LUKA LECET
OLEH:
Magfirah Ramadhani
C014201031
Residen Pembimbing
Supervisor Pembimbing
dr. Jerny Dase, S.H, Sp.F, M.Kes
SEHARUSNYA ADA
TRIASETRIASE
REKAM MEDIS
Pasal 5
Setiap dr/drg dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis,
RM harus segera dilengkapi setelah pasien selesai
menerima pelayanan kesehatan,
Setiap catatan harus dibubuhi nama, waktu dan
tandatangan petugas pemberi layanan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ada label identitas beserta skala ukur yang bersifat universal dan terkalibrasi
Label identitas dan skala ukur terlihat jelas
Pencahayaan cukup
Regio anatomis jelas
Sudut pengambilan foto tegak lurus
Tidak ada distorsi ukuran foto
Foto close-up
An. Muhammad Zacky/ 13 Tahun
P= 2,5 cm
L= 0,2 cm
X kanan= 15 cm Y kanan= 0,5 cm X kiri= 14,8 cm Y kiri= 3 cm
Departemen Kedokteran Forensik & Medikolegal (KFM)
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR
Jl. Andi Mappaoddang No. 63 Makassar - Indonesia
Resume Medis
☑Pasien pulang -
ke … -
dirawat -
1. Nama : Muh.Zacky
2. Tanggal Lahir/Umur : 23 April 2009 / 13 tahun------------------------------------------------------
3. Alamat : Jalan Balaikota perumahan polda RT/RW 002/002 Kel. Baru, Kec. Ujung tanah, Kota
Makassar
1. Anamnesis : Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara hari Rabu
tanggal dua puluh bulan April tahun dua ribu dua puluh dua. Pukul dua belas lewat sepuluh
menit Waktu Indonesia Bagian Tengah. Korban datang dengan keluhan mengalami
penganiayaan. Kejadian terjadi pada tanggal Sembilan belas April dua ribu dua puluh dua
sekitar pukul dua puluh satu lewat empat puluh Waktu Indonesia Bagian Tengah di depan
rumah pelaku. Berawal pada saat korban sedang bermain bersama temannya. Teman korban
memukul jirigen di depan rumah pelaku kemudian pelaku keluar dari rumah dan menarik baju
korban sementara teman korban yang lainnya melarikan diri. Kekerasan yang dialami berupa
pukulan menggunakan stapler di daerah kepala bagian belakang yang menyebabkan
perdarahan, ditendang di daerah betis kanan, dan ditinju di daerah punggung bagian kanan.
Pelaku adalah tetangga korban. Kekerasan yang dialami korban berupa kepala korban dipukul
menggunakan stapler, betis kanan korban ditendang, dan punggung kanan korban ditinju.
Korban mengaku dalam keadaan sadar saat kekerasan terjadi. Setelah kejadian korban dibawa
ke puskesmas dan mendapatkan perawatan luka di kepala korban. Korban tidak memiliki
riwayat alergi atau penyakit lain ------------------------------------------
2. Pemeriksaan Fisik ------------------------------------------------------------------------------------
a. Primary Survey -
iv. Tekanan darah : Seratus sepuluh per delapan puluh milimeter air raksa------
vi. Pakaian : Memakai baju lengan pendek berwarna abu-abu berbahan kaos
dan memakai celana panjang berwarna hitam berbahan kain---------------
vii. Tinggi badan : Seratus enam puluh tiga sentimeter------------------------------
viii. Berat badan : Lima puluh satu kilogram-----------------------------------------------
i. Daerah Kepala : Terdapat satu buah luka tertutup pada kepala belakang bagian tengah
berbentuk garis dengan ukuran panjang dua koma lima sentimeter dan lebar nol koma
dua sentimeter. Ujung luka kanan terletak nol koma lima sentimeter dari kiri garis
tengah tubuh dan lima belas sentimeter dari atas garis khayal leher. Ujung luka kiri
terletak tiga sentimeter dari kiri garis tengah tubuh dan empat belas koma delapan
sentimeter dari atas garis khayal leher. Luka berbatas tegas, berwarna merah
kehitaman, tidak bengkak. Permukaan luka terdapat darah yang telah mengering.
Daerah sekitar luka tidak ada kelainan. Perdarahan aktif tidak ada. Pada perabaan
tidak ditemukan gemeretak tulang.
ii. Daerah Bahu :Tidak tampak perlukaan-----------------------------------------------
3. Pemeriksaan Penunjang a)
3. Ringkasan Pemeriksaan : Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara
hari Rabu tanggal dua puluh bulan April tahun dua ribu dua puluh dua. Pukul dua belas lewat
sepuluh menit Waktu Indonesia Bagian Tengah. Korban datang dengan keluhan mengalami
penganiayaan. Kejadian terjadi pada tanggal Sembilan belas April dua ribu dua puluh dua
sekitar pukul dua puluh satu lewat empat puluh Waktu Indonesia Bagian Tengah di depan
rumah pelaku. Berawal pada saat korban sedang bermain bersama temannya. Teman korban
memukul jirigen di depan rumah pelaku kemudian pelaku keluar dari rumah dan menarik baju
korban sementara teman korban yang lainnya melarikan diri. Pelaku adalah tetangga korban.
Kekerasan yang dialami korban berupa kepala korban dipukul menggunakan stapler, betis
kanan korban ditendang, dan punggung kanan korban ditinju. Korban mengaku dalam keadaan
sadar saat kekerasan terjadi. Setelah kejadian korban dibawa ke puskesmas dan mendapatkan
perawatan luka di kepala korban. Korban tidak memiliki riwayat alergi atau penyakit lain.
Riwayat penyakit terdahulu tidak ada. Riwayat alergi tidak ada, riwayat mengkonsumsi obat –
obat tertentu tidak ada. Dari hasil pemeriksaan didapatkan status vital: Kesadaran penuh
Glasgow Coma Scale = lima belas (Eye (respon mata = empat, membuka mata spontan),
Motorik (respon pergerakan = enam, dapat mengikuti perintah) Verbal (respon suara=
lima,orientasi baik). Tekanan darah seratus sepuluh per delapan puluh milimeter air raksa,
denyut nadi delapan puluh kali per menit, pernapasan dua puluh kali per menit. Suhu tiga
puluh enam koma enam derajat celcius, saturasi oksigen sembilan puluh persen. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan satu buah luka tertutup pada kepala belakang bagian tengah
berbentuk garis dengan ukuran panjang dua koma lima sentimeter dan lebar nol koma dua
sentimeter. Ujung luka kanan terletak nol koma lima sentimeter dari kiri garis tengah tubuh
dan lima belas sentimeter dari atas garis khayal leher. Ujung luka kiri terletak tiga sentimeter
dari kiri garis tengah tubuh dan empat belas koma delapan sentimeter dari atas garis khayal
leher. Luka berbatas tegas, berwarna merah kehitaman, tidak bengkak. Permukaan luka
terdapat darah yang telah mengering. Daerah sekitar luka tidak ada kelainan. Perdarahan aktif
tidak ada. Pada perabaan tidak ditemukan gemeretak
tulang-------------------------------------------------------
2) Penyebab langsung (A-1) : Kerusakan kulit ari dan pembuluh darah kecil------
3) Penyebab yang mendasari (A-2) : Persentuhan dengan permukaan tumpul-------------
4) Keadaan morbid lain (B) : Tidak ditemukan--------------------------------------------
6. Pengobatan dan Tindakan : Pasien mendapatkan tindakan yaitu pembersihan luka dengan
Natrium Clorida nol koma sembilan persen dan pemberian povidone iodine. Pasien juga
diberikan paracetamol lima ratus miligram diminum jika nyeri, salep gentamicin dua kali
sehari dioleskan pagi dan sore-----------------------------------------------
7. Prognosis : Pasien diedukasi untuk menjaga kebersihan luka dengan baik dan luka dapat
sembuh dengan perawatan luka yang baik, sehingga pasien diperbolehkan pulang
8. Kesimpulan : Telah dilakukan pemeriksaan oleh dokter terhadap satu orang pasien laki laki
bernama Muh.Zacky, hari Rabu tanggal dua puluh bulan April pukul dua belas lewat sepuluh
menit Waktu Indonesia Bagian Tengah di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan bahwa pasien datang dalam keadaan sadar penuh dan tanda vital
dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik luar ditemukan satu buah luka tertutup pada
belakang kepala bagian tengah berbentuk garis diakibatkan oleh pengelupasan kulit ari dan
kerusakan pembuluh darah kecil yang terlokalisir di bawah kulit. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa luka tersebut sesuai dengan perlukaan akibat persentuhan dengan permukaan tumpul.
Estimasi (perkiraan) umur luka yang berwarna merah yaitu kurang dari 24 jam. Pasien
mendapatkan tindakan yaitu pembersihan luka dengan Natrium Clorida nol koma sembilan
persen dan pemberian povidone iodine. Pasien juga diberikan paracetamol lima ratus miligram
diminum jika nyeri, salep gentamicin dua kali sehari dioleskan pagi dan sore, pasien diberikan
edukasi untuk perawatan luka dan pasien diperbolehkan pulang
-
III. Penutup----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Demikian surat keterangan ini dibuat berdasarkan dengan penguraian yang sejujur-
jujurnya dan menggunakan pengetahuan yang sebaik-baiknya serta mengingat
sumpah pada saat menerima jabatan
a) Tempat dan Tanggal dikeluarkan Surat Resume Medis: di Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar pada tanggal dua puluh bulan April tahun dua ribu dua puluh dua---------------
b) Nama lengkap dan Nomor Induk Kepegawaian dokter/dokter gigi yang diberi wewenang
pelayanan kesehatan: M. Yusuf Ramadhan - -
c) Jabatan dan kompetensi dari (b) Mahasiswa Progam Pendidikan Dokter dari Bagian
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Bhayangkara Makassar---------------
d) Tanda tangan :
Tanda Tangan
d) Lampiran Foto : Tiga buah foto whole body, lima buah foto regional, dan satu buah foto
close up - - - - - - - - - - - - -
e) Lampiran Video :Tidak ada-------------------------------------------------------------------------
PRO JUSTITIA
VER/1985/XI/2021/FORENSIK
b) Tanggal dan Waktu SPV diterima: Tanggal dua puluh April dua ribu dua puluh dua pukul dua belas
lewat sepuluh menit Waktu Indonesia Bagian Tengah -------------------------------------------
c) Pihak yang membuat SPV: Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sulawesi Selatan Resort
Pelabuhan Makassar yang ditandatangani oleh Idul Abadi, dengan pangkat IPDA, NRP 75100135, a.n
KAPOLSEK Pelabuhan Makassar PS. KANIT III SPKT-----------------------
d.) Jenis Permintaan: Pemeriksaan medis / pengobatan / perawatan atas orang tersebut serta dibuatkan
Visum et Repertum ------------------------------
a) Waktu dan Tempat Pembuatan VeR : Tanggal dua puluh April dua ribu dua puluh dua pukul dua belas
lewat sepuluh menit Waktu Indonesia Bagian Tengah bertempat di Central Visum Rumah Sakit
Bhayangkara. Dibuat oleh dr. Denny Mathius, S.FM-----------------------
b) IdentitasPasien/Korban (KTP/SIM/Paspor/SPV)*-------------------------------------------------------
1. Nama : MUH.ZACKY------------------------------------------------------
d) Hasil Pemeriksaan --
1. Anamnesis : Pasien datang ke Central Visum Rumah Sakit Bhayangkara
hari Rabu tanggal dua puluh bulan April tahun dua ribu dua puluh dua. Pukul dua belas lewat
sepuluh menit Waktu Indonesia Bagian Tengah. Kejadian terjadi pada tanggal Sembilan belas
April dua ribu dua puluh dua sekitar pukul dua puluh satu lewat empat puluh Waktu Indonesia
Bagian Tengah di depan rumah pelaku. Berawal pada saat korban sedang bermain bersama
temannya. Teman korban memukul jirigen di depan rumah pelaku kemudian pelaku keluar dari
rumah dan menarik baju korban sementara teman korban yang lainnya melarikan diri. Kekerasan
yang dialami berupa pukulan menggunakan stapler di daerah kepala bagian belakang yang
menyebabkan perdarahan, ditendang di daerah betis kanan, dan ditinju di daerah punggung bagian
kanan. Pelaku adalah tetangga korban. Kekerasan yang dialami korban berupa kepala korban
dipukul menggunakan stapler, betis kanan korban ditendang, dan punggung kanan korban ditinju.
Korban mengaku dalam keadaan sadar saat kekerasan terjadi. Setelah kejadian korban dibawa ke
puskesmas dan mendapatkan perawatan luka di kepala korban. Korban tidak memiliki riwayat
alergi atau penyakit lain---------------------------
2. Pemeriksaan Fisis
(a) Kesadaran : Kesadaran penuh Glasgow Coma Scale = lima belas (Eye (respon mata= empat,
membuka mata spontan), Motorik (respon pergerakan = enam, dapat mengikuti perintah),
Verbal (respon suara= lima, orientasi baik). Pasien tampak tenang, afek sesuai mood -
-
(b) Denyut nadi : Delapan puluh kali per menit--------------------------------------------
(d) Tekanan darah : Seratus sepuluh per delapan puluh milimeter air raksa-----------
(e) Suhu tubuh : Tiga puluh enam koma lima derajat celcius--------------------------
(f) Pakaian : Memakai baju lengan pendek berwarna abu-abu berbahan kaos dan
memakai celana panjang berwarna hitam berbahan kain--------------------------
(g) Tinggi badan : Seratus enam puluh tiga sentimeter------------------------
3. Pemeriksaan Penunjang
Penyebab langsung (A-1) : Kerusakan kulit ari dan pembuluh darah kecil------------
Penyebab yang mendasari (A-2) : Persentuhan dengan permukaan tumpul ------------------
Keadaan morbid lain (B) : Tidak ditemukan--------------------------------------------------
4. Pengobatan dan Tindakan :
a. Pengobatan : Pasien diberikan paracetamol lima ratus miligram diminum jika nyeri,
salep gentamicin dua kali sehari dioleskan pagi dan sore.---------------------------------------
b. Tindakan : Pasien mendapatkan tindakan pembersihan luka dengan Natrium Clorida nol koma
sembilan persen dan pemberian povidone iodine--------------------------------------
c. Prognosis dari penyakit/ damage : Pasien diedukasi untuk perawatan luka dan luka dapat
sembuh dengan perawatan luka yang baik, sehingga pasien diperbolehkan pulang
Demikian surat keterangan ini dibuat berdasarkan dengan penguraian yang sejujur-
jujurnya dan menggunakan pengetahuan yang sebaik-baiknya serta mengingat sumpah
pada saat menerima jabatan.------------------------------------------------------------------------------------
a) Tempat dan Tanggal dikeluarkan Surat Visum et Repertum: di Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar pada tanggal dua puluh bulan April tahun dua ribu dua puluh dua-------------------
b) Nama lengkap dan Nomor Induk Kepegawaian dokter/dokter gigi yang diberi wewenang pelayanan
kesehatan --------------------------------------------------------------------
c) Jabatan dan kompetensi dari (b) Mahasiswa Program Pendidikan Dokter dari Bagian
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Bhayangkara Makassar ------------------
d) Tanda tangan :
Tanda Tangan
d) Lampiran Foto : Tiga buah foto whole body, lima buah foto regional, dan
satu buah foto close up
e) Lampiran Video : Tidak ada.------------------------------------------------------
1. Definisi
Luka lecet adalah cedera pada kulit yang mengakibatkan hilangnya lapisan superfisial
epitel kulit (epidermis atau selaput lendir). Mekanisme yang paling umum dari
pembentukan luka lecet adalah karena gesekan terhadap kulit, yang mengakibatkan
pengikisan pada lapisan epidermis. Tekanan juga dapat mengakibatkan luka lecet. Walaupun
jarang terjadi, luka lecet akibat tekanan memiliki peranan yang besar terutama untuk
mengidentifikasi benda penyebab luka lecet. 2 Mekanisme lain seperti akibat benturan
terhadap benda/senjata yang keras, tumpul dan kasar. Jadi, lecet murni biasanya tidak
berdarah, karena pembuluh darah yang mensuplai kulit berada di lapisan dermis.
Praktisnya, karena sifat papila semua yang bergelombang maka terkadang cukup sering
dermis juga terlibat dan akibatnya sering luka lecet menunjukkan pendarahan. Di beberapa
tempat, luka lecet bisa menembus seluruhnya ketebalan kulit. Oleh karena itu, area lecet
yang luas seperti luka lecet serut dapat berdarah, meskipun perdarahan itu jarang serius karena
hanya pembuluh darah kecil yang terlibat. Untuk munculnya sebuah luka lecet, beberapa
gerakan bersama dengan tekanan penting antara objek/instrumen/senjata dan kulit.
Gerakan dan tekanan ini dapat dilakukan baik oleh tubuh itu sendiri atau dengan instrumen
tertentu.6
2. Karakteristik
2. Luka lecet biasanya tidak berdarah karena pembuluh darah berada di dermis. Namun, karena
sifat bergelombang pars papillaris, dan seringnya permukaan dermis ikut terkikis,
mengakibatkan luka lecet menunjukkan titik-titik perdarahan
3. Luka lecet umumnya bersifat rapid healing atau memiliki proses penyembuhan yang cepat
serta umumnya tidak meninggalkan bekas.3
3. Patomekanisme
Gaya mekanik yang menyebabkan luka lecet pada kulit. Kekuatan Tangensial (sliding,
scrape), dsebabkan oleh arah lateral dari gaya penyebab lebih besar dibandingkan dengan
tekanan vertikal. Arah luka ditentukan dengan serpihan sisa epidermis yang tertarik ke batas
luka lecet. Jika jenis penyebab kekuatan tangensial berupa permukaan runcing dan sempit (sharp
and narrow), maka menghasilkan luka lecet gores (linear abrasion). Jika jenis penyebab
kekuatan tangensial berupa permukaan luas atau lebar dan kasar (wider or broad and rough),
maka menghasilkan luka lecet yang lebih lebar dan disebut luka lecet serut (graze abrasion). 3
Luka Lecet Kompresi (crushing/pressure), disebabkan oleh penekanan vertikal yang lebih besar,
sehingga tidak ada gesekan atau tanda tangensial yang mengelupas. Luka lecet tekan (imprint
abrasion) dihasilkan oleh gaya tegak lurus terhadap kulit dengan jejak benda yang bekerja di
atas lapisan superfisial kulit. Mekanisme tersebut akan membekas membentuk desain benda.
Sedangkan, luka lecet geser (pressure abrasion) dihasilkan oleh gaya yang relatif tegak lurus
terhadap kulit, sedikit gerakan yang disertai penghancuran dari lapisan superfisial kulit.3
4. Klasifikasi
Luka lecet serut ini dihasilkan oleh gesekan pada permukaan yang kasar dan luas terhadap
kulit. Luka lecet serut lebih luas di titik awal dan semakin sempit pada akhirnya dengan
penumpukan epitel diakhirnya. Luka lecet serut menunjukkan garis sejajar, tidak rata,
memanjang (membentuk alur atau lekukan) dengan epitel menumpuk di akhir.3
Luka hasil dari tumbukan yang cepat dan membutuhkan kekuatan yang cukup. Lecet ini
terjadi ketika, gaya yang diterapkan tegak lurus terhadap kulit. Lecet ini
disebabkan oleh dampak langsung atau jejak objek atau senjata ke objek dengan jarak tertentu.
Bentuk yang dihasilkan dapat berupa cap pada kulit sesuai pola objek yang menjadi penyebab
trauma.3
Beberapa ahli mempertimbangkan bahwa luka lecet ini memiliki tipe yang sama dengan luka
lecet imprint. Luka lecet ini adalah hasil dari tekanan yang lama dengan gaya yang besar
ataupun tidak, dengan gerakan yang sedikit sehingga mengakibatkan penghancuran lapisan
superfisial kulit.3
Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang terjadi dimulai saat luka timbul hingga luka
tersebut kembali sembuh dengan digantikan oleh jaringan yang baru. Adapun penyembuhan
luka memiliki 4 fase yaitu Fase hemostasis yang terjadi selama beberapa menit setelah luka
terjadi, pembuluh darah di sekitar luka akan mengerucut dan memperlambat aliran darah ke
daerah luka. Trombosit memiliki peran yang sangat penting, yaitu mengeluarkan zat
vasokontriksi dan membentuk gumpalan penyumbat untuk menutup pembuluh darah yang
rusak. Fase inflamasi yang terjadi selama kurang lebih 2 sampai 5 hari setelah luka timbul
Fase ini ditandai dengan adanya gejala-gejala khas inflamasi, yaitu rubor (memerah), kalor
(hangat), dolor (nyeri) dan tumor (membengkak). Setelah pembuluh darah bervasokonstriksi,
beberapa saat kemudian ia akan kembali bervasodilatasi yang akan difasilitasi oleh histamin,
serotonin dan sitokin. Selain membuat vasodilatasi histamin juga akan meningkatkan
permeabilitas vena, sehingga cairan dari pembuluh darah akan masuk ke daerah luka atau yang
disebut dengan eksudasi. Hasil yang berperan penting dari proses eksudasi ini adalah neutrofil.
Fase proliferasi terjadi pada hari ke- 4 hingga hari ke 21 setelah timbulnya luka. Fase
proliferasi merupakan fase pembentukan jaringan baru menggantikan jaringan yang rusak.
Fibroblas merupakan faktor yang paling penting di fase ini. Fibroblas akan mulai memperbaiki
sel yang rusak dengan mulai menghasilkan gikosaminoglikans dan diakhiri dengan
pembentukan fibrilar kolagen. Fase ini ditandai dengan adanya angiogenesis, deposisi kolagen,
pembentukan jaringan granulasi, kontraksi luka dan epitelisasdan. Dan fase terakhir ialah Fase
remodeling yang terjadi selama kurang lebih selama 8 hari hingga 2 tahun setelah luka timbul.
Lama fase ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Fase ini ditandai
dengan adanya deposit kolagen dalam jaringan yang rapi dan pembentukan kembali jaringan
serta penarikan dari bekas luka. Kecepatan penyembuhan luka dipengaruhi oleh banyak faktor,
yang terbagi menjadi faktor lokal (suplai pembuluh darah yang kurang,
denervasi, hematoma, infeksi, iritasi, mechanical stress, dressing material, tehnik bedah, irigasi,
elektrokoagulasi, suture materials, antibiotik, tipe jaringan, dan facilitious wounds) dan faktor
umum (usia, anemia, anti inflammatory drugs, cytotoxic and metabolic drugs, diabetes mellitus,
hormon, infeksi sistemik, jaundice, penyakit menular, malnutrisi, obesitas, temperatur, trauma,
hipovolemia, hipoksia, uremia, vitamin C, vitamin A, dan trace metals). Sehingga waktu
penyembuhan luka dapat menjadi lebih cepat ataupun lebih lambat.1
Setiap proses penyembuhan luka akan terjadi melalui 3 tahapan yang dinamis, saling terkait
dan berkesinambungan serta tergantung pada tipe/jenis dan derajat luka. Sehubungan dengan
adanya perubahan morfologik, tahapan penyembuhan luka terdiri dari :(1) Fase inflamasi atau
eksudasi, (2) Fase proliferasi atau granulasi dan (3) Fase maturasi dan defesiansi.4
Memperkirakan umur luka lecet:
Luka lecet juga harus dibedakan terjadinya, apakah ante mortem atau post mortem. Berikut ini
tabel yang menunjukkan perbedaan dari keduanya:
6. Terapi/penatalaksanaan
Pembersihan luka menggunakan NaCl 0,9%. Normal salin atau NaCl 0,9% merupakan
larutan isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi
kering, menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan.
Perawat menggunakan cairan normal salin untuk mempertahankan permukaan luka agar tetap
lembab sehingga dapat meningkatkan perkembangan dan migrasi jaringan epitel.4
Povidone iodine merupakan salah satu pengobatan luka secara kimiawi yang sering kali
digunakan dalam penyembuhan luka. Povidone iodine memiliki efek antimikroba, menciptakan
lingkungan lembab, dan dapat menginduksi angiogenesis. Obat ini juga dilaporkan dapat
mencegah inflamasi namun povidone iodine 10% dikatakan pula memiliki efek menghambat
pertumbuhan fibroblas pada percobaan kultur sel secara invitro. Secara umum, povidone iodine
mempunyai sifat antiseptik (membunuh kuman) baik bakteri gram positif maupun gram negatif.
Akan tetapi povidone iodine juga bersifat iritatif dan lebih toksik bila masuk ke pembuluh
darah. Povidone iodine bersifat bakteriostatik dengan kadar 640 µg/ml dan bersifat bakterisid
pada kadar 960 µg/ml. Mikobakteria tuberkulosa bersifat resisten terhadap bahan ini. Povidone
iodine memiliki toksisitas rendah pada jaringan, tetapi detergen dalam larutan pembersihnya
akan lebih meningkat toksisitasnya (Peter, 1992). Dalam 10% povidone iodine mengandung 1%
iodium yang mampu membunuh bakteri dalam 1 menit dan membunuh spora dam waktu 15
menit. Dalam penggunaannya dipilih povidone iodine 10% dikarenakan povidone Iodine tinggi
dalam kosentrasi menyebabkan iritasi kulit. Selain itu povidone iodine dalam penggunaan yang
berlebihan dapat menghambat granulasi luka. Dalam perawatan luka secara umum biasanya
menggunakan Povidone Iodine10%.4
Pembalutan (dressing) luka dilakukan untuk melindungi luka dari trauma dan infeksi.
Pembalutan luka yang optimal menjaga lingkungan yang lembab dan bersih yang mencegah
tekanan dan trauma mekanis, mengurangi edema, dan menstimulasi pemulihan. Penyembuhan
luka menjadi 50% lebih cepat dalam suasana lembap dibandingkan dengan luka kering melalui
peningkatan reepitelialisasi, pemberian suasana yang dibutuhkan dalam pertahanan lokal
makrofag, dan akselerasi angiogenesis. Produk yang digunakan untuk mempertahankan
kelembapan luka yaitu transparent dressing/film dan hydrocolloid. Hydrocolloid diindikasikan
pada luka berwarna kemerahan dengan epitelisasi serta eksudat minimal. Dalam beberapa meta-
analisis, luka yang dirawat dengan balutan hydrocolloid menunjukkan peningkatan yang
signifikan secara statistik dibandingkan dengan kain kasa steril. Pembalutan
dengan silver digunakan untuk luka yang terinfeksi atau berisiko tinggi terinfeksi selama masa
percobaan dua minggu. Kontrol bakteri dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik maupun
material antibakteri.5
7. Aspek medikolegal
Luka adalah suatu kelainan yang dapat disebabkan oleh suatu tindak pidana, baik yang
bersifat sengaja (intensional), ceroboh (recklessness) atau kurang hati- hati (negligence)
merupakan pengertian luka ditinjau dari sudut hukum. Berat ringannya hukuman pelaku
ditentukan oleh berat ringannya luka yang timbul akibat tindak pidana yang dilakukannya
terhadap korbannya. Kitab Undang-undang hukum pidana dalam menentukan berat
ringannya luka yang dialami korban didasarkan atas dampaknya terhadap: Kesehatan
jasmani korban, Kesehatan rohani korban, Kelangsungan hidup janin di dalam kandungan
korban, Estetika jasmani korban serta pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencarian
korban.7
a. Luka ringan
Luka ringan adalah luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencariannya. Hukuman terhadap luka ringan
ini tercantum pada pasal 352 ayat 1 KUHP.7
b. Luka Sedang
Luka sedang merupakan luka yang memberikan penyakit dan menghalangi dalam
menjalankan pekerjaan untuk sementara waktu.hukuman yang dapat diberikan pada
pelakupenganiyaan dicantumkan pada pasal 351 ayat 1 KUHP.7
c. Luka Berat
Luka berat merupakan luka yang tidak memberkan harapan akan sembuh sama sekali atau
menimbulkan bahaya maut,dan tidak mampu meneruskan pekerjannya. Seperti yang
tercantum pada pasal 90 KUHP .hukuman yang dapat diberikan pada pelaku
penganiyaan luka berat dicantumkan dalam pasal
351 ayat 2 dan ayat 3,pasal 353,pasal 354 dan pasal 355.
PEMBAHASAN
Pada kasus ini dilaporkan seorang anak laki-laki mengalami penganiayaan oleh tetangga pasien.
Luka pada pasien ini di masukkan ke dalam “luka lecet” karena dari definisi luka lecet merupakan cidera
pada kulit yang mengakibatkan hilangnya lapisan superfisial epitel kulit(epidermis) dan pada klasifikasi
luka pasien An. Muh Zacky luka lecet gores dijumpai didaerah kepala belakang bagian tengah akibat
persentuhan permukaan tumpul. Berbentuk garis dengan panjang dua koma lima sentimeter dan lebar nol
koma dua sentimeter. Ujung luka kanan terletak nol koma lima sentimeter dari kiri garis tengah tubuh dan
lima belas sentimeter dari atas garis khayal leher. Ujung luka kiri terletak tiga sentimeter dari kiri garis
tengah tubuh dan empat belas koma delapan sentimeter dari atas garis khayal leher. Luka berbatas tegas,
bagian dalam berwarna merah. Permukaan luka terdapat pengelupasan kulit ari dan darah yang telah
mengering. Perdarahan aktif tidak ada. Daerah sekitar luka tidak tampak bengkak dan pada perabaan
tidak ditemukan gemeretak tulang maupun patah tulang. Perkiraan umur luka
<24 jam. Luka lecet gores ini terjadi apabila goresan horizontal mendatar atau miring dari ujung suatu
benda seperti atau segala benda yang berujung runcing. Goresan tegak lurus dengan tekanan seperti kuku
atau benda yang runcing.
Goresan atau garukan akibat ujung tajam yang bergerak secara mendatar atau miring memberikan
gambaran bentuk luka yang luas pada bagian awalnya dibandingkan dengan pada bagian akhirnya.
Cakaran dapat dikarenakan gesekan sejajar ataupun secara tekanan ketika adanya gesekan sejajar, ini
bentuknya miring dengan terlepasnya jaringan epithelium di ujung dan pada bagian akhir luka akan
menyempit. Perlu diingat bahwa seluruh luka lecet adalah akibat dari tekanan langsung dari sebuah objek
atau benda senjata. Tindakan yang dilakukan pada pasien yaitu luka di bersihkan dengan NaCl 0,9%
kemudian di berikan Povidone iodine dan diberikan analgesik yaitu Paracetamol 500mg / 8jam / oral jika
nyeri selama 3 hari.
Dari hasil pemeriksaan luar, dapat disimpulkan bahwa dijumpai satu luka lecet gores akibat
pergeseran dengan benda tumpul (trauma tumpul) didaerah kepala belakang bagian tengah. Dan
berdasarkan penilaian atas kondisi luka korban adalah luka ringan, serta tidak mengganggu pekerjaan
sehari-hari. Adapun perundang-undangan yang berhubungan dengan penganiayaan ;
PASAL 351 KUHP
Penganiayaan dihukum pidana 2 tahun 8 bulan
Berat, pidana 5 tahun (90 KUHP)
Menyebabkan mati, 7 tahun (338 KUHP) PASAL 352 KUHP: Ringan, pidana 3 bulan PASAL 353
KUHP
dengan rencana, pidana 4 tahun
berat, pidana 7 tahun
mati, pidana 9 tahun
DAFTAR PUSTAKA
1. Muhammad Ridho Ansori. 2015. Talas (Colocasia esculenta [L.] Schott) sebagai Obat
Herbal untuk Mempercepat Penyembuhan Luka. J Agromed Unila. Volume 2 Nomor
2. P:109-111
2. Shrestha R, Krishan K, Kanchan T. Luka lecet on. [Updated 2020 Apr 15]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554465/
3. Bardale R. Principles of Forensic Medicine & Toxicology. Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2011. P: 171-181.
4. Randy Prayogi dkk. Nursing Arts, Vol. XIII, Nomor 1, Juni 2019. PERBEDAAN
EFEKTIVITAS PERAWATAN VULNUS LACERATUM (LUKA ROBEK)
MENGGUNAKAN BETADINE DAN NaCl TERHADAP KECEPATAN
PENYEMBUHAN.
5. Risal Wintoko, Adilla Dwi Nur Yadika. 2020. Manajemen Terkini Perawatan Luka. JK
Unila. Volume 4 Nomor 2
6. Vij Krishan.Textbook of Forensic Medicine and Toxicology : Principle and Practice.
5th edition. Chennai : Elsevier. 2011. p 219,216.
7. Wijoyo S, Suharto G. Laporan Kasus: Aspek Medikolegal pada kasus penganiayaan korban
hidup. Vol. XXXII No.4. 2016. p. 186.