Teori Dalam Penelitian Kualitatif 5
Teori Dalam Penelitian Kualitatif 5
Disusun
Oleh Kelompok :
SUMATERA UTARA
T.A 2022-2023
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Teori dalam penelitian kualitatif.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dari berbagai
referensi serta berbagai bantuan berupa solusi dari teman-teman semua sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar dapat dilakukan perbaikan pada makalah.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
dampaknya bagi masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 18
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam setiap penelitian, setiap peneliti pasti membutuhkan teori- teori yang berkaitan
dengan objek yang akan dikaji dalam penelitinnya. Teori yang digunakan atau
diperoleh peneliti adalah teori yang sudah teruji kebenarannya atau dengan kata lain teori i
tu dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya dan dari sumber- sumber yang
terpercaya. Maka dari itu dalam setiap penelitian rujukan atau yang sering kita sebut
sebagai daftar pustaka sangat dianjurkan bahkan diwajibkan. Mengapa? Karena, apa-
apa yang telah kita jadikan sebuah rujukan harus lah relevan dan akurat dengan keadaan
atau daftar rujukan yang kita ambil.
Adapun penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep
yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang diharapkan.
Ide-ide dan konsep-konsep untuk penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri
dan dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya
yang kita kenal jugasebagai literatur atau pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini
kemudian kita jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam penelitian.
Penelusuran atau pencarian pustaka yang relevan seyogyanya juga dilakukan sebelum
kegiatan atau pelaksanaan penelitian itu berjalan. Kepustakaan atau literatur yang
dijadikan landasan dalam kajian teori ini akan memiliki arti dalam mempertimbangkan
cakupan penelitian yang sedang dikerjakan. Studi kepustakaan ini juga memiliki
peranan atau fungsi yang sangat penting.
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Teori
Teori adalah seperangkat dalil mengenai hubungan antara berbagai konsep.
Dalam penelitian kualitatif, teori yang sudah ada memiliki kegunaan yang cukup penting,
teori dalam penelitian kualitatif digunakan secara lebih longgar, teori memungkinkan dan
membantu untuk memahami apa yang sudah diketahui secara intuitif pada saat pertama,
tetapi bersifat jamak untuk berubah sebagaimana teori sosial berubah. Pada umumnya
teori bagi penelitian kualitatif berguna sebagai sumber inspirasi dan pembanding.1
Menurut Neuman teori merupaan suatu sistem gagasan dan abstraksi yang
memadatkan dan mengorganisasi berbagai pengetahuan manusia tentang dunia sosial
sehingga mempermudah pemahaman manusia tentang dunia sosial, sementara itu, menurut
Turner (Babbie, lggz) teori adalah suatu penjelasan sistematis tentang hukum-hukum dan
kenyataan-kenyataan yang dapat diamati yang berkaitan dengan aspek khusus dari
kehidupan manusia. 2
Menurut Ismaun Teori adalah pernyataan yang berisi kesimpulan substantive tentang
keteraturan. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi “Teori adalah serangkaian
asumsi, konsep, abstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan sesuatu fenomena
social secara sistematis dengan cara memutuskan hubungan antara konsep-konsep yang
ada”.3
Teori didefinisikan sebagai seperangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaksis
(yaitu mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis atau dengan lainnya
dengan data dasar yang dapat diaamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan
dan menjelaskan fenomena yang diaamati. Teori adalah seperangkat bagian-bagian atau
variable, definisi, dalil, dan proposisi yang saling berhubungan dengan menyajikan sebuah
pandangan sistematis mengenai fenomena dnegan menentukan hubungan antara variable,
dengan tujuan menjelaskan fenomena alamiah”.
3
Secara umum, teori adalah sebuah system konsep abstrak yang mengindikasikan
adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah
fenomena. Teori merupakan salah satu konsep dasar penelitian social. Secara khusus, teori
adalah seperangkat konsep konstruk, definisi dan proposi yang berusaha menjelaskan
hubungan sistematis suatu fenomena, dengan cara memrinci hubungan sebab akibat yang
terjadi. 4
Berdasarkan beberapa pengertian diatas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa
suatu teori adalah suatu konseptualitas antara asumsi, konstruk, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena yang diperoleh melalui proses sistematis, dan harus dapat
diuji kebenarannya, bila tidak maka itu bukan teori.5
2. Pentingnya Teori
Dengan melakukan kaji literatur peneliti akan memperoleh beberapa manfaat antara lain:
1. Peneliti akan mengetahui dengan pasti apakah permasalahan yang akan dipilih untuk
memecahkan melalui penelitian betul-betul belum pernah diteliti oleh orang-orang
terdahulu. Jika dari kajian pustaka diketahui bahwa ternyata permasalahan yang dirasakan
sebagai masalah sudah terdapat di dalam buku-buku karena sudah terbuk ti melalui
prosedur ilmiah maka calon peneliti tentang masalah tersebut agar apa yang ialakukan
bukan sekedar meneliti tampa arti. Hasrat serta modal yang tersedia dapat dialihkan pada
masalah-masalah lain yang memang cukup bermanfaat.6
2. Dengan mengadakan kajian literatur peneliti dapat mengetahui masalah-masalah lain yang
mungkin ternyata lebih menarik dibandingkan dengan masalah yang telah dipilih
terdahulu. Jika permasalahan atau topik yang diinginkan seperti telah disebutkan dinomor
satu ternyata sudah banyak diteliti oleh peneliti lain, maka masalah-masalah atau topik
yang menarik tersebut dapat dijadikan sebagai penggantinya.
3. Dengan mengetahui banyak hal yang tercantum di dalam literarur (dan ini merupakan
yang terpenting bagi pelaksanaan bagi penelitiannya), peneliti akan dapat lancar dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Dalam tonggak-tonggak tertentu dari langkah nya meneliti,
peneliti memang diharuskan untuk mengacu pada pengetahuan, dalil, konsep, atau
ketentuan yang sudah ada. Penggunaan acuan tersebut harus dilakukan dengan menujuk
4
langsung pada sumber di mana bahan acuan tersebut diperoleh.
Dengan banyak membaca pustaka, tugas peneliti akan dapat diperingan karena nya.
Misalnya saja ia tidak aka n kesulitan memilih teknik pengumpulun data, teknik untuk
menganalisis data yang terkumpul.
7Sandu Siyoto dan Ali Sodk, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi MediaPublishing, 2015),hlm.102-105.
8SuharsimiArikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005),hlm.30.
5
C. Penyusunan Teori dalam Penelitian Kualitatif
1. Batasan Teori
Semua kajian ilmiah pasti membutuhkan teori sebagai landasan pijakan dalam
kerangka berpikir dan pengembangan metode penelitiannya. Oleh sebab itu, posisi
teori dalam kajian ilmiah adalah sebuah keniscayaan. yang dimaksud dengan teori
adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk
menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. Sementara itu, yang dimaksud
dengan teori adalah perangkat proposisi yang berinteraksi secara sintaksis (yaitu yang
mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis dengan lainnya
melalui data atas dasar yang bisa diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk
meramalkandan menjelaskan fenomena yang diamati. Selanjutnya disampaikan
bahwa, teori memiliki 4 fungsi, yaitu:
9
Mustafa Bisri, Pedoman Menulis Proposal Penelitian Skripsi Dan Tesis, (Yogyakarta:Panji Pustaka.2009) hlm.29.
6
4. menyajikan penjelasanpenjelasan.
10
Madekhan, Posisi dan Fungsi Teori dalam Penelitian Kualitatif, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran.https://jurnalpendidikan.unisla.ac.id/index.php/reforma/article/download/78/76. Diakses Pada 26 Mei
2021. Pukul 03.36 WIB, hlm, 65-66.
7
banyak pengalaman profesi, semakin banyak pula landasan pengetahuan dan wawasan
yang tersedia untuk melakukan penelitian.
3. Mapping Teori
Agar seorang peneliti memiliki wawasan yang cukup tentang penerapan teori-teori
yang berkaitan dengan topik penelitiannya, maka sebelum menulis karya ilmiahnya,
perlu melakukan mapping terlebih dahulu teori ataupun literatur relevan yang
berkualitas. Hal itu dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh pengalaman dari
orang lain dalam membahas suatu masalah dengan alternatif pemecahannya secara
ilmiah yang memadai., mapping teori dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
Membaca penelitian yang terdahulu Melalui penelitian lain yang terdahulu, peneliti
dapat mengetahui bagaimana masalah dalam penelitiannya pernah dibahas oleh orang
lain sebelumnya,dalam waktu dan tempat yang berbeda, dan mengetahui apa yang
pernah dilakukan orang lain dalam menjawab masalah, seperti yang akan dikaji dalam
penelitiannya. Apakah perlu komparasi, kritik, atau dirujuk. Mapping terhadap
penelitian terdahulu ini penting dilakukan dalam rangka memahami posisi penelitian di
antara penelitian lain pada umumnya. Selain itu, juga dapat menunjukkan orisinalitas
penelitian yang dilakukan.
Membaca Teori yang Relevan Teori-teori yang relevan dengan topik atau masalah
masalah yang bersifat eksploratif, atau yang jarang dibahas oleh orang lain, maka
sangat mungkin bila peneliti akan mengalami kesulitan dalam menemukan penelitian
lain dan teori yang relevan sebagai rujukan dalam mapping teorinya. Dalam kondisi itu,
pendapat ilmuwan yang berkompeten sesuai bidang kepakarannya, merupakan sumber
penting yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pemahaman kasus yang sedang
dikaji.
8
4. Penyusunan Teori
Terdapat dua macam teori dalam penelitian kualitatif, yaitu teori subtantif dan
teori formal. Teori subtantif merupakan teori yang dikembangkan untuk keperluan
subtantif atau empirisme dalam inquiry suatu ilmu pengetahuan. Sementara itu, teori
formal merupakan teori yang disusun secara konseptual dalam bidang inquiry suatu
ilmu pengetahuan. Kedua jenis teori ini sesungguhnya berbeda dalam hal derajat
keumumannya, namun penerapannya sering bergantian. Yang membedakan, bahwa
teori subtantif diperoleh melalui perbandingan antarkelompok, sedangkan teori formal
11
diperoleh melalui perbandingan berbagai teori subtantif.
Bagi kamu dan siapa saja yang ingin menulis, baik karya tulis ilmiah maupun non
ilmiah. Maka bisa mencoba menyusun kerangka berpikir, namun pastikan sudah paham
12
betul apa itu kerangka berpikir. Berikut penjelasan lengkapnya.
11Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis, (Yogyakarta:Andi Offset.2006), hlm. 70-71.
12K Norman Denzin dan S. Lincoln Yvonna, The Sage Handbook of Qualitative Research, Third Edition, (University of
Illinois: Sage Publications (CA), 2009),hlm. 48.
9
1. Pengertian Kerangka Pemikiran
Hal pertama yang perlu dipahami adalah definisi dari kerangka berpikir.
Mengutip definisi yang dipaparkan dari buku berjudul Metode Penelitian Kuantitatif
karya Dominikus Dolet Unaradjan.
Dalam definisi tersebut, kerangka berpikir dibuat lebih identik untuk karya
tulis ilmiah. Biasanya sudah mulai disusun sebelum melaksanakan kegiatan
penelitian, yang memuat semua variabel penelitian yang akan dilakukan.
Kerangka berpikir kemudian bisa dijelaskan atau digambarkan dalam bentuk susunan
bagan yang saling terhubung, atau bagan alir. Sehingga dari sumber berbeda,
kerangka berpikir diartikan sebagai suatu diagram yang menjelaskan secara garis
besar alur logika berjalannya sebuah penelitian.
Membantu lebih memahami apa itu kerangka berpikir, maka ada beberapa
13
pengertian yang dipaparkan oleh sejumlah ahli. Berikut beberapa diantaranya:
13
Salim dan Syahrum. Metodologi Penelitian Kualitatif .(Bandung: Ciptapustaka Media,
2012), hlm 110.
10
1. Sugiyono
2. Sapto Haryoko
3. Polancik
Ahli ketiga adalah Polancik, menurutnya kerangka pemikiran adalah diagram yang
berperan sebagai alur logika sistematika tema yang akan ditulis. Sehingga bentuk dari
kerangka berpikir adalah diagram yang saling terhubung. Hubungan ini berbentuk seperti
aliran, sehingga ketika disatukan akan membentuk jalan cerita yang logis dan mudah
dipahami. Kerangka berpikir akan membantu penulis untuk menyelesaikan tulisan yang
dikerjakan dengan baik dan selesai lebih cepat.
4. Eecho
Dasar pikiran ini kemudian bisa menjadi media bagi penulis atau peneliti untuk
mempengaruhi pemahaman orang lain. Sehingga menjadi modal penting agar suatu tulisan
dan penelitian bisa dianggap menarik, logis, dan layak untuk diteruskan.
14
Sugiyono, op. cit, hlm. 60.
11
A. Cara Membuat Kerangka Pemikiran
Jika sudah memahami pengertian dari kerangka pemikiran, maka tahap selanjutnya
adalah belajar cara membuatnya. Dalam membuat kerangka berpikir ternyata ada
beberapa tahap perlu dilalui: 15
Variabel sendiri adalah proses pengelompokan secara logis terhadap dua atau
lebih dari atribut dalam penelitian Atribut disini bisa dalam bentuk jenis data, seperti
usia dari objek penelitian, wilayah yang akan diteliti, tingkat pendidikan objek, dan
lain-lain.
15M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur.,Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.2009), hlm. 23.
12
Misalnya saat meneliti topik angka pengangguran di daerah X, maka ditemukan dua
variabel yang berhubungan dengan topik tersebut. Pertama, pekerjaan orang dewasa di
daerah X tersebut dan kedua adalah akses layanan pendidikan.
3. Mencari Referensi
Referensi atau sumber penelitian bisa diambil dari buku ilmu pengetahuan,
artikel online, jurnal ilmiah, jurnal cetak di perpustakaan, hasil wawancara, dan lain
sebagainya.
16
HarisHerdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ILMU Sosial, (Jakarta:Salemba Humanika,2010), hlm.97.
13
harus kuat dan logis, dan mengandalkan seluruh data hasil berburu referensi di tahap
sebelumnya. 17
Jadi, topik yang dibahas dan semua variabel yang sudah ditentukan
hubungannya kemudian dikaji ulang menggunakan seluruh informasi dari referensi
yang ditemukan. Lalu, ditarik kesimpulan untuk mengetahui topik tersebut punya
landasan kuat atau sebaliknya.
Misalnya pada saat mengikuti program hibah penelitian, maka seorang dosen
yang merupakan calon peneliti. Perlu meyakinkan lembaga yang menyediakan dana
hibah tersebut, bahwa penelitian yang dilakukan mumpuni dan punya urgensi tinggi.
Pada tahap inilah, peneliti perlu memaparkan argumennya secara logis dan
memiliki dasar yang kuat. Misalnya saat meneliti buah naga agar bisa punya masa
simpan lebih lama dengan menggunakan teknik buah buatan.
Maka peneliti membutuhkan teori kuat tentang buah buatan dan diperkuat
dengan argumen peneliti bahwa buah naga bisa dibuat menjadi buah buatan tadi.
17John.W.Creswell, Qualitatif Inquiry and Research Design, ( California: SagePublications, Inc.1998), hlm.74.
18J.WCreswell,.Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, (London: Sage Publications,
2003), hlm. 45.
19E. KristiPoerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta:LPSP3 UI.1998),hlm. 53.
14
Maka di tahap akhir tinggal dibuat diagram yang menyebutkan seluruh variabel dalam
penelitian. Kemudian diberi keterangan mengenai hubungan semua variabel tersebut, lalu
menyebutkan teori yang memperkuat topik, dan sebagainya.
Sehingga secara keseluruhan akan membentuk bagan alir yang menunjukan proses
penelitian dari awal sampai akhir. Bagan alir inilah yang disebut sebagai susunan kerangka
berpikir.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan terhadap materi yang
disusun penulis, yaitu:
1. Posisi teori dalam penelitian, yaitu: Pertama, untuk penelitian yang bermaksud
menemukan teori dari dasar dan Kedua, untuk penelitian yang bermaksud memperlua
steori yang sudah ada. Adapun fungsi teori dalam penelitian, yaitu menjelaskan,
meramalkan dan mengendali.
16
B.Saran
Penulis menyarankan agar membaca dan menjadikan makalah ini sumber rujukan
dalam memahami tentang teori dalam penelitian kualitatif agar kiranya berguna bagi
kita calon penyusun tugas akhir atau skripsi bagi S-1.
17
DAFTAR PUSTAKA
Hardani, dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif . Yogyakarta: Pustaka
IlmuGroup.
K Norman Denzin dan S. Lincoln Yvonna. 2009.The Sage Handbook of Qualitative Research
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur. 2009.Metode Penelitian Kualitatif . Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Madekhan. Posisi dan Fungsi Teori dalam Penelitian Kualitatif . Jurnal Pendidikan
danPembelajaran.https://jurnalpendidikan.unisla.ac.id/index.php/reforma/article/down
load/78/76. Diakses Pada 26 Mei 2021. Pukul 03.36 WIB.
. Jakarta:LPSP3 UI.
Salim dan Syahrum. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Ciptapustaka Media.
18
Sandu Siyoto dan Ali Sodk. 2015.Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi
MediaPublishing.
.Bandung: Alfabeta.
19