Anda di halaman 1dari 15

POSTULAT KOCH

Oleh :
Nama : Ibrahim Nur Pratama
NIM : B1A015054
Rombongan :V
Kelompok :2
Asisten : Bhisma Triwidianto

LAPORAN PRAKTIKUM FITOPATOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan sumber penting keanekaragaman hayati dalam


tanah dan merupakan bagian integral dari terestrial ekosistem. Mereka berkontribusi
terhadap fungsi biologis utama seperti nutrisi dan gas, proses biogeokimia dan
dekomposisi dan transformasi organik materi. Jamur juga sangat melimpah di tanah
dan dapat mewakili sampai 80 % dari biomassa mikroba tanah (Lecomte, 2011).
Mikroorganisme merupakan sumber penting dari produk alami bioaktif dengan
potensi besar untuk penemuan molekul baru untuk penemuan obat, penggunaan
industri dan aplikasi pertanian (Qadri et al., 2013).
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan tanaman timbulnya penyakit pada
tanaman adalah adanya kontaminasi terhadap mikroorganisme. Contoh
mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit adalah bakteri, cendawan, dan
virus. Dengan berbagai teknik isolasi kita akan coba mengetahui teknik mana yang
paling tepat dan paling baik untuk pertumbuhan patogen atau mikroorganisme.
Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari
lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium (Singleton &
Sainsbury, 2006).
Koch menyebutkan bahwa untuk menetapkan suatu organisme sebagai
penyebab penyakit, maka organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat,
syaratnya yaitu organisme selalu berasosiasi dengan inang dalam semua kejadian
penyakit, organisme (patogen) dapat diisolasi dan dikulturkan menjadi biakan murni,
hasil isolasi saat diinokulasikan pada tanman sehat akan menghasilkan gejala
penyakit yang sama dengan tanaman yang telah terkena penyakit, dan dari tanaman
yang telah diinokulasi didapatkan hasil isolasi yang sama dengan hasil isolasi yang
pertama (Semangun, 1996).

B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah membuktikan bahwa suatu organisme patogen
merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan sakit dengan uji Postulat Koch.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Isolasi adalah proses pemisahan mikroorganisme yang diinginkan dari


populasi campuran ke media biakan (buatan) untuk mendapatkan kultur murni.
Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari
lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium
(Sadiqul, 2010). Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau
memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni.
Manfaat dilakukannya kultur murni adalah untuk menelaah atau mengidentifikasi
mikroba, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun
serologis, yang memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja (Sadiqul, 2010).
Perkembangan suatu penyakit pada tumbuhan inang didukung oleh tiga
faktor, yaitu inang yang rentan, patogen yang virulen dan lingkungan yang
mendukung. Patogen terbukti memiliki daya virulensi yaitu keberhasilan untuk
menyebabkan suatu penyakit sebagai ekspresi dari patogenisitas. Gejala layu dan
rontok pada daun seiring dengan perkembangan bercak dapat diduga sebagai akibat
dari substansi-substansi yang disekresikan oleh patogen dalam mekanisme
penyerangannya untuk melumpuhkan inang. Kelompok utama substansi yang
disekresikan patogen ke dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan
timbulnya penyakit, baik langsung atau tidak langsung adalah enzim, toksin, zat
pengatur tumbuh, dan polisakarida (Semangun, 1996). Perkembangan penyakit juga
bergantung pada faktor lingkungan, setelah faktor inang dan patogen. Fungi patogen
dalam perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor abiotik yaitu suhu,
kelembaban, oksigen, derajat kemasaman (pH) dan cahaya. Kisaran suhu terendah
yang diduga turut mendukung fungi patogen untuk berkembang biak (Ogoshi et al.,
1985).
Penyakit tanaman adalah suatu keadaan ketika tanaman mengalami gangguan
fungsi fisiologis berkelanjutan, sehingga menimbulkan gejala dan tanda. Gangguan
fisiologis ini disebabkan oleh faktor biotik (bakteri, cendawan, virus dan nematoda)
maupun faktor abiotik (suhu, kelembaban, unsur hara mineral). Salah satu cara
mengetahui faktor biotik yang menyebabkan penyakit dilakukan suatu kegiatan
berdasarkan Postulat Koch (Semangun, 1996). Siklus hidup patogen dimulai dari
tumbuh sampai menghasilkan alat reproduksi. Siklus penyakit meliputi perubahan-
perubahan patogen di dalam tubuh tanaman dan rangkaian perubahan tanaman inang
serta keberadaan patogen (siklus hidup patogen) di dalamnya dalam rentang waktu
tertentu selama masa pertumbuhan tanaman. Kejadian penting dalam siklus penyakit
meliputi: inokulasi (penularan), penetrasi (masuk tubuh), infeksi (pemanfaatan
nutrien inang), invasi (perluasan serangan ke jaringan lain), penyebaran ke tempat
lain dan pertahanan patogen (Pracaya, 2007).
Salah satu tahapan yang penting dalam mendiagnosa gejala serangan penyakit
tanaman adalah identifikasi terhadap patogen tanaman. Patogen yang diidentifikasi
berasal dari pengambilan sampel tanaman yang terserang penyakit. Sampel tanaman
yang terserang penyakit kemudian diisolasi dan ditumbuhkan pada media aseptik
buatan. Identifikasi menjadi sangat penting karena pada tahapan tersebut ditekankan
beberapa hal pokok seperti untuk pengendalian khususnya untuk uji antagonis
ataupun hanya sekedar untuk mengetahui jenis patogen yang menyerang tanaman.
Berdasarkan hasil identifikasi, dapat diperoleh suatu kesimpulan mengenai jenis
patogen yang menyerang tanaman kemudian lebih lanjut upaya tersebut juga dapat
diarahkan untuk mempelajari upaya pengendalian yang tepat untuk mencegah
serangan patogen tersebut. Salah satunya melalui uji antagonisme dari jamur
antagonis. Hal ini menyebabkan proses identifikasi patogen tanaman menjadi sangat
penting untuk memastikan jenis patogen yang menyerang tanaman secara akurat dan
secara tidak langsung hal ini perlu dilakukan praktik secara langsung untuk
mengidentifikasi patogen tanaman (Triharso, 1994).
Postulat Koch menyebutkan bahwa untuk menentapkan suatu organisme
sebagai penyebab penyakit, maka organisme tersebut harus memenuhi sejumlah
syarat. Pertama, organisme selalu berasosiasi dengan inang dalam semua kejadian
penyakit. Kedua, organisme (patogen) dapat diisolasi dan dikulturkan menjadi biakan
murni. Ketiga, hasil isolasi saat diinokulasikan pada tanaman sehat akan
menghasilkan gejala penyakit yang sama dengan tanaman yang telah terkena
penyakit. Keempat, dari tanaman yang telah diinokulasikan didapatkan hasil isolasi
yang sama dengan hasil isolasi yang pertama (Bollard, 1993).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu bunsen, cover glass,
object glass, gunting, mikroskop, buku identifikasi, LAF, jarum ose, sendok,
baskom, cawan petri, sprayer, botol selai, pipet tetes, dan kamera.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tanaman uji
berupa terong (Solanum melongena), kangkung (Ipomoea aquatica), cabai
(Capsicum annum), dan jagung giling, media PDA, label, bubur inokulum
Fusarium sp., dan akuades.
B. Metode

1. Isolasi dari tanaman sakit

Dicelupkan
Dipotong ukuran 1x1 akuades
Sampel cm pada bagian yang Disemprot
tanaman yang sehat dan yang sakit Alkohol
sakit
70%
Inkubasi 3 x 24 jam
Ditanam di
2. Peremajaan medium PDA

Inkubasi 4 x 24 jam

Diambil dan
Hasil isolasi dimasukkan ke PDA
baru

3. Identifikasi
Dicocokkan
dengan buku
identifikasi
Hasil
Diulas ke object glass
peremajaan Diamati di
Ditetesi akuades
Ditutup cover glass mikroskop dan
Didapatkan isolat
difoto, Fusarium sp.
4. Pembuatan bubur inokulum patogen

Diaduk
rata
Ditambahkan isolat
Fusarium sp. Ditambahkan
Tanah steril
akuades

5. Inokulasi ke tanaman uji

Dirawat selama 1
minggu dan disiram
2 hari sekali
Bubur inokulum
Fusarium sp. Ditambahkan 2
sendok ke tanaman
uji sehat
6. Reisolasi

Dipotong bagian Dicelupkan


yang terinfeksi Disemprot akuades
alkohol 70%

Tanaman yang
sakit diambil
inkubasi 3 x 24 jam
dan dicuci
Ditanam di
7. Peremajaan medium PDA

inkubasi 4 x 24 jam

Diambil dan
Hasil isolasi dimasukkan ke PDA
baru

8. Identifikasi
a. Makroskopis

Diamati dan difoto

Isolat hasil
peremajaan
b. Mikroskopis

Dicocokkan
dengan buku
identifikasi
Isolat hasil Diulas ke object glass
peremajaan Ditetesi akuades Diamati di
Ditutup cover glass mikroskop dan
difoto,
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 4.1 Tanaman Kangkung (Ipomea aquatica) Sehat

Gambar 4.2 Tanaman Kangkung (Ipomea aquatica) Setelah


Diinokulasikan Patogen

Gambar 4.3 Reisolasi


Gambar 4.4 Hasil Peremajaan

Gambar 4.5 Mikroskopis Fusarium sp.


Tabel 4.1 Identifikasi Uji Postulat Koch Rombongan V
Kelompok
Parameter
1 2 3 4 5 6 7
Warna Putih Putih Putih Putih Putih Putih Hijau
koloni pink
Warna Krem Putih Krem Coklat Krem Putih Hijau
sebalik sediki
koloni t pink
Permuk Halus Halus Kasar Halus Seperti Halus Kasar
Makros
aan kapas
kopis
koloni
Tepi Berge Berge Tidak Rata Rata Tidak Irregula
koloni rigi rigi rata rata r
Pola Konse Konse Konse Acak Konsen Acak Radial
penyeba ntris ntris ntris tris
ran
Mikros Hifa Ada Septat Septat Asepta Aseptat Septa Septat
kopis ta t
Makrok Berse Ada Bulat Bulat Lonjon Ada Ada,
onidia kat g bulat
Mikroko + - - - - + -
nidia
Fusari Fusari Chaeti Asperg Uniden Fusar Trichod
Spesies um sp. um sp. um sp. illus tified ium erma
sp. sp. sp.
B. Pembahasan

Postulat Koch adalah metode yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
virus yang menginfeksi suatu tumbuhan. Postulat Koch berkembang pada abad ke-19
sebagai panduan umum untuk mengidentifikasi patogen yang dapat diisolasikan
dengan teknik tertentu. Waktu dalam masa Koch, dikenal beberapa penyebab infektif
yang memang bertanggung jawab pada suatu penyakit dan tidak memenuhi semua
postulatnya. Usaha untuk menjalankan postulat Koch semakin kuat saat
mendiagnosis penyakit yang disebabkan virus pada akhir abad ke-19. Masa itu virus
belum dapat dilihat atau diisolasi dalam kultur. Hal ini merintangi perkembangan
awal dari virologi (Rivers, 1989).
Teknik Postulat Koch meliputi empat tahapan, yaitu asosiasi, isolasi,
inokulasi, dan reisolasi. Asosiasi yaitu menemukan gejala penyakit dengan tanda
penyakit (pathogen) pada tanaman atau bagian tanaman yang sakit. Isolasi yaitu
membuat biakan murni pathogen pada media buatan (pemurnian biakan). Inokulasi
adalah menginfeksi tanaman sehat dengan pathogen hasil isolasi dengan tujuan
mendapatkan gejala yang sama dengan tahap asosiasi. Reisolasi yaitu mengisolasi
kembali patogen hasil inokulasi untuk mendapatkan biakan patogen yang sama
dengan tahap isolasi (Gilang, 2012).
Kangkung berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma,
Indonesia, China Selatan, Australia dan bagian negara Afrika. Kangkungg termasuk
ke dalam famili convolvulaceae atau kangkung-kangkungan dengan ciri-ciri
batangnya kecil, bulat panjang, bagian dalamnya berlubang, dan bergetah. Selain itu,
kangkung merupakan sumber vitamin A, vitamin C dan mineral seperti zat besi,
kalsium, kalium, dan fosfor (Nazaruddin, 2003). Kangkung yang biasa dikonsumsi
oleh masyarakat terdiri dari dua jenis yaitu kangkung air dan kangkung darat.
Kangkung air (Ipomea aquatica) tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-
parit. Tangkai daunnya panjang, bunganya berwama ungu, daunnya lebar dan
berwama hijau tua. Kangkung darat bunganya berwama putih polos, ujung daun
meruncing dan berwama hijau keputih-putihan. Kangkung ini dapat dipanen satu kali
(Nazaraddin, 2003). Menurut Palalada (2006) kangkung dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdo : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea aquatica
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan rombongan V didapatkan hasil
sebagai berikut, yaitu untuk kelompok 1, 2, dan 6 telah teridentifikasi dan didapatkan
spesies Fusarium sp. dikarenakan untuk parameter makroskopis seperti warna koloni
berwarna putih, warna sebalik koloni krem, permukaan koloni halus, tepi koloni
bergerigi dan pola penyebaran konstentris. Kemudian untuk parameter
mikroskopisnya terdapat hifa (septat), makrokonidia dan mikrokonidia. Fusarium sp.
merupakan salah satu jamur yang mempunyai sebaran yang sangat luas dengan jenis
yang beragam. Jamur Fusarium dianggap sangat merugikan karena dapat
menginfeksi tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang dapat diinfeksi oleh jamur
Fusarium yaitu kangkung air (Ipomea aquatica) (Ngittu et al., 2014). Kemudian
untuk kelompok 3 didapatkan spesies Chaetium sp. dengan ciri-ciri yaitu warna
koloni putih, warna sebalik koloni krem, permukaan koloni kasar, tepi koloni tidak
rata, pola penyebaran konsentris dan hifa berseptat serta makrokonidia bulat tetapi
tidak terbentuk mikrokonidia (negatif). Setelah itu untuk kelompok 4 didapatkan
spesies Aspergillus sp. setelah diamati parameter mikroskopis dan makrokopisnya.
Tetapi untuk kelompok 5 yaitu didapatkan hasil yang menakjubkan, pasalnya untuk
spesies yang didapatkan yaitu tidak teridentifikasi pada kunci identifikasi. Hal ini
menandakan apakah spesies baru atau hanya kesalahan praktikan dalam mengamati.
Kelompok terakhir yaitu kelompok 7 didapatkan spesies Trichoderma sp.,
Karakteristik makroskopis Trichoderma sp. miselium halus tebal seperti beludru,
pertumbuhan koloni radial dengan pola cincin yang jelas, warna hijau-putih. Tetapi
menurut Rubio et al. (2017), Trichoderma sp. dapat melindungi tanaman terhadap
patogen dengan mekanisme kompetisi, micoparasitisme, dan antibiosis. Trichoderma
harzianum terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dan melindungi dari serangan biotik maupun abiotik dengan menaikkan resistensi
terhadap patogen.
V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa uji Postulat


Koch suatu organisme patogen merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan sakit
disebabkan oleh Fusarium sp.

B. Saran
Saran dalam praktikum ini adalah semoga tahun depan bisa lebih baik lagi
dari sekarang, dan diusahakan agar tetap tersenyum walaupun praktikannya
bertingkah aneh-aneh.
DAFTAR REFERENSI

Bollard, T. 1993. A Simple Greenhouse Climate Control Model Incorporating


Effects On Ventilation And Evaporative Cooling. Agricultural and Forest
Meteorology, 65: pp. 145-157.
Gilang, R. 2012. Penuntun praktikum penyakit tanaman. Laboratorium IHPT:
Fakultas Pertanian UNIB.
Lecomte, J., St-Arnaud, M. & Hijri, M. 2011. Isolationand identication of soil
bacteria growing at the expense of arbuscular mycorrhizal fungi.
Departement de sciences biologiques, Institut de recherche en biologie
vegetale. Canada: Universite de Montre al, Montre al, QC.
Nazaruddin. 2003. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.
Cetakan 7. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ngittu, S. Y., Feky, R. M., Trina, E. T., & Febby, E. F. K. 2014. Identifikasi Genus
Jamur Fusarium yang Menginfeksi Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Di
Danau Tondano. Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(3): pp. 156 161.
Ogoshi, A., Sneh, B. & Burpee, L. 1985. Identification of Rhizoctonia sp. Minnesota:
APS Press.
Palalada, C. 2006. Budidaya Kangkung. Jakarta: Panebar Swadaya.
Pracaya, A. 2007. Hama dan Penyakit Tumbuhan Edisi Revisi. Salatiga:
Agriwawasan.
Qadri, M., Johri. S., Shah, B.A., Khajuria, A., Sidiq, T., Lattoo, S.K., Abdin, M.Z.,
and Riyaz-Ul-Hassan, S. 2013. Identification and bioactive potential of
endophytic fungi isolated from selected plants of the Western Himalayas.
Springerplus. 2(8) pp: 1-14.
Rivers, T. 1989. Viruses and Kochs Postulate. New York : The Rockefeller Institute
for Medical Research.
Rubio, M. B., Rosa, H., Rubn, V., Fabio A. G., Rosa, M., Enrique, M., & Wagner
Bettiol. 2017. The Combination of Trichoderma harzianum and Chemical
Fertilization Leads to the Deregulation Phytohormone Networking,
Preventing the Adaptive Responses of Tomato Plants to Salt Stress. Front.
Plant Sci, 8(294): pp. 1 14.
Sadiqul, M. 2010. Laporan Praktikum Laboratorium Lingkungan Isolasi Dan
Pemurnian Mikrobia. Banjarbaru: Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.
Semangun, H. 1996. Penyakit - Penyakit Tanaman Hortikutura di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Singleton., & Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology
3rdEdition. England: John Wiley and Sons.
Triharso. 1994. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gajah Mada. Yogyakarta:
Universitas Press.
.

Anda mungkin juga menyukai