Oleh :
Nama : Ibrahim Nur Pratama
NIM : B1A015054
Rombongan :V
Kelompok :2
Asisten : Bhisma Triwidianto
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah membuktikan bahwa suatu organisme patogen
merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan sakit dengan uji Postulat Koch.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu bunsen, cover glass,
object glass, gunting, mikroskop, buku identifikasi, LAF, jarum ose, sendok,
baskom, cawan petri, sprayer, botol selai, pipet tetes, dan kamera.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tanaman uji
berupa terong (Solanum melongena), kangkung (Ipomoea aquatica), cabai
(Capsicum annum), dan jagung giling, media PDA, label, bubur inokulum
Fusarium sp., dan akuades.
B. Metode
Dicelupkan
Dipotong ukuran 1x1 akuades
Sampel cm pada bagian yang Disemprot
tanaman yang sehat dan yang sakit Alkohol
sakit
70%
Inkubasi 3 x 24 jam
Ditanam di
2. Peremajaan medium PDA
Inkubasi 4 x 24 jam
Diambil dan
Hasil isolasi dimasukkan ke PDA
baru
3. Identifikasi
Dicocokkan
dengan buku
identifikasi
Hasil
Diulas ke object glass
peremajaan Diamati di
Ditetesi akuades
Ditutup cover glass mikroskop dan
Didapatkan isolat
difoto, Fusarium sp.
4. Pembuatan bubur inokulum patogen
Diaduk
rata
Ditambahkan isolat
Fusarium sp. Ditambahkan
Tanah steril
akuades
Dirawat selama 1
minggu dan disiram
2 hari sekali
Bubur inokulum
Fusarium sp. Ditambahkan 2
sendok ke tanaman
uji sehat
6. Reisolasi
Tanaman yang
sakit diambil
inkubasi 3 x 24 jam
dan dicuci
Ditanam di
7. Peremajaan medium PDA
inkubasi 4 x 24 jam
Diambil dan
Hasil isolasi dimasukkan ke PDA
baru
8. Identifikasi
a. Makroskopis
Isolat hasil
peremajaan
b. Mikroskopis
Dicocokkan
dengan buku
identifikasi
Isolat hasil Diulas ke object glass
peremajaan Ditetesi akuades Diamati di
Ditutup cover glass mikroskop dan
difoto,
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Postulat Koch adalah metode yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
virus yang menginfeksi suatu tumbuhan. Postulat Koch berkembang pada abad ke-19
sebagai panduan umum untuk mengidentifikasi patogen yang dapat diisolasikan
dengan teknik tertentu. Waktu dalam masa Koch, dikenal beberapa penyebab infektif
yang memang bertanggung jawab pada suatu penyakit dan tidak memenuhi semua
postulatnya. Usaha untuk menjalankan postulat Koch semakin kuat saat
mendiagnosis penyakit yang disebabkan virus pada akhir abad ke-19. Masa itu virus
belum dapat dilihat atau diisolasi dalam kultur. Hal ini merintangi perkembangan
awal dari virologi (Rivers, 1989).
Teknik Postulat Koch meliputi empat tahapan, yaitu asosiasi, isolasi,
inokulasi, dan reisolasi. Asosiasi yaitu menemukan gejala penyakit dengan tanda
penyakit (pathogen) pada tanaman atau bagian tanaman yang sakit. Isolasi yaitu
membuat biakan murni pathogen pada media buatan (pemurnian biakan). Inokulasi
adalah menginfeksi tanaman sehat dengan pathogen hasil isolasi dengan tujuan
mendapatkan gejala yang sama dengan tahap asosiasi. Reisolasi yaitu mengisolasi
kembali patogen hasil inokulasi untuk mendapatkan biakan patogen yang sama
dengan tahap isolasi (Gilang, 2012).
Kangkung berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma,
Indonesia, China Selatan, Australia dan bagian negara Afrika. Kangkungg termasuk
ke dalam famili convolvulaceae atau kangkung-kangkungan dengan ciri-ciri
batangnya kecil, bulat panjang, bagian dalamnya berlubang, dan bergetah. Selain itu,
kangkung merupakan sumber vitamin A, vitamin C dan mineral seperti zat besi,
kalsium, kalium, dan fosfor (Nazaruddin, 2003). Kangkung yang biasa dikonsumsi
oleh masyarakat terdiri dari dua jenis yaitu kangkung air dan kangkung darat.
Kangkung air (Ipomea aquatica) tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-
parit. Tangkai daunnya panjang, bunganya berwama ungu, daunnya lebar dan
berwama hijau tua. Kangkung darat bunganya berwama putih polos, ujung daun
meruncing dan berwama hijau keputih-putihan. Kangkung ini dapat dipanen satu kali
(Nazaraddin, 2003). Menurut Palalada (2006) kangkung dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdo : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea aquatica
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan rombongan V didapatkan hasil
sebagai berikut, yaitu untuk kelompok 1, 2, dan 6 telah teridentifikasi dan didapatkan
spesies Fusarium sp. dikarenakan untuk parameter makroskopis seperti warna koloni
berwarna putih, warna sebalik koloni krem, permukaan koloni halus, tepi koloni
bergerigi dan pola penyebaran konstentris. Kemudian untuk parameter
mikroskopisnya terdapat hifa (septat), makrokonidia dan mikrokonidia. Fusarium sp.
merupakan salah satu jamur yang mempunyai sebaran yang sangat luas dengan jenis
yang beragam. Jamur Fusarium dianggap sangat merugikan karena dapat
menginfeksi tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang dapat diinfeksi oleh jamur
Fusarium yaitu kangkung air (Ipomea aquatica) (Ngittu et al., 2014). Kemudian
untuk kelompok 3 didapatkan spesies Chaetium sp. dengan ciri-ciri yaitu warna
koloni putih, warna sebalik koloni krem, permukaan koloni kasar, tepi koloni tidak
rata, pola penyebaran konsentris dan hifa berseptat serta makrokonidia bulat tetapi
tidak terbentuk mikrokonidia (negatif). Setelah itu untuk kelompok 4 didapatkan
spesies Aspergillus sp. setelah diamati parameter mikroskopis dan makrokopisnya.
Tetapi untuk kelompok 5 yaitu didapatkan hasil yang menakjubkan, pasalnya untuk
spesies yang didapatkan yaitu tidak teridentifikasi pada kunci identifikasi. Hal ini
menandakan apakah spesies baru atau hanya kesalahan praktikan dalam mengamati.
Kelompok terakhir yaitu kelompok 7 didapatkan spesies Trichoderma sp.,
Karakteristik makroskopis Trichoderma sp. miselium halus tebal seperti beludru,
pertumbuhan koloni radial dengan pola cincin yang jelas, warna hijau-putih. Tetapi
menurut Rubio et al. (2017), Trichoderma sp. dapat melindungi tanaman terhadap
patogen dengan mekanisme kompetisi, micoparasitisme, dan antibiosis. Trichoderma
harzianum terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dan melindungi dari serangan biotik maupun abiotik dengan menaikkan resistensi
terhadap patogen.
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran dalam praktikum ini adalah semoga tahun depan bisa lebih baik lagi
dari sekarang, dan diusahakan agar tetap tersenyum walaupun praktikannya
bertingkah aneh-aneh.
DAFTAR REFERENSI