بسم اهلل الرحمن الرحيم Pemerintah Orde Baru telah bertekad untuk
mensukseskan program pembangunan Nasional jangka
panjang, pembangunan Nasional ini dilaksanakan secara
bertahap. Dan telah dilalui beberapa tahap, maka sampailah
kita pada ambang pembangunan tahap ke- 3.
Sebenarnya hakekat dari pada pembangunan Nasional
ini adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dengan
azaz perikehidupan dan keseimbangan antara kepentingan
keduniawian dan akhirat. Hal ini berarti bahwa pembangunan
itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah saja, melinkan
menghendaki keselarasan hubungan antara manusia dengan
Tuhannya, antara sesama manusia serta lingkungannya.
Pentingnya pembangunan di bidang mental spiritual ini
terutama dalam menghadapi keresahan-keresahan yang timbul
atau yang mungkin timbul sebagai akibat dari pada kemajuan di
Nama Pondok Pesantren bidang teknologi dan perkembangan di bidang fisik lainnya.
AL HIDAYAH
Sejarah telah pula memberikan pelajaran kepada kita semua
bahwa bangsa akan menjadi rapuh, bahkan bisa punah sama
sekali jika mengabaikan pembangunan bidang mental spiritual
ini.
Pembangunan bidang mental spritual adalah
pembangunan yang tidak segera menampakkan hasilnya, tidak
segera bisa dinikmati di samping banyak minta pengorbanan.
Untuk itulah Pemerintah Daerah Propinsi Jambi memandang
Lokasi : perlu untuk mendirikan Pondok Karya Pembangunan Pesantren
Modern AL HIDAYAH.
Jln. Marsda Surya Darma KM. 10 Pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan,
biasanya banyak terdapat di daerah pedesaan. Daerah Propinsi
Kenali Asam Bawah Kota Jambi Jambi yang terbentang luas, sebagian besar merupakan
Telp (0741) 40954 wilayah pedesaan. Di sini diakui terdapat banyak Pondok
Pesantren yang dikenal dengan Madrasah, dengan
kemampuan masing-masing Madrasah telah pula ikut
Pendiri memberikan sumbangan yang cukup berarti. Pembangunan
Nasional memang telah memberikan hasil nyata bagi bangsa
Pemerintah Daerah Provinsi Indonesia. Tetapi di lain pihak menuntut adanya partisipasi
yang meningkat pula.
Jambi Di samping merupakan tantangan sosio kultural dan
sosio psichis terhadap masyarakat, apakah mereka dapat
memberikan respon yang positif terhadap pembangunan dan
perubahan-perubahan sosial. Suatu masyarakat yang
rensponsif terhadap proses perubahan perlulah dipersiapkan
melalui sistem pendidikan yang relevan dengan tuntutan
Tahun Berdiri pembangunan dan perubahan itu sendiri.
Kita menyadari bahwa lembaga pendidikan Pondok
1978 Pesantren memang berpengaruh terhadap masyarakat
pedesaan, sebagai lembaga yang fungsionil kiranya dapat
menopang setiap prose peradaban manusiawi dan mampu
Direktur mencetak pribadi muslim yang berdaya tanggap positif terhadap
DRS. H.A. KADIR SOBUR, Ph.D perubahan itu sendiri. Nampaknya Madrasah yang ada di
daerah Jambi, sejak dari adanya hingga saat ini belum sempat
Wakil Direktur berbenah diri terutama bila kita kaitkan dengan perkembangan
H. ZAYADI, SH baru, sehingga semua Madrasah baik yang masih bertahan
maupun yang agak mengikuti perkembangan zaman,
dikhawatirkan akan adanya pemisahan dan terputusnya mata
Jumlah Santriwan/Santriwati rantai warasatul anbiya’.
Sistem dan metode pengajaran serta kurikulum pada Pondok
1175 Santri Pesantren Modern perlu disesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu menjawab
dan menunjang proses pembangunan serta kepentingan umat
Jumlah Guru Islam.
70 Orang Akhirnya kepada Allah SWT jugalah tempat kita
memanjatkan do’a. semoga Pondok Pesantren Modern Al
Hidayah ini mendapat lindungan dan berkahnya, sehingga apa
Jumlah Karyawan/Karyawati yang kita harapkan dengan berdirinya Pondok Pesantren ini
A. Dasar 45 Orang akan tercapai. Amin Yaa Rabbal Alamin
1
Sesuai dengan kenyataan bahwa Pondok Pesantren Modern ini adalah merupakan
lembaga pendidikan yang berkeseimbangan antara keagamaan dan keduniawian, dengan
dasar, tujuan dan pendidikan yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan tradisi kebudayaan
Indonesia yang sedang membangun. Dan diselenggarakan dengan sistem modern. Maka dasar
pendidikan Pondok Pesantren Modern ini adalah Tauhid, yaitu keyakinan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dalam kerangka negara Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan yang ingin dicapai oleh Pondok Pesantren ini adalah terciptanya pribadi calon
ulama yang bertaqwa kepada Allah SWT, berpengetahuan luas, berbudi luhur, dan
berinisiatif, kreatif inovatif serta mampu hidup dengan kekuatan sendiri, bertanggung jawab
atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Dengan terciptanya suatu pribadi calon ulama yang merupakan totalitas dari beberapa
sifat utama, diharapkan mampu secara langsung atau tidak langsung mengajar orang lain
untuk beramal bakti terhadap pembangunan yang sedang berjalan dan yang akan datang.
D. Sistem Pendidikan
Salah satu ciri khas yang membedakan antara Pondok Pesantren Tradisionil dengan
Pondok Pesantren Modern ini terletak pada sistem pendidikannya, yang terutama memakai
sistem individuil, di mana seorang atau beberapa orang murid belajar pada seorang atau
beberapa orang guru tanpa batas dan waktu tertentu, baik secara sorogan dan
balangan/bengongan (datang ke rumah guru) atau dengan cara mondok di rumah guru
tersebut. Sedangkan yang kedua yang kita anggap modern tentunya lebih menginginkan
2
persyaratan didaktis yang modern pula, tetapi kedua sistem ini tidak dapat kita pertentangkan
karena kedua sistem ini memang kita perlukan dalam hal tertentu.
Sistem modern bertitik tolak dari azas efisiensi dengan tidak mengenyampingkan
intensitas dan perluasan berpikir pelajar yang dilanjutkan dengan kemampuan lembaga
pendidikan untuk menyerap para pelajar lebih banyak. Dari sejumlah sistem ini akan
digunakan secara bersamaan/bergantian. Pendidikan Pondok Pesantren Modern Al Hidayah
dengan modernisir sistem sorogan (muthala’ah) dan balangan, sehingga dengan demikian
azas efisiensi dan efektivitas serta intensitas sekaligus dijadikan titik tolak. Di samping itu,
sistem training tak dapat ditinggalkan terutama yang menyangkut masalah keterampilan.
Demikianlah gabungan dari ketiga sistem ini dengan harapan dapat menghasilkan
calon ulama yang yang berpengetahuan luas tentang agama, dan mendasar yang sesuai
dengan apa yang menjadi tujuan kita semua.
Dalam dunia pesantren, Kyai adalah figur sentral yang merupakan penentu arah
kebijakan dari lembaga ini. Tetapi seiring berjalannya waktu, dan semakin berkembangnya
Pondok Pesantren ini maka dipandang perlu untuk membentuk suatu kepengurusan yang
disebut disesuaikan dengan kebutuhan.
Struktur kepengurusan ini meliputi berbagai bidang yang dikelola oleh Pondok
Pesantren ini. Seperti unsur sekolah, dunia usaha, komite sekolah, koperasi, unit produksi,
unit pengabdian masyarakat dan lain sebagainya. Hal ini didukung pula oleh sumber daya
manusia yang berkualitas dan penempatan yang sesuai dengan bidang keahliannya.
Secara umum, organisasi dan manajemen Pondok Pesantren disesuaikan dengan
kebutuhan dan tujuannya, untuk itulah diperlukan pembagian tugas dan tanggun jawab yang
profesional untuk menciptakan iklim kerja yang kondusif yang didukung oleh proses dan
produk administrasi yang baik dan berfungsinya struktur organisasi yang telah ditetapkan
sehingga terbaginya tugas secara merata dan berhasil guna.
Secara konkrit susunan kepengurusan Pondok Pesantren PKP Al Hidayah sebagai
berikut :
Pembina : Pemerintah Provinsi Jambi
Pimpinan Pondok : Drs. H. Abdul Kadir Sobur, Ph.D
Wakil Pimpinan : H. Zayadi, SH
Sekretaris : Jonaidi. HM, S.Pd.I
3
Kepala MIS : Andi Bunwir, S.Pd.I
Kepala MTs : Dra. Siti Aminah
Kepala MAS : Drs. Satria
G. Kegiatan Pendidikan
Pada awal berdirinya Pondok Pesantren ini, merupakan tempat menutut ilmu bagi
santri yang merupakan utusan dari berbagai Kabupaten dalam Propinsi Jambi, dengan proses
seleksi yang ketat pada masing-masing Kabupaten kemudian dilaksankan ujian masuk di kota
Jambi. Pola santrinisasi dan kebutuhan santri pada saat sepenuhnya ditanggung oleh
Pemerintah Daerah, sehingga para santri dibebaskan dari segala bentuk pembiayaan bahkan
sebaliknya, mereka dibiayai selama menjadi santri. Hal ini dilakukan karena memang tujuan
utama pada pendirian Pondok Pesantren Modern ini adalah untuk kader-kader ulama yang
akan mengabdi kepada masyarakat mereka masing-masing setelah meyelesaikan
pendidikannya di Pesantren.
Perkembangan selanjutnya ditandai dengan didirikannya Madrasah Formal, dengan
tingkata pendidikan Madrasah Aliyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Ibtidaiyah
dengan penerapan kurikulum kombinasi antara Kurikulum Diknas, Depag dan Kurikulum
Pesantren itu sendiri. Dengan demikian, maka tidak hanya ilmu yang bernafaskan keagamaan
saja yang dipelajari, tetapi jua merambah ke bidang keduniawian, yang pastinya berguna
untuk bekal santri setelah menyelesaikan pendidikannya di Pesantren. Sistem pendidikan
kombinasi ini memberikan gambaran yang jelas bahwa seorang santri selain dituntut
menguasai ilmu-ilmu agama, tetapi juga dibekali dengan pengetahuan umum sebagai tuntutan
dalam membentuk generasi Islam yang kuat.
Selaras dengan perkembangan zaman, Pondok Pesantren Modern Al Hidayah
mendapat bantuan dari Asian Development Bank (ADB) dalam pengadaan keterampilan.
Dengan demikian terbentuklah kurikulum ekstra plus dengan tiga cabang keterampilan yaitu :
1. Keteampilan Pertanian Terpadu
2. Keterampilan Tata Busana
3. Keterampilan Elektronika
Untuk mengatur kehidupan santri secara baik dan tertib, maka dibentuk jadwal waktu
sesuai dengan kebutuhan sebagai berikut :
Jam : 04.30 Bangun Tidur
04.45 – 05.00 Sholat Subuh berjama’ah
05.00 – 05.30 Membaca al Qur’an
05.35 – 06.15 Pemberian kosa kata (Bahasa Arab dan Inggris)
06.15 – 07.00 Persiapan masuk kelas
07.15 – 12.25 Kegiatan belajar mengajar di kelas
12.30 – 13.00 Sholat Zuhur berjama’ah
13.00 – 13.30 Makan siang
14.00 – 16.00 Kursus Bahasa (Bahasa Arab dan Inggris)
Keterampilan
a. Pertanian Terpadu
b. Tata Busana
c. Elektronika
16.00 – 16.15 Sholat Ashar berjama’ah
16.15 – 17.15 Olahraga
17.15 – 17.30 Makan malam
17.30 – 18.00 Persiapan ke masjdi
18.00 – 18.30 Sholat Magrib berjama’ah
18.30 – 19.00 Membaca al Qur’an
19.00 – 19.15 Sholat Isya’ berjama’ah
20.00 – 22.00 Belajar bersama di kelas masing-masing
22.00 – 04.30 Istirahat
4
I. Kegiatan Ekstarakurikuler Santri
a. Latihan Muhadloroh (dilaksanakan pada malam Jum’at dan malam Senin dalam
tiga bahasa. Bahasa Arab, Inggris dan Bahasa Indonesia)
b. Seni baca al Qur’an pada hari Selasa jam 14.00 s/d 16.00
c. Kaligrafi
d. Pramuka
e. Seni Islami (Barzanji, Nasyid, Rebana)
f. Membantik
g. Kursus bahasa asing (Arab dan Inggris)
Seluruh kegiatan ekstra kurikuler ini dimaksudkan untuk mewadahi seluruh bakat dan
minat santri. Dari kegiatan ini telah banyak memberikan kontribusi yang positif bagi
pesantren maupun para santri, hal ini dibuktikan dengan prestasi-prestasi yang berhasil diraih
dalam berbagai cabang lomba dalam tingkat daerah (Propinsi)
Spesifikasi pada Pondok Pesantren Modern Al Hidayah ini dapat dilihat pada sistem
pengajarannya yang tidak hanya menitikberatkan pada ilmu agama saja, tetapi juga ilmu-ilmu
keduniawian lainnya, di mana para santri dituntut mampu menjadi seorang manusia yang
tidak hanya rajin beribadah, tetapi juga mempunyai keterampilan untuk mengarungi kerasnya
kehidupan dunia.
Pramuka PKP Al – Hidayah lahir seiring dengan lahirnya PKP Al – Hidayah pada tahun
1978 M. Pramuka PKP Al – Hidayah berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepramukaan dari
tingkat ranting, cabang, daerah bahkan tingkat nasional.
Kegiatan – kegiatan kepramukaan yang pernah diikuti oleh pramuka PKP Al – Hidayah
baik tingkat daerah maupun nasional diantaranya adalah sebagai berikut:
Prestasi – prestasi yang pernah diraih oleh Pramuka PKP Al – Hidayah diantaranya
adalah sebagai berikut:
Pramuka PKP Al – Hidayah terdaftar dengan nomor Gudep 745 – 746 dengan anggota
semua santri Aliyah PKP Al – Hidayah yang berjumlah 192 orang. Rutinitas Pramuka PKP Al –
Hidayah antara lain:
Seluruh santri yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah ini
berjumlah keseluruhan sebanyak 547 santri dengan perincian sebagai berikut :
1. Madrasah Ibtidaiyah : 97 santri
2. Madrasah Tsanawiyah : 384 santri
3. Madrasah Aliyah : 192 santri
Jumlah : 673 santri
Seluruh santri dengan jenjang pendidikan Madrasah Aliyah dan Madrasah
Tsanawiyah bermukim di asrama Pondok Pesantren Modern Al Hidayah, sedangkan santri
pada jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah merupakan santri yang berdomisili di sekitar
komplek pondok.
Para ustadz yang berperan aktif dalam proses belajar mengajar di pondok ini
berjumlah 66 orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda pula, dengan rincian
sebagai berikut :
1. Lulusan SMA/MA/Sederjat : 10 orang
2. Lulusan D2 : 5 orang
3. Lulusan D3 : 1 orang
3. Lulusan S 1 : 45 orang
4. Lulusan S 2 : 4 orang
5. Lulusan S 3 : 1 orang
Jumlah : 66 orang
Sedangkan karyawan dan karyawati yang aktif dalam pengurusan Pondok Pesantren
Modern Al Hidayah sebanyak 20 orang dengan latar belakang pendidikan yang beraneka
ragam dengan rincian tugas sebagai berikut :
1. Administrasi : 5 orang
2. Sopir : 1 orang
3. Kesehatan : 2 orang
4. Satpam : 4 orang
5. Tukang rumput : 2 orang
6. Pembina santri : 4 orang
7. Waserda : 1 orang
8. Perpustakaan : 1 orang
Jumlah : 20 orang
N. PROGRAM PENGEMBANGAN
Seperti waktu yang terus berdetak, begitupun juga Pondok Pesantren Modern Al
Hidayah yang harus terus berkembang mengikuti perubahan zama, namun tetap tidak
meninggalkan ciri khas dari pesantren itu sendiri. Beberapa rencana pengembangan, baik
yang sedang berjalan maupun yang akan berjalan di kemudian agar tetap eksis dan maju
dalam perkembangan yang positif dalam mewujudkan cita-citanya adalah :
1. Rehab perumahan guru, asrama santri, sarana ibadah santri, dapur umum, kantor utama
pondok, ruang belajar, gerbang utama pondok serta fasilitas santri lainnya, yang
semuanya merupakan bantuan fisik dari Pemerintah Propinsi Jambi dalam hal ini Biro
Kesejahteraan Sosial Setda Propinsi Jambi.
2. Perubahan kurikulum yang setaraf dengan pesantren-pesantren yang lainnya sudah maju
dan berkembang dengan tidak meninggalkan ciri khasnya.
3. Rencana pengadaan satu grup Drum Band Al Hidayah, dengan pengajuan bantuan kepada
Gubernur Jambi Cq. Biro Kesejahteraan Sosial Setda Propinsi Jambi
4. Pengenbangan perpustakaan Pesantren.
Perpustakaan merupakan jantung dalam dunia pendidikan. Perpustakaan
merupakan sarana yang sangat membantu para santri dalam memperluas cakrawala
pengetahuan dan wawasan pemikiran tentang berbagai hal, baik yang berkenaan dengan
pendidikan maupun dunia luas.
7
Berdasarkan hal di atas, kami berencana dan mengupayakan pengembangan
perpustakaan Pesantren Al – Hidayah dalam hal:
a. Pembangunan gedung perpustakaan yang memadai.
b. Penambahan buku – buku yang variatif dan komprehensif dari berbagai ilmu
pengetahuan.
c. Penambahan koleksi bacaan berupa; koran, majalah, tabloid, dan lain – lain.
d. Dua unit computer lengkap.
5. Pengembangan dan Penguasaan Bahasa.
Penguasaan bahasa untuk melandasi ilmu – ilmu agama sangatlah urgen terutama
bahasa Arab dan Inggris. Bahasa bukan hanya merupakan alat komunikasi dalam dunia
ilmu pengetahauan, tetapi juga sebagai alat untuk kegiatan ekonomi dan politik global.
Dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa asing di kampus PKP Al –
Hidayah, maka kami berencana dan mengupayakan fasilitas atau instrument berupa:
a. Laboratorium bahasa lengkap
b. Radio kampus dengan radius jangkauan 25 km.
c. Buletin kampus yang bersifat bulanan.
6. Pengembangan Pendidikan dan IPTEK
Program ini bertujuan untuk meningkatan daya saing lulusan pesantren, baik di
sektor dunia kerja maupun akses ke perguruan tinggi umum. Untuk tujuan ini, kami akan
berencana dan mengupayakan fasilitas atau instrumen berupa:
a. Laboratorium komputer lengkap berkafasitas 25 unit komputer
b. Laboratorium internet lengkap.
Selain itu, pondok ini juga terus secara intensif membina kerjasama dengan pihak lain
yang berkompeten, baik itu pemerintah maupun swasta. Dari kerjasama ini diharapkan bisa
mewujudkan rencana program pengembangan pesantren dan mampu membawa
perkembangan yang berarti dan saling menguntungkan.
8
Terlebih dengan adanya berbagai fasilitas pendukung yang telah dimiliki oleh PKP Al
Hidayah.
Potensi lahan yang ada, yakni 6,25 hektar lahan patut diberdayakan sebagai sumber
daya yang tak terputus. Lahan akan dialokasikan sebagai lahan perkebunan (5 hektar),
pertanian (0,5 hektar), peternakan (0,5 hektar), dan perikanan (0,25 hektar). Namun
keterbatasan dana menjadi kendala untuk pengoptimalan sumber daya alam yang ada.
2. PERMASALAHAN
Dengan potensi-potensi yang dimiliki pondok, sudah seharusnya pondok ini dapat
berbenah mengembangkan diri agar dapat memberikan yang terbaik untuk masyarakat
bukan malah menyerap dana dari masyarakat. Dengan segudang keilmuannya, sudah
saatnya PKP Al Hidayah mampu memberikan sumbangsih, paling tidak sebagai tempat
penempaan mental wiraswastawan yang agamis.
Untuk pengembangan kegiatan tersebut, dibutuhkan sejumlah dana dan fasilitas
yang representative. Terutama ruang belajar, asrama, rumah kaca (green house), dan unit
penanganan lepas panen.
Komitmen pondok sebagai lembaga non profit, bukannya tidak berdampak. Begitu
banyaknya unsur pelaksana kegiatan yang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Orang
tua murid sudah terlalu banyak pungutan untuk menghidupi pondok. Pengelolaan sumber
daya alam yang ada, jelas membutuhkan dana yang tidak sedikit. Ini merupakan suatu
kendala yang jelas membutuhkan pemecahan. Dalam hal ini, PKP Al Hidayah mengalami
keterbatasan dana dan peralatan.
4. MACAM KEGIATAN
5. MANFAAT KEGIATAN
9
Kegiatan pengembangan ini diharapkan memberikan manfaat yang nyata, terutama
bagi operasional kegiatan Pondok. Dengan adanya fasilitas yang memadai, diharapkan
dapat memberikan nilai jual yang lebih. Misalnya untuk pelatihan bagi petani, pelatihan
outbond dan achievment motivation training bagi para pelaku agribisnis.
Dengan adanya pembangunan sarana untuk LM3 Model, maka PKP Al Hidayah
diharapkan dapat menjadi pusat pelatihan pengembangan agribisnis Pondok Pesantren se
wilayah Sumatera umumnya, dan pondok pesantren se Propinsi Jambi khususnya.
Demikian proposal kami buat, dengan harapan ac kan terjalin kerja sama yang
sangat menguntungkan berbagai pihak. Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami
ucapkan banyak terima kasih. Semoga allah meridloi niat baik kita. Amien.
Direktur,
10