Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 1 2014
Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 1 2014
BAB I
SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI
BAHASA INDONESIA
Indikator Pembelajaran
1
Bahasa Indonesia 2014
2
Bahasa Indonesia 2014
3
Bahasa Indonesia 2014
4
Bahasa Indonesia 2014
5
Bahasa Indonesia 2014
6
Bahasa Indonesia 2014
7
Bahasa Indonesia 2014
8
Bahasa Indonesia 2014
9
Bahasa Indonesia 2014
10
Bahasa Indonesia 2014
11
Bahasa Indonesia 2014
12
Bahasa Indonesia 2014
13
Bahasa Indonesia 2014
14
Bahasa Indonesia 2014
15
Bahasa Indonesia 2014
16
Bahasa Indonesia 2014
17
Bahasa Indonesia 2014
18
Bahasa Indonesia 2014
19
Bahasa Indonesia 2014
20
Bahasa Indonesia 2014
21
Bahasa Indonesia 2014
22
Bahasa Indonesia 2014
23
Bahasa Indonesia 2014
24
Bahasa Indonesia 2014
25
Bahasa Indonesia 2014
26
Bahasa Indonesia 2014
27
Bahasa Indonesia 2014
28
Bahasa Indonesia 2014
29
Bahasa Indonesia 2014
30
Bahasa Indonesia 2014
31
Bahasa Indonesia 2014
32
Bahasa Indonesia 2014
d. Mengeksploitasi IPTEK
Referensi
33
Bahasa Indonesia 2014
Soal Latihan
34
Bahasa Indonesia 2014
35
Bahasa Indonesia 2014
36
Bahasa Indonesia 2014
37
Bahasa Indonesia 2014
38
Bahasa Indonesia 2014
39
Bahasa Indonesia 2014
BAB II
Indikator Pembelajaran
A. Arti Bahasa
40
Bahasa Indonesia 2014
B. Fungsi Bahasa
41
Bahasa Indonesia 2014
C. Ragam Bahasa
Contoh:
42
Bahasa Indonesia 2014
Contoh :
- Arjuna sedang membuat skripsi.
- Dina mengajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia.
43
Bahasa Indonesia 2014
44
Bahasa Indonesia 2014
Soal Latihan
1. Jelaskan:
a. Arti bahasa
b. Fungsi bahasa
45
Bahasa Indonesia 2014
BAB III
Indikator Pembelajaran
Mahasiswa dapat menggunakan huruf kapital, huruf kecil, huruf
miring, dan tanda baca dengan tepat; menulis kata, istilah, kata
serapan, kata gabungan, kata depan, partikel, kata ganti, kata
berimbuhan, kata bilangan, dan akronim dengan tepat;
mengaplikasikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam
penulisan dengan tepat; memperbaiki/mengedit bahasa tulis
berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
A. Pengertian
Menurut Arifin (2010: 164) ejaan adalah keseluruhan
peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan
dan penggabungannya dalam suatu bahasa). ”Kemampuan
mengaplikasi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan
syarat utama dalam berbahasa tulis. Penulis berbasis ketelitian
EYD, misalnya: proposal, surat dinas, artikel, laporan skripsi, dan
karangan yang didokumentasi. Kesalahan ejaan dapat berakibat
pada penolakan, penilaian yang buruk, kurang profesional, dan
sebagainya. Oleh karena itu, penguasaan ejaan secara
mendalam dan menyeluruh sangat diperlukan. Materi kajian EYD
ini meliputi: (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3)
46
Bahasa Indonesia 2014
B. Pemakaian Huruf
Pemakaian huruf dalam Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) mengkaji hal-hal berikut:
1. Huruf Abjad: Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa
Indonesia terdiri atas huruf: a–z
2. Huruf Vokal: Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa
Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
3. Huruf Konsonan: Huruf yang melambangkan konsonan
dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g,
h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
4. Huruf diftong: Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong
(vokal rangkap) yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
5. Gabungan Huruf Konsonan: Di dalam bahasa Indonesia
terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan
konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.
C. Penulisan Huruf
Penulisan huruf dalam Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD), meliputi: penulisan huruf kapital dan penulisan huruf
miring.
1. Penulisan Huruf Kapital
Huruf kapital atau huruf besar digunakan pada:
a. Huruf pertama pada awal kalimat.
Contoh:
47
Bahasa Indonesia 2014
48
Bahasa Indonesia 2014
49
Bahasa Indonesia 2014
50
Bahasa Indonesia 2014
51
Bahasa Indonesia 2014
Contoh:
- Dr. Doktor - Drs. Doktorandus
- Ny. Nyonya - Ir. Insinyur
- Sdr. Saudara - SE Sarjana Ekonomi
n. Nama kota yang mengikuti produk ditulis dengan huruf
kapital.
Contoh:
- asinan Bogor - gudeg Yogya
- batik Yogyakarta - tape Malang
o. Nama produk (karya) seni.
Contoh:
- ketoprak Mataram - legong Bali
- langgam Jawa - ukiran Jepara
52
Bahasa Indonesia 2014
Contoh:
- “Bertekad Menegakkan Hukum,” Media Indonesia,12
Desember 2004.
- “Membentuk Merger mengatasi Persaingan,” Kompas
26 Desember 2004.
- Ridwan Pangestu “Analisis Fungsi Laporan
Keuangan terhadap Kinerja Bisnis,” Universitas Negri
Jakarta: Skripsi, 2004.
b. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
atau kelompok kata.
Contoh:
- Laporan ini tidak memasalahkan dampak psikologis
karyawan.
- Ny. Indira Gandhi bukan terbunuh, melainkan
dibunuh.
- Kekayaan laut Indonesia dapat menghidupi dua ratus
juta orang.
c. Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali
yang sudah disesuaikan ejaannya.
Contoh:
- Kata Production Design Centre diganti dengan Pusat
Desain Produksi.
- Kreativitas baru berbahan baku Cassava membanjiri
Eropa.
- Pendidikan mahasiswa berbasis pada Andragogie.
53
Bahasa Indonesia 2014
D. Penulisan Kata
Penulisan kata (Arifin, 2010: 184-195) dalam Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) meliputi: kata dasar, kata turunan atau
kata berimbuhan, kata ulang, gabungan kata, kata depan,
partikel, singkatan dan akronim, angka dan bilangan, serta kata
ganti.
1. Kata Dasar
Kata dasar merupakan kata yang ditulis sebagai satu
kesatuan.
Contoh:
- Buku itu sangat menarik.
- Kantor pajak penuh sesak.
2. Kata Turunan atau Kata Berimbuhan
Kata turunan atau kata berimbuhan:
a. Jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus, maka
bentuk kata turunannya itu harus dituliskan serangkai.
Contoh:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
pemberi tahuan pemberitahuan
kesimpang siuran kesimpangsiuran
ketidak adilan ketidakadilan
menyebar luaskan menyebarluaskan
54
Bahasa Indonesia 2014
- garis bawahi
- sebar luaskan
c. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya
adalah kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda
hubung (-).
Contoh:
- non-Indonesia
- pan-Afrikanisme
3. Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda hubung di antara unsur-unsurnya.
Contoh:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
jalan2 jalan-jalan
gerak gerik gerak-gerik
terus menerus terus-menerus
4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata termasuk yang lazim disebut kata
majemuk, bagian-bagiannya dituliskan terpisah. Kalau
salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai
suatu kata yang mengandung arti penuh, hanya muncul
dalam kombinasi unsur itu haruslah dituliskan serangkai
dengan unsur-unsur lain.
55
Bahasa Indonesia 2014
Contoh:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
tatabahasa tata bahasa
mejatulis meja tulis
rumahsakit umum rumah sakit umum
luarbiasa luar biasa
56
Bahasa Indonesia 2014
57
Bahasa Indonesia 2014
58
Bahasa Indonesia 2014
Contoh:
- Singkatan nama orang: A.H. Nasution untuk Abdul
Haris Nasution
- Singkatan gelar: S.E. untuk Sarjana Ekonomi
- Singkatan lembaga resmi pemerintahan: DPR untuk
Dewan Perwakilan Rakyat
- Singkatan kata yang merupakan gabungan huruf
diikuti dengan tanda titik: jml. untuk jumlah
No. untuk nomor
b. Akronim adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang
diperlakukan sebagai sebuah kata. Akronim nama diri
yang berupa gabungan huruf awal, unsur-unsur nama diri
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh:
- LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
- SIM Surat Izin Mengemudi
c. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa
unsur ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh:
- Bulog Badan Urusan Logistik
- Kowani Kongres Wanita Indonesia
d. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua
kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
- pemilu pemilihan umum
- iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
59
Bahasa Indonesia 2014
60
Bahasa Indonesia 2014
61
Bahasa Indonesia 2014
Contoh:
- Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
- Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
- Kendaraan yang ditempuh untuk pengangkutan
umum terdiri atas 50 bus, 100 helicak, dan 100 bemo.
i. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan
huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga
bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
- Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
- Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan:
- 15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
- Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak
Darmo.
j. Angka yang menunjukkan bilangan utuh secara besar
dapat dieja.
Contoh:
- Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250
juta rupiah.
- Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 200 juta
orang.
k. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf
sekaligus dalam teks, kecuali di dalam dokumen resmi
seperti akta dan kuitansi.
62
Bahasa Indonesia 2014
Contoh:
- Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
- Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Bukan:
- Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang
pegawai.
- Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku
dan majalah.
l. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,
penulisannya harus tepat.
Contoh:
- Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75
(sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh
puluh lima perseratus rupiah).
9. Kata Ganti
Kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya atau serangkai dengan kata
ganti yang mendahuluinya.
Contoh:
- Buku ini boleh kaubaca.
- Rumahnya sedang diperbaiki.
- Diriku, dirimu, dan dirinya berada pada satu cinta.
- KTP-mu dan SIM-nya sudah kukembalikan.
63
Bahasa Indonesia 2014
64
Bahasa Indonesia 2014
65
Bahasa Indonesia 2014
66
Bahasa Indonesia 2014
67
Bahasa Indonesia 2014
68
Bahasa Indonesia 2014
69
Bahasa Indonesia 2014
70
Bahasa Indonesia 2014
71
Bahasa Indonesia 2014
72
Bahasa Indonesia 2014
Referensi
Arifin, E.Z. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Akademika Presindo.
Hs., Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta:
PT Grasindo.
Pusat Bahasa. 2000. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Suhertuti, dkk. 2011. Bahasa Indonesia sebagai Sarana
Komunikasi Ilmiah. Bogor: Irham Publishing.
73
Bahasa Indonesia 2014
Soal latihan
Temukan dan perbaikilah kesalahan ejaan dalam tulisan berikut!
74
Bahasa Indonesia 2014
BAB IV
Indikator Pembelajaran
A. Pilihan Kata
Pilihan kata (diksi) adalah hasil upaya memilih kata
tertentu untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa. Hal ini baru
dapat dilakukan jika tersedia sejumlah kata yang artinya hampir
sama atau bermiripan. Pilih satu kata yang paling tepat untuk
mengungkapkan suatu pengertian. Pilih kata yang tepat dan
cocok (sesuai dengan konteks di mana kata itu berada, dan
maknanya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diakui oleh
masyarakat pemakainya). (1) Kemahiran memilih kata hanya
dimungkinkan jika seseorang menguasai kosakata yang cukup
luas. (2) Diksi mengandung pengertian upaya atau kemampuan
secara tepat kata-kata yang memiliki nuansa makna serumpun.
(3) Diksi menyangkut kemampuan untuk memilih kata-kata yang
tepat dan cocok untuk situasi tertentu.
75
Bahasa Indonesia 2014
1. Kamus
76
Bahasa Indonesia 2014
77
Bahasa Indonesia 2014
2. Tesaurus
78
Bahasa Indonesia 2014
interferensi – inferensi
karton – kartun
preposisi – proposisi
korporasi – koperasi
79
Bahasa Indonesia 2014
80
Bahasa Indonesia 2014
81
Bahasa Indonesia 2014
82
Bahasa Indonesia 2014
83
Bahasa Indonesia 2014
Referensi
Finoza, Lamuddin. 2003. Komposisi Bahasa Indonesia untuk
Mahasiswa Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan
Mulia.
Hs., Widjono dan Sintowati Rini Utami. 2003. Bahasa Indonesia:
Materi Ajar MPK di PT. Jakarta: FIS UNJ.
Hs., Widjono. 2005. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Grasindo.
Sugondo, Dendy. 1989. Berbahasa Indonesia dengan Benar.
Jakarta: PT Priastu.
---------. 2004. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Edisi Revisi.
Jakarta: Puspa Swara.
Tasai, Amran. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi. Jakarta: MSP.
Tim Penulis Bahasa Indonesia UT-ASMI. 2002. Buku Materi
Pokok Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
Soal Latihan
84
Bahasa Indonesia 2014
85
Bahasa Indonesia 2014
86
Bahasa Indonesia 2014
87
Bahasa Indonesia 2014
BAB V
KALIMAT EFEKTIF
Asisda Wahyu P., M.Hum.
Indikator Pembelajaran
A. Pengertian
1. Kesatuan/kepaduan
Prinsip kesatuan atau kepaduan berkaitan dengan
terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Jadi, sebuah
kalimat hanya menyampaikan satu ide, gagasan, atau
pembahasan. Hal ini berkaitan dengan keselarasan fungsi-fungsi
dalam kalimat, yaitu fungsi S-P-O-K. Dengan demikian, terjadilah
88
Bahasa Indonesia 2014
89
Bahasa Indonesia 2014
90
Bahasa Indonesia 2014
3. Kehematan
Prinsip kehematan berkaitan dengan upaya menghindari
penggunaan kata yang mubazir atau tidak perlu pemakaiannya.
Hal ini berkaitan dengan adanya kesamaan makna. Dalam
bentuk yang umum penggunaan kata-kata seperti adalah-
merupakan, agar-supaya, seperti-misalnya, sangat-sekali, demi-
untuk, hanya-saja memiliki makna yang sama, sehingga harus
dipilih salah satu saja dalam pemakaiannya. Kecuali
penggunaan adalah merupakan untuk menyatakan konsep atau
teori terdapat aturan sendiri.
91
Bahasa Indonesia 2014
92
Bahasa Indonesia 2014
93
Bahasa Indonesia 2014
Contoh kata
Jenis Bunyi Proses
Kata dasar Hasil
Vokal a,o,u,e, ditambah ambil mengambil
i /ng/ obrol mengobrol
ulang mengulang
eram mengeram(i)
injak menginjak
ditambah bom mengebom
/nge/ cat mengecat
tik mengetik
Konsonan b,f,v ditambah beli membeli
/m/ buat membuat
fitnah memfitnah
veto memveto
p /p/-->/m/ pilih memilih
94
Bahasa Indonesia 2014
potong memotong
mempromosi(kan)
promosi *
d,c,j ditambah /n/ dengar mendengar
didik mendidik
cari mencari
curi mencuri
jual menjual
jaga menjaga
t /t/-->/n/ tari menari
tulis menulis
tradisi mentradisi*
s /s/-->/ny/ simpan menyimpan
suruh menyuruh
sosial mensosial(isasi)*
g,h ditambah gambar menggambar
/ng/ ganggu mengganggu
hapus menghapus
hukum menghukum
k /k/-->/ng/ kirim mengirim
kubur mengubur
m makan memakan
minum meminum
n naik menaik(i)
tidak ada nama menama(i)
perubahan nanti menanti(kan)
ng nganga menganga
ny nyanyi menyanyi
y yakin menyakin(kan)
95
Bahasa Indonesia 2014
l lihat melihat
w warna mewarna(i)
r rasa merasa
6. Penekanan
Penekanan yaitu upaya pemberian penekanan,
pementingan, atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur
atau bagian kalimat agar mendapat perhatian dari pendengar
atau pembaca. Cara-cara penekanan:
a. Pemindahan letak topik bahasan
Contoh:
o Ir. Ciputra berpendapat, salah satu indikator yang
menunjukkan tidak majunya perekonomian Indonesia
adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai
negeri dan pengusaha.
o Salah satu indikator yang menunjukkan tidak majunya
perekonomian Indonesia, menurut pendapat Ir. Ciputra
adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai
negeri dan pengusaha.
o Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai negeri
dan pengusaha adalah salah satu indikator yang
menunjukkan tidak majunya perekonomian Indonesia.
Demikian pendapat Ir. Ciputra.
b. Mengulang kata-kata yang sama
Pengulangan kadang-kadang diperlukan dengan maksud
memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap
penting.
96
Bahasa Indonesia 2014
97
Bahasa Indonesia 2014
98
Bahasa Indonesia 2014
99
Bahasa Indonesia 2014
2) Pemindahan objek
Objek sebuah kalimat aktif transitif dapat dipindahkan ke
posisi awal jika bentuk kalimatnya berupa kalimat pasif.
Contoh: Oleh pers masalah itu terlalu dibesar-besarkan
sehingga timbul keresahan dalam masyarakat.
3) Pemindahan keterangan
Contoh: Tadi pagi mereka kuliah Bahasa Indonesia.
Dengan sungguh-sungguh ia melaksanakan
tugas itu.
Soal latihan
100
Bahasa Indonesia 2014
101
Bahasa Indonesia 2014
102
Bahasa Indonesia 2014
103
Bahasa Indonesia 2014
BAB VI
PARAGRAF
Fitriyanti Wulandari, M.Pd.
Indikator Pembelajaran
A. Pengantar
Perhatikan bahasa tulis berikut ini.
104
Bahasa Indonesia 2014
B. Paragraf
Apa itu paragraf? Banyak definisi tentang paragraf yang
dikemukakan oleh para ahli bahasa. Widjono (2012: 222)
menjelaskan bahwa paragraf merupakan satuan bahasa tulis
yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara terpadu,
runtut, logis, dan merupakan kesatuan ide yang tersusun secara
lengkap, dan berstruktur. Struktur dalam konteks ini berupa
struktur paragraf, meliputi kalimat topik, kalimat pendukung 1,
kalimat pendukung 2, kalimat pendukung 3, dan kalimat konklusi.
Dalam paragraf, susunan kalimat terdiri dari satuan informasi
yang di dalamnya terdapat pikiran utama sebagai topik dan
pikiran penjelas sebagai pendukung dan pengendali
pengembangan topik, dan diakhiri dengan kalimat konklusi yang
seterusnya dalam pembahasan ini penulis sebut sebagai kalimat
penegas karena terkait fungsinya untuk menegaskan.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan
pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan
atau topik tersebut. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari
kumpulan kalimat yang yang berisi kalimat topik atau kalimat
utama dan kalimat penjelas. Bagaimana dengan paragraf yang
hanya terdiri dari satu kalimat? Apakah bisa disebut juga sebagai
paragraf?
Paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak
menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan. Sebagai kesatuan
gagasan suatu bentuk ide yang utuh dan lengkap, paragraf
105
Bahasa Indonesia 2014
Contoh paragraf 1
106
Bahasa Indonesia 2014
107
Bahasa Indonesia 2014
108
Bahasa Indonesia 2014
109
Bahasa Indonesia 2014
110
Bahasa Indonesia 2014
111
Bahasa Indonesia 2014
Contoh paragraf
112
Bahasa Indonesia 2014
113
Bahasa Indonesia 2014
114
Bahasa Indonesia 2014
Contoh paragraf A
115
Bahasa Indonesia 2014
2. Kepaduan paragraf
Selain kesatuan, syarat penulisan paragraf yang baik
adalah kepaduan. Untuk dapat mencapai kepaduan, langkah-
langkah yang harus ditempuh adalah kemampuan merangkai
kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu.
Bagaimanakah agar kalimat-kalimat dapat bertahan secara logis
dan padu? Gunakan kata penghubung.
Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata
penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat.
Kata penghubung intrakalimat adalah kata yang
menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat, sedangkan
kata penghubung antarkalimat adalah kata yang
menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat lainnya
(Niknik, 2009: 154). Mari kita kembali pada paragraf
sebelumnya.
Contoh paragraf B
116
Bahasa Indonesia 2014
3. Kelengkapan paragraf
Kelengkapan ditandai dengan ketuntasan informasi yang
diperoleh pembaca setelah selesai membaca sebuah paragraf.
Informasi yang disampaikan tidak menggantung.
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya
terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk
menunjuk pokok pikiran atau kalimat topik. Ciri-ciri kalimat
penjelas, yakni berisi penjelasan berupa rincian, keterangan,
contoh, dan lain-lain. Kalimat penjelas juga sering memerlukan
bantuan kata penghubung.
117
Bahasa Indonesia 2014
Contoh:
3a Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah
penyebaran demam berdarah. Salah satu cara adalah
memberantas tempat berkembang biak nyamuk demam
berdarah.
3b Ada beberapa cara yang dapat digunakanuntuk mencegah
penyebaran demam berdarah. Pertama, memberantas
tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah.
E. Pengembangan Paragraf
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa
kalimat topik. Dengan demikian, dalam karangan itu kita harus
mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf.
Pengembangan paragraf ini tentunya didasarkan pada gagasan
utama atau pikiran utama. Agar gagasan sampai kepada
pembaca, penulis memerlukan strategi menulis paragraf, yaitu
cara dan upaya yang dapat memikat pembaca.
Pengembangan paragraf dapat dilakukan melalui dua
cara, yakni dengan penggunaan ungkapan dan teknik
pemaparan. Paragraf dapat dikembangkan dengan
menggunakan ungkapan terbagi menjadi tujuh, yakni
pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat,
definisi, dan klasifikasi. Pengembangan paragraf dengan teknik
pemaparan terbagi menjadi lima, yakni naratif, deskriptif,
argumentatif, ekspositoris, dan persuasif.
118
Bahasa Indonesia 2014
119
Bahasa Indonesia 2014
120
Bahasa Indonesia 2014
Referensi
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2012. Bahasa Indonesia
sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.
Tangerang: Pustaka Mandiri.
Chaer, Abdul. 2012. Ketawa Ketiwi Betawi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hs., Widjono. 2012. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi).
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
Kuntarto, Niknik M.. 2009. Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam
Berpikir. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Majalah Gizone. 2010. Jiaaah, Si Anak Leb4y! (edisi 15).
Surakarta.
Setiawan, Dony. Tanpa Tahun. Struktur Paragraf: Identifikasi
dan Pemanfaatannya. Jakarta: Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa.
http://bisniskeuangan.kompas.com
121
Bahasa Indonesia 2014
Soal Latihan
1. Analisislah paragraf berikut. Apakah sudah memenuhi
persyaratan sebuah paragraf yang baik? Di mana letak
kalimat topik? Dengan cara apa paragraf tersebut
dikembangkan?
122
Bahasa Indonesia 2014
123
Bahasa Indonesia 2014
BAB VII
PENALARAN KARANGAN
Indikator Pembelajaran
A. Pengertian Penalaran
124
Bahasa Indonesia 2014
125
Bahasa Indonesia 2014
126
Bahasa Indonesia 2014
127
Bahasa Indonesia 2014
B. Jenis Penalaran
Jenis penalaran merupakan bagian dari cara
mengungkapkan gagasan melalui jenis-jenis cara berpikir
(bernalar) yang berasal dari konsep pola deduktif dan induktif.
Stefanus Supriyanto, dalam buku Filsafat Ilmu (2013: 103)
memaparkan metode deduksi, induksi, dan verifikatif dalam
sebuah konsep segitiga terbalik (Dunia teoriwan, khasanah
gagasan).
TEORI RAMALAN
DeduksI
Induksi Verifikasi
FAKTA
Dunia ahli percobaan
khasanah data empiris
128
Bahasa Indonesia 2014
INDUKTIF
POLA JENIS PENALARAN
DEDUKTIF
1. Penalaran Induktif
Proses bernalar pada dasarnya ada dua macam, yaitu
induktif dan deduktif. Penalaran induktif adalah proses berpikir
logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan,
dukungan pembuktian, dan diakhiri kesimpulan umum.
Kesimpulan ini dapat berupa prinsip atau sikap yang berlaku
umum atas fakta yang bersifat khusus.
129
Bahasa Indonesia 2014
Generalisasi/Induktif Konklusi
(gambar: Widjono,275)
130
Bahasa Indonesia 2014
2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses berpikir logis yang
diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai
pembuktian khusus, dan diakhiri simpulan khusus yang berupa
prinsip, sikap, atau fakta yang berlaku khusus. Karangan
deduktif mempunyai bermacam-macam jenis, baik berdasarkan
teknik pengembangannya maupun uraian isinya. Dalam paragraf
sederhana jenis-jenis tersebut dapat dilihat pada contoh berikut
ini.
Dalam karangan (laporan penelitian) deduktif kuantitatif
ditandai dengan penggunaan angka kuantitatif yang bersifat
rasional. Proses penalaran dapat digambarkan dengan diagram
berikut ini:
1) bidang observasi: berdasarkan bidang studi kajian
2) rumusan masalah: pertanyaan yang akan dibahas
3) kerangka teori: berisi pola pembahasan variabel
4) tujuan: tahapan kegiatan yang hendak dicapai
5) rumusan hipotesis dan penjelasannya
6) deskripsi data: diperlukan untuk pengujian hipotesis
7) desain penelitian (metode penelitian): proses pengumpulan
data, pengolahan, hasil analisis data, sampai dengan
simpulan.
8) analisis data
9) hasil analisis
10) simpulan deduktif: interpretasi atas hasil.
131
Bahasa Indonesia 2014
(3) (6)
Data yang
diperlukan (8)
(5)
Deduksi
• Primer
Hipotesis
• Sekunde
Turunan • Jawaban masalah
r
• Simpulan
•
• Interpretasi
(Gambar: Widjono, 278)
132
Bahasa Indonesia 2014
C. Isi Karangan
133
Bahasa Indonesia 2014
134
Bahasa Indonesia 2014
Referensi
Kuntarto, Niknik M. Cermat dalam Berbahasa-Teliti dalam
Berpikir. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.
Poespoprodjo. Logika Ilmu Menalar. Bandung: Pustaka Grafika,
2006.
Supriyanto, Stefanus. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Publisher,
2013.
Widjono. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasino, 2012.
135
Bahasa Indonesia 2014
136
Bahasa Indonesia 2014
137
Bahasa Indonesia 2014
BAB VIII
PERENCANAAN KARANGAN
Ifran Nurtriputra, M.Pd.
Dadang Rahmat, M.Pd.
Indikator Pembelajaran
Mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis karangan ilmiah;
merencanakan karangan; membuat topik yang baik; membuat
karangan ilmiah.
138
Bahasa Indonesia 2014
139
Bahasa Indonesia 2014
2. Tahap Penulisan
Pada tahap ini, kita membahas setiap butir kerangka
dengan menggunakan bahan-bahan yang telah diklasifikasikan
menurut kepentingannya. Dalam pengembangan gagasan
menjadi suatu tulisan yang utuh, diperlukan bahasa. Dengan
140
Bahasa Indonesia 2014
3. Tahap Revisi
Jika buram/draf seluruh tulisan telah selesai, tulisan perlu
dibaca ulang untuk direvisi, diperbaiki, dikurangi, ditambah.
Sebenarnya, revisi dilakukan juga pada tahap penulisan
berlangsung, tetapi revisi ini secara keseluruhan sebelum
menjadi naskah akhir. Revisi dilakukan secara menyeluruh
mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata,
kalimat, paragraf, pengetikan, catatan kaki, dan daftar pustaka.
141
Bahasa Indonesia 2014
142
Bahasa Indonesia 2014
2. Artikel Jurnal
Artikel jurnal adalah karangan ilmiah dalam bidang ilmu
tertentu yang diterbitkan dalam sebuah jurnal yang khusus
menerbitkan bidang kajian ilmu tersebut. Artikel jurnal
diklasifikasikan ke dalam dua kategori. Pertama, artikel ilmiah
yang bertujuan untuk membuka forum diskusi, argumentasi,
analisis, dan sintesis sejumlah pendapat dan temuan para ahli
dan pemerhati dalam kajian ilmu tertentu yang sama-sama
ditekuninya. Jenis ini menyajikan kajian hasil analisis suatu topik
tanpa mengaitkan penelitian. Kedua, artikel yang berisi kajian
hasil penelitian. Kesimpulan jenis kedua ini tekait dengan
variabel bebas dan variabel terikat yang diteliti.
Judul artikel: (1) mencerminkan materi bahasan pada
kata atau istilah yang digunakan dalam judul, (2) berdaya tarik
kuat untuk merangsang pembaca, (3) dapat dirumuskan dalam
kalimat berita atau kalimat tanya.
Nama penulis: (1) ditulis lengkap, tanpa gelar akademis
atau gelar profesi untuk mencegah timbulnya kesan senioritas;
(2) boleh mencantumkan gelar kebangsawanan atau
keagamaan; (3) jika ditulis dua orang atau lebih hanya
mencantumkan penulis utama disertai kata dkk.; dan (4) nama
lembaga penulis dapat dituliskan tepat di bawah namanya atau
pada catatan kaki.
Abstrak: (1) penyajian ringkas dari seluruh artikel; (2)
ditulis dalam bahasa Inggris panjang 150-200 kata dalam suatu
143
Bahasa Indonesia 2014
3. Proposal
Proposal adalah karangan ilmiah yang berisi rancangan
kerja. Proposal mempunyai beberapa jenis: (1) proposal skripsi
144
Bahasa Indonesia 2014
4. Laporan Ilmiah
Laporan adalah penyampaian informasi yang ditulis
secara lengkap, jelas, sistematis, objektif, dan tepat waktu oleh
seseorang kepada orang lain atau pejabat. Laporan berfungsi
informatif, pertanggungjawaban, pengawasan, atau pengambilan
keputusan. (1) Laporan informatif bersifat memberi informasi
tanpa analisis atau rekomendasi sehingga pembaca laporan
memperoleh gambaran secara menyeluruh dan dapat mengikuti
perkembangan informasi yang sedang berlangsung. (2) Laporan
rekomendasi. (3) Laporan analisis berisi informasi yang disertai
uraian pendapat dan saran pelapor. (4) Laporan kelayakan
(penilaian).
C. Tahap Prapenulisan
Sebelum menulis, penulis terlebih dahulu menentukan
beberapa hal berikut.
145
Bahasa Indonesia 2014
1. Topik Karangan
Topik karangan merupakan ide sentral yang berfungsi
mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh
pembuktian. Topik merupakan inti bahasan yang menjiwai
seluruh karangan.
Fungsi topik karangan:
(1) Mengikat keseluruhan isi;
(2) Menjiwai seluruh pembahasan: pendahuluan (latar belakang,
masalah, tujuan, ruang lingkup); bahasan utama (uraian,
ilustrasi, deskripsi, pembuktian, narasi, penjelasan); dan
simpulan;
(3) Mengendalikan variabel
(4) Memudahkan pengembangan ide bagi penulis, bagi pembaca
memudahkan pemahaman.
(5) Memberikan daya tarik pembaca.
a. Topik yang baik
1) Topik yang baik bagi penulis
Topik yang baik berbasis pada kompetensi
penulisnya, sesuai dengan: a) bidang keahlian; b)
bidang studi yang didalami; c) pengalaman penulis; d)
bidang kerja atau profesi; e) karakter penulis (baik,
cerdas, inovatif, kreatif); f) temuan yang pernah
diteliti; g) kualifikasi pengalaman; h) kemampuan
memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya; dan i)
temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diperlukan oleh pembacanya.
146
Bahasa Indonesia 2014
147
Bahasa Indonesia 2014
148
Bahasa Indonesia 2014
e. Didukung data
Data merupakan bagian dari pembuktian. Oleh
karena itu, data harus relevan dengan pembahasan
masalah. Selain itu, data juga berfungsi untuk
mendukung proses penalaran, terutama dalam menarik
kesimpulan. Data yang diperlukan, yaitu data primer dan
data sekunder.
1) Data Sekunder
Data sekunder ialah bukti teoretik yang diperoleh
melalui studi pustaka. Data ini mendasari kajian
teoretik yang digunakan sebagai landasan kerangka
berpikir. Berdasarkan kajian teoretik ini dapat disusun
hipotesis (kerangka konsep) yang mendasari
keseluruhan karangan. Oleh karena itu, data ini
tergolong penting dalam penulisan ilmiah.
2) Data Primer
Data primer adalah bukti penulisan yang diperoleh di
lapangan yang dilakukan secara langsung oleh
penulisnya. Untuk pembuktian suatu kasus penulisan
ilmiah (laporan), penulis harus mengumpulkan data
atau informasi secara cermat dan tuntas. Selain itu,
data juga harus diuji kebenaran dan keabsahannya.
Data dapat diuji dengan: wawancara, angket,
observasi/penelitian lapangan, atau penelitian
kepustakaan.
149
Bahasa Indonesia 2014
2. Judul Karangan
Topik ialah pokok pembicaraan dalam keseluruhan
karangan yang akan dibahas. TopiK dinyatakan dalam suatu
judul yaitu nama atau titel karangan. Syarat judul yang baik:
a. Sesuai dengan topik, karangan ilmiah formal judul
karangan sama dengan topiknya.
b. Sesuai dengan isi karangan, karangan ilmiah harus
membatasi konsep, lokasi, dan tempat untuk memastikan
data sekunder dan data primer yang diperlukan.
c. Berbentuk frasa (bukan kalimat).
d. Singkat
e. Jelas, topik yang jelas ditandai dengan: 1) menggunakan
kata lugas. 2) fungsi setiap kata dapat diukur secara
operasional. 3) tidak menggunakan kata kias. 4)
hubungan variabel bebas dan terikat menunjukkan arah
yang jelas.
3. Kalimat Tesis
Kalimat tesis adalah rumusan singkat gagasan sentral
sebuah karangan. Kalimat tesis merupakan ide sentral karangan
yang disusun secara teknis. Ciri-ciri tesis yang baik: a. berisi
gabungan rumusan topik dan tujuan; b. penekanan topik sebagai
suatu pengungkapan pikiran; c. pembatasan dan ketepatan
rumusan; d. berupa kalimat lengkap terdapat subjek dan predikat
(objek); e. menggunakan kata khusus dan denotatif (lugas); f.
berupa pernyataan positif; g. dapat mengarahkan,
mengembangkan, dan mengendalikan penulisan; dan h. dapat
diukur dan dibuktikan kebenarannya.
150
Bahasa Indonesia 2014
4. Kerangka karangan
Mengarang adalah mengorganisasi ide.
Pengorganisasian ide diawali dengan menyusun kerangka
karangan. Dengan kerangka karangan, rangkaian ide dapat
disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang
mengandung ketentuan bagaimana kita menyusun karangan itu.
Kerangka karangan juga akan menjamin bahwa penulisan akan
bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi
target pembacanya. Selain itu, kerangka karangan akan dapat
menghindarkan kemungkinan kesalahan terutama dalam
mengembangkan detail-detailnya.
Fungsi kerangka karangan:
a. Memudahkan pengendalian variabel,
b. Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan,
dan memberi kemungkinan perluasan bahasan tersebut
sehingga memungkinkan penulis menciptakan suasana
kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan,
c. Mencegah pembahasan ke luar dari sasaran yang sudah
dirumuskan dalam topik, judul, masalah, tujuan, dan kalimat
tesis,
d. Memudahkan penulis menyusun karangan secara
menyeluruh,
e. Mencegah ketidaklengkapan bahasan,
f. Mencegah pengulangan pembahasan ide,
g. Memperlihatkan kekurangan atau kelebihan materi
pembahasan.
151
Bahasa Indonesia 2014
152
Bahasa Indonesia 2014
153
Bahasa Indonesia 2014
154
Bahasa Indonesia 2014
155
Bahasa Indonesia 2014
156
Bahasa Indonesia 2014
157
Bahasa Indonesia 2014
1.2 Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Pembatasan Masalah
1.5 Manfaat Penelitian
158
Bahasa Indonesia 2014
159
Bahasa Indonesia 2014
3.2 Implikasi
BAB IV KESIMPULAN
(Tindak lanjut)
160
Bahasa Indonesia 2014
II PEMBAHASAN
2.1 Masalah yang Dihadapi
2.2 Cara Pemecahan Masalah
2.3 Dukungan
2.4 Hambatan
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
161
Bahasa Indonesia 2014
2. Kreativitas modal
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Masalah
1.4 Manfaat
Bab 2 Tinjuan pustaka
2.1 Teori-teori
2.2 Analisis
2.3 Sintesis
Bab 3 Hasil penelitian
3.1 Interpretasi
3.2 Implikasi
Bab 4 Aplikasi
162
Bahasa Indonesia 2014
4. Studi kasus
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Masalah
1.4 Manfaat
1.5 Proporsi (jika ada)
Bab 2 Satuan Analisis
2.1 Definisi
2.2 Hubungan Data dan Proporsi
Bab 3 Analisis Data
3.1 Kriteria
3.2 Analisis
Bab 4 Hasil Penelitian
4.1 Interpretasi
4.2 Implikasi
Bab 5 Simpulan
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Fokus
163
Bahasa Indonesia 2014
1.2 Sampel
1.3 Instrumen
1.4 Paradigma
Bab 2 Metode
2.1 Taraf Penelitian
2.2 Analisis Dominan
1.4 Analsis Taksonomi
1.5 Analisis Komponen
1.6 Analisis Tema
164
Bahasa Indonesia 2014
BAB IX
Indikator Pembelajaran
Mahasiswa dapat menulis kutipan disertai catatan kaki dan
bibliografi.
165
Bahasa Indonesia 2014
A. Kutipan
166
Bahasa Indonesia 2014
1. Kutipan langsung
Contoh:
a. Kutipan pendek
167
Bahasa Indonesia 2014
Contoh:
b. Kutipan panjang
Contoh:
168
Bahasa Indonesia 2014
Contoh:
…………………………………………………………………………
…………………….. Dari definisi tersebut dapat ditarik empat
kata kunci, yaitu sponsor, pesan, media, dan sasaran.
169
Bahasa Indonesia 2014
Contoh:
a. Meringkas
170
Bahasa Indonesia 2014
gaya bahasa, (b) ilustrasi, (c) penjelasan, rincian, dan detail, (d)
kutipan, dan (e) contoh-contoh; (3) menyusun ringkasan dengan
mempertahankan (a) pikiran pengarang dan pendekatan asli, (b)
urutan pikiran, (c) sudut pandang pengarang asli, (d) pengetikan:
spasi, huruf, dan margin sama dengan uraian teks.
b. Ikhtisar
B. Catatan Kaki
171
Bahasa Indonesia 2014
end note) dan (2) catatan kaki isi: berisi penjelasan, komentar
terhadap konsep yang kita kutip atau catatan tambahan yang
sifatnya melengkapi tulisan.
(1) Catatan kaki harus ditulis pada tempat yang sama dengan
pencantuman nomor catatan kaki.
(2) Nomor harus ditempatkan dengan menggunakan angka Arab
dan berurutan tiap bab.
(3) Pergantian bab diikuti pula dengan pergantian nomor catatan
kaki.
(4) Nomor diletakkan setengah spasi di atas teks (superscript).
(5) Jarak ketik antarbaris satu spasi.
(6) Jarak ketik antarnomor (sumber) dua spasi.
(7) Jenis ataupun ukuran huruf catatan kaki dapat dibuat
berbeda dari jenis dan huruf pada naskah.
172
Bahasa Indonesia 2014
Contoh:
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), halaman
273.
2
Gorys Keraf, Komposisi, (Ende: Nusa Indah, 1980), halaman
229.
Contoh:
174
Bahasa Indonesia 2014
175
Bahasa Indonesia 2014
Singkatan-singkatan
176
Bahasa Indonesia 2014
ser. : seri
terj. : terjemahan
C. Bibliografi/Daftar Pustaka
177
Bahasa Indonesia 2014
178
Bahasa Indonesia 2014
179
Bahasa Indonesia 2014
a. nama pengarang
Contoh:
Cara I:
Buku
180
Bahasa Indonesia 2014
Atau
181
Bahasa Indonesia 2014
Nama pengarang
182
Bahasa Indonesia 2014
Signed artikel
Unsigned artikel
183
Bahasa Indonesia 2014
Koleksi Manuskrip
184
Bahasa Indonesia 2014
Cara II:
185
Bahasa Indonesia 2014
Contoh:
http://www.kompas.com/kompas52/cetak/mellenium/data
2000/baha60.htm(28 Juni 2000).
Referensi
186
Bahasa Indonesia 2014
Soal Latihan
187
Bahasa Indonesia 2014
188
Bahasa Indonesia 2014
189
Bahasa Indonesia 2014
____________________
1
Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, S.H. 2002. Sosiologi Hukum:
Perkembangan Metode dan Pilihan Masalah. (Surakarta: 2002)
Muhammadyah University Press. Halaman 116–122.
2
Rahardjo, Op.Cit.
3
Vilhelm Albert, “The Social Function of Legislation”, dalam
Sosiology of Law, (Albert, ed.), 1969: 116.
4
Rahardjo, Ibid.
5
Albert, Loc.Cit.
190
Bahasa Indonesia 2014
191