Anda di halaman 1dari 4

KONSEP KEILMUAN DAN KEBAHAGIAAN DALAM ILMU AKHLAK

Makalah Ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu: dr.TGH. Muhammad Yusran Azzahidi,QH.,M.HI.

Di Susun Oleh:
1.M.Agil Husain
2. Khirussubyan
3. Ahmad Tawakkal

PROGRAM STUDY HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH
IAI HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”konsep keilmuan
dan kebahagiaan dalam ilmu akhlak “. Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan,
pencarian bahan, sampai penyusunan, Kami mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan
dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, Kami
mengucapkan terimakasih dan kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan di masa yang akan datang, dan penyusun juga berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Anjani, 20 juni 2023


BAB I:
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kemuliaan adalah derajat atau kedudukan yang tinggi. Itulah mengapa, kemuliaan kerap
kali disimbolkan dengan batu mulia, seperti emas atau berlian.Kemuliaan berasal dari kata
dasar “mulia” merupakan kata sifat yang berarti kedudukan yang tinggi, pangkat yang
tinggi, martabat yang tinggi; tertinggi; luhur; terhormat. Sedangkan kemuliaan itu sendiri
berarti keluhuran; hal mulia; keagungan; kehormatan.
Kemuliaan adalah derajat atau kedudukan seseorang yang tinggi, pangkat yang tinggi,
martabat yang tinggi dan luhur, baik di hadapan manusia mupun di hadapan Tuhannya.
Oleh karena itu, untuk mencapai suatu tingkat kemual iaan itu seseorang harus merai hnya
dengan cara-cara tertentu dan perbuatan serta perilaku tertentu yang dianggap terpuji.

Bab II:
PEMBAHASAN
A. Pengertian kemuliaan dalam akhlak
Kemuliaan berasal dari kata dasar “mulia” merupakan kata sifat yang berarti kedudukan yang
tinggi, pangkat yang tinggi, martabat yang tinggi; tertinggi; luhur; terhormat. Sedangkan
kemuliaan itu sendiri berarti keluhuran; hal mulia; keagungan; kehormatan. Kemuliaan adalah
derajat atau kedudukan seseorang yang tinggi, pangkat yang tinggi, martabat yang tinggi dan
luhur, baik di hadapan manusia mupun di hadapan Tuhannya. Oleh karena itu, untuk mencapai
suatu tingkat kemual iaan itu seseorang harus merai hnya dengan cara-cara tertentu dan perbuatan
serta perilaku tertentu yang dianggap terpuji. Derajat kemuliaan seseorang di hadapan manusia
sebenarnya bukan karena pangkat, jabatan atau status sosialnya. Islam telah menghapus sistem
kasta, perbedaan status sosial, serta diskriminasi seseorang dalam segala hal.
Adapun Kemuliaan manusia (karāmah insāniah) adalah amanah dan anugerah yang diberikan
oleh Allah SWT. sebagai panduan dalam meniti kehidupan yang rukun dan damai dalam
bermasyarakat.Keagungan dan kemuliaan akhlak itu apabila melekat pada diri seseorang maka
kemudian dikenal sebagai akhlak terpuji. Orang yang sempurnak akhlaknya menurut Rasulullah
saw adalah manusia terbaik. Rasul mengatakan, yang maksudnya: “Orang yang terbaik di antara
kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya”.

Ada orang yang ingin membangun moralitas dirinya hanya berdasarkan petunjuk akal untuk
menentukan mengenai baik dan buruk. Namun kenyataan bahwa akal manusia terkadang tidak
sama dan tidak mampu menunjukkan mana yang baik dan yang buruk. Di sinilah perlunya risalah
(kerasulan) Muhammad saw yang membawa nur (cahaya) kebenaran untuk semua umat manusia.
Karena sifat-sifat terpuji yang diajarkan oleh Rasulullah saw tidak bertentangan bahkan sejalan
dengan nurani dan akal sehat manusia.
Sedangkan secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah
terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan
perbuatan- perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi.
Sedangkan Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak adalah suatu sifat baik yang biasanya
akan memiliki akhlak yang baik juga dan sebaliknya jika seseorang yang memiliki sifat tidak
baik cenderung memiliki akhlak yang tercela. Ada beberapa akhlak yang harus kita ketahui:
1). Akhlak terhadap Allah SWT
Manusia diberikan kesempurnaan dan kelebihan dibandingkan dengan makhluk yang lain.
Manusia juga diberikan akal untuk berpikir, perasaan dan nafsu. Sehingga sudah seharusnya kita
memiliki akhlak yang baik terhadap Allah SWT. Adapun kewajiban manusia terhadap Allah pada
garis besarnya ada dua yaitu mentauhidkan-Nya dan beribadah kepada-Nya.
2). Akhlak sebagai Orang Tua
Tentu anak menjadi amanah yang dititipkan oleh Allah SWT kepada orang tuanya. Kewajiban
kita sebagai orang tua adalah memberi nama yang baik, menyembelih hewan aqiqah hari ketujuh
dari kelahirannya, mengkhitankannya, memberi kasih sayang, memberi nafkah, memberikan
pendidikan terutama yang berhubungan dengan agama dan menikahkannya dengan pasangan
yang baik setelah dewasa.
3). Akhlak terhadap Sesama Manusia
Islam mengajarkan agar manusia selalu memelihara dan mengambangkan hubungan baik antar
sesama manusia termasuk dengan tetangga. Kewajiban ini dinilai penting karena dapat
mempengarui kualitas keimanan seseorang. Rasulullah SAW bersabda:

"Bukanlah orang yang beriman yang ia sendiri kenyang sedangkan tetangga (yang disebelah)nya
kelaparan." (HR. Bukhari).

Dari ketiganya, tentu kita harus lakukan dengan baik mengenai akhlak terhadap Allah SWT
maupun ke sesama manusia

Anda mungkin juga menyukai