1. Ririn Marpaung
2. Serina Sitompul
3. Hanna Sitohang
4. Jernih Banjarnahor
5. Sondang Bakkara
Jawaban Psikolinguistik
Untuk menciptkan suasana pembelajaran yang menyenangkan seorang guru haruslah memili
materi yang tepat sesuai dengan tingakt kelas agar siswa tersebut tidak kesulitan dan susah dalam
memahami materi pembelajaran seperti materi teks negosiasi yang seharusnya menjadi materi di
SMA kelas 10, diajarkan di kelas 7 SMP membuat siswa menjadi kebingungan dam membuat
suasan kelas menjadi tidak menyenangkan .
Media yang diilih dengan tetpat sesuai dengan pemebelajaran akan membuat proses
pembelajaran menjadi lebih hidup dan menyenangkan.
-Menurut Nur Qoyimah (Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol 5 No 2 Agustus 2020 ISSN
2503-1945) Efektivitas Penggunaan Aplikasi VN Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP.
Efektivitas penggunaan aplikasi VN pada pembelajaran bahasa Indonesia.(
http://ejurnal.unmerpas.ac.id/index.php/informatika/article/viewFile/263/112)
yaitu.
a. aplikasi pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran Bahasa
Indonesia. 7 dari 11 siswa dapat menjawab pertanyaan dari materi pembelajaran yang
ditampilkan pada video. 10 dari 11 siswa menganggap belajar menggunakan aplikasi VN
menyenangkan.
b. 11 dari siswa menganggap video pembelajaran yang disajikan lewat aplikasi VN
membantunya dalam memahami materi ajar Bahasa Indonesia. Berdasarkan respon dari 11
siswa tersebut dapat dikatakan bahwa media pembelajaran berbasis video menggunakan
aplikasi VN efektif digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia SMP.
c. aplikasi ini memiliki kelebihan dapat memfokuskan siswa untuk belajar menggunakan
media visualpembelajaran yang menarik,berbasis video dan mudah diakses untuk pemula.
d.aplikasi VN membantu siswa dalam memahami materi ajar bahasa Indonesia mengenai
teks prosedur. Siswa sangat senang belajar sambil mendengarkan suara dan melihat
gambar.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangatlah di perlukan dalam sebuah proses
pembelajaran,peserta didik jauh lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru.
(D)Menggunakan Strategi
Seorang guru haruslah menggunakan strategi yang tepat sesuai dengan pembelajaran,dimana
setiap strategi yang digunakan dapat mempengaruhi proses pembelajaran dikelas,degan strategi
yang tepat baik dapat mencapai tujuan pembelajaran
(E) Guru harus memiliki tindak tutur yang baik dalam pembelajaran
Dapat kita ketahui bahwa dalam setiap kegiatan pembelajaran dikelas guru selalu
menggunakan bahasa untuk melancarkan kegiatan belajar mengajar,ketika seorang guru
memiliki tindak tutur yang baik ,dapat menciptkan suasana kelas yang menyenangkan.
Menurut Sri Utami (Jurnal Ilmiah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ISSN: 1410-8771.
Volume 19, Nomor 1, hal 49-58) Menciptkan joyful learning teaching dalam pembelajaran
bahasa Indonesia.
(https://likhitapradnya.wisnuwardhana.ac.id/index.php/likhitapradnya/article/view/88/83)
Yaitu: Menciptakan suatu pembelajaran yang menyenangkan selain guru menggunakan berbagai
macam metode, sarana dan sebagainya, guru juga menggunakan bahasa sebagai media
penyampai materi, dalam menggunakan bahasa tersebut guru dapat menciptakan rasa nyaman,
aman sehingga anak-anak merasa senang untuk belajar.Penggunaan bahasa dalam interaksi kelas
tersebut dirancang sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang penuh kegembiraan,
keakraban, kehangatan dan kekeluargaan dengan demikian dapat menumbuhkan keantusiasan
siswa dalam belajar, dengan menggunakan pilihan kata atau diksi sehingga dapat membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan serta sesuai dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh siswa.
2. Karakteristik komunikasi yang baik antara guru dan siswa didalam kelas
* Respect
Respect atau penghargaan adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan
yang disampaikan, dalam hal ini adalah siswa. Jika Guru sedang berkomunikasi dengan siswa
dan menyampiakan kritikan atau menegur siswa harus dilakukan dengan cara yang tepat
sehingga tidak melukai harga diri dan kebanggaan siswa. Seorang pendidik atau guru harus dapat
menghargai setiap siswa yang dididiknya. Saling menghormati dan saling menghargai
merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain
* Empathy
Empati adalah kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain.
Komunikasi di dunia pendidikan juga harus menempatkan empati sebagai pedoman sehingga
komunikasi berjalan dengan baik. Komunikasi di sekolah maupun di luar sekolah dengan siswa.
Seorang Guru perlu saling memahami dan mengerti keberadaan, perilaku, dan keinginan dari
siswa. Empati dapat menumbuhkan rasa hormat dan menghargai satu sama lain. Sikap saling
menghormati dan menghargai antara guru dan siswa akan membangun kepercayaan yang
merupakan unsur utama dalam membangun sebuah suasana kondusif di dalam proses belajar-
mengajar. Komunikasi yang baik dan memperhatikan empati akan membuat pesan yang ingin
disampaikan pada siswa dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologi atau penolakan dari
siswa.
* Audible
Komunikasi dalam pembelajaran harus “dapat didengarkan” atau dapat dimengerti dengan baik
oleh guru maupun siswa. Sebuah pesan akan tersampaikan dengan baik jika disampaikan dengan
cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan. Raut muka yang ramah, bahasa tubuh
yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk termasuk ke dalam komunikasi audible.
Dalam proses pembelajaran sehebat apapun perangkat pembelajaran dibuat oleh guru dan
kompetensi guru yang baik tanpa interaksi antara guru dan siswa yang harmonis maka tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai optimal. Guru harus mampu menguasahi pola interaksi dan
tehnik komonikasi yang baik dalam proses pembelajaran.
*Clarity
Komunikasi, baik itu komunikasi sehari-hari maupun komunikasi pendidikan, harus disampaikan
dengan jelas. Jangan sampai pesan itu menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran
yang berlainan. Clarity dalam komunikasi dapat pula dimaksudkan sebagai keterbukaan dan
transparansi. Sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan) dapat menumbuhkan
rasa percaya (trust). Jika siswa merasa percaya dan juga merasakan mendapat banyak ilmu dari
gurunya, maka siswa akan lebih terpacu dan termotivasi untuk belajar. Siswa merasa aman dan
nyaman ketika dekat dengan guru, bahkan merasa rindu jika tidak bertemu guru. Interaksi guru
dan siswa bagaikan hubungan orang tua dan anak, hangat, akrab, harmonis, dan tulus. Peran guru
sebagai orang tua dilakukan di lingkungan sekolah lebih bersifat hubungan emosional dan
penyeteraan perasaan guru dan siswa. Siswa akan merasa aman dan nyaman di lingkungan
sekolah. Interaksi lebih berdasarkan kasih sayang dan saling pengertian oleh karenanya
keterbukaan siswa dalam hal permasalahan pribadi maupun masalah yang berhubungan dengan
pembelajaran .dapat terungkap.
*Humble
Sikap rendah hati adalah sebuah sikap menghargai orang lain, mau mendengar, menerima kritik,
tidak sombong, dan tidak memandang rendah orang lain. Komunikasi akan berjalan efektif jika
setiap pelaku komunikasi menerapkan sikap rendah hati (humble). Sikap ini dapat ditunjukkan
dengan mimik muka, sorot mata, dan tulus mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain.
Sebagai seorang guru harus mampu menjadi Teman Sejawat. Artinya Sebagai pasangan untuk
berbagai pengalaman dan beradu argumentasi dalam diskusi secara informal. Guru tidak merasa
direndahkan jika siswa tidak sependapat, atau memang pendapat siswa yang benar, dan
menerima saran siswa murid yang masuk akal. Hubungan guru dan siswa mengutamakan nilai-
nilai demokratis dalam proses pembelajaran.
1). Ety Nur Inah. 2015. PERAN KOMUNIKASI DALAM INTERAKSI GURU DAN SISWA diunduh dari laman
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=karakteristik+komunikasi+yang+baik+antara+guru+dan+siswa+didalam+kelas&
btnG=#d=gs_qabs&t=1687269485645&u=%23p%3DexP0nqzuukEJ
2). Mohd Khairuddin Abdullah dkk. 2014. KOMUNIKASI GURU DALAM BILIK DARJAH DAN TINGKAH LAKU
DELINKUEN MURID SEKOLAH MENENGAH diunduh dari laman
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/53189921/jpp5_4-libre.pdf?1495175562=&response-content-
disposition=inline%3B+filename
%3DKOMUNIKASI_GURU_DALAM_BILIK_DARJAH_DAN_T.pdf&Expires=1687273241&Signature=BPzZhG
UtB37lAjuV1DpPMs0i3lAY5MiTwVUArlRIVqNNbtNHz2XvSwuzi-V4bdruxzdMKTkzkNek-
EcXlQkrjboBXhhqS2gpwmAeNy0u-fJxO1djy43YISF~J1bK6Bg-
q2nueUjf8Zj~P2EoO7tRe4LT8xI~qDt9mU4iNscXiGwrIsY-
Xu8eS0qJZNHcS8MOvl00OHq1kKxRUVuiqJ9FMxrvJaaG0Xzz3Um438kVDbW-
eYKckDbhXvuZT4xHiMsaddhT7PfQCoX-
g5Bbzad0PuXFzY5KFAoXsCIxDUrWCJyHRxeUtZcOGviMw2tIN2flrwlLkm0fHGyOySCWhUFCDA__&Key-
Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
a. Orientasi
Guru memberikan salam kepada peserta didik, guru menanyakan siswa yang tidak hadir,
guru menyiapkan kelas untuk mengawali kegiatan pembelajaran di kelas. Kemudian
peserta didik memberikan tanggapan, respon, atau umpan balik seperti menjawab salam,
menjawab siapa saja peserta didik yang tidak hadir, kemudia peserta didik bersiap-siap
untuk mengawali kegiatan di kelas. Dalam kegiatan pendahuluan ini guru dan peserta
didik sama-sama menerapkan bebrapa nilai karakter seperti religius, disiplin dan
sebagainya. Sehingga karakter peserta didik pun akan terbentuk, melalui kegiatan
pendahuluan pada suatu proses pembelajaran.
b. Apresepsi
c. Motivasi
Guru menyiapkan tayangan video dalam hal ini guru bisa memanfaatkan powtoon
sebagai media pembelajaran, materi-materi tersebut berisi mengenai materi yang akan
dipelajari pada pertemuan ini. Sebagai contoh dapt dilihat penjelasan di bawah ini:
Gambar 1. Tampilan Materi
Gambar 1 berisi mengenai judul materi yang akan dipelajari saat ini mereka akan
mempelajari mengenai puisi rakyat guru menjelaskan bahawa mereka akan belajar
mengenai bagian-bagian dari puisi rakyat mulai dari pengertian, ciri-ciri dan unsur
kebahasaan, dalam kegiatan pemberian motivasi, ketika gambar ini dimunculkan dalam
salindia. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik, mengenai manfaat
mempelajari materi teks puisi rakyat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya bahwa
manfaat mempelajari meteri ini yaitu untuk mewariskan budaya leluhur. Tanya jawab
pun akan terlaksana dalam tahapan ini.
Menurut Riswanda Himawan (Jurnal Pena Ilmiah Vol. 1 No. 1.2016. E-ISSN:977274668800).
Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Teks Puisi Rakyat di
SMP (https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SAMASTA/article/view/7227).
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe strategi
pembelajaran yang kooperatif dan fleksibel. Dalam pembelajaran tipe Jigsaw, siswa
dibagi menjadi kelompok-kelompok yang anggotanya mempunyai karakteristik
heterogen. Masing-masing siswa bertanggung jawab untuk mempelajari topik yang
ditugaskan dan mengajarkan pada anggota kelompoknya, sehingga mereka dapat saling
berinteraksi dan saling bantu. gga mereka dapat saling berinteraksi dan saling bantu. Hal
tersebut sama dengn hasil penelitian Novi (2008) yang menyatakan bahwa keunggulan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah pembelajaran ini dapat meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang
lain serta dapat meningkatkan sikap kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari
materi yang ditugaskan.
demik siswa (Carol, 1989). Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sesuai apabila diterapkan
pada materi-materi yang tidak banyak memuat rumus atau persamaan namun lebih
banyak memuat teori-teori. Materi yang demikian memudahkan siswa untuk membaca
sendiri sebelum pembelajaran di kelas dimulai. Jadi siswa diharapkan sudah memiliki
pengetahuan dasar sebelum dilakukan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan prinsip
pembelajaran tipe Jigsaw yang mengedepankan pengalaman siswa dan pada
pelaksanaannya siswa harus berbagi pengalaman ataupun pendapat kepada siswa
lain.Sebelum tahap perencanaan perlu dilakukan identifikasi permasalahan.
Hal yang perlu dipersiapkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah pembuatan
instrumen pembelajaran. Intrumen tersebut berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), tugas membaca, soal untuk lembar ahli, lembar observasi dan
soal evaluasi akhir siklus. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Materi yang dipelajari
berbeda pada setiap siklusnya.
b. Observasi
Observasi tersebut digunakan sebagai indikator hasil belajar kognitif siswa secara
klasikal dan dilakukan setelah pembelajaran selesai. Usaha yang dilakukan guru
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah mengusahakan
pemberian soal-soal yang berisi kemampuan pemecahan masalah dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa dan isinya pun disesuaikan
dengan materi yang dipelajari.
c. Refleksi
Refleksi adalah mengkaji kembali semua kegiatan yang telah dilakukan pada
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Hasil refleksi kemudian digunakan untuk
mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan mencapai sasaran.
d. Evaluasi
Guru memegang faktor strategis dalam pembelajaran, guru sebagai pembimbing, sumber dan
sekaligus sebagai model dalam pembelajaran (Sulfemi, 2019). Guru melaksanakan tugasnya
secara profesional dan mampu melakukan modifikasi rancangan, proses dan pelaksanaan
pengajaran yang meningkatkan minat siswa dengan senantiasa mengapresiasi kreasi dan
memotivasi siswa untuk berinovasi Sulfemi, (2019); Sulfemi, (2018). Siswa merasa bebas dan
terarah mengimplementasikan pembelajaran yang diperoleh, nyaman, aktif dan berhasil dalam
mengimplementasikan tujuan pembelajaran (M. M. Siahaan, 2021). Pengelolaan kelas,
pemanfaatan lingkungan sekitar dan seluruh komponen baik dari dalam maupun luar diri anak
adalah untuk belajar yang menyenangkan dan bermakna.
Jurnal pendukung:
(https://media.neliti.com/media/publications/450681-none-f3d6fc25.pdf)
(https://jurnal.albidayah.id/home/article/view/109/106)