untuk terus memantau dan memonitoring Disiplin
pegawai seluruh Direktorat terkait dalam satuan unit kerja Ditjen Migas agar perilaku
setiap individu terus sejalan dengan Peraturan yang berlaku.
a. Metode Pelaksanaan
Monitoring disiplin pegawai di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Migas
dilakukan melalui penyampaian surat secara resmi dari Bagian Umum,
Kepegawaian, dan Organisasi tentang rekapitulasi kehadiran pegawai setiap
bulannya. Kemudian rekapitulasi data kehadiran dimaksud dilaporkan pula
kepada Biro Sumber Daya Manusia KESDM selaku Instansi Pembina
kepegawaian.
b. Tahapan
Adapun tahapan dari kegiatan monitoring disiplin di lingkungan Sekretariat
Direktorat Jenderal Migas adalah sebagai berikut :
13
Bulan Ke-
No Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sosialisasi Perilaku
1.
disiplin
Rekonsiliasi
2.
kehadiran pegawai
Pelaporan secara
3. resmi apabila ada
pelanggaran disiplin
Evaluasi perilaku
4.
disiplin
14
Pasal 9 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2019 tentang
Penilaian Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) berbunyi SKP sebagaimana dimaksud
memuat kinerja utama yang harus dicapai seorang PNS setiap tahun. Selain
kinerja utama sebagaimana dimaksud, SKP dapat memuat kinerja tambahan.
SKP bagi pejabat pimpinan tinggi, menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30
Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini, disusun
berdasarkan perjanjian kinerja Unit Kerja yang dipimpinnya dengan memperhatikan:
1. Rencana strategis; dan
2. Rencana kerja tahunan.
a. Metode Pelaksanaan
b. Tahapan
15
Bulan Ke-
No Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyusunan
1.
perjanjian kinerja
Perjanjian kinerja
2. dituangkan dalam
dokumen SKP
Penandatanganan
3.
SKP
SKP ditetapkan dan
4.
dilaporkan
D. WAKTU PELAKSANAAN
Kurun waktu kegiatan tersebut adalah selama 1 (satu) tahun kalender berdasarkan
jadwal matriks pelaksanaan yang telah disebutkan di atas.
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
16
RO 954 Komponen 056-061 Monitoring Disiplin Pegawai
Direktorat Teknis Direktorat Jenderal Migas serta Sekretariat
Direktorat Jenderal Migas
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 6);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil;
c. Peraturan pemerintah nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil
Negara;
d. Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja
Pegawai Negeri Sipil;
e. PP Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Dalam Jabatan;
f. Peraturan Presiden nomor 68 tahun 2015 tentang Kementerian ESDM;
g. Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2016 tentang Oganisasi dan Tata
Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
h. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1161 K/70/MEM/2005 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengelolaan Kepegawaian Terpadu di lingkungan
Departemen ESDM.
2. Gambaran Umum
Dalam menjalankan fungsi pemerintahan, memenuhi tuntutan
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di era reformasi dewasa ini,
pemerintah dihadapkan pada tantangan yang sangat berat dan kompleks dalam
berbagai tugas dan pekerjaan yang dihadapinya. Tantangan tersebut tidak bisa
dihindari atau bahkan diabaikan, melainkan perlu dihadapi dengan segera dan
dicari jalan keluar sebaik-baiknya, supaya setiap masalah yang muncul dapat
diselesaikan dengan baik dan tuntas. Untuk mampu mengatasi permasalahan
tersebut, diperlukan aparatur pemerintah, khususnya Aparatur Sipil Negara (ASN)
yang memiliki kualitas memadai, baik dari sisi kompetensi maupun
profesionalisme, dimana salah satu unsurnya adalah sikap dan perilaku disiplin.
Pembangunan aparatur sipil negara, diarahkan pada peningkatan kualitas,
efisiensi dan efektifitas seluruh tatanan administrasi pemerintahan, termasuk
peningkatan kemampuan dan disiplin, pengabdian, keteladanan dan
kesejahteraan aparatnya, sehingga secara keseluruhan makin mampu
melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan dengan baik, khususnya
dalam melayani dan menumbuhkan prakarsa, meningkatkan peran aktif
masyarakat serta tanggap terhadap kepentingan dan aspirasi masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka salah satu aspek penting yang perlu
diperhatikan dalam upaya meningkatkan kualitas aparat pemerintah dalam hal ini
Aparatur Sipil Negara, adalah meningkatkan disiplin pegawai. Sebab apapun
kemampuan yang dimiliki oleh ASN tanpa ditunjang dengan disiplin yang tinggi,
maka tugas atau pekerjaan yang dilaksanakan tidak akan mencapai hasil yang
maksimal, bahkan mungkin mengalami kegagalan yang dapat merugikan
organisasi maupun instansi.
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan Monitoring Disiplin Pegawai Sekretariat Direktorat
Jenderal Migas adalah seluruh Aparatur Sipil Negara di lingkungan Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM.
Kewajiban dan Larangan bagi setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) tercantum
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 pasal 3 dan pasal 4. Untuk itu
kami dalam hal ini Sub Bagian Kepegawaian dan Organisasi Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi berkewajiban untuk terus memantau dan memonitoring Disiplin
pegawai seluruh Direktorat terkait dalam satuan unit kerja Ditjen Migas agar perilaku
setiap individu terus sejalan dengan Peraturan yang berlaku.
a. Metode Pelaksanaan
Monitoring disiplin pegawai di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Migas
dilakukan melalui penyampaian surat secara resmi dari Bagian Umum,
Kepegawaian, dan Organisasi tentang rekapitulasi kehadiran pegawai setiap
bulannya. Kemudian rekapitulasi data kehadiran dimaksud dilaporkan pula
kepada Biro Sumber Daya Manusia KESDM selaku Instansi Pembina
kepegawaian.
b. Tahapan
Adapun tahapan dari kegiatan monitoring disiplin di lingkungan Sekretariat
Direktorat Jenderal Migas adalah sebagai berikut :
1. Sosialisasi perilaku disiplin kepada seluruh pegawai di lingkungan
Sekretariat Direktorat Jenderal Migas sesuai Undang-Undang yang berlaku;
2. Rekonsiliasi kehadiran pegawai di Lingkungan Sekretariat Direktorat
Jenderal Migas setiap bulannya;
3. Pelaporan secara resmi apabila terdapat pegawai yang melanggar ketentuan
disiplin dalam kehadiran bekerja, pelanggaran kode etik pegawai, maupun
pelanggaran disiplin lainnya;
4. Melakukan evaluasi perilaku disiplin pegawai;
5. Rencana pelaksanaan kegiatan Monitoring Disiplin Pegawai adalah di
Jakarta.
Bulan Ke-
No Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sosialisasi Perilaku
1.
disiplin
Rekonsiliasi
2.
kehadiran pegawai
Pelaporan secara
3. resmi apabila ada
pelanggaran disiplin
Evaluasi perilaku
4.
disiplin
D. WAKTU PELAKSANAAN
Kurun waktu kegiatan tersebut adalah selama 1 (satu) tahun kalender berdasarkan
jadwal matriks pelaksanaan yang telah disebutkan di atas.
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 6);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil;
c. Peraturan pemerintah nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil
Negara;
d. Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai
Negeri Sipil;
e. PP Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Dalam Jabatan;
f. Peraturan Presiden nomor 68 tahun 2015 tentang Kementerian ESDM;
g. Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2016 tentang Oganisasi dan Tata
Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
h. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1161 K/70/MEM/2005 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengelolaan Kepegawaian Terpadu di lingkungan Departemen
ESDM.
2. Gambaran Umum
Pemantauan Kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah serangkaian proses
yang dilakukan oleh Atasan ASN untuk mengamati pencapaian target kinerja yang
terdapat dalam SKP. Pemantauan kinerja ASN dilakukan oleh Pejabat
Penilai Kinerja masing-masing pegawai secara periodik
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan Pemantauan Kinerja Pegawai Sekretariat Direktorat
Jenderal Migas adalah seluruh Aparatur Sipil Negara di lingkungan Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM.
Pasal 4 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja
Pegawai Negeri Sipil (PNS) berbunyi Penilaian Kinerja PNS dilakukan berdasarkan
prinsip:
1. Objektif;
2. Terukur;
3. Akuntabel
4. Partisipasi; dan
5. Transparan
Pasal 8 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2019 tentang
Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) berbunyi Perencanaan Kinerja terdiri atas
penyusunan dan penetapan SKP (Sasaran Kerja Pegawai) dengan memperhatikan
Perilaku Kerja. Proses penyusunan SKP sebagaimana dimaksud dilakukan dengan
memperhatikan :
1. Perencanaan strategis Instansi Pemerintah;
2. Perjanjian kinerja;
3. Organisasi dan tata kerja;
4. Uraian jabatan; dan/atau
5. SKP atasan langsung
Pasal 9 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2019 tentang
Penilaian Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) berbunyi SKP sebagaimana dimaksud
memuat kinerja utama yang harus dicapai seorang PNS setiap tahun. Selain kinerja
utama sebagaimana dimaksud, SKP dapat memuat kinerja tambahan.
SKP bagi pejabat pimpinan tinggi, menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30
Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini, disusun
berdasarkan perjanjian kinerja Unit Kerja yang dipimpinnya dengan memperhatikan:
1. Rencana strategis; dan
2. Rencana kerja tahunan.
a. Metode Pelaksanaan
b. Tahapan
Bulan Ke-
No Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyusunan
1.
perjanjian kinerja
Perjanjian kinerja
2. dituangkan dalam
dokumen SKP
Penandatanganan
3.
SKP
SKP ditetapkan dan
4.
dilaporkan
D. WAKTU PELAKSANAAN
Kurun waktu kegiatan tersebut adalah selama 1 (satu) tahun kalender berdasarkan
jadwal matriks pelaksanaan yang telah disebutkan di atas.
Alimuddin Baso
NIP. 196705191997031001