Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU HAMA DAN PENYAKIT HUTAN

GHAZY ZHAFIRI TAUFIQUL HAFIZH

H1021029

KELAS A

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2023
Acara 4 : Uji Postulat Koch

A. Tujuan
Membuktikan bahwa suatu organisme patogen merupakan penyebab
penyakit pada tanaman yang sakit dengan uji Postulat Koch

B. Tinjauan Pustaka

Uji postulat Koch bertujuan untuk membuktikan bahwa isolat yang


diperoleh merupakan agen penyebab dari gejala penyakit yang diamati.
Kegiatan ini terdiri atas inokulasi isolat pada tanaman contoh, reisolasi
jaringan tanaman yang memperlihatkan gejala, dan identifikasi isolat hasil
reisolasi (Firmansyah dan Alfarisi, 2016). Salah satu teknik yang relatif
sederhana dalam mengisolasi patogen adalah Postulat Koch. Postulat Koch,
juga dikenal sebagai Postulat Henle-Koch, merupakan empat kriteria yang
dirumuskan oleh Robert Koch pada tahun 1884 dan kemudian disaring dan
dipublikasikan pada tahun 1890. Menurut Koch, keempat kriteria tersebut
harus terpenuhi agar dapat menetapkan hubungan penyebab-akibat antara
parasit dan penyakit (Semangun, 1996).

Untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab penyakit, ada


beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut meliputi bahwa
organisme harus selalu terkait dengan inang dalam setiap kejadian penyakit,
organisme (patogen) harus dapat diisolasi dan dikulturkan menjadi biakan
murni, saat diinokulasikan pada tanaman yang sehat, organisme tersebut
akan menyebabkan gejala penyakit yang sama dengan yang terlihat pada
tanaman yang telah terinfeksi, dan dari tanaman yang diinokulasi tersebut,
harus diperoleh hasil isolasi yang sama dengan hasil isolasi pertama
(Semangun, 1996). Langkah-langkah postulat Koch menurut Witiyaningsih
yaitu :

1. Patogen harus ditemukan berasosiasi dengan penyakit pada tanaman


yang diuji.
2. Patogen diisolasi dan ditumbuhkan pada biakan murni pada medium
yang mengandung nutrisi, dan karakternya dideskripsi (untuk bukan
parasit obligat), atau patogen harus ditumbuhkan pada suatu
tanaman inang rentan (untuk parasit obligat), dan kenampakan serta
pengaruhnya dicatat.
3. Patogen dari biakan murni diinokulasikan pada tanaman sehat dari
spesies atau varietas yang sama ditemukannya penyakit tersebut, dan
patogen harus menghasilkan penyakit yang sama pada tanaman yang
diinokulasi.
4. Patogen harus dapat diisolasi kembali, dan karakternya harus sama
seperti karakter yang teramati pada langkah 2

Jika langkah-langkah tersebut berhasil dilakukan dan terbukti benar,


patogen yang diisolasi kemudian diidentifikasi sebagai organisme yang
menyebabkan penyakit yang sedang diteliti. Meskipun tidak selalu mudah,
langkah-langkah Postulat Koch tetap dapat dilakukan (Agrios, 1997).

C. Alat dan Bahan


1. Bunsen 11. Laminar Air Flow (LAF) 21. Timbangan
2. Cover glass 12. Jarum Ose 22. Alkohol 70%
3. Autoclaf 13. Sendok 23. Media PDA
4. Mikroskop 14. Sarung Tangan 24. Clorampenicol
5. Buku Identifikasi 15. Pinset 25. Tissue
6. Cawan Petri 16. Pipet tetes 26. Lada yang
7. Korek Api 17. Aluminium foil terkena penyakit
8. Erlenmeyer 18. Aquades Steril
9. Botol Selai 19. Tanah Steril
10. Skalpel 20. Baki
D. Cara Kerja
1. Isolasi tanaman sakit
• Bagian daun yang sakit
• Memotong dengan ukuran 1 x 1 cm
• Mencelupkan pada alcohol 70%
• Tanam pada media PDA
• Inkubasi selama 3 x 24 jam
2. Peremajaan
• Mengambil 1 isolasi pada hasil plug
• Memindahkan pada media baru
• Inkubasi selama 3 x 24 jam
3. Identifikasi
• Mengambil hasil isolate dengan jarum
• Meletakkan pada gelas kaca
• Mengamati dengan mikroskop
• Membandingkan dengan buku identifikasi
4. Inokulasi tanaman uji
• Mencampurkan inoculum pathogen ke tanaman sehat
• Merawat hingga 1 minggu
• Menyiram 1 – 2 kali sehari
5. Reisolasi
• Bagian daun yang sakit
• Memotong dengan ukuran 1 x 1 cm
• Mencelupkan pada alcohol 70%
• Mencelupkan pada aquadest
• Tanam pada media PDA
• Inkubasi selama 3 x 24 jam
6. Peremajaan
• Mengambil 1 plug dari hasil isolasi
• Memindahkan pada media baru
• Inkubasi selama 3 x 24 jam
7. Identifikasi
• Hasil isolat diambil dengan jarum
• Meletakkan pada gelas kaca
• Mengamati dengan mikroskop
• Membandingkan dengan buku identifikasi

E. Hasil Pengamatan dan pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu menyimak video yang menjelaskan


mengenai langkah uji postulat koch pada tanaman lada. Berdasarkan video,
diterangkan mengenai tahapan-tahapan dalam postulat koch pada suatu
tanaman sakit. Pada tanaman sakit sering ditemukan beberapa patogen yang
pada bagian tanaman sakitnya seperti terdapat beberapa jenis patogen atau
beberapa jenis mikroba. Untuk melakukan diagnosis yang lebih akurat guna
mengidentifikasi patogen primer atau patogen penyebab utama, Postulat
Koch harus diterapkan. Postulat Koch mengandung beberapa prinsip yang
harus diperhatikan.

Pertama adalah patogen harus selalu terkait dengan tanaman yang sakit.
Ini berarti bahwa dalam proses ini akan melakukan isolasi, yaitu
mengisolasi patogen dari jaringan tanaman yang sakit. Yang perlu diambil
dari jaringan tanaman yang sakit adalah tanaman yang sudah menunjukkan
gejala. Ketika tanaman menunjukkan gejala, itu menunjukkan bahwa
patogen terkait ada pada tanaman yang sakit. Langkah selanjutnya adalah
mengisolasi patogen dari tanaman yang sakit dan menumbuhkannya dalam
biakan murni. Isolasi yang dilakukan sebelumnya dapat dilakukan dalam
media buatan seperti media PDA. Postulat Koch ini secara khusus
digunakan untuk patogen yang tidak bersifat parasit obligat, yang berarti
patogen tersebut dapat dibiakkan dalam media buatan.

Kemudian langkah yang ketiga patogen yang telah berhasil


ditumbuhkan dan dibiakkan pada biakan murni tersebut harus dapat
direinokulasikan pada tanaman sehat sejenis baik dari spesies varietas
ataupun klon yang sama. Pada tahap ketiga ini adalah setelah melakukan
isolasi patogen dari jaringan tanaman sakit maka selanjutnya yaitu
memurnikannya. Setelah memurnikan patogennya yaitu menginokulasikan
pathogen tersebut atau menularkannya kembali pada tanaman sehat tanaman
dengan varietas jenis maupun klon yang sama. Pada saat melakukan ini,
gejala yang dihasilkan dari proses inokulasi ini harus sama persis dengan
gejala yang didapatkan pada proses isolasi yang pertama.

Kemudian tahapan selanjutnya adalah patogen pada tanaman sakit


tersebut sebagai akibat reinokulasi harus dapat direisolasi dan dapat
ditumbuhkan kembali pada biakan murni pathogen. Hasil pertumbuhan
pada biakan murni tersebut harus memiliki karakteristik yang tepat sama
dengan patogen yang diperiksa pada tahap 2. Selanjutnya pada tahap ke 4
yaitu melakukan reisolasi dari jaringan tanaman sakit yang ada pada tahapan
tiga. Pada saat melakukan reisolasi membiarkannya di media buatan dan
hasilnya harus sama persis dengan yang ada pada tahapan ke dua yaitu hasil
dari isolasi tahapan pertama. Yang perlu diamati adalah karakteristiknya
selain mengamati gejalanya, juga harus mengamati mikroskopisnya bila
sama maka kemungkinan itu adalah patogen primernya .

Memasuki tahapan postulat koch yang pertama terdapat prinsip yaitu


tanaman patogen harus berasosiasi dengan tanaman. Jadi tanaman yang
akan dipakai sebagai percobaan adalah tanaman lada. Yang dimaksud
tanaman atau patogen selalu berasosiasi dengan tanaman adalah daun yang
terkena penyakit. Jadi yang akan diambil yaitu gejala bercak daun pada
tanaman lada yang kemudian diisolasi dan dikembangkan pada media PDA.
Untuk alat yang dibutuhkan yaitu ada tisu jarum ose, pembakar bunsen,
gunting bisa diganti dengan silet atau cutter ataupun staple. Untuk bahan
yang harus disiapkan yang pertama yaitu media PDA yang telah dituang
pada cawan petri, air steril, klorok atau NaOCL bisa pakai dari pemutih
pakaian lalu diencerkan, klorok yang dibutuhkan yaitu NaOCL 0,5%
selanjutnya yaitu tanaman sakit atau tanaman yang akan di cari tahu
penyebabnya ataupun patogennya.
Untuk tahapan isolasi patogen dari jaringan tanaman sakit yang pertama
yaitu harus melakukan disinfeksi meja kerja jadi artinya saat akan
melakukan proses infeksi agar memang pada saat melakukan proses isolasi
tidak terjadi kontaminasi. Untuk tempat kerja akan di pakai itu adalah
laminar air flow atau LAF. Untuk cara kerjanya yang pertama membuka
kemudian semprot dengan alkohol 70% setelah itu ditutup lalu menekan
tombol UV/ sinar ultraviolet untuk mematikan mikroorganisme yang ada di
dalam laminar air flow selama 20 menit. Langkah selanjutnya setelah 20
mematikan sinar uv nya dan jangan membuka pintu LAF pada saat sinar
uvnya masih hidup karena akan beresiko dan dapat mematikan jaringan
pada manusia. Setelah itu menghidupkan lampu dan blower. Fungsi dari
blower ini adalah untuk mengeluarkan mikroba mikroba ke jasad jasad yang
telah mati terkena sinar UV. Apabila jika akan menggunakan laminar flow
ini sebaiknya menentukan waktu misal jika akan bekerja siang maka siapkan
satu jam sebelumnya jadi proses infeksi bisa berjalan dengan baik.

Setelah itu bisa mematikan blower tadi dan bisa melakukan disinfeksi
sekali lagi agar bekerjanya benar-benar aseptis. Alcohol 70% disemprotkan
kembali setelah itu lap dengan tisu lalu LAF (laminar air flow) sudah dapat
digunakan. Setelah melakukan disinfeksi untuk meja kerja maka langkah
selanjutnya yaitu mengambil sampel ataupun mengambil jaringan tanaman
sakit dari tanaman wadah yang akan dilakukan percobaan. Dapat dilihat ada
gejala bercak pada daun lada dan gejala tersebut yang akan dicari tahu apa
penyebabnya dari penyakit bercak ini atau patogennya apa. Setelah
menyiapkan meja kerja dan menentukan gejala yang akan diidentifikasi,
langkah yang pertama bisa memakai gunting untuk mengambil specimen.
Dalam pengambilan ini yang diambil adalah tanaman yang pada perbatasan
setengah sakit dan setengah sehat. Dapat dilihat pada bagian tanaman yang
ambil adalah di bagian yang setengah sakit dan setengah sehat, artinya yang
sehat dapat diketahui daunnya masih berwarna hijau sedangkan bagian daun
yang berwarna hitam itu gejalanya. Tujuan dari pengambilan setengah
tanaman yang sakit dan sehat tersebut adalah yang pertama pada saat
melakukan isolasi, menumbuhkan specimen tersebut pada media PDA yang
akan menjadi tempat tinggal baru untuk patogen ini sehingga butuh nutrisi
awal agar dapat beradaptasi dengan media PDA dan dapat tumbuh.
Kemudian dapat dilihat bahwa ada bercak tanaman, bercak tanaman sakit
tersebut jika dilihat adalah sisi yang mengarah ke tanaman yang masih hijau.
Daun yang masih hijau berarti bahwa patogen tersebut sedang aktif
menyerang berbeda dengan para pathogenic sudah berada di daun, gejala
lanjut di bagian yang sudah terserang maka kemampuan ataupun
virulensinya akan lebih tinggi pada perbatasan sakit dan sehat karena
pathogen tersebut sedang aktif aktifnya menyerang untuk mencari nutrisi
baru.

Selanjutnya yaitu melakukan proses isolasi. Setelah mengambil


jaringan tanaman sakit dari tanaman lada pertama pastikan tangan steril
sebelum menggunakan LAF. Kemudian semprot disinfektan terlebih dahulu
agar mengurangi kontaminasi. Jadi untuk jaringan tanaman sakit yang telah
di ambil pertama tadi bersihkan di air steril selama kurang lebih 30 detik.
Setelah 30 detik maka melakukan disinspeksi dengan mencelupkannya di
larutan NaoCl 0,5% selama 30 detik 30 detik sampai 1 menit. setelah 30
detik maka bilas kembali pada air steril. Setelah bilas dengan air steril ,
tiriskan pada tissue untuk mengeringkannya.

Setelah proses disinfeksi yang dilakukan maka selanjutnya


menanamnya pada media pda baik selanjutnya proses isolasi ini media PDA
yang sudah dituang kedalam cawan petri. Pada tahap ini perlu alcohol serta
pinset untuk mengambil jaringan tanaman sakitnya. Pertama lakukan
disinfeksi juga terhadap pinsetnya dengan menyelupkan ke dalam alkohol
70% persen lalu bakar hingga berwarna merah seperti bara lakukan sekali
lagi dengan cara yang sama. Selanjutnya karena pinset tersebut sangat panas
yang ketika digunakan mengambil jaringan tanaman patogennya akan mati
maka bisa didinginkan di pinggir media. Selanjutnya ampil specimen lalu
menanamnya di tengah media PDA kemudian menutupnya dengan
menggunakan plastik web.
Setelah itu hasil isolasi tersebut akan diinkubasi selama kurang lebih
satu minggu. selanjutnya mengambil cuplikan dari isolat yang bisa
didapatkan lalu di disinfeksi. Baik setelah diberi tanda pada gabusnya
selanjutnya menginokulasikannya ke tanaman. Ambil isolat hasil inkubasi
selama tujuh hari tadi lalu masuk ke tahap selanjutnya yaitu proses
reinokulasi yaitu proses penularan kembali kepada tanaman yang sehat yang
diharapkan pada saat menularkan hasilnya akan sama dengan gejala yang
lihat pada pertama kali. Mengambil satu cuplikan kemudian menaruhnya
lalu beri selotip dan tunggu sampai bergejala.

Setelah itu lanjut ke proses selanjutnya yaitu proses reisolasi ke media


PDA dan yang perlu dilakukan pada tahap ini selain melakukan reinokulasi
juga harus melakukan pengamatan mikroskopis dan makroskopis terhadap
isolat yang didapatkan. Isolate tersebut dicari dan dilihat bentuk koloninya,
warnanya sama atau tidak kemudian mencatat warnanya bentuk koloninya
dan mengamati secara mikroskopis melihat kondia atau bentuk sporanya.
Setelah reinokulasi tujuh hari yang lalu maka selanjutnya mengamati
apakah penularannya berhasil atau tidak dan gejalanya sama atau tidak
dengan gejala yang di awal pada tahapan postulat koch yang pertama isolasi
jaringan.

Dapat di lihat dari belakang bagian bawah daun dan dapat terlihat ada
gejala bercak kehitaman. Kemudian melakukan pemotongan untuk
dilakukan reisolasi kembali. Hasil dari proses reisolasi jaringan tanaman
sakit setelah melakukan reinokulasi dapat diamati bentuk koloni dan
warnanya sama. Tapi selain itu juga harus mengecek ataupun mengamatinya
secara mikroskopis dan setelah diamati mikroskopis ternyata memang
bentuknya sama, jadi penyebabnya adalah memang patogen tersebut.
setelah mengamati secara mikroskopis maka didapatkan bahwa patogen ini
penyebabnya.
Kemudian melakukan identifikasi secara mikroskopis dan ternyata
memang benar diduga patogen ini adalah patogen Phytopthora penyebab
busuk pangkal batang pada lada dan bedasarkan pengamatan yang
didapatkan ternyata gejala yang diketahui bukan pada batangnya tetapi
merupakan gejala pada daunnya jadi bisa disimpulkan bahwa penyebab dari
penyakit bercak daun pada tanaman lada adalah Phytopthora.

Phytopthora merupakan patogen yang telah diketahui pada tahapan


postulat koch yang menyebabkan gejala bercak daun pada tanaman lada.
Phylopthora capsici merupakan jenis jamur yang menyebabkan penyakit
busuk pangkal batang pada tanaman lada. Jamur P. capsici memiliki
kemampuan untuk menyerang tanaman pada semua tahap pertumbuhannya,
mulai dari fase pembibitan hingga fase produksi tanaman. Serangan yang
paling berbahaya terjadi pada pangkal batang atau akar, yang dapat
menyebabkan kematian tanaman dengan cepat. Salah satu gejala yang
muncul adalah penurunan tiba-tiba dalam kondisi tanaman (daun tetap
hijau), yang menjadi terlihat saat patogen menyerang pangkal batang.
Pangkal batang yang terinfeksi akan berubah menjadi warna hitam, dan di
kondisi yang lembap, lendir berwarna kebiruan juga dapat terlihat. Serangan
pada akar menyebabkan tanaman layu dan daun-daun menjadi kuning
(Manohara, 2013).

Menurut Manohara (2013), serangan P. capsici pada daun menyebabkan


munculnya gejala bercak di bagian tengah atau tepi daun. Bercak tersebut
memiliki warna hitam dengan tepi bergerigi yang menyerupai renda, yang
terlihat lebih jelas ketika daun dilihat melalui cahaya. Gejala khas ini hanya
terlihat pada bercak yang belum parah dan terjadi pada kondisi lembap,
terutama saat ada banyak hujan. Daun yang terinfeksi umumnya menjadi
sumber inokulum bagi tangkai atau cabang yang berdekatan. Selama
periode hujan dan angin, propagul P. capsici dapat terbawa dan menyebar
ke daun tanaman di sekitarnya. Jamur P. capsici memiliki kemampuan
berkembang biak secara aseksual dan seksual. Secara aseksual, jamur ini
membentuk sporangium. Pada kondisi lingkungan yang sesuai, dengan
kelembapan dan suhu sekitar 25℃, sporangium yang telah matang dapat
langsung berkecambah membentuk tabung kecambah atau zoospora yang
memiliki flagela sehingga dapat bergerak. Lama pergerakan zoospora
ditentukan oleh suhu air pada suhu 20-24℃, zoospora dapat bergerak
selama 9 jam, sementara pada suhu 28℃ dan 32℃, masing-masing bergerak
selama 5 jam dan 1 jam. Setelah zoospora berhenti bergerak selama tiga
puluh menit, jika lingkungan mendukung, akan terjadi perkecambahan.
Namun, jika kondisi lingkungan tidak menguntungkan, jamur akan
membentuk struktur istirahat yang disebut kista (Manohara, 2013).

F. Kesimpulan

Berdasarkaan hasil pengamatan dan pembahasan dapat diketahui


mengenai langkah-langkah terkait uji postulat koch mulai dari persiapan alat
dan bahan, isolasi tanaman sakit, peremajaan, identifikasi, inokulasi
tanaman uji, reisolasi, peremajaan dan identifikasi. Berdasarkan uji postulat
koch terkait gejala bercak daun pada tanaman lada dapat diketahui patogen
jamur Phylopthora capsici. Jamur tersebut dapat menyebabkan penyakit
busuk pangkal batang pada tanaman lada. Jamur P. capsici memiliki
kemampuan berkembang biak secara aseksual dan seksual. Secara aseksual,
jamur ini membentuk sporangium dan berkembang biak dengan baik pada
lingkungan lembab pada suhu 25℃.
Daftar Pustaka

Agrios, G.N., 1997. Plant Pathology. Academic Press. San Diego. 635 hal
Firmansyah, M. A., Alfarisi, M. H. 2016. Uji Patogenisitas Patogen Hawar
Daun Pada Tanaman Kayu Afrika (Maesopsis Eminii Engl.) Di
Persemaian Permanen Bpdas Bogor. Jurnal Silvikultur Tropika. 7(2)
: 115-124
Manohara, Dyah, Dono Wahyuno, Rita Noveriza. 2013. Penyakit Busuk
Pangkal Batang Lada dan Pengendaliannya. Balai Tanaman Rempah
dan Obat. Bogor
Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta:
Gajah Mada Univ Press.
Wiyatiningsih, S. 2009. Etiologi Penyakit Moler Pada Bawang Merah.
Surabaya : UPN Press

Anda mungkin juga menyukai