LP Askep Hipertensi, Kelompok 3
LP Askep Hipertensi, Kelompok 3
Disusun Oleh :
2. Siti mutmaina
3. Renny krismila
S1 KEPERAWATAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan ini dengan
judul “LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA Tn. M DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI DI JALAN MENDUT
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTA............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.H. dan Kusuma H. (2016), hipertensi adalah peningkatan peningkatan darah sistolik
sekitar 140 mmHg atau tekanan darah diastolic sekitar 90 mmHg, hipertensi merupakan
masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada penyakit
hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti biasanya. Hal
ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer (kemenkes 2018), orang-orang akan
tersadar memiliki penyakit hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah dan
memeriksakan diri kepelayanan kesehatan.
Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit kepala, pusing, lemas,
kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun, (Nurarif
A.H. dan Kusuma H., 2016), hipertensi terjadi karena dipengaruhi oleh factor-faktor
resiko, factor-faktor resiko yang menyebabkan hipertensi adalah umur, jenis kelamin,
obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik, penyakit
ginjal, dan diabetes mellitus, (Sinubu R.B., 2015)
Hipertensi merupakan penyakit yang umum ditemukan diberbagai Negara menurut
American association (AHA), penduduk amerika yang berusia diatas 20 tahun yang
menderita hipertensi mencapai angka 74,5 juta dan hampir 90-95% tidak diketahui
penyebabnya (Kemenkes, 2014)
Menurut World Health Organiztion (WHO) pada tahun 2011 menunjukan satu milyar
orang di dunia menderita hipertensi 2/3 penderita hipertensi berada dinegara berkembang.
Prevalensi hipertensi akan terus meningkat dan diprediksi tahun 2025 sebanyak 29%
orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi. Hipertensi telah menyebabkan banyak
kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya, dan 1,5 juta kematian terjadi di Asia
Tenggara dengan 1/3 populasinya menderita hipertensi (Kemenkes, 2017).
Menurut Riskesda tahun 2018 penderita hipertensi di Indonesia mencapai 8,4%
berdasarkan diagnose dokter pada penduduk umur 18 tahun, berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah pada penduduk prevalensi penderita hipertensi di Indonesia
adalah sekitar 25,8%. Hasil prevalensi dari pengukuran tekanan darah tahun 2013 hingga
tahun 2018 dapat dikatakan mengalami peningkatan yaitu sekitar 8,3%. Data dari
Riskesda tahun 2018 juga mengatakan bahwa prevalensi hasil pengukuran darah pada
penderita hipertensi terdapat pada provinsi Kalimantan Selatan dengan prevalensi
penderita sekitar 44,1% atau lebih tinggi dari rata-rata prevalensi hasil pengukuran
pengukuran darah diindonesia. Daerah istimewa Yogyakarta sendiri berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah pada penduduk yaitu menempati posisi ke-13 dan prevalensi
rata-rata penderita hipertensi berada dibawah prevalensi peenderita hipertensi di
Indonesia (Kemenkes, 2019).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Melakukan asuhan keperawatan keluarga tentang hipertensi
2.1.1 Definisi
Keluarga adalah sekelompok orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan,adopsi atau kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan
mempertahankanbudaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, dan sosial dari tiap-tiap anggota keluarganya (Duval, 2013).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan
tertentuuntuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional
serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 2012).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluargadan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatuatap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 2011).
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) dan perhitungan
garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota
keluarganya yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunandan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga
3) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak
yang sudahmemisahkan diri.
4) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anakterlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
5) The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah,seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-
nenek), keponakan
6) The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal
ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan(menyalahi hukum pernikahan)
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebutsebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa
b. Non-Tradisional
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di
dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
a. Patrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalambeberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b. Matrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalambeberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga Kawin
Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
danbeberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungandengan suami atau istri.
a. Fungsi afektif
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala
sesuatuuntuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan
denganorang lain.
b. Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak
untukberkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungandengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomidan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan
Keluarga dipandang sebagai sistem sosial terbuka yang ada dan berinteraksi
dengansistem yang lebih besar (suprasistem) dari masyarakat (misal: politik,
agama, sekolahdan pemberian pelayanan kesehatan). Sistem keluarga terdiri dari
bagian yang salingberhubungan (anggota keluarga) yang membentuk berbagai
macam pola interaksi(subsistem). Seperti pada seluruh sistem, sistem keluarga
mempunyai dua tujuan baikimpisit maupun eksplisit, yang berbeda berdasarkan
tahapan dalam siklus hidupkeluarga, nilai keluarga dan kepedulian individual
anggota keluarga.
2.2.2 Klasifikasi
a. Menurut NAND NIC-NOC 2015
2.2.3 Pathway
2.2.4 Etiologi
Menurut Reny Yuli Aspiani (2014) Berdasarkan penyebabnya hipertensi
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:
b. Hipertensi Sekunder
Jenis hipertensi ini penyebabnya dapat diketahui sebagai berikut :
1) Penyakit ginjal : Glomerulonefritis, Plyelonefritis, Nekrosis tubular akut,
Tumor.
DM.
e. Kolestrol total serum.
f. Kolestrol LDH dan HDL serum
g. Trigliserida serum (puasa).
h. Ct scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
i. EKG : dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda penyakit jantung hiprtensi.
j. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : batu ginjal, perbaikan
ginjal.
2.2.7 Komplikasi
Menurut Priscilla Lemone, 2015 yaitu:
a. Gagal Jantung Hipertensi menetap mempengaruhi sistem kardiovaskuler, saraf
dan ginjal. Laju aterosklerosis meningkat, menignkatkan resiko penyakit
jantung coroner dan stroke. Beban kerja ventrikel kiri meningkat,
menyebabkan hipertropi ventrikel yang kemudian meningkatkan resiko
penyakit jantung coroner, disritmia, dan gagal jantung.
b. Stroke Percepatan aterosklerosis yang terkait dengan hipertensi meningkatkan
resiko infark cerebral (stroke). Peningkatan tekanan pada pembuluh serebral
dapat menyebabkan perkembangan mikroneurisme dan peningkatan resiko
hemoragi cerebral.
c. Ensefalopati hipertensi Suatu sindrom yang di tandai dengan tekanan darah
yang sangat tinggi, perubahan tingkat kesadaran, peningkatan tekanan
intracranial, papilledema, dan kejang dapat berkembang.
d. Nefrosklerosis dan insufisiensi ginjal Proteinuria dan hematuria mikroskopik
3) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dan wanita sama, akan tetapi
wanita pramenopause (sebelum menopause) prevalensinya lebih terlindung
• Produk susu tanpa lemak/ rendah lemak : dua sampai tiga kali
sajian per hari.
• Daging, unggas, dan ikan : dua atau kurang 3 ons sajian per hari.
1. Penatalaksanaan Farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza (2013) merupakan
penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
a) Golongan Diuretik
Diuretik thiazide biasanya membantu ginjal membuang garam dan air, yang
akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan
tekanan darah.
b) Penghambat Adrenergik
Penghambat adrenergik, merupakan sekelompok obat yang terdiri dari
alfablocker, beta-blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat
system saraf simpatis.Sistem saraf simpatis adalah istem saraf yang dengan
segera akan memberikan respon terhadap stress, dengan cara meningkatkan
tekanan darah.
c) ACE-inhibitor
Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan
penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.
d) Angiotensin-II-bloker
Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu
mekanisme yang mirip ACE-inhibitor.
e) Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan
mekanisme yang berbeda.
f) Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
g) Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang
menurunkan tekanan darah tinggi dengan cepat dan segera. Beberapa obat
bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan
secara intravena : diazoxide, nitroprusside, nitroglycerin, labetalol.
BAB III
KONSEP
ASKEP
3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh
data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari
tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas
rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder.
f) Tipe keluarga
g) Suku bangsa
h) Agama
i) Status sosial ekonomi keluarga
j) Aktifitas rekreasi keluarga
k) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit,
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
l) Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
m) Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma
yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
n) Fungsi keluarga :
1) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
• Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
o) Stres dan koping keluarga
1) Stressor jaangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.
2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
3) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
4) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
5) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi permasalah
p) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir
pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang
ada.
3.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan
keluarga yang mungkin muncul adalah :
a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan dalam
keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian
penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak
memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan.
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan mengidentifikasi,
mengelola dan atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga dalam
mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta
kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan
dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan
klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.
f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hati
secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.
g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota keluarga)
yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah
kesehatan yang dihadapi klien.
Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang muncul
adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur
sebagai berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada
anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi 3. Membuat
Perencanaan, Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan
umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria
dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnnya merumuskan tindakan
keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar. Perencanaan yang dapat
dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi ini adalah sebagai
berikut :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi
pada keluarga.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan
mengerti tentang penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali
kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit
hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan
gejala penyakit hipertensi serta pencegahan dan pengobatan penyakit
hipertensi secara lisan.
Intervensi :
- Jelaskan arti penyakit hipertensi
- Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi
- Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
untuk mengatasi penyakit hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat
lebih lanjut dari penyakit hipertensi
Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga dengan hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil
tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat
hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat.
Intervensi:
- Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi
- Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota
keluarga yang menderita hipertensisetelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan
perawatan penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi secara tepat.
Intervensi :
- Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi.
- Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan
olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita
hipertensi.
4) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi
lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi berhubungan.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh
lingkungan terhadap penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang
penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh
lingkungan terhadap proses penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit hipertensi.
Intervensi :
- Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi
penyakit hipertensi misalnya :
- Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya
benda yang tajam.
- Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan.
- Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi
terjadinya iritasi.
- Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.
5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang
tepat untuk mengatasi penyakit hipertensisetelah dua kali kunjungan
rumah. Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka
harus meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit
hipertensi. Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara
tepat.
Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta
pertolongan untuk perawatan dan pengobatan hipertensi.
1. Sifat masalah 1
Skala: - Tidak/kurang sehat 3
- Ancaman 2
- Keadaan sejahtera 1
4. Menonjol masalah 1
Skala: - Masalah berat harus di atasi 2
- Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1
Scoring:
Skore
Angka tertinggi x bobot
3.4 Pelaksanaan.
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat
mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan
perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatn
keluarga didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah disusun.
3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil, implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi
tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.
SATUAN ACARA PENULUHAN
Waktu : 25 Mei
A. LATAR BELAKANG
Penyakit hipertensi sering ditemukan pada usia lanjut. Adapun besarnya angka dari
perkembangan penyakit hipertensi ini merupakan factor resiko dari penyakit jantung dan
stroke, dimana menurut para ahli angka kematian akibat penyakit jantung pada usia lanjut
dengan hipertensi adalah tiga kali lebih sering dibandingkan usia lanjut tanpa hipertensi
pada usia yang sama.
Berdasarkan hal diatas maka kami merasakan perlu kiranya memberikan suatu
informasi atau pengetahuan kepada masyarakat khususnya lansia di wilayah puskesmas
Labuan badas Sumbawa mengenai penyakit hipertensi diharapkan dengan adanya
informasi yang diberikan masyarakat mengerti tentang penyakit hipertensi sehingga dapat
mengurangi timbulnya penyakit hipertensi serta dapat mencegah meningkaynya angka
kesakitan dari penderita hipertensi khususnya diwilayah kerja puskesmas Labuan badas
Sumbawa.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan dapat menambah pengetahuan Ny.R dan
keluarga tentang hipertensi
2. Tujuan khusus
C. MATERI PENGAJARAN
1. Menjelaskan penyakit hipertensi
2. Menyebutkan penyebab penyakit hipertensi
3. Mengetahui klasifikasi hipertensi
4. tanda dan gejala penyakit hipertensi
5. Mengetahui komplikasi hipertensi
6. Cara mengatasi dan mencegah hipertensi
D. MEDIA PENGAJARAN
1. Materi pengajaran
2. Leaflet
3. Clipt chart
E. METODE PENGAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya jawab
F. SUSUNAN ACARA
NTAHAP KEGIATAN KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA
O
3. Kegiatan Inti
Menjelaskan Pengertian
hipertensi
Menjelaskan Tanda dan
gejala
hipertensi
G. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah :
MATERI
A. PENGERTIAN
Menurut JNC IV, Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah melebihi normal, yaitu
systole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg.
B. PENYEBAB HIPERTENSI
Penyebab Hipertensi antara lain :
1. Penyakit saluran kemih
2. Penyakit Endokrin
3. Arterios klerosi
4. Merokok
5. Minum-minuman alkohol
6. Tekanan tinggi kolesterol
Hipertensi
D. KOMPLIKASI
1. Stroke
2. Gagal jantung
3. Kerusakan gagal ginjal
4. Kerusakan jaringan otot
E. CARA MENGATASI DAN PENCEGAHANNYA
Cara mengatasi dan mencegah Hipertensi adalah :
1. Makan – makanan yang bergizi
2. Menghindari makanan yang berlemak dan mengurangi asin
3. Menghindari makanan dengan bahan pengawet
4. Menjagaberatbadan agar tetapstabil
5. Menghindari minum – minuman keras
6. Menghindari merokok
7. Istirahat yang cukup
8. Belajar untuk tenang, menikmati hidup dan selalu bersukur
9. Peran keluarga sangat ditekankan dalam rangka mengatasi hidup orang dengan
hipertensi dan mencegah hipertensi
BAB IV ASKEP
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Fasilitas Yankes No. Register
Nama Perawat yang mengkaji Tanggal Pengkajian
1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga TN. M Bahasa sehari-hari INDONESIA
Alamat Rumah & Telp Jln. Mendut Jarak yankes terdekat 2 KM
Agama & Suku ISLAM/JAWA Alat Transportasi KENDARAANN RODA 2 ( MOTOR )
DATA ANGGOTA KELUARGA
N Nama Hub dgn Umur JK Suku Pendidikan Pekerjaan Status Gizi TTV (TD, Status Alat Bantu/
o KK Terakhir Saat Ini (TB, BB, N, S, P) Imunisasi Dasar Protesa
BMI)
1 Ny. L Istri 48 P Jawa SSTA Karyawati Normal Normal Lengkap Kaca
Mata
2 Tn. Y Anak K. 25 L Jawa S1 Mahasiswa Normal Normal Lengkap -
3 Tn. N Anak K. 20 L Jawa S1 Karyawan Normal Normal Lengkap -
LANJUTAN
N Nama Penampilan Umum Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Alergi Analisis Masalah Kesehatan
o Saat ini INDIVIDU
1 Tn. M Baik (Normal) Sehat, Dapat beraktivitas rutin Px. Memiliki riwayat Px dg Hipertensi ,
sebagai satpam keluarga Hipertensi perokok aktif, dan Px
sering mengalami
pusing di bagian kepala
MENGETAHUI :
Nama Koordinator Perkesmas Tanggal/ Tandatangan
Sifat masalah 1 2 3
Skala
Aktual 3
Risiko 2
Keadaan sejahtera/diagnosis 1
sehat
Kemungkinan masalah 2 1 1
dapat diubah
Skala
Aktual 2
Risiko 1
Keadaan sejahtera/diagnosis 0
sehat
Potensi masalah untuk 1 2 3
dicegah
Skala
- Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
Menonjolnya masalah 1 2
Skala 1
- Masalah dirasakan 2
dan harus
ditangani segera
- Ada masalah
tetapi tidak perlu
ditangani 1
- Masalah tidak
dirasakan
0
Total 5
Keterangan :
- Diagnosis actual; terjadi deficit/gangguan Kesehatan dalam keluarga dan dari hasil
pengkajian didapatkan data mengeai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan
- Risiko (ancaman Kesehatan); terdapat data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
Cth: lingkungan rumah yang kurang bersih atau pola makan tidak adekuat
- Sejahtera (wellness) merupakan keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
Kesehatan perlu ditingkatkan
SKORING:
1. Tentukan skor setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dikali bobot
3. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria
SKOR
X BOBOT
ANGKA TERTINGGI
Sifat masalah 1 1 3
Skala
Aktual 3
Risiko 2
Keadaan sejahtera/diagnosis 1
sehat
Kemungkinan masalah 2 1 2
dapat diubah
Skala
Aktual 2
Risiko 1
Keadaan sejahtera/diagnosis 0
sehat
Potensi masalah untuk 1 2 5
dicegah
Skala
- Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
Menonjolnya masalah 2 5
Skala 1
- Masalah dirasakan 2
dan harus
ditangani segera 1
- Ada masalah
tetapi tidak perlu
ditangani
- Masalah tidak
dirasakan 0
Total 5
SKORING:
1. Tentukan skor setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dikali bobot
3. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria
SKOR
X BOBOT
ANGKA TERTINGGI
PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Gangguan pola tidur b/d 1.Menjelaskan pola aktivitas S : px mengatakan bisa tidur siang
O. : Px tampak rileks
mengeluh istirahat tidak & tidur A : masalah teratasi
cukup. -D.0055 2. Menjelaskan pada pasien P : intervensi dihentikan
pentingnya tidur cukup
selama sakit / sakit kepala
3. Memfasilitasi pasien
menghilangkan stress
A. Kesimpulan
Penyakit hipertensi sering ditemukan pada usia lanjut. Adapun besarnya angka dari
perkembangan penyakit hipertensi ini merupakan factor resiko dari penyakit jantung dan
stroke, dimana menurut para ahli angka kematian akibat penyakit jantung pada usia lanjut
dengan hipertensi adalah tiga kali lebih sering dibandingkan usia lanjut tanpa hipertensi
pada usia yang sama.
Berdasarkan hal diatas maka kami merasakan perlu kiranya memberikan suatu
informasi atau pengetahuan kepada masyarakat khususnya lansia di wilayah puskesmas
Labuan badas Sumbawa mengenai penyakit hipertensi diharapkan dengan adanya
informasi yang diberikan masyarakat mengerti tentang penyakit hipertensi sehingga dapat
mengurangi timbulnya penyakit hipertensi serta dapat mencegah meningkaynya angka
kesakitan dari penderita hipertensi khususnya diwilayah kerja puskesmas Labuan badas
Sumbawa.
DAFTAR PUSTAKA
Aguslina, S., 1997, Hipertensi Ditinjau dari kesehatan Masyrakat dan Upaya Pencegahan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.
Depkes RI, 2002, hepatitis, Jakarta.,2001, Penanggulangan Penyakit
Hepatitis B, Jakarta
Achjar, K. (2010). Aplikasi Praktek Perkesmas Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. CV.
Sagung Seto. APD Salvari, G , (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan
Keluarga. Jakarta.
TIM. Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta:
EGC Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC. Dwi
Tri Martiana
Rahayu, dkk. Hipertiroid. http://tiaraaskep.blogspot.com/2008/11/hipertiroid.html.
Diakses tanggal 29 Oktober 2018 Thamrin, Zulkifli Ukki.
Hipertiroidism. http://zulkiflithamrin.blogspot.com/2007/05/hipertiroidisme.html. Diakses
tanggal 29 Oktober 2018 http://kyfi.wordpress.com/2011/03/16/hipertiroid. Diakses tanggal
29 Oktober 2018
http://endocrinesurgery.ucla.edu/patient_education_adm_hypothyroidism.html
.
Diakses tanggal 29 Oktober 2018 Bare & Suzanne. 2002.
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi8). Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Doenges, E.
Marilynn dan MF. Moorhouse. 2001. Rencana
Asuhan Keperawatan,(Edisi III). Jakarta: EGC
Guyton&Hall.2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC
1