Mutlaq Dan Muqayyad, Amr Dan Nahy
Mutlaq Dan Muqayyad, Amr Dan Nahy
Dosen Pengampu:
Abdul Ghafur, M.E.I
Disusun Oleh:
Kelompok 10
Kholifatu Sa'diyah 22.12.07.29.0771
Milatun ULa 22.12.07.29.0785
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala Puji Bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, shalawat serta salam
kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat beliau,
serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada penulis, sehingga makalah
ini dapat disusun dan diselesaikan berdasarkan waktu yang telah diberikan. Makalah ini berjudul
“Mutlaq Dan Muqayyad, Amr Dan Nahy”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Abdul
Ghafur, M.E.I selaku dosen pengampu mata kuliah Ushul Fiqh & Kaidah yang telah
memberikan pengetahuan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
penyusun berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran-saran yang membangun dan
memotivasi penyusun untuk lebih baik lagi dalam membuat makalah.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis menjadi sarana belajar.
Saran yang membangun dan masukan dari semua pihak demi meningkatkan kualitas makalah ini
selalu kami harapkan.
Penyusun
i
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan memahami lafal dan ungkapan Al-Qur’an tidak sama bagi setiap orang,
sekalipun penjelasannya begitu jelas dan ayat-ayatnya begitu rinci. Perbedaan antara
kemampuan penalaran adalah sesuatu yang tidak lagi diperdebatkan. Orang awam hanya dapat
memahami arti dan makna yang tampak dari ayat-ayat tersebut secara global.
Selain itu, masalah utama mempelajari ushul-fiqh adalah memahami dan menguasai kaidah-
kaidah bahasa Arab, termasuk Mutlaq dan Muqayyad. Artinya mengungkapkan makna dan lafal
Al-Qur’an sekaligus menafsirkan ayat itu sendiri sedemikian rupa sehingga menjadi makna dari
yang menurunkan Al-Qur’an, yaitu. H. Allah SWT, menjadi semakin jelas. Setiap kali kita
menemukan teks umum Al-Qur’an yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, kita menemukan
penjelasannya dalam teks-teks Al-Qur’an lainnya, baik penjelasan terbatas maupun penjelasan
rinci.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Yang artinya pada ayat tersebut adalah membebaskan budak bahwasanya memiliki kata umum
atau menyeluruh bisa budak muslim ataupun budak kafir.
Sedangkan Muqayyad adalah satu ungkapan yang khusus untuk mengungkapkan makna
keseluruhan yang di batasi oleh salah satu jenisnya yang terkait oleh sifat tertentu. Contoh:
فَتَحْ ِري ُْر َرقِبَة ُمؤْ ِمنَةyang artinya membebaskan budak yang beriman.
Pandangan banyak ulama adalah bahwa ketika suatu dalil ada batasnya, maka mutlakq perlu
mendasarkan pembatasan itu, dan jika tidak ditemukan, maka larangan itu tidak berlaku.
Dengan demikian posisi mutlaq dibiarkan dalam kebebasannya. Muqayyad di sisi lain, adalah
sesuatu yang terbatas atau berdasarkan sesuatu.
Para ulama sepakat bahwa hukum mutlaq adalah mutlaq dipraktikkan berdasarkan
keberadaannya yang mutlaq. Jika ada perintah pertama untuk membebaskan budak secara
mutlaq, maka keharusan untuk membebaskan budak adalah mutlaq. Namun, ketika budak
sahaya yang dibebaskan adalah budak sahaya yang beriman, yang dipraktikkan adalah
muqayyad.
Dalam penegakan hukum, perilaku dapat dilakukan secara bersama-sama atau sendiri-
sendiri. Artinya yang mutlaq berlaku untuk yang mutlaq dan muqayyad berlaku untuk itu.
Seperti amalan membebaskan sahaya sebagai yang mutlaq, artinya mereka harus menjadi budak
sahaya, sedangkan mukmin adalah muqayyad, jadi harus mukmin dan bukan pengikut.
2
Macam-macamnya takhsis ‘am
وه ُك ْم َوأَيْ ِديَ ُك ْم إِ ََل الْ َمَرافِ ِق َو ْام َس ُُوا ِ ِ َي أَيُّها الا ِذين آمنُوا إِذَا قُمتُم إِ ََل ال ا
َ ص ََلة فَا ْغسلُوا ُو ُج ْْ َ َ َ َ
ْي ۚ َوإِن ُكنتُ ْم ُجنُبًا فَاطا اه ُروا ِ ِ
ِ ْ َوس ُكم وأ َْر ُجلَ ُكم إِ ََل الْ َك ْعب
ْ َ ْ ُب ُرء
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah”
Contoh mutlaq.
Rasulullah SAW, bersabda:
“Tayamum ialah sekali mengusap debu untuk muka dan kedua tangan.” (HR. Ammar)
3. Hukum yang sama dan sebab yang berbeda
Mutlaq di sandingkan dengan muqayyad apalagi sebabnya berbeda.
a. Menurut Imam Maliki, Hambali, Syafi’I, jika hukumnya sama tetapi alasannya
berbeda, maka harus dinyatakan mutlak kepada muqayyad tanpa dalil lain lebih
lanjut.
b. Menurut Imam Hanafi, lafaz yang muthlaqtidak dapat dibawa kepada yang
muqayyad,kecuali ada dalil yang mendasarinya.
3
4. Hukum dan sebabnya berbeda
Kebalikannya dari hukum dan sebabnya yang sama, jadi muqayyad tidak menjadi
penjelasan dari mutlaq.
وه ُك ْم َوأَيْ ِديَ ُك ْم إِ ََل الْ َمَرافِ ِق ِ ِ ٍَيا أَيُّها الا ِذين آمنُوا إِ َذا قُمتُم إِ ََل ال ا
َ ص ََلة فَا ْغسلُوا ُو ُج ْْ َ َ َ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku.
Kedua ayat tersebut di atas memiliki perbedaan baik sebab maupun hukumnya. Dari segi
akal, ayat pertama yang disebutkan adalah tentang pencurian, sedangkan ayat terakhir yang
disebutkan adalah tentang shalat. Begitu juga hukumnya, keduanya sama-sama berbeda.
Adapun shigat (bentuk-bentuk) lafazh Amr yang digunakan untuk meminta suatu perbuatan
agar dikerjakan adalah :
1. Berbentuk fi'il amr atau perintah langsung
Contoh: (QS. An-Nisa:4)
4
2. Berbentuk mudhari' yang di ketahui lam amr'
Contoh: (QS. Al-Imron:104)
5
Artinya: Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali
quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam
rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya
berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki
ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut
cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada
isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Nahy adalah yang dilarang bergerak dari sisi yang lebih tinggi ke sisi yang lebih rendah. Nahy
adalah perintah meninggalkan suatu perbuatan. Ulama ushul fiqih menunjukkan bahwa
larangan itu adalah keharaman atau untuk kemakmuran.
Shigot nahi ada dua jenis yaitu shigot sharih dan shigot zhahir. Shigot sharih adalah fiil mudhari’
yang didahului lam nahinyah yang berarti jangan, sedangkan shigot zhahir adalah larangan
namun dapat digunakan untuk selainnya. Diantaranya adalah ancaman bagi yang
melakukannya.
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mutlaq mengungkapkan makna total menurut jenisnya terlepas dari keumumannya,
karena yang dimaksud adalah inti dari sesuatu tanpa dibatasi oleh yang lain. Sedangkan
Muqayyad adalah satu ungkapan yang khusus untuk mengungkapkan makna keseluruhan
yang di batasi oleh salah satu jenisnya yang terkait oleh sifat tertentu.
Dalam penegakan hukum, perilaku dapat dilakukan secara bersama-sama atau sendiri-
sendiri. Artinya yang mutlaq berlaku untuk yang mutlaq dan muqayyad berlaku untuk itu.
Fi’il amr adalah ucapan yang menunjukkan perintah untuk melakukan pekerjaan dari
atasan kepada bawahan. Nahy adalah perintah meninggalkan suatu perbuatan.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://ukminindonesia.id/baca-deskripsi-posts/muqayyad/
https://www.academia.edu/41142899/METODE_ISTINBATH_KAIDAH_AMAR_DAN_NAHI
Munawaroh, Hidayatullah. 2021. Memahami Relasi Mutlaq dan Muqayyad Dalam Tafsir Al-Qur’an.
Sidoarjo: Sekolah tinggi Ilmu Al-Qur’an dan Sains Al-Istilah
Murni, Dewi. 2019. Mutlaq dan Muqayyad. Riau: Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Sehri, Ahmad. 2020. Analisis Stuktur Makna Fi'il Amr Dalam Al-Qur’an Surah An-Nur. Albariq: Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab.