LPJ Rom
LPJ Rom
TUGAS
Oleh:
Karina Diana Safitri, S.Kep
NIM 132311101019
TUGAS
Oleh:
Karina Diana Safitri, S.Kep
NIM 132311101019
BAB 1. PENDAHULUAN
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Pelatihan Range Of Motion ini bertujuan untuk mengurangi kekakuan pada
sendi dan kelemahan pada otot yang dapat dilakukan secara aktif maupun pasif
tergantung dengan keadaan pasien serta meningkatkan atau mempertahankan
fleksibilitas dan kekuatan otot pada Ny. M di Wisma Mawar UPT PSTW Jember.
: Sasaran
: Pemateri
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil evaluasi kegiatan latihan rentang gerak Ny. M
memahami manfaat dari latihan. Rehabilitasi dan latihan ROM (Range Of Motion)
merupakan salah satu terapi lanjutan pada pasien stroke setelah fase akut telah
lewat dan memasuki fase penyembuhan. Latihan ini diharapkan bisa menstabilkan
neurologis hemodinamik yang dapat mempengaruhi neuroplastik sehingga
memungkinkan perbaikan fungsi sensorimotorik untuk melakukan pemetaan
ulang di area otak yang mengalami kerusakan. Dengan stimuli dari latihan ROM
ini bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah ke otak bisa terpecah dan area
otak yang mengalami peri-infark bisa pulih kembali serta pemetaan ulang di area
otak ini bisa mengembalikan fungsi otak walaupun tidak kembali secara normal.
Dengan serangkaian latihan yang ditingkatkan diharapkan dapat menghasilkan
hasil yang lebih baik.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Sasaran
Lansia dalam hal ini adalah Ny. M di Wisma Mawar UPT PSTW
Jember diharapkan dapat melakukan kegiatan ROM dengan bantuan
perawat atau antar teman sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan dan pencegahan terjadinya masalah kesehatan pada lansia
khususnya hipertensi, misalnya dengan melakukan ROM seminggu 2
kali.
6.2.4 Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan dalam hal ini adalah perawat di UPT PSTW
Jember diharapkan dapat lebih mengaktifkan pelayanan kesehatan
lansia melalui pemeriksaan rutin kepada seluruh lansia di UPT PSTW
Jember dengan cara mengadakan kegiatan ROM pada lansia dengan
hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Lingga, Lanny. 2013. All About Stroke Hidup sebelum dan pasca Stroke, Jakarta:
PT.Elex Media Kompitindo.
Sherwood, L., 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Pembuluh Darah dan
Tekanan Darah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 297-340
Wardhana, Wisnu. 2011. Strategi mengatasi dan bangkit dari stroke, Yogyakarta :
Pustaka pelajar
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Satuan Prosedur Operasional (SPO)
Lampiran 5 : Materi
Lam[iran 6 : Leaflet
Lampiran 7 : Dokumentasi
Pemateri,
BERITA ACARA
Pada hari ini, 20 September 2017 jam 10.05 s/d 10.20 WIB bertempat di Wisma
Mawar UPT PSTW Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan
Pemberian Terapi ROM oleh Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas
Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 3 orang (daftar hadir terlampir.
Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
PSIK Universitas Jember
DAFTAR HADIR
Kegiatan Pemberian Terapi ROM oleh Mahasiswa Program Profesi Ners
Universitas Jember. Pada hari ini, 20 September 2017 jam 10.05 s/d 10.20 WIB
bertempat di Wisma Mawar UPT PSTW Jember Propinsi Jawa Timur.
Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
PSIK Universitas Jember
Lampiran 3: SOP
NO NO
HALAMAN
DOKUMEN REVISI
PROSEDUR TETAP
TANGGAL
DITETAPKAN OLEH
TERBIT
Terapi komplementer untuk memperbaiki kondisi
tubuh yang mengalami sakit terutama otot dan
1. PENGERTIAN
sendi yang mengalami kekakuan akibat aktivitas
yang berlebih atau cedera
a. Mencegah dan memperbaiki kondisi otot,
kondisi tulang, dan kondisi persendian
2. TUJUAN
b. Mencegah masalah terkait dengan
kardiovaskuler, pernafasan, dan metabolik
Pasien dengan kekakuan otot dan sendi atau
3. INDIKASI
cedera olahraga.
4. KONTRAINDIKASI -
a. Klien diberitahu tindakan yang akan dilakukan
b. Posisi klien disesuaikan dengan terapi yang
akan dilakukan
5. PERSIAPAN PASIEN
c. Ruangan yang tenang, bersih, cukup ventilasi,
pencahayaan dan suhu yang nyaman (Tidak
Panas)
a. Tempat tidur
6. PERSIAPAN ALAT
b. Minyak zaitun.
7. CARA BEKERJA a. Kaji kemungkinan adanya nyeri pada bagian
otot atau sendi tertentu
b. Susun jadwal program terapi : 2 X seminggu
c. Anjurkan klien atau care giver dalam keluarga
untuk melakukan terapi secara perlahan
d. Pada titik yang mengalami tahanan, lakukan
dengan hati-hati dan berhenti jika klien
mengekspresikan rasa nyeri
e. Jaga privasi klien
f. Mulai terapi dari bagian atas hingga bagian
bawah, dengan rangkaian gerakan sebagai
berikut:
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017
1. Bagian leher
2. Bagian lengan
3. Bagian Pergelangan tangan
4. Bagian Punggung Atas
5. Bagian Punggung Bawah
6. Bagian Kaki
a. Klien merasa badan terasa fit dan sendi-sendi
tidak kaku
b. Klien tidak mengalami nyeri saat melakukan
8. HASIL
gerakan terapi
c. Klien tidak mengalami gangguan kelenturan
sendi, tonus, dan kekuatan otot
JUDUL SOP:
7. TAHAP KERJA:
(a)
(b)
2. Abduksi dan adduksi panggul
a. Letakkan satu tangan di bawah lutut responden dan tangan yang
lainnya di pergelangan kaki responden.
b. Kaki lurus ditempat tidur kemudian pindahkan kaki ke luar ke arah
tepi tempat tidur.
c. Pindahkan kaki ke arah tengah tempat tidur.
d. Ulangi latihan kurang lebih sampai 3 kali.
n
(a) (b)
(d)
(c)
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017
(a) (b)
(a) (b)
(a) (b)
8. Abduksi dan adduksi jari-jari kaki
a. Pegang jari-jari kaki dengan menggunakan kedua tangan.
b. Regangkan jari-jari kaki dan kembalikan jari-jari kaki ke posisi
menutup.
c. Ulangi latihan kurang lebih sampai 3 kali.
(a) (b)
9. Gerakan ROM Pasif yang dapat dilakukan dari gerakan shalat
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017
8. HASIL
Dokumentasikan tindakan:
1. Gerakkan setiap sendi melalui ROM kurang lebih 8 kali terus menerus
secara teratur dan perlahan-lahan. Hindarkan pergerakan yang berlebihan
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017
dari persendian pada saat latihan ROM. Hindarkan tekanan yang kuat
pada saat pergerakan.
2. Hentikan pergerakan apabila ada nyeri.
8. HASIL
Dokumentasikan tindakan:
3. Gerakkan setiap sendi melalui ROM kurang lebih 8 kali terus menerus
secara teratur dan perlahan-lahan. Hindarkan pergerakan yang berlebihan
dari persendian pada saat latihan ROM. Hindarkan tekanan yang kuat
pada saat pergerakan.
4. Hentikan pergerakan apabila ada nyeri.
Lampiran 5: Materi
Stroke dan Rehabilitas Latihan Rentang Gerak Pasif
“Range Of Motion”
2. Kelompok sedang
Dalam tahap ini penderita mengalami kelumpuhan ringan, proses
pengobatannya berupa berobat jalan dengan beberapa kegiatan rehabilitasi dan
pengobatan.
3. Kelompok berat
Dalam kelompok ini, penderita mengalami kelumpuhan berat dan
mengarah pada kondisi cacat tubuh. Pada kasus ini penanganannya
membutuhkan waktu yang lama. Pengertian kelumpuhan yang terjadi pada
pasien pascastroke berdasarkan kelompok kondisinya adalah organ tubuh
tersebut tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
Jenis kelumpuhan sendiri terbagi menjadi:
a. Kelumpuhan ringan
Secara fungsional susunan syaraf atau organ tubuh masih bekerja hanya
terjadi kaku otot, kejang, sakit pinggang dan sebagainya.
b. Kelumpuhan sedang
Secara fungsional susunan syaraf mengalami gangguan, sehingga terjadi
gangguan pada organ tubuh misalnya pada kasus: mulut mencong,
gangguan tidur, sampai dengan gangguan lokomotrik.
c. Kelumpuhan Berat
Secara fungsional susunan syaraf terganggu, sehingga menyebabkan tidak
berfungsinya organ tubuh misalnya pada kasus lumpuh separuh tubuh atau
lumpuh total.
Rehabilitasi dan latihan ROM (Range Of Motion) merupakan salah satu terapi
lanjutan pada pasien stroke setelah fase akut telah lewat dan memasuki fase
penyembuhan. Latihan ini diharapkan bisa menstabilkan neurologis hemodinamik
yang dapat mempengaruhi neuroplastik sehingga memungkinkan perbaikan fungsi
sensorimotorik untuk melakukan pemetaan ulang di area otak yang mengalami
kerusakan. Dengan stimuli dari latihan ROM ini bekuan darah yang menyumbat
pembuluh darah ke otak bisa terpecah dan area otak yang mengalami peri-infark
bisa pulih kembali serta pemetaan ulang di area otak ini bisa mengembalikan
fungsi otak walaupun tidak kembali secara normal. Dengan serangkaian latihan
yang ditingkatkan diharapkan dapat menghasilkan hasil yang lebih baik. Proses
kontraksi otot terjadi akibat dari interaksi antara actin dan myosin, sehingga otot
mampu berkontraksi. Otot bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan
memendek, mengeras dan bagian tengahnya menggelembung (membesar). Karena
memendek maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan tertarik atau
terangkat. Keadaan ini dikenal dengan kekuatan otot. Strength otot atau kekuatan
otot merupakan sumber dasar dalam melakukan semua kegiatan aktivitas
kehidupan pasien.
ROM passive dapat juga dilakukan selama postur doa dengan bantuan
keluarga ataupun tenaga kesehatan. Postur ini termasuk membungkuk, sujud dan
duduk. Sebelum terhitung gerakan doa, penanda diletakkan di landmark anatomi
sebagai titik acuan untuk memfasilitasi. Penempatan goniometer dan sudut fleksi
pengukuran; ujung maleolus lateral, kepala fibula, kondilus lateral femur,
trokanter mayor femur, dan poin atas iliac crest yang melintasi garis tengah lateral
pelvis. Pengukuran dicatat selama tiga postur di doa; membungkuk (ruku '), sujud
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017
(sujud), dan duduk (Jalsah). Teknik yang sama penempatan goniometer dan
merekam pengukuran selama ROM pasif penilaian yang digunakan untuk
merekam fleksi sendi sudut selama gerakan shalat.
Lampiran 7: Dokumentasi
Gambar 1. Telah dilaksanakan kegiatan ROM pada Ny. M di Wisma Mawar UPT PSTW
Jember oleh Karina Diana Safitri, S.Kep Mahasiswa P2N
Universitas Jember
Gambar 1. Telah dilaksanakan kegiatan ROM pada Ny. M di Wisma Mawar UPT PSTW
Jember oleh Karina Diana Safitri, S.Kep Mahasiswa P2N
Universitas Jember