BAHASA INDONESIA
Penerbit
Dilarang memperbanyak, mencetak, menerbitkan
sebagian maupun seluruh buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit
Ketentuan Pidana
Kutipan Pasal 72 Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-
masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu
juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau hak terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
MODUL PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
Penulis : Drs. Sarmadi, M.M.
Layout : Nyimas Amrina Rosyada
Desain Cover : Ismoko
Dicetak oleh:
CV. Amanah
Jl. Mayor Mahidin No. 142
Telp/Fax : 366 625
Palembang – Indonesia 30126
E-mail : noerfikri@gmail.com
ISBN : 978-602-447-820-9
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................. iii
Daftar Isi ............................................................................................ iv
iv
BAB I
SEJARAH BAHASA INDONESIA
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat mengetahui sejarah perkembangan bahasa
Indonesia.
Indikator
1. Mahasisa dapat mengetahui perkembangan bahasa Indonesia.
2. Mahasisa dapat menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Materi
A. Bahasa Melayu sebagai Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia bersumber dari bahasa Melayu, yakni
bahasa Melayu Riau. Bahasa melayu dikukuhkan sebagai bahasa
persatuan diikrarkan pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 di Jakarta. Dalam perkembagannya bahasa Indonesia
menyerap kosa kata dari bahasa daerah dan bahasa asing. Penerapan
itu terjadi karena dalam bahasa Indonesia belum ada padanannya.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat memahami penulisan huruf, kata, dan tanda baca
dengan benar.
Indikator
Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan huruf kapital dan huruf
miring, penulisan kata dan tanda baca dengan benar.
Materi
A. Penulisan Huruf
Dalam ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,
penulisan huruf ada 2 macam yaitu penulisan huruf besar atau kapital
dan penulisan huruf miring.
B. Penulisan Kata
a. Kata dasar ditulis seagai satu kesatuan yang berdiri sendiri,
sedangkan pada kata turunan, imbuhan (awalan, sisipan, atau
akhiran), dituliskan serangkaidengan kata dasarnya. Kalau
gabungan kata hanya mendapat awlan atau akhiran kata saja,
awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata yang
bersangkutan saja. Misalnya:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
beritahukan beri tahukan
memberitahu memberi tahu
Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia | 5
b. Kalau bagian kata sekaligus mendapat awalan dan akhiran, bentuk
kata turunannya itu harus dituliskan serangkai. Misalnya:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
Menghancur leburkan menghancurleburkan
pemberi tahuan pemberitahuan
c. Kata ulang pada tulisan resmi ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung. Pemakaian angka dua untuk
menyatakan bentuk perulangan, hendaknya dibatasi pada tulisan
cepat atau pencatatan sementara saja.
d. Gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata majemuk,
bagian-bagiannya ditulis terpisah. Misalnya:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
ibukota ibu kota
tatabahasa tata bahasa
dutabesar duta besar
e. Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata ditulis serangkai.
Misalnya:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
mana kala manakala
dari pada daripada
f. Kalau salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai suatu
kata yang mengandung arti penuh, hanya muncul dalam kombinasi,
haruslah ditulis serangkai dengan unsur lainnya. Misalnya:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
a moral amoral
antar warga antarwarga
g. Penulisan ku, kau, mu, dan nya, ditulis serangkai dengan kata yang
mendahului atau mengikutinya. Misalnya: Sepatuku, sepatumu, dan
sepatunya boleh kauambil.
h. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata
yangmengikutinya, kcuali jika berupa gabungan kata yang sudah
padu benar, seperti kepada, dan daripada. Misalnya:
1) Ia telah diungsikan di tempat yang aman.
2) Saya pergi ke Jakarta menghadiri wisudanya.
3) Surat itu sudah saya sampaikan kepadanya.
i. Partikel pun dipisahkan dari kata yang mendahuluinya karena pun
sudah hampir seperti lepas. Akan tetapi, kelompok kata seperti
dibawah ini yang sudah dianggap padu benar ditulis serangkai.
Misalnya: adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun,
kalaupun,, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungghpun,
dan walaupun. Contohnya:1) Jika saya berangkat ia pun ingin
6 | Drs. Sarmadi, M.M.
berangkat. 2))Siapa pun yang telah terpilih harus kita dukung.
3)Tidak satu pun orang rela haknya diambil. 4)Bagaimanapun akan
dicobanya. 5)Walaupun tidak beruang ia tetap bergembira.
6)Kendatipun hari hujan ia tetap berangkat. 7) Biarpun banyak
rintangan ia tetap menikah juga.
j. Partikel per yang berarti “mulai”, demi, atau tiap diulis terpisah dari
bagian kalimat yang mengikutinya. Misalnya:1)harga kemeja itu Rp
100. 000, 00 per lembar 2)Ani menjadi pegawai per 1 Maret 2004.
3)Calon Mahkamah Agung itu dipanggil satu per satu.
k. Angka lazim dpakai untuk menandai nomor jalan, rumah,
apartemen, atau kamar pada alamat dan digunakan juga menomori
karangan, atau bagian-bagian karangan. Misalnya:1. Hotel Sanjaya,
kamar 13. 2. Bab XV, Pasal 26 3)Surat Ali Imron, Ayat 12.
l. Penulisan bilangan tingkat dapat ditulis dengan cara sebagai
berikut:1)Abad XX ini dikenal abad teknologi. 2)Abad ke-20 abad
perempuan 3)Abad kedua puluh ini abad kebangkitan teknologi.
m. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai
secara berurutan, seperti dalam perincian atau pemaparan.
Misalnya: 1)Dia memesan dua ratus batang bbit kayu jati. 2)Dua
ribu calon mahasiswa tidak diterima di Poltekkes. 3)Sripo
memberitakan 30 perkara, yaitu, 10 pencurian, 10 sengketa tanah,
dan 10 berita perceraian.
n. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika
perlu susunan kalimat diubah, sehingga yang tidak dapt dinyatakan
dengan satu atau dua kata tidak terdapat lagi pada awal kalimat.
Contohnya: 1)Dua belas orang luka dalam keelakaan itu.
2)Sebanyak 150 orang siswa telah hadir.
o. Kecuali idalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi, bilangan
tidak perlu ditulis angka dan hurup sekaligus. Contoh yang salah:
1)Jumlah pegawai kami12 (dua belas)orang. 2)Kami membeli 100
(seratus) buku.
2. Tanda Koma
a. Tanda koma harus digunakan diantar unsur-unsur dalam suatu
perincian atau pembilangan. Jika perincian itu hanya terdiri dari dua
unsure, sebelum kata dan tidak perlu dibubuhi tanda koma.
Misalnya: 1) Alat tulis yang digunakan dalam kegiatan itu adalah
pena, kertas, dan tinta. 2) Satu, dua, …. tiga. 3) Kegiatan itu hanya
membutuhkan tenaga dan pikiran.
b. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat setara
yang satu dengan kalimat setara lainnya yang didahului oleh kata
tetapi, melainkan, dan sedangkan. Misalnya: 1) Dia bukan
mahasiswa, melainkan pelajar. 2) Saya mau membantu, tetapi Anda
berusaha. 3) Ia hidup mewah, sedangkan saya sederhana.
c. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induknya.
8 | Drs. Sarmadi, M.M.
JJika anak kalimat tersebut mengikuti induknya, tanda koma tidak
diguna- kan. Biasanya anak kalimat didahului oleh kata
penghubung. Seperti :bahwa, karena, agar, sehingga, walaupun,
apabila, jika, meskipun, dan sebagainya. Misalnya:1) Karena sibuk,
ia lupa makan. 2 )Ia lupa makan, karena sibuk.
d. Tanda koma harus digunakan di belakang kata atau ungkapan
penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Termasuk didalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi, namun, meskipun demikian, dalam hubungan
itu, sementara itu, sehubugan dengan itu, dalam pada itu, oleh
sebab itu, sebaliknya, selanjutnya, pertama, kedua, misalnya,
sebenarnya, selain itu, kalau begitu, kemudian, malah, dan
sebagainya. Misalnya: 1) Oleh sebab itu, kita tidak boleh malas. 2)
Jadi, kita harus bekerja keras. 3) Namun, kita tetap waspada.
e. Tanda koma harus digunakan di belakang kata-kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya:1)
O, kalau begitu saya setuju. 2)Ya, Anda boleh mencobanya lebih
dahulu.
f. Tanda koma digunaan untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dalam kalimat. Misalnya: (lihat A. 1. a. )
g. Tanda koma digunakan untuk memisahkan (1)nama dan alamat
(2)bagian-bagian alamat, (3)tempat dan tanggal, (4)nama tempat
dan wilyah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya: 1)Andy, Jln.
Bangau 1, Bukit Duri 5 Tahap2, Blok B9 No, 06, Kenten Palembang,
Sumatera Selatan. 2)Palembang, 23 Maret 2014
h. Tanda koma digunakan untuk menceraikan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya:Riswandi,
Ahmad. 2004. Pengantar Ilmu Komuniksi. Yogyakarta:Graha Ilmu.
i. Tanda koma digunakan diantara nama orang dengan gelar
akademik yang megikutinya. Misalnya: Alpian Rosyani, S. H. M. H.
j. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan.
Misalnya:1) Dosen, yng cantik itu disenangi mahasiswa. 2)
Mahasiswa kami, misalnya, masih ada yang mengeluhkan nilai
akhir semester.
5. Tanda Hubung
a. Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian-
bagian ungkapan. Misalnya:1)Mesin-potong tangan (mesin potong
yang digunakan dengan tangan). 2)Mesin potong tangan (mesin
khusus untuk memotong tangan).
b. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan (1)se- dengan kata
berikutnya yang didahului dengahuruf kapital, (2)ke- dengan angka
(3)angka dengan –an dan (4)singkatan huruf kapital dengan
imbuhan atau kata. Misalnya:1)Lomba Pidato SMA se-Palembang.
2)Ia ditangkap karena tidak ber-KTP. 3)Siapa actor G-30-S PKI itu?
6. Tanda Pisah
Tanda pisah membatasi penyisipan kata kalimat yang member
penjelasan khusus di luar bangun kalimat, menjelaskan adanya aposisi
atau keterangan yan lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas, dan
dipakai dintara dua bilangan atau tanggal yang berarti “sampai
dengan”atau diantara dua nama kota yang berartike atau sampai.
Misalnya: 1)Buku ini -----menurut saya----akan segera terbit. 2) Jalan
Raya Palembang----Prabumulih itu rusak. 3)Acara itu berlangsung
tanggl2-----5 Maret 2014.
7. Tanda Petik
Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan lngsng, judul
syair, karangan, istilah yang mempunyai arti khusus ataukurang dikenl.
Misalnya: 1) Memakai celana “cutbrai”. 2) Sajak“Aku”karya Khaeril
Anwar.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat mmbuat berbagai jenis karangan dengan
menggunakan bahasa Indonesi yang baik dan benar.
Indikator
1) Mahasiswa dapat membuat paragraf yang baik memiliki kesatuan,
kepaduan, dan kelengkapan.
2) Mahasiswa dapat menulis wacana eksposisi, argumentasi,
persuasi, narasi, dan deskrifsi.
3) Mahasisw dapat membedakan berbagai wacana berdasarkan cirri
khas tiap-tiap wacana.
Materi
1. Paragraf
Istilah paragraf sering disejajarkan dengan istilah “alenia”.
Kedua istilah itu sebenarnya dapat dibedakan. Paragraf dapat diartikan
sbagai suatu karangan mini, berisi satu kesatuan ide yang dibngun dari
beberapa kalimat yang saling berhubungan, sedangkan alenia adalah
penanda suatu paragraf, ada alenia menjorok kedalam, alenia
menggantung atau alenia penuh.
Panjang atau pendek paragraf tidak mencirikan bahwa paragraf
itu baik atau tidak. Ada beberapa paragraf yang panjang, baik;dan ada
pula paragraf yang panjang tetapi tidak baik. Baik atau tidaknya
paragraf ditentukan oleh syart-syarat yang harus dipenuhinya.
4. Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraph berkaitan erat dengan kemudahan
pemahaman terhadaf paragraph terse- but. Paragraf yang
dikembangkan dengan baik akan memberikan kemudahan kepada
pembaca untuk m- mahami maksud/isi paragraph tersebut. Sebaliknya
pembaca akan mengalami kesulitan memahami mak- sud suatu
paragraph, karena paragraph itu tidak dikembangkan dengan baik.
Paragraf dapat dikembangkan dengan beberapa model yaitu:
(1)Paragraf contoh, paragraph klasipika- si, (2)Paragraf definisi,
(3)paragraph perbandingan (4)paragraph klimaks dan anti klimaks,
(5)paragraph deduksi, dan (6)paragraph induksi. Berikut beberapa
contoh :
1) Contoh Pengembangan dengan Definisi
Reaksi redoks adalah gabungan reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi yang berjalan secara bersamaan. Reaksi
oksidasi adalah proses pelepasan electron oleh sesuatu
reaktan, sehingga
reaktan tersebut akan mengalami kenaikan nilai bilangan
oksidasinya. Adapun reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan
elektr- on oleh suatu reaktan, sehngga reaktan tersebut akan
mengalami penurunan bilangan oksidasinya.
2) Contoh Pengembangan Perbandingan
Bila ditinjau dari segi bangunnya, paragraph dan essai itu
memiliki kesamaan. Misalnya paragraph di- awali dengan kalimat
topik. Dalam essai, paragraph pertama merupkan pendahuluan
yang memperkenal kan bahan bahasan dan menetapkan fokus
topik. Begitu pula tubuh karangan terdiri atas rangkaian paragrap
yang memperluas dan menunjang gagasan yang dkemukakan
dalam paragrap pendahuluan. Akhir sebuah paragraph dapat berisi
penegasan kembali, kesimpulan, atau pengamatan. Demikian juga
dengan sebuah karangan, mempunyai sarana yang memberi
ketuntasan gagasannya, khususnya pada wa-cana eksposisi.
5. Wacana
Secara garis besar Keraf (1995)membagi wacana dalam dua
bagian, yaitu Wacana Ilmiah dan Wacana non ilmiah. Pengertian
tulisan/wacana ilmiah dapat di lihat dari dua sudut, yaitu sudut bahasa
dan sudut analisisnya. Dari sudut bahasa, tulisan ilmiah menggunakan
bahasa teknis yang diwarnai dengan istilah- is tilah sesuai dengan
bidang garapan/topic yang ibicarakan. Pilihan kata (diksi)pada wacana
ini tidak mengandung ambiguitas. Dengan demikianbahasa yang
digunakan pun adalah bahasa yang objektif dan rasional. Bahasa yang
demikian ini, cenderung memungkinkan dibaca oleh pembaca dengan
pendidikan dan pengetahuan yang tinggi.
Dari sudut analisis, tulisan ilmiah harus menggunakan
metode dan teknik analisisberdasarkan kerangka teori atau acuan
tertentu. Penyajianya pun harus didukung oleh data yang akurat dan
disajikan secara logis dan sistematis. Penulis karya ilmiah dituntut
menguasai sejumlah syarat sebagai berikut:
(1) Menguasai aspek kebahasaan: kosa kata, tata bahasa, sintaksis,
dan gaya bahasa yang lugas.
(2) Menguasai topic bahasan dengan baik serta menguasai kerangka
acuan atau prinsif ilmiah sesuai dengan topic dan bidang yang
ditulisnya.
(3) Memiliki kemampuan penalaran yang baik untuk menganalisis dan
memecahkanpersoalanpersoalan yang dihadapi serta mampu
menyusun semua hasil analisis dan pemecahan masalahnya
secara sistematis.
(4) Menguasai kemampuan analisis bidang ilmunya untuk
memecahkan objek garapan secara kritis.
(5) Menguasai dan menerapkan metode-metode dan teknik
pengumpulan dan pengolahan data secara tepat.
(6) Mengetahui, menguasai, dan menggunakan konvensi-konvensi
pernaskahan yang berlaku, sehingga dapat menyajikan tulisannya
dalam bentuk dan perwajahan yang menarik.
1. Eksposisi
Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha
menguraikan suatu objek sehingga mmperluas pandangan atau
pengetahuan pembaca. Bentuk wacana ini menyajikan penjelasan
yang akurat dan padu mengenai topic[topic yang mungkin rumit,
menyampaikan pernyataan yang lengkap dan dpat dpercaya, serta
dilengkapi dengan penjelasan tentang suatu objek. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa wacana eksposisi adalah bentuk wacana yang
tujuan utamanya membeitahukan atau mnginformasikan mengenai
objek tertentu. Melalui informasi itu, pengetahuan para pembaca
diharapkan bertambah luas. Apakahpembacamenerima semua
informai yang disampaikan penulisnya atau tidak, tidak jadi masalah.
Karena itu jenis wacana ini tidak sama sekali mempengaruhi dan
mengubh sikap dan pendapat orang lain/pembacanya. Wacana
eksposisi mengandung tiga bagian u-tama, yaitu sebuah pendahuluan,
tubuh/isi dan simpulan.
a. Teknik Penulisan Eksposisi
Pada bagian pendahulun dikemukakan latar belakang,
alasan memilih/pentingnya topik itu, permasala- han, tujuan, dan
kerangka acuan yang digunakan. Selanjutnya untuk menulis bagian
tubuh/isi eksposisi terlebih dahulu dibuat kerangka karangan yang
berupa pengembangan topic yang dipilih itu. Setelah itu, penulis
menyajikan secara rinci tiap-tiap bagian dari kerangka karangan.
Bagian-bagian ini ditulis secara sistematis, sehingga informasi yang
2. Argumentasi
Wacana ini jika ditinjau dari sudut penulis memiliki tujuan
meyakinkan pendengar atau pembaca mengenai suatu kebenaran dan
lebih jauh mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Sebaliknya
jika dilihat dari sudut pembaca atau pendengar, mereka ingin
mendapatkan kepastian tentang kebenaran itu.
Pengertian Argumentasi
Argumentasi adalah bentuk wacana yang berusaha
membuktikan suatu kebenaran. Suatu argmentasi berusaha
mempengaruhi serta mengubah sikap dan pendapat orang lain untuk
menerima suatu kebenaran yang didukung bukti-bukti mengenai objek
yang diargumentasikan.
Argumentasi dilihat dari sudut berpikir adalah suatu tindakan
untuk membentuk penalaran dan menu runkan simpulan serta
menerapkannya pada suatu kasus, misalnya perdebatan. Argumentasi
dibedakan dari wacana yang lain karena fungsi utamanya adalah
membuktikan. Metode pembuktian dalam argumentasi direduksi atau
disusutkan sehingga menjadi atau berdasarkan suatu ilmu yang
dikenal sebagai logika. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa
argumentasi adalah bentuk wacana yang bertujuan mengu- bah
pikiran, sikap, dan pandangan seseorang dengan menyodorkan data
dan bukti.
Contoh Argumentas
Di pihak lain, kualitas hasil pendidikan kita mulai dari SD
sampai Perguruan Tinggi dirasakan sangat tendah. Hal ini, bukan
dikarenakan guru dan dosen kita tidak berkualitas, tetapi intensitas
pengajaran dan perkuliahan kita kurang. Kekurangan intensitas ini
tidak lain karena guru dan dosen ini tidak memberikan waktu cukup
didalam memberikan pengajaran dan perkuliahan, karena mereka
terpaksa mengajar atau bekerja lain untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Bukan rahasia lagi jika ada guru yang mengojek, un-tuk
menambah kebutuhannya, karena dari gaji sebagai guru atau dosen,
sulit untuk hidup mereka bersa-ma keluarganya (mimbar masyarakat,
No. 9, juli 2006).
3. Persuasi
Wacana persuasi sebenarnya merupakan sebuah varian dari
argumentasi. Wacana ini lebih cnderung mempengaruhi manusia
(sasaran)daripada mempertahankan kebenaran mengenai suatu objek
tertentu. Walaupun tidak seratus persen mempertahankan kebenaran,
bentuk wacana ini masih termasuk dalam wacana ilmiah, bukan
wacana fiksi.
a. Pengertian dan Dasar Persuasi
Persuasi adalah suatu bentuk wacana yang merupakan
penyimpangan dari argumentasi, dan khusus berusaha
mempengaruhi orang lain atau para pembaca, agar pendengar atau
pembaca melakukan sesu- atu bagi orang yang mengadakan
persuasi, walaupun yang dipersuasi sbenarnya tidak terlalu percaya
18 | Drs. Sarmadi, M.M.
akan apa yang dikatakan itu. Jadi persuasi lebih condong
menggunakan atau memanfaatkan asfek-asfek psikologis untuk
mempengaruhi orang lain.
b. Alat pengembangan Karangan Persuasi
Menurut Akhmadi (1978), alat pengembangan persuasi
ada lima, Yaitu: Bahasa, Nada, Detail, PengaturanOrganisasi),
dan Kewenangan. Alat-alat ini dpat dipakai untuk
mengembangkan sebuah karangan persuasi. Berikut ini uraian
kelima alat tersebut:
1) Bahasa adalah alat komunikasi, sebagai alat, bahasa sangat
luwes dalam menjalankan fungsinya. Artinya, bahasa dapat
dipakai oleh pemakainya untuk kepentingan apa saja yang
selama dalam batas-batas fungsinya sebagai alat komunikasi.
untuk membuat tulisan perlu dikaitkan dengan kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam kehidupan bermasyarakat
:terjadi penipuan, kesuksesan, kedengkian dan percekcokan.
Contoh nyata mngenai pemakaian bahasa dapat diamati pada
bahasa penjual obat. Obat yang dibawanya biasanya
disanksikan mutunya. Akan tetapi mengapa dia berhasil
memperdayakan orang untuk membeli obatnya? Salah satu yang
tidak dapat dingkari adalah karena bahasa yang dipakai- nya.
Dia berhasil memanfaatkan bahasa sebagai alat
untukmempengaruhi orang lain. Berdasarkan uraian di atas
dapat dikatakan bahwa bahasa adalah alat yang cukup primer
dalammewujudkan paparan persuasi.
2) Nada, berkaitan dengan sikap pengarang dalam menyampaikan
gagasannya, dalam kehidupan tentunya dapat dijumpai
bermacam-macam nadaantara lain:Marah, nada senang, nada
sedih, dan nada bersemangat. Masing-masing nada itu dapat
dipakai sebagai alat untuk mempengaruhi prilaku orang lain.
Seorang anak akanmeninggalkan kebiasaan berdustanya,
misalnya apabila dia diberi kata-kata marah oleh orangtua atau
gurunya. Seorang pegawai akan bersemangat dalam bekerja
seandainya men-dapatkan
kata-kata pujian dari atasannya atau majikannya. Pengarang
harus menentukan nada dalm membuat persuasi dengan
membayangkan respon yang ada di benak pembaca. Sebuah
karangan akan direspon oleh pembaca dengn rasa sedih jika
persuasi ber-nada sedih. Bila pembaca merasa takut, maka
persuasi dibuat dengan nada marah/menakutkan
4. Deskripsi
Deskripsi adalah bentuk wacana yang berusaha menyajikan
suat objek atau suatu hal sedmikian rupa, sehngga objek itu seolah-
olah berada didepan mata pembaca, seakan-akan pembaca melihat
sendi- ri objek tersebut.
Deskripsi memberi suatu citra mental mengenai suatu yang
dialami. misalnya pemandangan, orang, ruang atau sensasi. Deskripsi
dibedakan atas eksposisi dalam hal bahwa fugsi utamanya adalah
membuat para pembacanya seolah-olah melihat, menyaksikan, atau
merasakan suatu benda, orang, ke- adaan, atau barang- barang yang
digambarkan dalam suatu wacana.
5. Narasi
Pengertian Narasi adalah bentuk wacana yang berusaha
menyajikan peristiwa atau kejadian, sehingga seolah-olah dialami
sendiri oleh pembaca. Secara singkat bahwa narari bertujuan
menyjikan suatu peris- tiwa kepada pembaca, mengisahan ap ng
terjadi, dan bagaimana kejadian itu berlangsung. Yang perlu di- garis
bawahi untuk mebedakan narasi dari jenis wacana lainnya, adalah
bahwa narasi di tulis secara kro- nologis, sesuai dengan urutan waktu
tertentu.
Contoh Narasi:
Ada dua tengkorak kepala yang sampai saat ini masih
membuat aku harus menghela napas dalam- dalam. Dua tengkorak
kepala manusia yang paling memberikan arti bagi hidupku.
Aku harus berurusan dengan dua tengkorak kepala itu. Ini
bermula dari telepon interlokal Umi, ibuku: Aku harus berangkat ke
Lhok Seumawe, Aceh.
Umi telah dua kali menginterlokalku. Kata beliau, aku telah
diangkat menjadi Ketua Panitia Peminda- an Kuburan kakekku. Aku
sudah paham benar, umi jangan sampai menginterlokal yang ketiga
kali. Aku tentu tidak mau jadi anak durhaka.
Kali ini aku memilih pulang kampong lewat jalan darat. Dalam
perjalanan dari Lampung hinga Aceh Selatan, banyak sekali jalan raya
yng buruk. Lagi pula kota-kota yang kulewati tak memberikan suasana
batin bagiku (Busye, dalam Dalam Dua Tengkorak Kepala, 2000).
Kompetensi Dasar
Mahasiswa diharapkan dapat memahami topic yang
menyangkut, Pengertian topic;criteria pemilihan topik, cara
pembatasan topik, dan hubungan topik dengan judul.
Indikator
1. Dapat mengemukakan pengertian topik karangan;
2. Mengemukakan criteria topik karangan;
3. Pembatasan topik;
4. Membuat judul karangan sesuaidengan topik.
Materi:
1. Pengertian Topik, Tulisan ilmiah, seperti makalah, tidak dapat
dilakukan sekali jadi, tetapi melalui tahapan: Prapenulisan,
penulisan, pascapenulisan.
Kegiatan prapenulisan terdiri atas:1. menentukan topik, 2.
menentukan tujuan, dan 3. memilih bahan. Secara sempit topik
dapat di sebut sebagai hal pokok yang dibicarakan. Secara luas
topik dapat dinyata- kan sebagai hal pokok yang dituliskan atau
diungkapkan dalam karangan.
2. Kriteria Pemilihan Topik, sekurang-kurangnya ada lima hal yng
harus diperhatikan sebelum menentu- kan topik tulisan:a.
Kemanpaatan dan kelayakan, b. kemenarikan, c. kekuatan, d.
dikenal dengan baik, e. ketersediaan bahan serta tidak terlalu
luas/tiak terlalu sempit.
Kemenarikan
Selain bermanfaat, topik yangdipilih juga harus menarik.
Diharapkan baha topik yang dipilih tidak saja menarik bagi penulis
tetapi yanglebi penting lagi bahwa topik itu menarik bagi pembaca.
Kemenarikan ini berkaitan erat dengan kemanfaatan. Pembaca akan
tertrik dengan sebuah tulisan, jika tulisan itu dira- sakan pembaca
bermanfaat bagi dirinya, sebagai contohnya, hal yang bermanfaat bagi
petani dipedesaan adalah cara meningkatkan produksi pertanian.
Keaktualan
Selain bermanfaat dan menarik, topik yang dipilih juga harus
bersifat actual. Artinya topik ini merupa- kan hal yang hangat
dibicarakan. Oleh karena itu topik terkini merupakan topik pilihan
utama.
Ketersediaan bahan
Ketersediaan bahan ini harus diperhatikan mengingat bahan
merupakan hal yang penting dalam me- nulis. Ketersediaan bahan
memungkinkan penulis mengembangkan topik itu ke dalam tulisan
secara luas dan dalam.Sebaliknya jika topik ini tidak didukung oleh
ketersediaan bahan, penulis akan mengalami kesulitan
mengembangkannya.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat membuat, mengembangkan karangan ilmiah
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Materi
1. Kerangka Karangan
Kerangka karangan atau out line adalah kerangka tulisan yang
menggambarkan bagian-bagian atau butir- butir isi karangan dalam tataan
yang sistematis. Tataan yang sistematis ini menggambarkan organi-sasi isi
karangan. Gambaran isi yang demikin itu menampakkan isi butir-butir
karangan dalam hubungan-nya dengan butir-butir yang lain. Dalam
krangka akan tampak butir-butir sebagai berikut: (1)sub-subtopik karangan
baik dari segi jumlah maupun dari segi jeisnya; (2)urutan sub-subtopik isi
karangan, (3)hubungan antar subtopic dalamkarangan:hubungan logis atau
kronologis, dan hubungan setara atau hubungan bertingkat.
Topik subtopic yang akan di tulis perlu di tatadengan baik, agar
sub-subtopik lengkap, urutan yang se-suai, dan terlihat hubungan
antar subtopik. Penataan sub-subtopik ini dapat dilakukan dengn
pemetaan pikiran, Buzan (2003:31), mengemukakan pemanfaatan
pemetaan pikiran (mind map)dalam menulis dapat memunculkan
kretivitas tanpa batas. Hal ini diperkuat olh Hernowo
(2003:141)”Pemetaanpikiranadalah cara yang sangat baik untuk
gagasan sebelum memulai menulis. Pemetaan pikiran bisa dikatakan
jaminan hilangya rintangan yang dihadapi penulis.
Bagian yang paling sulit dalam menulis adalah mengetahui
apayang akan anda tulis, yaitu apa temanya, dan bagaimana cara
memulainya. Dengan menggunakan pemetaan pikiran akan
memudahkan untuk menemukan apa yang akan di tulis. Dengan kata
lain, pemetaan pikiran akanmembantu Anda menemukan pikiran
(topik-topik atau subtopik yang akan di tulis).
Buzan (2003:38-39)mengemukakan pemetaan pikiran (mind
map)dapat dilakukan dengan sederhana, mudah, dan menyenangkan.
Kompetensi Dasar
Menulis kutipan langsung dan tak langsung serta menulis daftar
pustaka.
Indikator
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa dapat:
1) Membuat kutipan langsung yang kurang dari 40 kata
2) Membuat kutipan langsung yan lebih dari 40 kata,
3) Membuat kutipan tidak langsung kurang dari 40 kata,
4) Membuat kutipan tidak langsung yang lebih dari 40 kata,
5) Menulis berbagai jenis daftar pustaka.
Materi
1. Kutipan
Kutipan adalah pengambilan bagian dari pernyataan, buah
pikiran, definisi, rumusan, atau hasil dari tulisan orang lain, yang
bertujuan ilustrasi atau memperkuat argumentasi dari tulisan kita.
Kutipan ada dua macam, yaitu Kutipan Langsung dan kutipan
tidak langsung. Kutipan langsug adalah tanda cuplikan tulisan orang
lain tanpa perubahan ke dalam karya tulis kita. Hal yang harus
kitaperhatikan ketika mengutip langsung adalah sebagi berikut:
1) Tidaak boleh mengadakan perubahan terhadap teks asli yang di
kutip,
2) Harus menggunakan tanda [sic!], jika ada kesalahan dalam teks
asli.
3) Menggunakan tiga titik berspasi[…], jika ada bagian kutipan yang
dihilangkan.
4) Mencantumkan sumber kutipan, sesuai dengan gaya
selingkungnya.
2. Daftar Pustaka
Daftar pustaka diletakkan bagian akhir sebuah tulisan. Daftar
pustaka merupakan rujukan penulis selama ia melakukan dan
menyusun penelitian ataulaporannya. Dafar pustaka berisi buku,
makalah, artikel atau bahan cetakan lainnya yang dikutip baik secara
langsung maupun secara tidak langsung.
Daftar pustaka berfungsi untuk 1)membantu pembaca
mengenai ruang lingkup studi penulis, 2) memberi informasi kepada
pembaca untuk memperoleh pengetahuan yang lebih lengkap dan
34 | Drs. Sarmadi, M.M.
mendalam daripada kutipan yang digunakan oleh penulis, dan
3)membantu pembaca memilih referensi dan materi dasar untuk
studinya.
Daftar pustaka dapat disusun dengan berbagai format. Ada
format yang diuraikan dengan meng- gunakan MLA (The Modern
Language Asosiation )dan format APA (American Psyhological
Assosiation), akan tetapi ada berbagai format daftar pustaka yang
berlaku selingkung bidang ilmu. Misalnya ada format daftar pustaka
untuk bidang ilmu biologi, kedokteran, hukum, dan lai-lain. Disini akan
dibahas tek- nik penuisan daftar pustaka yang berlaku secara umum
dalam penulisan karya ilmiah di Indonesia.
Komptetensi Dasar
Mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep dan
penerapannya dalam menulis suratdengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Indikator
Setelah mempelajari bagian inimahasisa diharapkan dapat:
1) Memahami arti surat;
2) Memahami berbagai jenis surat;
3) Memahami bentuk surat;
4) Memahami bagian-bagian surat dan fungsinya;
5) Memahami bahasa surat;
6) Menulis surat dengan bahasa yang baik dan benar;
7) Menulis surat lamaran kerjadengan baik.
Materi
Surat adalah sarana komunikasi secara tertulis sesuai dengan
tujuan yang diinginkan. Maksud yang disampaikan melalui surat dapat
berupa permintaanpertanyaan, pertimbangan, lamaran dan
sebagainya. Pihak lain yang dimaksud dapat diartikan atas nama
perseorangan (pribadi)dan dapat pula atas nama jabatan dalam suatu
organisasi.
Fungsi surat adalah sebagai berikut:1)wakil pribadi, kelompok,
dan organisasi lain;2)dasar dan pedoman untuk bekerja, misalnya
surat keputusan dan surat tugas;3)bukti tertulis;4)alat pengingat atau
arsip dan 5)dokumen historis.
1. Jenis-Jenis Surat
1. Surat menurut wujudnya yaitu surat bersampul, kartu pos, warkat
pos, telegram dan teleks, memo, nota, dan surat tanda bukti.
2. Surat menurut ruang lingkup kegiatannya adalah:
a. Surat intern, yaitu surat yang dipakai untuk hubungan dalam
lingkungan sendiri atau lingkungan suatu kantor;
b. Surat ekstern, yaitu surat yang dipakai untuk kegiatan –kegiatan
keinstansi/pihak-pihak di luar kantor.
3. Surat menurut pemakaiannya, yaitu surat pribadi dan surat resmi
(dinas pemerintah dan swasta).
2. Bentuk Surat
Yang dimaksud denga bentuk surat adalah pola atau patron
sebuah surat yang ditentukan oleh tata letak (lay out)bagian-bagian
surat. Penempatan bagian –bagian surat pada posisi tertentu
yangakan membentuk model (style)yang tertentu pula.
Bentuk dalam surat menyurat Indonesia sangat beragam.
Keragaman itu sangat bergantung pada hasil kesepakatan (konvensi).
Kesepakatan yang diambil hendaknya mempertimbangkan teknis
pengetik- an dan penampilan surat secara keseluruhan, oleh karena itu
bentuk surat yang ideal seyogianya didasar- kan atas penalaran seni
dan tata ruang sehingga tercipta kepaduan seni dan kebenaran ilmu.
Bentuk surat dibedaan dulu antara surat berprihal dan surat
berjudul. yang dimaksud dengan surat berprihal adalah surat yang
memakai notasi prihaldan tidak berjudul, sedangkan surat berjudul
adalah surat yang memakai judul dan tidak berprihal. Jadi
perbedaannya terletak pada system penulisan.
Seluruh surat berperihal harus ditulis dengan menggunakan
tiga bentuk utama, yaitu: 1)bentuk resmi Indonesia (official style) 2)
bentuk lurus (block, dan 3)bentuk bertakuk (indentyle).
Selanjutnya pada halaman-halaman berikutini dapat dilihat
gambar bentuk surat berperihal dan dan gambar bentuk surat
berjudulmasingmasing disertai uraian singkat tentang posisi
bagianbagia suratnya.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menyusun kalimat bahasa Indonesia dengan
singkat, tepat dan padat (efektif).
Indikator
Mahasiswa dapat membuat kalimat efektif dalam kalimat bahasa
Indonesia.
Materi
Pengertian Kalimat efektif ialah kalimat yang singkat, tepat padat
(mengena pada sasaran).
1. Dasar-Dasar Laporan
a. Pemberi laporan :Orng yang ditunjuk dalam melakukan suatu
pekerjaan. Misalnya:Dari instansi menugaskan seseorang untuk
menyelidiki sebabsebab bencana alam di suatu tempat. b.
Penerima laporan:Atasan dalam suatu instansi yang menunjuk
dalam penugasan tesebut C. Tujuan Laporan: Sesuai dengan
masalah yang diteliti serta untuk mengambil sebuah keputusan
yang efektif demi kemajuan dan perkembangan suatu masalah,
serta perbaikan masalah tersebut.
b. Sifat laporan: Disesuaikan dengan fungsinya, oleh karena itu harus
ditulis dengan bahasa yang baik dan jelas, sehingga menimbulkan
pengertian yang tepat dan masuk akal, serta semua faktanya harus
diurutkan, agar laporannya dapat disajikan secara menarik.
2. Macam-Macam Laporan
a. Berbentuk formulir (isian)
Biasanya laporan rutin sehingga pelapor hanya mengisi pin-poin
tertentu yang telah disediakan dalam formulir. Conthnya:Laporan
rutin pemakaian listrik disebuah kantor.
b. Laporan Berbentuk surat
Laporan ni dibuat karena sifat laporan tidak berbentuk tabel,
sehingga cukup dibuat seperti surat yanglebih panjang dan
berurutan masalah –masalah yang dibuat dalam laporan tersebut.
Contoh:Laporan hasil perjalanan sesorang.
c. Laporan Berbentuk Memorandum,
Yaitu laporan singkat dalam bagian-bagian organisasi, atau antara
atasan dengan bawahan dalam suatu hubngan kerja. Contoh
:memo dari direktur kepada ketua jurusan.
d. Laporan Perkembangan
Yaitu lapran yang dibuat untuk memantau suatu masalah yang telah
dilaksanakan, sejauh mana tingkat keberhasilannya.
Contoh:Laporan perkembangan mahasiswa dari semester ke
semester berikutnya.
Prinsif Ilmiah:
1. Objektivitas; segala sesuatu dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
2. Segala sesuatu yang disampaikan peneliti berdasarkan data.
3. Prosedur studinya (penyimpulannya), penemuannya berdasarkan
induktif dan deduktif.
4. Cara pembahasan data berdsarkan rasio dan masuk akal. Beda
Abstrak dengan ikhtisar,
5. Abstrak hanya mengandung topik persalan, sedangkan ikhtisar
mengandung tpik persalan dan tujuan.
1. Halaman Judul
2. Halaman Persetujuan
3. Halaman Persetujuan
4. Biodata
5. Halaman Persembahan/Motto
6. Ringkasan/Abstrak
7. Kata Pengantar
8. Daftar Isi
9. Daftar Tabel
10. Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN:
A. Latar Belakang,
B. Permasalahan
C. Tujuan Penulisan/Penelitian
D. Manfaat Penulisan/Penelitian
Metode-Metode Pidato/Sambutan/Arahan
1. Metode impromtu (serta merta), biasanya disampaikan berdasarkan
kebutuhan sesaat, tanpa persiapan sama sekali.
2. Metode Menghapal, biasanya sipembicara hanya menghapalkan
apa isi pidato yang akan disampaikan.
3. Metode Naskah, biasanya disampaikan dalam pidato-pidato resmi
kenegaraan atau pidato pertanggungjawaban.
4. Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah), biasanya uraian
yang akan disampaikan menggunakan catatan kecil, sekaligus
urutan bagi uraian tersebut.
Persiapan/Langkah-Langkah Pidato:
1. Meneliti Masalah
a. Menentukan maksud
b. Menganalisa pendengar dan suasana
c. Memilih dan menyempitkan topik
2. Menyusun Uraian:
a. Mengumpulkan bahan,
b. Membuat kerangka uraian.
c. Menguraikan secara detail
3. Mengadakan Latihan: Melatih dengan suara nyaring.
Pengertian Rangkuman
Rangkuman adalah hasil dari kegiatan merangkum atau suatu
hasil dari kegiatan meringkas suatu uraian yang lebih singkat dengan
perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum
dengan rangkumannya atau dalam pengertian lain merupakan
pemadatan isi bacaan supaya lebih ringkas, sehingga memudahkan
pembaca mengetahui isinya tanpa perubahan isi atau garis besar
informasi.
Tujuan Rangkuman
Membantu pembaca memahami dan mengetahui isi sebuah
buku atau karangan. Dengan membuat rangkuman, seseorang
dibimbing dan dituntun membaca karangan asli dengan cermat dan
menuliskan kembali dengan tepat.
Manfaat Rangkuman
1. Isi teks akan mudah diingan dan dipahami
2. Waktu yang digunakan untuk membaca jauh lebih singkat
3. Membantu keperluan yang sifatnya praktis. Misalnya untuk
informasi secara cepat.
4. Menggambarkan garis besar isi bacaan.
Syarat-Syarat Rangkuman
1. Bentuk penyajian singkat dari suatu karangan asli
2. Mempertahankan urutan pembahasan dan sudut pandangan
pengarang atau penulisnya
3. Tetap memperhatikan perbandingan bagian atau bab dari karangan
asli.
Rangkuman:
Memang banyak orang merasa jijik melihat bentuk blut, akan
tetapi didalam tubuhnya terkandung gizi yang tinggi dan dipadu
dengan rasanya yang gurih serta lezat. Bahkan ada sementara orang
mengatakan bahwa daging belut dapat mencegah kanker. Selain itu,
jika diternakan dengan baik, belut dapat menghasilkan uang yang
lumayan untuk menambah penghasilan. Bagaimana cara berternak
56 | Drs. Sarmadi, M.M.
belut dengan baik?
Untuk berternak belut (belut sawah) tentunya kita memerlukan
sebuah kolam yang harus menyerupai habitat aslinya. Habitat asli
belut adalah di sawah yang berlumpur, jadi kita harus membuat kolam
dengan dasar lumpur kira-kira setinggi 15 cm
Belut hanya memakan jasad organisme-organisme kecil jadi
untuk perawatan belut ini, kita hanya memberi makan mereka dedak
dan menimbun sekam padi atau pupuk kandang di dasar kolam.
Karena di dalam pupuk kandang atau padi terdapat banyak organism
kecil.
Dalam pemeliharaan belut ada dua yakni Pemeliharaan untuk
benih dan Pemeliharaan untuk konsumsi. Perbedaannya dalam
pemeliharaan untuk benih hanya memerlukan waktu 2 bulan
sedangkan untuk Pemeliharaan konsumsi memerlukan waktu 4 bulan.
Dalam pemeliharaan belut konsumsi dengan bekerja sedikit
lebih keras kita bias memndapatkan lebih banyak keuntungan. Yakni
dengan cara membuat belut konsumsi itu menjadi dendeng.