Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KARYA ILMIAH MUSEUM NEGERI BANTEN

LAPORAN PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Kenaikan kelas dan kelulusan XII
MA Mathla'ul Anwar Citasuk Padarincang

Disusun Oleh :
1. Aam amaliatunnisa
2. Ahmad khaerudin
3. Ila nurulfadilah
4. Muhammad hadis
5. Mutmainnah
6. Wiwin sutianengsih

PERGURUAN MATHLA'UL ANWAR PADARINCANG


MA MATHLA'UL ANWAR CITASUK
TAHUN PELAJARAN 2021-2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING
MUSEUM NEGRI BANTEN
( Observasi Pada Museum Negeri Banten)

Karya Tulis Ilmiah ini Siap Untuk Dipresentasikan di Hadapan Penguji


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kenaikan kelas dan Kelulusan XII di
MA Mathla'ul Anwar Citasuk Padarincang

Padarincang , 24 Maret 2022

Wali kelas XI Pembimbing

Siti komariyah, S.Pd Amalia febriani ,S.Pd

Kepala Madrasah Mathla'ul Anwar Citasuk

M. Syukron, J . SE.M.Ak

ii
LEMBAR PENGESAHAN
MUSEUM NEGERI BANTEN
( Observasi Pada Museum Negri Banten)

Dipertahankan di hadapan sidang presentasi Program Ilmu pengetahuan Sosial


MA Mathla'ul Anwar Citasuk Padarincang

Padarincang, 5 Maretr 2022

Penguji 1 Penguji 2

(…………………………) (………………….……)

Mengetahui,
Kepala Madrasah MA Mathla'ul.Anwar citasuk

Syukron, J. SE.M.Ak

iii
PERSEMBAHAN

Karya tulis ini penyusun persembahkan kepada :


1. Kedua orang tua tercinta
2. Bapak dan Ibu guru MA Mathla'ul Anwar Citasuk yang selalu membimbing
dan mendidik dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
3. Teman-teman kelas XII IPS

iv
KATA PENGANATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan karya ilmiah yang
berjudul “MUSEUM NEGERI BANTEN ”. Penyusun menyadari bahwa baik
dalam pengungkapan, penyajian dan pemilihan kata-kata mauapun pembahasan
materi karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dengan
penuh kerendahan hati penyusun mengharapkana saran, kritik, dan segala bentuk
pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan karya ilmiah ini.
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. M.Syukron ,J SE.M.Ak selaku kepala MA Mathal'ul Anwar Citasul
padarincang
2. Amalia febriani, S Pd. selaku Pembimbing 1.
3. Siti komariah ,S.Pd sebagai wali kelas Xl
4. Seluruh staf dewan Guru MA Mathla'ul Anwar Citasuk Padarincang.
5. Orang tua yang selalu berrdoa untuk kesuksesan kami
6. Siswa/siswi MA Mathla'ul Anwar Citasuk Padarincang yang selalu
mendukung sehingga tugas karya ilmiah ini dapat kami kerjakan dan di
selesaikan dengan tepat waktu
7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.

Kami menyadari karena keterbatasan kami maka karya ilmiah ini masih
jauh dari sempurna oleh karenanya kami menerima masukan dan kritikkan yang
membangun guna perbaikan kami dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan petunjuk dan perlindungan kepada kita. Amiin.

Padarincang, februari 2022

v
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING I
LEMBAR PENGESAHAN II
MOTO III
PERSEMBAHAN IV
KATA PENGANTAR V
DAFTAR ISI VI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 1
C. Batasan Masalah 1
D. Tujuan Penelitian 1
E. Manfaat Penelitian 1
BAB II KAJIAN TEORI 2
A. Pengertian Museum Negeri Banten 2
B. Fungsi Dan Manfaat Museum 2
C. Tujuan Museum 3
BAB III METODE PENELITIAN 4
A. Metode Pengumpulan Data 4
B. Waktu dan Tempat Penelitian 4
C. Cara kerja 4
BAB I V PEMBAHASAN 5
A. A. Mengidentifikasi dan Menganalisa Museum Negeri Banten 5
B. B. Sejarah Museum Negeri Banten 5
C. C. Arsitektur Museum Negeri Banten 6
D. D. Benda Koleksi Museum Negeri Banten 7
E. BAB V PENUTUP 14
F. A. SIMPULAN 14
G. B. SARAN 14
DAFTAR PUSTAKA 15
H. LAMPIRAN - LAMPIRAN 16

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebuah aspek penting dalam sebuah proses transisi belajar di museum negeri
banten . Untuk mengidentifikasi , menganalisis , museum negeri banten
.
B. PERUMUSAN MASALAH
masalah yang kami angkat dalam karya ilmiah ini adalah sebagai Pokok
berikut.
1. Sejarah Museum Negeri Banten
2. Arsitektur Museum Negeri Banten
3. Koleksi yang ada di Museum Negeri Banten
4. Proses peresmian dan perawatan Museum Negeri Banten

C.BATASAN MASALAH
Dari rumusan masalah diatas, penyusun membatasi karya ilmiah ini mengenai
karya tulis ilmiah Museum Negeri Banten.

D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian penyusunan karya ilmiah sebagai berikut.
a. Sejarah Museum Negeri Banten
b. Arsitektur Bangunan Museum Negeri Banten
c. Benda- Benda koleksi Museum Negeri Banten
d. Pengesahan Museum Negeri Banten

E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat penelitian yang menyusun lakukan adalah untuk mengetahui,
mengidentifikasi, dan menganalisa Museum Negeri Banten.

1
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Museum
Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan
warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau
hiburan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah
lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-
benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna
menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) : dalam Pedoman
Museum Indoneisa,2008. museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap,
tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka
untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-
artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan
dan rekreasi.

B. Fungsi dan manfaat museum


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 : dalam Pedoman
Museum Indoneisa, 2008. Museum memiliki tugas menyimpan, merawat,
mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar budaya.
Dengan demikian museum memiliki dua fungsi besar yaitu :
a. Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan kegiatan
sebagaiberikut :
● Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi
koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi.
● Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan
menanggulangi kerusakan koleksi.

2
● Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga
koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah
manusia.
b. Museum Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan
kegiatanpemanfaatan melalui penelitian dan penyajian.
● Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
● Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan
pengamanan nya.

C. Tujuan museum
Untuk mengabadikan sejarah pada masa lampau , untuk mengembangkan
wawasan sejarah ,sarana tempat wisata.

3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi adalah aktivitas pengamatan terhadap suatu proses atau objek dengan
secara langsung dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena
berdasarkan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan
informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
2. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan sedang
diteliti, Studi Pustaka merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
suatu penelitian. Penyusun melakukan Studi Pustaka untuk mendapatkan materi
yang lebih banyak.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Hari : Rabu
Tanggal : 9 Februari 2022
Pukul : 07.00 WIB s/d selesai
Tempat : Museum Provinsi Negeri Banten

C. Metode penelitian
1. Metode penelitian
Metode penelitian adalah suatu bahasan mengenai cara melaksanakan
penelitian. suatu penelitian bisa berjalan sesuai rencana jika menggunakan
metode-metode yang tepat.
2. Pengertian Metode Penelitian

4
Pengertian metode penelitian yaitu suatu bentuk langkah-langkah bagaimana
suatu penelitian bisa berjalan. metode ini saling berkaitan dengan teknik penelitian
atau yang bisa kita kenal dengan prosedur penelitian.

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Sejarah Museum Negeri Banten


Museum negeri provinsi Banten didirikan pada tahun 2013, satu-satunya
museum yang dimiliki oleh daerah Banten. Dahulu gedung museum negeri Banten
ini berada di Balai Budaya yang terletak di daerah Palima. Semenjak tahun 2015,
museum negeri provinsi Banten pindah ke gedung ex-pendopo. Namun sekarang,
gedung ini bukan dijadikan sebagai pendopo Gubernur lagi melainkan gedung
museum negeri provinsi Banten. Adapun Museum Negeri Provinsi Banten
diresmikan pada tanggal 29 Oktober 2015 oleh Gubernur Banten yang pada saat
itu dalam pemerintahan Rano Karno.
Lalu dari segi bangunan museum ini ternyata dibangun pada tahun 1821-1828.
Bangunan museum termasuk bangunan cagar budaya tipe A yang mana
bangunannya sendiri berumur tahun. Bangunan ini dahulu digunakan sebagai
kantor pemerintah kolonial Belanda, lalu setelah Jepang datang ke Indonesia
bangunan tersebut digunakan sebagai kantor pemerintah Jepang. Gedung ini juga
pernah digunakan juga sebagai kantor Keresidenan Banten. Seiring berjalannya
waktu, gedung ini juga sempat digunakan sebagai kantor inspektorat Jawa Barat
sebelum Banten mendirikan provinsi sendiri.
Museum Negeri Provinsi Banten Pendopo Gubernur Banten yang sempat
digunakan sebagai kantor Gubernur Banten adalah kumpulan beberapa bangunan
yang bersejarah. Setelah terbentuknya Provinsi Banten pada 4 Oktober 2000,
bangunan ini menjadi kantor Gubernur dan Wakil
Gubernur Banten. Sekda, Asda dan Kepala Biro Hukum, Pemerintahan, Biro
Umum dan Keuangan serta PKK juga menempati gedung ini.
Setelah Kantor Gubernur Banten yang baru selesai dibangun di Kawasan
Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten dan difungsikan pada

5
November 2013, menguat wacana untuk menjadikan bekas Kantor Residen
Banten itu sebagai Museum Negeri Provinsi Banten. Selain bangunan itu yang
berstatus Bangunan Cagar Budaya, lokasinya pun strategis, karena berada di pusat
kota Serang. Didukung dengan halaman yang luas dan pepohonan besar yang
rimbun, deretan bangunan bersejarah itu dapat menjadi daya tarik tersendiri.
Bangunan Karesidenan Banten dibangun berdasarkan surat usulan Residen Banten
kepada Gubernur Hindia Belanda tanggal 26 Januari 1821, yang menyatakan
perlunya dibangun kantor residen di Banten.
Hal ini dikarenakan pada saat itu belum ada tempat yang representatif untuk
kantor seorang Residen.
Perencanaan pembangunan kantor residen diusulkan oleh direktur bangunan sipil
Hindia Belanda tanggal 31 Agustus 1821 nomor 56, yang menyebutkan tentang
rencana tata letak, bentuk, serta biaya yang diperlukan untuk membangun kantor
residen di Serang. Surat usulan tersebut kemudian disetujui oleh Gubernur
Jenderal Hindia Belanda yang tertuang dalam surat keputusannya tanggal 10
September 1822 nomor 7.
Bangunan ini dirancang oleh Horst, dengan ketua pelaksana pembangunan Letnan
Haas di bawah pengawasan Komisaris Borneo Fabius yang saat itu menjabat
sebagai Residen Banten. Bahan-bahan bangunan sebagian didatangkan dari
Batavia. Pintu dan jendela untuk bangunan berasal dari bangunan kantor lama
yang sebelumnya telah ada di Banten dan Anyer.

B. Arsitektur Museum Negeri Banten


Ketika kamu memasuki kawasan museum kamu pastinya akan merasakan
suasana masa kolonial, karena bangunan ini memang peninggalan dari zaman
Belanda.
Museum Negeri Provinsi Banten adalah sebuah museum umum yang pada
mulanya menempati Kantor Budaya Banten di Kawasan Pusat
Pemerintahan Provinsi Banten pada 2013.
Kemudian lokasi museum dialihkan ke pusat kota, yakni ke Gedung Pendopo
Gubernur lama di Kota Serang. Bekas Kantor Residen Banten ini dulu dibangun
setelah mendapat restu dari Gubernur Hindia Belanda pada 26 Januari 1821.

6
Dibangunnya tempat tersebut didasarkan atas perlunya pembangunan kantor
residen di Banten karena saat itu belum ada tempat yang representatif untuk
kantor seorang residen di Banten.
Perencanaan pembangunan kantor presiden diusulkan oleh Direktur Bangunan
Sipil Hindia Belanda pada 31 Agustus 1821 Nomor 56.
Arsitek Horst merupakan perancang gedung ini dengan Letnan Haas sebagai ketua
pelaksananya.
Pembangunan gedung berada di bawah pengawasan Komisaris Borneo Fabius
yang pada saat itu menjabat sebagai Residen

B. Benda koleksi Museum Negeri Banten


Ada beberapa benda koleksi yang ada di Museum Negeri Banten
diantaranya.
1. Arca ganesha pulau panaitan
Kehadiran tinggalan budaya hinduisme di pulau panaitan mengarah pemikiran
bahwa pulau ini boleh jadi pernah jadi sebagai pulau tempat persinggahan para
pelayar / musafir , atau lebih buruk lagi sebagai pulau tempat terdamparnya kapal
kapal yang melintasi selat sunda.
Beberapa diantara pelayar itu diduga beragama hindu-Siwa. dalam mitologi hindu,
ganesha adalah putra dewa siwa dengan istrinya parwati. Siwa sendiri dikenal
sebagai dewa penguasa dan perusak alam semesta.
Ganesha dipuja sebagai dewa pembasmi bahaya, karena itu arcanya seringkali di
temukan di tempat tempat berbahaya , seperti di tempat pertemuan dua buah
sungai atau di tepi tepi jurang.
Dewa Ganesha juga sering juga disebut dengan Ganapati atau Winayaka ini
merupakan Dewa yang perwujudannya campuran antara hewan gajah dan
manusia. Seperti diketahui kalau Ganesha ini merupakan Dewa yang memiliki
kepala gajah dan bertubuh manusia.
Selain itu dewa ganesha juga dikenal sebagai dewa pengetahuan dan kecerdasan,
Dewa pelindung, Dewa penolak bala (bencana) dan Dewa kebijaksanaan.

2. Kotak Penyimpanan

7
Peti penyimpanan yang terbuat dari kayu berupa panjang 60 cm , Lebar 25
cm, tinggi 25 cm.
Peti penyimpanan ini dihiasi ornamen-ornamen yang terbuat dari potongan
potongan kulit kerang yang biasa disebut dengan istilah "Cukli".
Cukli merupakan potongan kulit kerang mutiara yang ditempel pada kotak kayu
atau keaneka kerajinan kayu. Motif tempelan cukli beragam , mulai dari flora,
fauna, hingga ornamen primitif.

3. Pipa Terakota
Pipa terakota ini merupakan saluran air yang terbuat dari tanah liat bakar. Pipa
ini memiliki bentuk lebih kecil pada salah satu bagian ujungnya yang berfungsi
untuk menyambungkan dengan pipa yang lain.
Banten lama sebagai situs ibu kota kesultanan banten banyak ditemukan jenis-
jenis barang yang terbuat dari lempung bakar atau terakota dalam jumlah yang
sangat melimpah . Dapat disimpulkan bahwa ketika itu terakota sangat berperan
dalam kehidupan yang sangat berperan dalam kehidupan penduduk kota.
Terakota yang ditemukan di situs banten lama amat kaya ragamnya , diantaranya
seperti unsur bangunan ( bata, genteng, jobong sumur, pipa saluran) , wadah
(periuk,pasir kendi ,tempayan , boneka,vas bunga), ritus religi (sesaji meterai),
dan alat kebutuhan praktis lainnya seperti timbangan , dan lampu (clupak).
Sebagian besar terakota ini diduga merupakan buatan setempat karena karena
ditemukan alat produksinya yang berupa pelandas.

4. Fosil
Fosil dari bahasa latin "fossa" yang berarti " menggali keluar dari dalam
tanah" fosil adalah semua sisa, ataupun cetakan dari manusia , binatang , dan
tumbuh tumbuhan yang telah terawetkan dalam suatu bantuan dari masa geologis
atau prasejarah yang telah berlalu .
Fosil makhluk hidup berbentuk ketika makhluk hidup pada zaman dahulu ( lebih
dari 11.000 tahun) terjebak lumpur atau pasir dan kemudian jasadnya tertutup oleh
endapan lumpur . Endapan lumpur tersebut mengeras menjadi batu di sekeliling
makhluk hidup yang terkubur tersebut .

8
Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut
fosil hidup. Fosil yang umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang , gigi
dan tulang. Ilmu yang mempelajari fosil adalah seorang paleontologi , yang juga
merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi.
5. Logam yang membatu ( komponen biotik yang memfosil)
Koleksi logam ini merupakan besi yang dahulunya merupakan rantai dari
sebuah bagian kapal yang ditemukan di pulau panaitan ujung kulon. Seiring
berjalannya waktu terendam air laut. Lama kelamaan ranti kapali ini menjadi
seperti menyatu dan membatu seperti karang .

6. Anatomi dan rekonstruksi keramik


Pada kenyataanya keramik yang diperoleh dari survey atau ekskavasi kerap
kali tidak dalam keadaan utuh lagi.
Sebagian besar berupa pecahan pecahan . Arkeolog dituntut untuk mengolah data
yang fragmentaris tersebut agar dapat memberikan informasi tentang bentuk, asal,
tarikh dan fungsi keramik itu pada masanya.
Salah satu tindakan upaya melakukan rekonstruksi / membangun kembali bentuk
utuh sebuah keramik adalah melalui perekatan
.
7. Patung kyai ngabehi naya wipraya dan kyai ngabehi jaya sedana ( duta kerajaan
sedana)
Pada 1682 Banten Pernah Mengirimkan Duta Besarnya ke Inggris.
Kisah ini pernah ditulis oleh Mrs. Fruin Mess pada 1923 tentang kunjungan Duta
besar Banten ke London pada 1682. Potret dua Duta Besar Banten ini ada di
Museum Mankind di London. Kedua duta besar itu bernama Kyai Ngabehi Naya
Wipraya dan Kyai Ngabehi Jaya Sedana. Mereka menjadi tamu Raja Inggris,
Charles II, selama tiga setengah bulan di Istana Windsor.
Dalam kunjungan ini, kedua duta besar ini diiringi rombongan berjumlah 31 orang
dengan membawa persembahan berupa 200 karung lada, perhiasan permata dan
intan, serta emas berukir burung merak.
Menurut keterangan, mereka pernah ke Mekah. Maka dari itu kedua duta besar ini
memakai sorban dengan gaya Turki dan Arab.

9
Pelayaran Banten-London ditempuh bersama rombongan selama lima bulan
melewati Tanjung Harapan, Afrika Selatan. Perjalanan ini sangat sulit dan
berbahaya. Akan tetapi kapal layar yang ditumpangi utusan dari Kesultanan
Banten pada masa itu tiba dengan selamat di tujuan tanpa mengalami hambatan.
Rombongan itu berangkat pada 10 November 1681 dengan menumpang kapal
danga East India Company yang bernama New London. Tiba di London pada 27
April 1682.
Pada 5 Juli 1682 kedua duta besar Banten beserta rombongan meminta izin untuk
kembali ke Banten. Mereka diberi gerlar Sir oleh Raja CharlesII, lengkap dengan
pedang kehormatan. Rombongan dari Banten ini naik kapal Kemphorne dari
Pelabuhan Chatham, dan mulai berlayar pada 23 Agustus 1682. Mereka tiba di
Banten pada 20 Januari 1683.

8. kerangka badak bercula satu


Pada habitat aslinya, yaitu di Taman Nasional Ujung Kulon, binatang badak
bercula satu ini sudah sangat sulit ditemukan sehingga termasuk sebagai binatang
yang langka dan kini menjadi salah satu binatang yang sangat dilindungi.

9. Prasasti Munjul
prasasti yang diletakkan di teras depan museum ini ditemukan pada tahun
1947 dan menjadi bukti tertua bahwa wilayah Banten merupakan bagian dari
Kerajaan Taruma yang berkedudukan di Bogor pada abad ke-6 masehi.

10. Gerabah
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia tidak bisa lepas dari gerabah. Sejak
masa prasejarah hingga masa pengaruh Islam, banyak tinggalan gerabah yang
ditemukan di Banten. Gerabah yang ditemukan di Banten, khususnya di kawasan
Banten Lama sangat bervariasi baik bentuk maupun motif hiasnya. Mulai dari
peralatan rumah tangga hingga gerabah hias. Bahkan motif hias gerabah yang
ditemukan di Banten Lama menjadi inspirasi bagi seniman Banten sehingga
terciptalah Batik Banten.

10
11. Mata uang banten
Pada 11 Desember 2003 kantor berita reuters inggris , memberitahukan
tentang penemuan koin koin mata uang asal banten , " satu ikat koin koin yang
berasal dari jawa , indonesia , telah ditemukan tertanam dalam lumpur di perairan
sungai thames , london ." Memang masih merupakan misteri , tapi menarik untuk
disimak . Uang kuno tersebut berbahan tembaga dan berlubang segi enam di
tengahnya .
Berisi 90 keping dalam satu renteng , pada setiap keping terdapat tulisan arab
yang berbunyi "pangeran ratu ing bantan." " bantan " adalah sebutan untuk
provinsi banten sekarang .
Dari hasil penelitian di ketahui uang kuno ini bertarikh abad ke - 17 dan
merupakan mata uang kuno jawa yang pertama di inggris . Pada masa kerajaan
banten beredar mata uang khasa dengan tulisan berhuruf jawa kuno pada bagian
pinggir yang artinya "pangeran Ratoe", serta mata uang berhuruf arab yang
artinya "pangeran ratu ing banteb ". Pada bagian belakan tampak polos .
Pangeran ratoe merupakan gelar dari sultan maulana muhammad yang
memerintah kesultanan banten pada tahun 1580-1596 .
Uang ini terbuat dari bahan tembaga dengan ukuran diameter 31, 18 mm , tebal
1,53 mm, dan berat 7,42 gram . Peredaran ini dimulai sejak masa pemerintahan
Sultan Abdul Mufahir Mahmud Abdul Qadir ( pengganti sultan maulana
muhammad ) awal abad ke -17.

12. Punden Berundak Lebak Cibedug


Salah satu bangunan Megalitikum di banten selatan yang masih eksis adalah
punden berundak lebak cibedug , punden berundak yang saling bersusunan satu
sama lain. Semakin Ke atas bentuknya semakin mengecil. Sekilas punden
berundak adalah replika dari bentuk gunung dimana ketika itu gunung dianggap
sebagai tempat bersemayam arwah yang abadi , sehingga dipandang sebagai
gunung suci .
keberadaan punden berundak dalam proses persebaran kebudayaan megalitik
digolongkan ke dalam kategori megalitik tua yang diperkirakan berusia antara
2500-1500 tahun sebelum masehi dan dimasukkan ke dalam periode neolitik.

11
R. Von Heine Geldern dan Quaritch Wales menyatakan bahwa tradisi megalitik
ikut menentukan bentuk susunan candi candi di indonesia.punden berundak lebak
cibedug merupakan salah satu hasil karya masterpiece pada masa prasejarah fase
peradaban megalitikum. Situs ini dipandang sebagai punden terbesar di Asia
Tenggara , sedangkan punden terluas adalah punden yang terdapat di kabupaten
cianjur , jawa barat yakni punden berundak gunung padang yang baru baru ini
menghebohkan karena diduga sebagai bangunan piramida yang akan
mengalahkan penemuan piramida di mesir.

13. Uang Jepang


Semasa pendudukan Jepang, semua kebijakan keuangan ditetapkan oleh
Gunseikanbu, Pemerintah Militer Pusat, yang berusaha mempertahankan nilai
gulden dan Rupiah Hindia Belanda, antara lain dengan melarang penggunaan
mata uang lain. Selain itu Pemerintah Pendudukan Jepang juga menerbitkan dan
mengedarkan mata uang kertas yang disebut uang invasi. Emisi pertama
berbahasa Belanda, beredar pada tahun 1942. Emisi kedua, bertuliskan
‘Pemerintah Dai Nippon’, namun tak sempat diedarkan. Emisi ketiga, bertuliskan
‘Dai Nippon Teikoku Seihu’, diedarkan pada tahun 1943. Setelah pasukan sekutu
mendarat di Tanjung Priok pada 29 September 1945, komandan pasukan melarang
penggunaan uang Jepang dan mengedarkan uang NICA (Netherlands
Indies Civil Administration).

14. Uang Republik Indonesia Serikat dan Gunting Sjafruddin


Konferensi Meja Bundar pada bulan Desember 1949, menyepakati
pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS). Pada 1 Mei 1950, Pemerintahan
RIS menarik ORI dan ORIDA dari peredaran, menggantinya dengan mata uang
RIS yang telah berlaku sejak 1 Januari 1950. Pada Maret 1950, Menteri Keuangan
Sjafruddin Prawiranegara mengeluarkan kebijakan penyehatan keuangan yang
dikenal sebagai ‘Gunting Sjafruddin’ dengan menggunting uang kertas De
Javasche Bank dan Hindia Belanda pecahan di atas f2,50. Lembar guntingan
bagian kiri tetap berlaku sebagai uang dengan nilai separuhnya. Sementara itu
bagian kanan dapat ditukar dengan surat pinjaman Obligasi RI 1950. Pada

12
Agustus 1950, bentuk Negara Indonesia kembali ke Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan uang RIS tidak berlaku lagi.

15. Golok ciomas


Golok Ciomas adalah senjata tradisional yang berasal dari Provinsi Banten.
Golok Ciomas sudah digunakan oleh masyarakat Banten sejak zaman kesultanan
dan berlanjut hingga masa penjajahan. Peninggalan leluhur paling tua dari sejarah
Golok Ciomas adalah sebuah palu godam yang bernama Godam ki Cengkuk atau
terkenal dengan istilah “Si Denok” dan golok yang bernama “Si Rebo”.
Kedua benda tersebut menjadi benda keramat yang hanya dapat dilihat oleh
masyarakat umum satu tahun sekali pada bulan Rabiul Awal. Hal yang membuat
menarik dari golok Ciomas adalah, kekuatan magis yang diyakini oleh masyarakat
bisa melumpuhkan musuh, serta apabila terkena sayatan dari golok tersebut bekas
luka tidak mudah sembuh dan berbekas. Sesuai degan namanya, fungsi golok
adalah sebagai membela diri dan identitas sang jawara di Banten. Pada tahun 2005
golok Ciomas berhasil memecahkan rekor muri sebagai golok terpanjang dengan
nama Golok Salam Nunggal yang memiliki panjang 7 m, lebar 40 cm, dan berat
40 ton. Desain golok Ciomas sebenarnya tidak memiliki standar atau patokan.
Tetapi ada beberapa desain umum yang sering digunakan untuk memperindah
golok yaitu:
● Kembang Kacang
● Mamancung
● Candung
● Salam nunggal

13
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Museum Negeri Provinsi Banten adalah museum umum yang menempati
gedung lama Pendopo Gubernur Banten di Kota Serang. Bangunan Museum
Negeri Provinsi Banten merupakan bekas Kantor Residen Banten yang didirikan
pada 26 Januari 1821. Museum ini diresmikan pada 29 Oktober 2015 oleh
Gubernur Banten, Rano Karno. Pengelolaan Museum Negeri Provinsi Banten saat
ini diberikan kepada Unit Pelayanan Teknis Daerah Taman Budaya dan Museum
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten
Museum adalah Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi
koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi.
Museum adalah Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga
koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia.
Museum Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan
melalui penelitian dan penyajian.

B. SARAN
Adapun saran yang disampaikan oleh penyusun adalah
1. Untuk meneliti benda koleksi museum harus meneliti dengan baik , serta
penyajian informasi yang benar atau fakta sesuai dengan sumber Objek
penelitian.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/pengertian-museum/#
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/dpk/pada-1682-banten-pernah-mengiri
mkan-duta-besarnya-ke-inggris/
https://www.bi.go.id/id/layanan/museum-bi/koleksi-museum/default.aspx
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20160914161819-445-158266/belajar -
kebantenan-di-museum-negeri-provinsi-banten
https://sejarahlengkap.com/bangunan/sejarah-museum-banten

15
LAMPIRAN

Arca ganesha pulau Panaitan pipa Terakota

Pendopo gubernur provinsi Negeri Banten

16
Uang koin pada masa kerajaan Banten kotak penyimpanan berkas

Cula badak Jawa

17

Anda mungkin juga menyukai