No Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
1. Dokter
PETUGAS 2. Bidan
3. Perawat
1. Tensi meter
2. Stetoskop
PERALATAN
3. Pen light / center
4. Kapas
1. DEFINISI
PROSEDUR
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
mycobacterium leprae yang menyerang kulit dan saraf tepi pada
pemeriksaan kerokan telinga secara mikroskopis ditemukan BTA positif.
2. GAMBARAN KLINIS
2.1. Kelainan kulit yang khas untuk lepra antara lain berupa perubahan
warna kulit (akromia) berupa hiper/hipopigmentasi; hilangnyadaya
rasa terhadap nyeri raba, dan perubahan suhu; rambut rontok
(terutama alis) dan anhidrosis. Selain itu terjadi atrofi otot lurik
terutama di telapak tangan (m.interoseus) dan di tungkai bawah.
2.2. Dikenal 2 bentuk klasik lepra yaitu tipe tuberkuloid (TT) dan tipe
lepromatosa (LL). Diantara kedua spektruum ini ditemukan bentuk
antara (borderline) : BB, LL, dan BL. Bentuk BB disebut juga
bentuk midborderline. Pada bentuk TT umumnya ditemukan satu
atau dua makula dengan infiltrat dipinggirnya, dan daerah mati rasa
Dilarang mengubah dan menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representatif dan Kepala puskesmas Tirto II
yang berbatas jelas. Bentuk ini respon immunologi tinggi sehingga
pada pemeriksaan bakteriologi jarang ditemukan kumannya
(pausibasiler). Sementara pada bentu LL biasanya terdapat banyak
makula atau infiltrat dengan batas mati rasa yang tidak tegas. Pada
tipe ini respon immunologinya rendah dan secara mikroskopi
ditemukan banyak kuman (multibasiler).
2.3. Reaksi kusta adalah reaksi immunopatologik yang dalam episode
akut memberikan tanda prodromal yang hebat (demam, malaise).
Reaksi ini juga menyebabkan meluasnya kelainan atau
menimbulkan bentuk-bentuk ruam (efloresensi) yang baru dan
berbeda dari yang ada. Ruam yang paling terkenal ialah eritema
nodosum leprosum (ENL). Pada ENL ini suhu badan meningkat dan
ditemukan beberapa nodulus yang sangat nyeri di tungkai atas atau
bawah.
3. PENATALAKSANAAN
3.1. Karena daya rasa penderita hilang, maka mereka perlu berhati-hati
atau dilindungi terhadap benda-benda tajam, benda panas atau api.
3.2. Prinsip terapi kusta ialah multidrug treatment (MDT) dengan
dapson (DDS), rifampisin dan klofazimin.
3.3. Rehabilitasi diperlukan bagi penderita yang menunjukkan kelainan
permanen (claw hand, drop foot, dll). Saat ini pusat rehabilitasi
lepra terdapat di Tangerang, Jepara,Palembang,dan Makasar,
Dilarang mengubah dan menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representatif dan Kepala puskesmas Tirto II