Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN RANGE OF

MOTION (ROM) PASIF PADA NY. M DI WISMA MAWAR


UPT PSTW JEMBER

TUGAS

Oleh:
Karina Diana Safitri, S.Kep
NIM 132311101019

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN RANGE OF


MOTION (ROM) PASIF PADA NY. M DI WISMA MAWAR
UPT PSTW JEMBER

TUGAS

Disusun untuk memenuhi laporan akhir Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Gerontik

Oleh:
Karina Diana Safitri, S.Kep
NIM 132311101019

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada
pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Sehingga akibat
penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah tersebut, bagian otak tertentu
berkurang bahkan terhenti suplai oksigennya sehingga menjadi rusak bahkan mati.
Akibatnya timbullah berbagai macam gejala sesuai dengan daerah otak yang
terlibat, seperti wajah lumpuh sebelah, bicara pelo (cedal), lumpuh anggota gerak,
bahkan sampai koma dan dapat mengancam jiwa.

Penderita stroke di Indonesia sekarang ini memang semakin banyak, hal


tersebut dikarena beberapa faktor. Untuk pemulihan penyakit stroke sendiri
memang dibutuhkan waktu yang cukup lama dan juga melalui beberapa tahap. Di
Indonesia sendiri penyakit stroke menduduki peringkat pertama penyebab
kematian sehingga memang sangat ditakuti oleh sebagian besar orang. penyebab
dari penyakit stroke sendiri bukanlan virus maupun bakteri tetapi adanya dua
faktor seperti faktor medis dan faktor resiko perilaku.
Faktor medis sendiri seperti adanya beberapa penyakit lain seperti
diabetes, jantung, migraine, tekanan darah tinggi dan yang lainnya, selain itu bisa
juga dikarenakan keturunan serta kondisi dan suasana hati yang tidak baik / stress.
Sedangkan untuk faktor resiko perilaku adalah karena pola hidup yang tidak sehat
seperti sering menkonsumsi minuman beralkohol, makanan siap saji, makanan
instan, obesitas dan yang lainnya. Orang yang memiliki berat badan berlebih /
obesitas memang memiliki resiko terserang stroke lebih besar oleh karena itu
menjaga berat badan tubuh merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan untuk
mencegah stroke.
Latihan pemulihan stroke sangatlah penting dilakukan oleh penderita
stroke karena umumnya walaupun telah dinyatakan telah sembuh, namun ada
beberapa anggota badan seperti kaki dan tangan yang masih belum bisa berfungsi
dengan normal. Pada saat seperti itu perlu dilakukan rehabilitasi dan latihan
pemulihan stroke.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 18 September 2017 oleh
mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Jember, Terdapat 18 lansia di
Wisma Mawar, salah satunya Ny. M dengan pasca strok. Hasil pengkajian
didapatkan data TD 160/90 mmHg, Nadi 90x/menit dan RR 20x/menit. Klien
mengeluhkan susah menggerakkan ekstremitas yang mengalami kelumpuhan.
Klien mengatakan pahanya seperti lengket dikasur sehingga susah untuk diangkat
atau bergeser tempat. Klien mengalami kesusahan dalam melakukan kegiatan
sehari-hari seperti berpindah tempat, sholat, dan mandi. Adanya masalah tersebut
mendorong penulis untuk melakukan latihan ROM pasif pada Ny. M di Wisma
Mawar UPT PSTW Jember.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam kegiatan
yang akan dilakukan ini adalah ROM pasif pada Ny. M di Wisma Mawar UPT
PSTW Jember?

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Pelatihan Range Of Motion ini bertujuan untuk mengurangi kekakuan pada
sendi dan kelemahan pada otot yang dapat dilakukan secara aktif maupun pasif
tergantung dengan keadaan pasien serta meningkatkan atau mempertahankan
fleksibilitas dan kekuatan otot pada Ny. M di Wisma Mawar UPT PSTW Jember.

2.1.2 Tujuan Khusus


1. Klien mampu memelihara dan mencegah penurunan fungsi pada
persendiannya.
2. Klien mampu memelihara dan meningkatkan pergerakan sendi.
3. Klien mampu merangsang sirkulasi darah.
4. Klien mampu memelihara dan meningkatkan kekuatan otot ekstremitas
bawah
2.2 Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang latian gerak Range Of Motion pada Ny.
M
2. Menambah keterampilan mahasiswa dan lansia dalam mempraktikan
rehabilitasi range of motion Ny. M dengan tepat di Wisma Mawar UPT
PSTW, Jember
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan
saraf/deficit neurologic akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak.
Secara sederhana stroke didefinisi sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai
darah ke otak karena sumbatan atau perdarahan, dengan gejala lemas / lumpuh
sesaat atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian. Stroke bisa
berupa penyumbatan (iskemik) maupun perdarahan (hemoragik).
Stroke iskemik terjadi karena aliran darah ke otak terhenti karena
aterosklerotik atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah
melalui proses aterosklerosis. Pada stroke pendarahan (hemoragik), pembuluh
darah pecah sehingga aliran darah menjadi tidak normal, dan darah yang keluar
merembes masuk ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Meskipun
berbeda, namun keduanya sama-sama menyebabkan berkurangnya pasokan
oksigen dan nutrisi penting ke otak yang berakibat kematian sel-sel otak sebelum
beberapa menit. Kondisi itulah yang menjadi awal munculnya berbagai gangguan
syaraf pada penderita. Akibat dari gejala stroke adalah kesulitan menggerakkan
anggota badan, kesulitan bicara, kesulitan memahami pembicaraan orang,
kelumpuhan, atau bahkan kematian.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Rehabilitasi dan latihan ROM (Range Of Motion) merupakan salah satu terapi
lanjutan pada pasien stroke setelah fase akut telah lewat dan memasuki fase
penyembuhan. Latihan ini diharapkan bisa menstabilkan neurologis hemodinamik
yang dapat mempengaruhi neuroplastik sehingga memungkinkan perbaikan fungsi
sensorimotorik untuk melakukan pemetaan ulang di area otak yang mengalami
kerusakan. Dengan stimuli dari latihan ROM ini bekuan darah yang menyumbat
pembuluh darah ke otak bisa terpecah dan area otak yang mengalami peri-infark
bisa pulih kembali serta pemetaan ulang di area otak ini bisa mengembalikan
fungsi otak walaupun tidak kembali secara normal. Dengan serangkaian latihan
yang ditingkatkan diharapkan dapat menghasilkan hasil yang lebih baik.
Proses kontraksi otot terjadi akibat dari interaksi antara actin dan myosin,
sehingga otot mampu berkontraksi. Otot bekerja dengan cara berkontraksi
sehingga otot akan memendek, mengeras dan bagian tengahnya menggelembung
(membesar). Karena memendek maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan
tertarik atau terangkat. Keadaan ini dikenal dengan kekuatan otot. Strength otot
atau kekuatan otot merupakan sumber dasar dalam melakukan semua kegiatan
aktivitas kehidupan pasien.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Pelatihan Range Of Motion merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk
menangani penurunan gerak pada ekstremitas atas dan bawah bagian kanan Ny. M
Pelatihan tersebut diawali dengan bantuan penuh mahasiswa yang kemudian jika
klien telah dapat mandiri klien melaksanakan dengan instruksi mahasiswa dengan
diikuti juga oleh keluarga klien.
4.2 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran pada kegiatan kesehatan ini yaitu Ny. M di Wisma Mawar UPT
PSTW Jember.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : Demonstrasi
2. Landasan teori : Konstruktivisme
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Menagajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindakan lanjut

: Sasaran

: Pemateri

BAB V. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil Kegiatan


5.1.1 Evaluasi Struktur
a. Kegiatan ROM dilakukan pada hari Sabtu tanggal 20 September
2017 pukul 10.05-10.25 WIB.
b. Pemateri menuju tempat dilakukannya kegiatan ROM di Wisma
Mawar UPT PSTW Jember pada pukul 07.00 WIB. Acara dimulai
pada mulai pukul 10.05 WIB.
c. Persiapan lain yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan
untuk kegiatan ROM, seperti spignomanometer, dan stetoskop
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

d. Persiapan kegiatan ROM terdiri atas preplanning (Bab I-IV), SAP,


SOP, leaflet, lembar daftar hadir, dan berita acara.
e. Pemateri mampu menyiapkan diri untuk bersikap empati, netral,
menghargai, dan caring pada klien.
f. Pemateri telah melakukan pengkajian yang akurat dari berbagai
sumber (klien, teman klien) sebagai data dasar sebelum memulai
proses kegiatan ROM.
g. Klien menyatakan bersedia mengikuti proses kegiatan ROM.
h. Telah terbina mutual relationship dan trust relationship antara
klien dan pemateri.
5.1.2 Evaluasi Proses
Selama proses kegiatan berjalan dengan lancar dan dengan durasi
waktu yang sesuai perencanaan yaitu 20 menit. Hal ini karena klien
bersikap kooperatif sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
5.1.3 Evaluasi Hasil
a. Kegiatan ROM dihadiri oleh 3 orang yang terdiri atas 1 lansia
(klien dan teman sekamar klien), dan 2 mahasiswa P2N
Universitas Jember.
b. Klien tampak antusias mengikuti petunjuk pemateri saat kegiatan
ROM.
c. Lansia mengikuti semua rangkaian kegiatan ROM mulai dari awal
sampai akhir.
d. Lansia aktif menjawab saat kegiatan ROM.

5.2 Faktor Pendorong


5.2.1 Dukungan dari staf dan koordinator Wisma Mawar UPT PSTW
Jember, yang menyambut baik dan memberikan izin dengan adanya
kegiatan ROM pada klien di Wisma Teratai UPT PSTW Jember.
5.2.2 Klien antusias untuk mengikuti kegiatan ROM.
5.2.3 Mahasiswa P2N lainnya membantu pelaksanaan kegiatan ROM,
seperti menjadi fasilitator dan dokumentasi.

5.3 Faktor Penghambat


5.3.1 Adanya kendala pada klien yang saat akan dilaksanakan kegiatan
ROM, ekstremitas bagian bawah klien tidak dapat dilakukan ROM
pada bagian jari-jari dikarenakan klien terkena kutu air.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil evaluasi kegiatan latihan rentang gerak Ny. M
memahami manfaat dari latihan. Rehabilitasi dan latihan ROM (Range Of Motion)
merupakan salah satu terapi lanjutan pada pasien stroke setelah fase akut telah
lewat dan memasuki fase penyembuhan. Latihan ini diharapkan bisa menstabilkan
neurologis hemodinamik yang dapat mempengaruhi neuroplastik sehingga
memungkinkan perbaikan fungsi sensorimotorik untuk melakukan pemetaan
ulang di area otak yang mengalami kerusakan. Dengan stimuli dari latihan ROM
ini bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah ke otak bisa terpecah dan area
otak yang mengalami peri-infark bisa pulih kembali serta pemetaan ulang di area
otak ini bisa mengembalikan fungsi otak walaupun tidak kembali secara normal.
Dengan serangkaian latihan yang ditingkatkan diharapkan dapat menghasilkan
hasil yang lebih baik.

6.2 Saran
6.2.1 Bagi Sasaran
Lansia dalam hal ini adalah Ny. M di Wisma Mawar UPT PSTW
Jember diharapkan dapat melakukan kegiatan ROM dengan bantuan
perawat atau antar teman sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan dan pencegahan terjadinya masalah kesehatan pada lansia
khususnya hipertensi, misalnya dengan melakukan ROM seminggu 2
kali.
6.2.4 Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan dalam hal ini adalah perawat di UPT PSTW
Jember diharapkan dapat lebih mengaktifkan pelayanan kesehatan
lansia melalui pemeriksaan rutin kepada seluruh lansia di UPT PSTW
Jember dengan cara mengadakan kegiatan ROM pada lansia dengan
hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

Lingga, Lanny. 2013. All About Stroke Hidup sebelum dan pasca Stroke, Jakarta:
PT.Elex Media Kompitindo.

Pujiastuti,Ratna. 2011. Penyakit pemicu stroke, Yogyakarta : Nuha medika.

Sofwan, Rudianto. 2010. Stroke dan rehabilitasi pasca-Stroke, Jakarta: PT Bhuana


Ilmu Populer
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

Sherwood, L., 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Pembuluh Darah dan
Tekanan Darah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 297-340

Wardhana, Wisnu. 2011. Strategi mengatasi dan bangkit dari stroke, Yogyakarta :
Pustaka pelajar

S. Wiwit. 2010. Stroke dan penanganannya, Yogyakarta : Katahari.

Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Satuan Prosedur Operasional (SPO)
Lampiran 5 : Materi
Lam[iran 6 : Leaflet
Lampiran 7 : Dokumentasi

Pemateri,

Karina Diana Safitri, S.Kep


NIM 132311101019
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

BERITA ACARA

Pada hari ini, 20 September 2017 jam 10.05 s/d 10.20 WIB bertempat di Wisma
Mawar UPT PSTW Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan
Pemberian Terapi ROM oleh Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas
Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 3 orang (daftar hadir terlampir.

Jember, 20 September 2017

Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
PSIK Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

DAFTAR HADIR
Kegiatan Pemberian Terapi ROM oleh Mahasiswa Program Profesi Ners
Universitas Jember. Pada hari ini, 20 September 2017 jam 10.05 s/d 10.20 WIB
bertempat di Wisma Mawar UPT PSTW Jember Propinsi Jawa Timur.

Jember, 20 September 2017

Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
PSIK Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

Lampiran 3: SOP

PIJAT JAWA TRADISIONAL


( ROM)
PSIK UNIVERSITAS
JEMBER

NO NO
HALAMAN
DOKUMEN REVISI
PROSEDUR TETAP
TANGGAL
DITETAPKAN OLEH
TERBIT
Terapi komplementer untuk memperbaiki kondisi
tubuh yang mengalami sakit terutama otot dan
1. PENGERTIAN
sendi yang mengalami kekakuan akibat aktivitas
yang berlebih atau cedera
a. Mencegah dan memperbaiki kondisi otot,
kondisi tulang, dan kondisi persendian
2. TUJUAN
b. Mencegah masalah terkait dengan
kardiovaskuler, pernafasan, dan metabolik
Pasien dengan kekakuan otot dan sendi atau
3. INDIKASI
cedera olahraga.
4. KONTRAINDIKASI -
a. Klien diberitahu tindakan yang akan dilakukan
b. Posisi klien disesuaikan dengan terapi yang
akan dilakukan
5. PERSIAPAN PASIEN
c. Ruangan yang tenang, bersih, cukup ventilasi,
pencahayaan dan suhu yang nyaman (Tidak
Panas)
a. Tempat tidur
6. PERSIAPAN ALAT
b. Minyak zaitun.
7. CARA BEKERJA a. Kaji kemungkinan adanya nyeri pada bagian
otot atau sendi tertentu
b. Susun jadwal program terapi : 2 X seminggu
c. Anjurkan klien atau care giver dalam keluarga
untuk melakukan terapi secara perlahan
d. Pada titik yang mengalami tahanan, lakukan
dengan hati-hati dan berhenti jika klien
mengekspresikan rasa nyeri
e. Jaga privasi klien
f. Mulai terapi dari bagian atas hingga bagian
bawah, dengan rangkaian gerakan sebagai
berikut:
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

1. Bagian leher
2. Bagian lengan
3. Bagian Pergelangan tangan
4. Bagian Punggung Atas
5. Bagian Punggung Bawah
6. Bagian Kaki
a. Klien merasa badan terasa fit dan sendi-sendi
tidak kaku
b. Klien tidak mengalami nyeri saat melakukan
8. HASIL
gerakan terapi
c. Klien tidak mengalami gangguan kelenturan
sendi, tonus, dan kekuatan otot

Lampiran 4: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

JUDUL SOP:

LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM)

NO DOKUMEN: NO REVISI: I HALAMAN:


PROSEDUR
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:
TETAP

1. PENGERTIAN Latihan range of motion (ROM)


adalah latihan dengan
menggerakkan semua persendian
sehingga mencapai rentangan penuh
tanpa menyebabkan rasa nyeri.

2. TUJUAN 1. Untuk memelihara dan


mencegah penurunan fungsi
pada persendian.
2. Untuk memelihara dan
meningkatkan pergerakan sendi.
3. Untuk merangsang sirkulasi
darah.
4. Untuk mencegah kelainan
bentuk (deformitas) pada
persendian.
5. Untuk memelihara dan
meningkatkan kekuatan otot.

3. INDIKASI Latihan ROM pasif: Responden


yang tidak mampu untuk
menggerakkan bagian tubuh secara
aktif seperti koma, lumpuh atau
istirahat total.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

4. KONRAINDIKASI 1. Memiliki riwayat penyakit


jantung dan nafas.
2. Gangguan jaringan ikat.

5. PERSIAPAN KLIEN 1. Berikan salam, perkenalkan diri


Anda dan identifikasi responden
dengan memeriksa identitas
responden secara cermat.
2. Jelaskan tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan,
berikan kesempatan pada
responden untuk bertanya dan
jawab seluruh pertanyaan
responden.

3. Atur posisi responden sehingga


merasakan aman dan nyaman.

6. PERSIAPAN ALAT Lotion/ baby oil

7. TAHAP KERJA:

1. Beri tahu responden bahwa tindakan akan segera dimulai.


2. Cuci tangan.
3. Usapkan lotion pada tangan.
4. Posisikan responden senyaman mungkin

A. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas


1. Fleksi dan ekstensi sendi bahu
a. Tangan satu penolong memegang siku, tangan yang lain
memegang lengan.
b. Luruskan siku, naikkan dan turunkan lengan dengan siku tetap
lurus.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

2. Fleksi dan ekstensi siku


Pegang lengan atas dengan tangan satu , tangan yang lainnya
menekuk dan meluruskan siku.

3. Gerakan memutar pergelangan tangan


a. Pegang lengan dengan tangan satu dan tangan yang lain memegang
telapak tangan klien.
b. Putar pergelangan tangan klien kearah luar (terlentang) dan kearah
dalam (telungkup)

4. Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan


a. Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan lainnya
memegang pergelangan tangan
b. Tekuk pergelangan tangan ketas dan kebawah
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

5. Gerakan memutar ibu jari


Pegang telapak tangan dan keempat jari dengan satu tangan , tangan
yang satunya memutar ibu jari tangan

6. Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan


Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan lainnnya
menekuk dan meluruskan jari-jari tangan.

B. Latihan Pasif dengan Anggota Gerak Bawah


1. Fleksi dan ekstensi lutut dan panggul
a. Letakkan satu tangan di bawah lutut responden dan tangan yang
lainnya di bawah mata kaki responden.
b. Angkat kaki dan bengkokkan lutut.
c. Gerakkan lutut ke atas menuju dada sejauh mungkin.
d. Kembalikan lutut ke bawah, tegakkan lutut dan rendahkan kaki
sampai pada kasur.
e. Ulangi latihan kurang lebih sampai 3 kali.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

(a)
(b)
2. Abduksi dan adduksi panggul
a. Letakkan satu tangan di bawah lutut responden dan tangan yang
lainnya di pergelangan kaki responden.
b. Kaki lurus ditempat tidur kemudian pindahkan kaki ke luar ke arah
tepi tempat tidur.
c. Pindahkan kaki ke arah tengah tempat tidur.
d. Ulangi latihan kurang lebih sampai 3 kali.
n

3. Rotasi internal dan eksternal panggul


a. Letakkan satu tangan di bawah lutut responden dan tangan yang
lainnya di telapak kaki responden.
b. Angkat kaki dan putar kaki ke dalam dan keluar.
c. Ulangi latihan kurang lebih sampai 3 kali.

(a) (b)

(d)
(c)
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

4. Dorsofleksi pergelangan kaki


a. Letakkan satu tangan di bawah tumit responden dan tangan lainnya
di kaki responden.
b. Tekan telapak kaki pasien dengan menggunakan lengan bawah
peneliti.
c. Ulangi latihan kurang lebih sampai 3 kali.

(a) (b)

5. Plantarfleksi pergelangan kaki


a. Letakkan satu tangan di bawah tumit responden dan tangan lainnya
di punggung kaki responden.
b. Dorong punggung kaki responden ke arah bawah.
d. Ulangi latihan kurang lebih sampai 3 kali.

6. Inversi dan eversi pergelangan kaki


a. Letakkan kedua tangan di kaki responden.
b. Gerakan telapak kaki ke arah dalam dan luar
c. Ulangi latihan kurang lebih sampai 3 kali.

(a) (b)

7. Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki


a. Letakkan satu tangan di pergelangan kaki responden dan tangan
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

lainnya di jari-jari kaki responden.


b. Tekuk jari-jari kaki ke arah bawah dan ke atas.
c. Ulangi latihan kurang lebih sampai 3 kali.

(a) (b)
8. Abduksi dan adduksi jari-jari kaki
a. Pegang jari-jari kaki dengan menggunakan kedua tangan.
b. Regangkan jari-jari kaki dan kembalikan jari-jari kaki ke posisi
menutup.
c. Ulangi latihan kurang lebih sampai 3 kali.

(a) (b)
9. Gerakan ROM Pasif yang dapat dilakukan dari gerakan shalat
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

5. Rapikan responden ke posisi semula.


6. Beri tahu bahwa tindakan sudah selesai.
7. Bereskan alat-alat yang telah digunakan.
8. Kaji respon responden (subyektif dan obyektif).
9. Berikan reinforcement positif pada responden.
10. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
11. Akhiri kegiatan dengan baik.
12. Cuci tangan.

8. HASIL

Dokumentasikan tindakan:

1. Respon responden selama pemberian latihan range of motion (respon


subyektif dan obyektif).
2. Tanggal dan waktu pelaksaan tindakan.
3. Nama dan paraf peneliti.

9. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Gerakkan setiap sendi melalui ROM kurang lebih 8 kali terus menerus
secara teratur dan perlahan-lahan. Hindarkan pergerakan yang berlebihan
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

dari persendian pada saat latihan ROM. Hindarkan tekanan yang kuat
pada saat pergerakan.
2. Hentikan pergerakan apabila ada nyeri.

8. HASIL

Dokumentasikan tindakan:

4. Respon responden selama pemberian latihan range of motion (respon


subyektif dan obyektif).
5. Tanggal dan waktu pelaksaan tindakan.
6. Nama dan paraf peneliti.

9. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

3. Gerakkan setiap sendi melalui ROM kurang lebih 8 kali terus menerus
secara teratur dan perlahan-lahan. Hindarkan pergerakan yang berlebihan
dari persendian pada saat latihan ROM. Hindarkan tekanan yang kuat
pada saat pergerakan.
4. Hentikan pergerakan apabila ada nyeri.
Lampiran 5: Materi
Stroke dan Rehabilitas Latihan Rentang Gerak Pasif
“Range Of Motion”

Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh


darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Sehingga akibat penyumbatan
maupun pecahnya pembuluh darah tersebut, bagian otak tertentu berkurang
bahkan terhenti suplai oksigennya sehingga menjadi rusak bahkan mati.
Akibatnya timbullah berbagai macam gejala sesuai dengan daerah otak yang
terlibat, seperti wajah lumpuh sebelah, bicara pelo (cedal), lumpuh anggota gerak,
bahkan sampai koma dan dapat mengancam jiwa.
Penderita stroke di Indonesia sekarang ini memang semakin banyak, hal
tersebut dikarena beberapa faktor. Untuk pemulihan penyakit stroke sendiri
memang dibutuhkan waktu yang cukup lama dan juga melalui beberapa tahap. Di
Indonesia sendiri penyakit stroke menduduki peringkat pertama penyebab
kematian sehingga memang sangat ditakuti oleh sebagian besar orang. penyebab
dari penyakit stroke sendiri bukanlan virus maupun bakteri tetapi adanya dua
faktor seperti faktor medis dan faktor resiko perilaku.
Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan
saraf/deficit neurologic akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak.
Secara sederhana stroke didefinisi sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai
darah ke otak karena sumbatan atau perdarahan, dengan gejala lemas / lumpuh
sesaat atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian. Stroke bisa
berupa penyumbatan (iskemik) maupun perdarahan (hemoragik).
Stroke iskemik terjadi karena aliran darah ke otak terhenti karena
aterosklerotik atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah
melalui proses aterosklerosis. Pada stroke pendarahan (hemoragik), pembuluh
darah pecah sehingga aliran darah menjadi tidak normal, dan darah yang keluar
merembes masuk ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.5 Stroke bisa
menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi,
sehingga ada kecenderungan mereka mudah marah dan selalu ingin menyendiri
meratapi nasib yang mereka alami. Pasien rehabilitasi pascastroke membutuhkan
desain ruangan yang dapat mengakomodasi kelemahannya baik dari segi fisik
berupa aksesibilitas maupun dari segi psikologis berupa ruangan terbuka yang
nyaman.
Penyakit stroke memiliki beberapa tingkatan penyakit sesuai dengan kondisi
dari pasien, terbagi menjadi6:
1. Kelompok ringan
Berupa gangguan pada syaraf perifir, keluhan penderita berkisar pada
pusing, nyeri wajah, otot kaku dan kesulitan tidur. Pada tahapan ini proses
pengobatannya berupa berobat jalan dengan beberapa kegiatan preventif.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

2. Kelompok sedang
Dalam tahap ini penderita mengalami kelumpuhan ringan, proses
pengobatannya berupa berobat jalan dengan beberapa kegiatan rehabilitasi dan
pengobatan.
3. Kelompok berat
Dalam kelompok ini, penderita mengalami kelumpuhan berat dan
mengarah pada kondisi cacat tubuh. Pada kasus ini penanganannya
membutuhkan waktu yang lama. Pengertian kelumpuhan yang terjadi pada
pasien pascastroke berdasarkan kelompok kondisinya adalah organ tubuh
tersebut tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
Jenis kelumpuhan sendiri terbagi menjadi:
a. Kelumpuhan ringan
Secara fungsional susunan syaraf atau organ tubuh masih bekerja hanya
terjadi kaku otot, kejang, sakit pinggang dan sebagainya.
b. Kelumpuhan sedang
Secara fungsional susunan syaraf mengalami gangguan, sehingga terjadi
gangguan pada organ tubuh misalnya pada kasus: mulut mencong,
gangguan tidur, sampai dengan gangguan lokomotrik.
c. Kelumpuhan Berat
Secara fungsional susunan syaraf terganggu, sehingga menyebabkan tidak
berfungsinya organ tubuh misalnya pada kasus lumpuh separuh tubuh atau
lumpuh total.
Rehabilitasi dan latihan ROM (Range Of Motion) merupakan salah satu terapi
lanjutan pada pasien stroke setelah fase akut telah lewat dan memasuki fase
penyembuhan. Latihan ini diharapkan bisa menstabilkan neurologis hemodinamik
yang dapat mempengaruhi neuroplastik sehingga memungkinkan perbaikan fungsi
sensorimotorik untuk melakukan pemetaan ulang di area otak yang mengalami
kerusakan. Dengan stimuli dari latihan ROM ini bekuan darah yang menyumbat
pembuluh darah ke otak bisa terpecah dan area otak yang mengalami peri-infark
bisa pulih kembali serta pemetaan ulang di area otak ini bisa mengembalikan
fungsi otak walaupun tidak kembali secara normal. Dengan serangkaian latihan
yang ditingkatkan diharapkan dapat menghasilkan hasil yang lebih baik. Proses
kontraksi otot terjadi akibat dari interaksi antara actin dan myosin, sehingga otot
mampu berkontraksi. Otot bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan
memendek, mengeras dan bagian tengahnya menggelembung (membesar). Karena
memendek maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan tertarik atau
terangkat. Keadaan ini dikenal dengan kekuatan otot. Strength otot atau kekuatan
otot merupakan sumber dasar dalam melakukan semua kegiatan aktivitas
kehidupan pasien.
ROM passive dapat juga dilakukan selama postur doa dengan bantuan
keluarga ataupun tenaga kesehatan. Postur ini termasuk membungkuk, sujud dan
duduk. Sebelum terhitung gerakan doa, penanda diletakkan di landmark anatomi
sebagai titik acuan untuk memfasilitasi. Penempatan goniometer dan sudut fleksi
pengukuran; ujung maleolus lateral, kepala fibula, kondilus lateral femur,
trokanter mayor femur, dan poin atas iliac crest yang melintasi garis tengah lateral
pelvis. Pengukuran dicatat selama tiga postur di doa; membungkuk (ruku '), sujud
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

(sujud), dan duduk (Jalsah). Teknik yang sama penempatan goniometer dan
merekam pengukuran selama ROM pasif penilaian yang digunakan untuk
merekam fleksi sendi sudut selama gerakan shalat.

Lampiran 6: Media (Leaflet)


Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

Lampiran 7: Dokumentasi

Gambar 1. Telah dilaksanakan kegiatan ROM pada Ny. M di Wisma Mawar UPT PSTW
Jember oleh Karina Diana Safitri, S.Kep Mahasiswa P2N
Universitas Jember

Gambar 1. Telah dilaksanakan kegiatan ROM pada Ny. M di Wisma Mawar UPT PSTW
Jember oleh Karina Diana Safitri, S.Kep Mahasiswa P2N
Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai