Tn. B usia 75 tahun, tinggal di panti werdha budi luhur sejak 2 tahun yang lalu,
keluarga minitipkan Tn. B di sebabkan karena keluarga sibuk dengan urusan masing-
masing. Tn. B dulunya bekerja di pabrik alumunium, Kondisi fisik Tn. B saat ini
mengalami gangguan memori dan orientasi. Saat wawancara yang dilakukan untuk status
mental dari sepuluh pertanyaan yang diajukan hanya dua jawaban yang benar yakni
tempat dan nama ibu . Selain itu klien tidak mampu melakukan perawatan diri secara
mandiri melainkan membutuhkan bantuan orang. Tn. B sering lupa jalan pulang apabila
sedang berpergian, sulit mandi, berpakaian, dan toileting, Tn. B juga sering tersinggung
dan mudah marah. Sebelumnya klien pernah dibawa berobat ke PKM dan didiagnosa oleh
dokter bahwa Tn. B menderita demensia yang merupakan bagian normal dari proses
penuaan.
Saat pengkajian di dapatkan bahwa TD : 140/80 MmHg, S : 370C, RR: 24 x/menit,
N : 75 x/menit. Kuku klien tampak kotor, badan klien bau, penampilan kurang menarik,
kulit kepala kotor dan bau, mulut klien bau, gigi klien tampak tidak lengkap dan tampak
adanya karies pada gigi klien serta klien tampak binggung. Nafsu makan klien menurun,
klien makan dengan porsi yang sedikit, fungsi mengunyah kurang baik. Jumlah minum
klien 2000 cc/hari dengan air mineral. Kekuatan otot klien menurun sehingga klien
berjalan dengan lambat, klien tampak mengalami kaku sendi, klien tampak menggunakan
tongkat, klien tampak berjalan dengan hati- hati dan kekuatan otot klien 4 ( dapat gerak
dan dapat melawan hambatan yang ringan).
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
1. Nama : Tn. B
2. Umur : 75 tahun
3. Alamat : Jambi
4. Pendidikan : SMA
7. Agama : Islam
Keluarga klien juga pernah mengatakan bahwa anggota keluarga klien tidak pernah
mengalami hal yang sama seperti klien dan juga tidak pernah menderita penyakit
penyakit lainnya.
5. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda – tanda vital
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 75 kali/menit
Suhu : 37oC
Respirasi : 24 kali/menit
Berat badan : 45kg
6. Tinjauan Sistem
Keadaan Umum
Secara umum, klien mengalami keadaan fisiologis yang terjadi dikarenakan proses
penuaan seperti penurunan fungsi indera.
Kepala
Bentuk kepala simetris, warna rambut memutih/ beruban, keadaan rambut rontok,
kulit kepala kotor dan bau.
Mata
Ketajaman penglihatan klien kabur, sclera putih dan jernih, ukuran isocor, warna
gelap, reaksi terhadap cahaya miosis. Refleks pupil sama besar, dan bereaksi
terhadap cahaya, konjungtiva anemis, lapang pandang kurang jelas.
Hidung
Bentuk simetris, struktur bagian dalam merah muda, fungsi penciuman klien kurang
baik.
Telinga
Warna kulit luar telinga bagian luar sawo matang, tidak terdapat lesi, kulit telinga
berkurang elastisitasnya. Fungsi pendengaran kurang baik, tidak ada nyeri, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
Mulut
Bentuk simetris, kelembaban baik, mukosa mulut merah muda, gigi kurang bersih,
ada karies, gigi tidak lengkap, keadaan gusi kurang baik, tidak ada peradangan.
Fungsi mengunyah kurang baik, fungsi pengecap tidak begitu baik, fungsi bicara
kurang jelas, bau mulut, refleks menelan kurang baik.
Leher
Saat diraba tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening, kelenjar tryroid dan
sub mandibularis baik, kaku kuduk tidak ada.
Sistem Pernapasan
Bentuk dada simetris, frekuensi napas cepat, klien tidak mengalami batuk dan tidak
menggunakan alat bantu pernapasan, suara napas vesikuler.
Sistem kardiovaskuler
Denyut nadi perifer teraba lemah, bunyi jantung normal (tidak ada bunyi tambahan}
Sistem Gastrointestinal
Lidah tampak tidak ada lesi dan tidak ada benjolan.
Sistem urinaria
Tn. B berkemih 4-5 kali sehari, tidak nyeri saat berkemih dan lancar.
Sistem muskuloskeletal
Kekuatan otot klien menurun sehingga klien berjalan dengan lambat, klien tampak
mengalami kaku sendi, menggunakan tongkat, dan berjalan dengan hati- hati.
Sistem Integumen
Kulit tampak keriput, warna kulit sawo matang, lesi tidak ada, kuku klien tampak
kotor dan kurang terawat.
Sistem endokrin
Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening
a. Psikososial
Klien ikhlas menerima keadaanya, walaupun suasana hatinya sedih, klien
sering tersinggung dan mudah marah. Konsep diri klien tampak menurun karena
faktor usia dan merupakan proses penuaan. Orientasi klien kurang baik karena
konsentrasi yang menurun sehingga klien mengalami penurunan daya ingat
menyebabkan klien sulit melakukan aktivitas dan defisit keperawatan diri.
Hubungan klien dengan keluarga / kerabat kurang baik, hubungan klien
dengan penghuni lain kurang baik, hubungan dengan petugas kurang baik dan adat
istiadat yang dianut klien yaitu adat melayu. Dikarenakan klien mengalami
gangguan memori dan orentasi sehingga klien kurang berintraksi sosial dengan
petugas panti dan penghuni panti lainnya.
b. Spiritual
Klien menganut agama islam, klien tampak sering sholat dan sering
berdoa.
Kegiatan
A Mandiri dalam makan, kontinensia, menggunakan pakaian, pergi ke toilet,
berpindah mandi
B Mandiri semuanya, kecuali salah satu saja dari fungsi di atas
C Mandiri kecuali mandi dan salah satu lagi fungsi lain
D Mandiri kecuali mandi, berpakaian, dan salah satu lagi fungsi yang lain.
E Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan salah satu lagi fungsi yang lain.
F Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah, dan salah satu lagi fungsi
yang lain.
G Ketergantungan untuk semua fungsi di atas
H Lain – lain
Keterangan :
Klien hanya mandiri pada saat makan dan minum sedangkankegiatan
lainnya klien membutuhkan bantuan
2. Barthel index
Skor : 65
Interpretasi Hasil : ketergantungan sebagian
TOTAL 30 13
Interpretasi hasil :
4. Mata tertutup 0
5. Perputaran leher 0
6. Membungkuk 1
4. Kesimetrisan langkah 0
Jumlah skor 8
Interpestasi hasil :
B. ANALISA DATA
DO:
Klien tampak mengalami gangguan
memori dan orientasi
Klien tampak bingung
Pemeriksaan MMSE: nilai 13
2. DS : kesulitan Risiko cidera
Petugas panti mengatakan kekuatan otot keseimbangan
klien menurun sehingga klien berjalan dalam beraktifitas
dengan lambat
DO :
klien tampak sering mengalami kaku
sendi
klien tampak menggunakan tongkat
klien tampak berjalan dengan hati- hati
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
N Diagnosa
Tujuan & KH Intervensi Rasional
O Keperawatan
1 Gangguan Tujuan : Mandiri
. orientasi b.d Setelah 1. Kembangkan lingkungan 1. Mengurangi
perubahan diberikan yg mendukung & hubungan kecemasan dan
fisiologis tindakan 3 x klien-perawat yg terapeutik. emosional.
(degenerasi 24 jam
neuron keperawatan 2. Pertahankan lingkungan 2. Kebisingan
ireversibel) diharapkan yg menyenangkan dan merupakan sensori
demensia klien mampu tenang. berlebihan yg
mengenali meningkatkan
perubahan gangguan neuron.
dalam berpikir
dengan 3. Menimbulkan
KH: 3. Tatap wajah ketika perhatian, terutama
Mampu berbicara dengan klien. pada klien dg gangguan
memperlihatka perceptual.
n kemampuan
kognitif untuk 4. Nama adalah
menjalani 4. Panggil klien dengan bentuk identitas diri &
konsekuensi namanya. menimbulkan
kejadian yang pengenalan terhadap
menegangkan realita & klien.
terhadap emosi
& pikiran 5. Meningkatkan
tentang dirinya 5. Gunakan suara yang agak pemahaman. Ucapan
Mampu rendah dan berbicara dengan tinggi & keras
mengembangk perlahan pada klien. menimbulkan stress yg
an strategi mencetuskan
untuk konfrontasi & respon
mengatasi marah.
anggapan diri
yang negative.
6. Seiring
6. Gunakan kata-kata perkembangan
pendek, kalimat, dan instruksi penyakit, pusat
sederhana(tahap demi tahap). komunikasi dlm otak
terganggu sehingga
menghilangkan
kemampuan klien dlm
respons penerimaan
pesan & percakapan
secara keseluruhan.
Kolaborasi
Kolaborasi 1. Untuk mengurangi
1. Berikan obat sesuai rasa depresi pada klien.
indikasi
2 Resiko cidera Tujuan : Mandiri
. b.d kesulitan Setelah 1. Kaji derajat gangguan 1. Mengidentifikasi
keseimbangan dilakukan kemampuan, tingkah laku risiko di lingkungan
tindakan impulsive dan penurunan dan mempertinggi
keperawatan persepsi visual. Bantu kesadaran perawat akan
3x 24 jam keluarga mengidentifikasi bahaya. Klien dengan
diharapkan risiko terjadinya bahaya yang tingkah laku impulsi
Risiko cedera mungkin timbul. berisiko trauma karena
tidak terjadi kurang mampu
dengan mengendalikan
KH : perilaku. Penurunan
Meningkatkan persepsi visual berisiko
tingkat terjatuh.
aktivitas.
Dapat 2. Hilangkan sumber 2. Klien dengan
beradaptasi bahaya lingkungan. gangguan kognitif,
dengan gangguan persepsi
lingkungan adalah awal terjadi
untuk trauma akibat tidak
mengurangi bertanggung jawab
risiko trauma/ terhadap kebutuhan
cedera. keamanan dasar.
Hari 1
P : intervensi di
lanjutkan
Hari ke 2
Diagnosa Tanggal/ Catatan Keperawatan Tangga Perkembangan Ket
Keperawa jam l/ jam (Evaluasi)
tan
DX I 20 / 01 / 1. Mengembangkan 20 / S:
2013 lingkungan yg mendukung & 01 / Klien
08.30 hubungan klien perawat yg 2013 mengatakan senang
terapeutik. 13.30 jika di panggil
Hasil : klien masih mudah dengan namanya
tersinggung Klien
mengatakan mudah
memahami
2. Mempertahankan pembicaraan dengan
lingkungan yg menyenangkan kata-kata pendek
dan tenang. O:
Hasil : klien tampak Klien tmapak
nyaman mengalami
gangguan memori
3. Menatap wajah ketika dan orientasi
berbicara dengan klien. Klien tampak
Hasil : klien tidak mau bingung
menatap wajah perawat jika Pemeriksaan
berbicara MMSE:13
4. Memanggil klien dengan A : masalah teratasi
namanya. sebagian
Hasil : klien tampak senang
jika di panggil dengan P : intervensi 1, 3,
namanya 4, 5, 6, 7, dilanjutkan
6. Menggunakan kata-kata
pendek, kalimat, dan instruksi
sederhana(tahap demi tahap).
Hasil : klien tampak
mengerti
Hari ke 3
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
Demensia kerusakan fungsi kognitif global yang biasanya bersifat progresif dan
mempengaruhi aktivitas sosial juga aktivitas kehidupan sehari – hari.
Penyebab demensia yang paling sering pada individu yang berusia diatas 65
tahun adalah(1) penyakit Alzheimer, (2) demensia vaskuler, dan (3) campuran antara
keduanya. Ada juga penyebab lain yang mencapai kira-kira 10 persen diantaranya adalah
demensia Lewy body, penyakit Pick, demensia frontotemporal, hidrosefalus tekanan
normal, demensiaalkoholik, demensia infeksiosa (misalnya human immunodeficiency
virus (HIV) atau sifilis) dan.penyakit Parkinson.
Demensia yang sering terjadi adalah demensia Alzheimer dan demensia vaskuler. Secara
umum tanda dan gejala demensia adalah sebagai berikut :
1. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, “lupa” menjadi
bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
2. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun,
tempat penderita demensia berada
3. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar,
menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita
yang sama berkali-kali
4. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuah drama
televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa takut dan
gugup yang tak beralasan. Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa
perasaan-perasaan tersebut muncul.
5. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah.